Laman

Tuesday, May 8, 2012

Paradoks Perjalanan Waktu

Oleh: Maggie Gaster

Ide tentang perjalanan menembus waktu selalu dianggap sebagai sains fiksi. Einstein tidak tahu bahwa teori relativitas khususnya akan mengarah pada kemungkinan aktual perjalanan waktu. Bila kita dapat memulai perjalanan menembus waktu, dunia penuh kemungkinan akan terbuka. Kita bisa kembali ke masa lalu dan melihat semua kenyataan dibanding berspekulasi berdasarkan dokumentasi yang ditinggalkan orang-orang. Karena kita belum pernah menganggap perjalanan waktu sebagai sebuah kemungkinan, dunia akan seperti sekarang bila kita tidak melakukannya. “Menurut teori Relativitas Khusus Einstein, waktu melambat ketika sebuah objek mendekati kecepatan cahaya. Ini membawa banyak ilmuwan kepada keyakinan bahwa perjalanan yang lebih cepat dari kecepatan cahaya bisa membuka kemungkinan perjalanan waktu ke masa lalu dan masa depan.” (How Time Travel Will Work, Kevin Bonsor).

Sekarang ini para ilmuwan menggunakan temuan dan riset Einstein untuk menyelidiki black hole dan wormhole. Black hole adalah jalan masuk menuju wormhole dan mereka mengkondensasikan materi sampai sedemikian rupa sehingga cahaya sekalipun tidak dapat melarikan diri. Wormhole adalah seperti terowongan menembus lengkungan ruang dan waktu yang dapat membawa Anda menuju masa lalu, masa depan, atau tempat lain di alam semesta. Ilmuwan berpikir bahwa jika mereka dapat memanipulasi wormhole dan black hole, mereka dapat melintasinya. Walaupun kita belum punya informasi untuk melakukannya, di masa mendatang hal ini akan menjadi mungkin. Namun, seandainya ilmuwan memang berusaha menciptakan alat untuk perjalanan waktu, mereka mungkin memasuki beberapa paradoks umum yang telah digali oleh penulis-penulis sains fiksi dalam ceritanya. “Satu masalah bandel terkait perjalanan waktu adalah bahwa ia diperbelit dengan beberapa macam paradoks. Contoh, paradoks orang tanpa orangtua: Apa yang terjadi jika Anda kembali ke masa lalu dan kemudian membunuh orangtua Anda sebelum Anda terlahir? Jika orangtua Anda mati sebelum Anda lahir, maka bagaimana bisa Anda terlahir untuk membunuh mereka?” (Michio Kaku, Is Time Travel Possible?)


Diagram 1: Gambaran artistik dari paradoks waktu. Manusia bertopi aneh adalah penjelajah waktu.
(Gambar sepia: www.newyorker.com/images/2008/03/24/p465/080324_r17197_p465.jpg)

Diagram 2: Grafik paradoks kakek. (Diagram Paradoks Kakek: www.geocities.com/tiylaya/Rift_in_Time/grandfather_paradox3.gif)

Kembalinya orang-orang ke masa lalu dan mengubah masa depan dari masa lalu mungkin tidak akan terlalu membantu kemajuan ras manusia. Bisa saja itu sangat merusak karena bisa mengubah dunia yang kita kenal hari ini. Boleh jadi bila sesuatu diubah, seperti Anda mengatakan kepada pilot sebuah pesawat komersial besar bahwa Anda berasal dari masa depan, itu bisa membuat mereka marah dan menyebabkan mereka mencelakakan pesawat. Semua orang dalam pesawat akan mati, dan mereka tidak bisa melakukan sesuatu untuk membuat masa depan. Contohnya, Steve Jobs bisa saja berada di pesawat tersebut sebelum dia memulai Apple, lalu bagaimana dengan dunia? Tanpa ipod, bukan mac book, bagaimana CAT akan berfungsi?

