Laman

Tuesday, May 8, 2012

Penelitian Ilmiah di Laut Selatan

Penelitian ilmiah yang dilakukan sejumlah geolog dari Indonesia dan Jepang pada 2002 di kawasan Laut Selatan—termasuk juga selatan Bali—telah mengungkap sisi lain di balik keberadaan kekuatan mistis. Hasil dari penelitian yang dikoordinasikan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) itu mengungkap fakta bahwa di dasar laut selatan Bali sampai ujung Jawa Barat ternyata terdapat palung-palung atau jurang-jurang yang sangat curam. Kedalaman palung-palung itu ada yang mencapai di atas 300 km.

Selain fakta itu, di kawasan tersebut juga ditemukan ratusan gunung berapi aktif. Keberadaan palung-palung yang amat dalam dan gunung berapi yang masih aktif itu, menurut para peneliti, merupakan akibat dari pergerakan terus-menerus kerak bumi yang ada di kedalaman dasar laut wilayah tersebut. Kondisi inilah yang juga menyebabkan banyaknya gempa di kawasan selatan Jawa. Dengan kondisi yang seperti itu, kata para peneliti, wajar saja jika kawasan Laut Selatan Jawa seringkali diguncang gempa bumi yang dahsyat.

Hasil penelitian tahun 2002 itu diperkuat oleh hasil ekspedisi Umitaka Maru pada akhir 2003 yang juga merupakan gabungan peneliti dari Indonesia dan Jepang. Ekspedisi yang bertujuan utama untuk mengeksplorasi kekayaan perikanan di Samudera Hindia itu membuktikan keberadaan palung-palung curam dan gunung berapi aktif di dasar Laut Selatan Jawa. Hasil rekaman sonar Kapal Umitaka Maru menunjukkan, pada kedalaman 0-3.000 m dari permukaan laut, dasar Laut Selatan Jawa dipenuhi tebing-tebing terjal dan palung curam sedalam 3.500 m. Palung dan tebing itu berada di sejumlah kawasan, mulai dari perairan Parigi, Pangandaran, sampai Cilacap. Rekaman sonar juga berhasil menemukan gunung laut yang menonjol hingga hampir mencuat ke permukaan laut. Gunung itu berada sekitar 120 mil laut atau 222,24 km dari daratan Cilacap dan ditemukan di kedalaman 3.000 m dengan tinggi sekitar 1.500 m.

Keberadaan palung-palung yang amat dalam serta gunung berapi—yang ketinggiannya melebihi tinggi gunung-gunung berapi di daratan Bali dan Jwa—itu juga telah membuat gelombang ombak di kawasan selatan Jawa dan Bali bisa berubah seperti magnet raksasa yang arus baliknya bisa menyedot apa saja yang berada di pantai kawasan tersebut. Kondisi gelombang ombak yang demikianlah yang sering membuat orang-orang yang tersedot gelombang Laut Selatan tak pernah ditemukan jasadnya.

Menurut Koran Tempo Online, hasil penelitian terakhir pada geolog Indonesia dan Jepang—yang sebenarnya ditujukan untuk mengungkap adanya potensi emas serta minyak di kawasan itu—bahkan berhasil menemukan adanya jurang-jurang di kawasan Laut Selatan di Jawa Barat yang memiliki kedalaman lebih dari 100 km. Sebelumnya, sejumlah geolog negeri kita telah mampu mengidentifikasi adanya pasir besi sangat tebal yang memanjang dari pantai selatan di ujung Jawa Barat sampai ke laut selatan di dekat Bali. Tebalnya pasir besi itu merangsang ion-ion positif di atmosfer untuk berekasi dan pada akhirnya timbullah petir.

Dilihat dari sudut pandang geopatis (cabang ilmu yang mempelajari energi di dasar bumi dan pengaruhnya pada tubuh manusia), sebuah wilayah yang kedalaman tanahnya selalu bergerak, serta mempunyai jurang-jurang, pada hakikatnya merupakan kawasan yang mendapat gelombang elektromagnetik sangat kuat, serta mampu mengacaukan metabolisme fisik ataupun psikis manusia. Orang-orang yang tinggal di dalam sebuah rumah yang di kedlaman tanahnya terdapat jurang, bisa jadi akan menderita sakit akibat kekacauan metabolisme tubuhnya. Secara geopatis pula, daya gravitasi bumi di sebuah daerah yang berselimut pasir besi cenderung lebih kuat jika dibandingkan dengan kawasan lain yang tak memiliki pasir besi.

Kuatnya gravitasi bumi dan besarnya kekuatan gelombang elektromagnetik yang dipancarkan dari kerak bumi pada akhirnya berakumulasi serta menyebabkan timbulnya energi fisis bumi yang amat besar.

(Sumber: Haris Firdaus, “Misteri-misteri Terbesar Indonesia”, Solo: Katta, Cet. I, Desember 2008, hal. 158-159)

SUMBER: Sainstory - Sains Social History

1 comment:

  1. Saya baru membaca artikel ini dan menemukan beberapa kejanggalan. Seperti yang anda sebutkan mengenai kedalaman palung di laut selatan mencapai di atas 300 km (paragraf pertama) dan Laut Selatan di jawa Barat yang memiliki kedalaman lebih dari 100 km, saya tidak dapat menemukan referensi mengenai itu.

    Sepanjang pengetahuan saya, tempat terdalam di bumi adalah Palung Mariana (bagian Challenger Deep) berjarak sekitar 11000 meter (11 km) dari permukaan laut, dan tempat tertinggi di bumi berada di Puncak Everest sekitar 9000 meter (9 km) dari permukaan laut.

    Jadi kedalaman 300 km dan 100 km menurut saya menjadi kurang tepat. Semoga sharing saya ini bermanfaat dan mohon maaf jika kurang berkenan.

    Warmly regards,
    Danang

    ReplyDelete