Perjalanan waktu adalah wilayah yang belum digali saat ini karena kita belum bereksperimen dengannya sama sekali. Kita masih belum tahu apakah kita bisa terperangkap dalam paradoks atau tidak. Michio Kaku menggambarkan paradoks orang yang kembali ke masa lalu dan membunuh orangtuanya sendiri sebelum dirinya sempat hidup. Tapi bagaimana dia bisa membunuh mereka di masa lalu, bila dia tidak terlahir? Namun, teori lain mengenai paradoks adalah bahwa itu tidak mungkin terjadi karena alam semesta selalu mengkoreksi dirinya sendiri. “Sebuah pendekatan teknis yang menarik untuk memecahkan persoalan paradoks adalah prinsip self-consistency Novikov yang diajukan oleh Dr. Igor Novikov. Pada esensinya prinsip ini mengatakan bahwa paradoks tidak akan terjadi – mustahil menciptakan paradoks sekeras apapun Anda mencoba. Menurut pandangan ini, alam semesta “memperbaiki diri” dalam suatu cara. Bila Anda berupaya menembak kakek Anda, maka akan ada sesuatu yang keliru – Anda akan meleset, senapan Anda akan macet, dan lain-lain. Atau, seandainya Anda berhasil, Anda akan berpikir bahwa ayah Anda diadopsi; jadi dia masih bisa lahir dan masih bisa menikahi ibu Anda. Ini mengingatkan saya pada prinsip anthropic: beginilah alam semesta, karena jika tidak begini kita tidak akan di sini.” (www.horologystuff.com/time/travel/paradox.html) Ini membuktikan bahwa apa yang dikatakan Michio Kaku itu salah, dan juga membuktikan bahwa tak ada ilmuwan yang tahu pasti apa yang akan terjadi seandainya kita mampu kembali ke masa lalu. Mungkin itulah mengapa riset berjalan sedikit demi sedikit, sehingga kita tidak terburu-buru dan menciptakan bencana besar. Bila teori ini benar tentang alam semesta yang “memperbaiki diri”, maka akan lebih aman bagi kita untuk perlahan-lahan dalam perjalanan waktu. Kalau tidak, bisa berbahaya.

Teori lain yang bertentangan dengan teori Michio Kaku adalah bahwa Anda takkan pernah mampu mengejar aliran waktu. Anda tak bisa bergerak lebih cepat daripada aliran waktu, atau setidaknya, kita belum tahu bagaimana mengejarnya. “Mari kita pikirkan lebih jauh apa yang akan terjadi seandainya Anda kembali ke masa lalu dan membunuh diri Anda sendiri yang masih muda. Akankah Anda segera menghilang seperti dalam film-film? Jawabannya tidak. Aliran waktu adalah satu detik per detik. Perubahan yang dimulai di masa lalu harus bergerak lebih cepat daripada aliran waktu untuk mengejar diri Anda yang sekarang. Inilah mengapa mengubah masa lalu tidak mengubah masa depan.” (Michael Amaral, On the Feasibility of Time Travel and its Implications)(www.rosecroixjournal.org/issues/2004_vol_01/articles/vol1_01_09_amaral.pdf). Kutipan ini menawarkan alasan lebih ilmiah tentang mengapa ide Michio Kaku mengenai paradoks perjalanan waktu tidak akan bekerja. Ini lebih bertalian dengan teori Einstein tentang mengejar kecepatan cahaya. Anda harus mengubah masa lalu lebih cepat daripada aliran waktu, atau Anda takkan mampu mengejar diri Anda sendiri. Kebanyakan ide yang mendukung atau menentang paradoks perjalanan waktu dan efek merusak dari perjalanan waktu hanyalah spekulasi. Secara teoritis perjalanan waktu dapat dilakukan, namun kita tidak tahu apa akibat dari pengacauan waktu.

Kesimpulannya, persamaan Einstein untuk relativitas yang memungkinkan black hole, berkat pertolongan Karl Schwarzchild, adalah fondasi yang membuat perjalanan waktu menjadi mungkin. Fiksi menginspirasi para ilmuwan, yang bekerja untuk membuktikan bahwa perjalanan waktu adalah mungkin, untuk membawa ide itu lebih jauh. Jadi, secara teori adalah mungkin untuk masuk ke black hole, pintu masuk menuju wormhole, dan berjalan dari satu titik dalam struktur waktu menuju titik lain mendahului kecepatan cahaya. Ini dimungkinkan karena waktu melengkung ke dalam, dan ada beberapa titik yang saling berdekatan lantaran lengkungan tersebut. Bagaimanapun, sekalipun perjalanan waktu adalah mungkin, atau kelak kita akan paham bagaimana melintasi wormhole, barangkali ada beberapa resiko bila kita mengubah masa lalu. Satu peristiwa kecil di masa lalu yang diubah, barangkali dapat mengubah seluruh masa depan. Atau alam semesta memang mengkoreksi dirinya sendiri seperti dinyatakan Novikov. Jadi, walau kita tidak tahu seberapa besar resiko melakukan perjalanan waktu, sains membuktikan bahwa itu bisa dilakukan. Kita hanya belum bisa melakukannya, tapi di masa depan, kita mungkin mampu berjalan menembus waktu.

SUMBER: Sainstory - Sains Social History

No comments:

Post a Comment