Siapa pun yang tidak terguncang akal budinya oleh teori kuantum tidak memahaminya (Niels Bohr)

  
 
David Bohm
  


Erwin Schrödinger
Kucing Schroedinger: mati atau hidup?
Selanjutnya, teori Bohm tentang gelombang kedua memang lebih cepat dari cahaya. Semakin jauh rambatannya, ia bukannya melemah melainkan menembus seluruh alam semesta secara cepat. Gelombang cahaya ini sekaligus berperan sebagai suatu penuntun bagi gerakan foton. Itulah sebabnya gelombang kedua Bohm disebut suatu "gelombang pemandu".
Teori David Bohm menjelaskan secara sempurna paradoks-paradoks ilmu fisika kuantum. Tapi teori ini memperkenalkan suatu gelombang yang lebih cepat dari cahaya. Konsep ilmiah ini memperkenalkan juga beberapa mekanisme yang tersembunyi untuk menetapkan arah tujuan gelombang itu, yaitu, untuk menciptakan suatu "ketertiban yang melibatkan (implicate order)". Gagasan Bohm tentang gelombang yang melebihi kecepatan cahaya mengganggu pikiran banyak fisikawan yang berpegang pada teori relativitas Einstein bahwa unsur paling cepat dalam alam semesta adalah cahaya.
Penafsiran tentang sejarah yang berganti-ganti
Meski sangat berbeda, penafsiran ini mirip penafsiran tentang banyak dunia. Penafsiran tentang sejarah yang berganti-ganti bersikukuh bahwa hanya hasil terakhir itulah dunia sesungguhnya; realitas-realitas lain yang di dalamnya kita ada sebenarnya tidak ada. Ini menyiratkan bahwa realitas-realitas itu "ambruk".
Penafsiran tentang pembalikan waktu
Penafsiran ini memberi penjelasan rasional tentang hasil percobaan melalui celah ganda. Mengapa satu partikel yang ditembakkan melalui satu celah saja bisa muncul pada dua tempat di layar monitor?
Penafsiran yang menjawab pertanyaan tadi berasal dari Richard Feynman (1918-1988). Dia seorang jenius yang mengembangkan suatu pendekatan baru terhadap mekanika kuantum. Prestasi puncak yang diresmikannya adalah suatu cabang ilmu fisika kuantum bernama Elektrodinamika Kuantum, teori ilmiah paling cermat yang pernah digagaskan. Dia juga mengembangkan Diagram Feynman, yang menandakan interaksi dua partikel sebagai pertukaran suatu zarah ketiga. Diagram ini menunjukkan waktu pada satu sumbu dan ruang pada sumbu lain; interaksi kedua partikel tadi bisa dipandang sebagai terjadi baik ke arah depan maupun ke arah belakang dalam waktu.
Suatu contoh yang memakai sebuah elektron bisa menjelaskan Diagram Feynman. Dalam perjalannya dari titik A ke titik B, sebuah elektron bisa bertabrakan dengan sebuah foton. Dalam diagramnya, tabrakan ini bisa digambarkan sebagai mengirimkan elektron itu ke arah belakang tidak hanya dalam ruang tapi juga dalam waktu. Kemudian, elektron itu bertabrakan dengan foton yang lain, yang menggerakkannya ke arah depan sekali lagi dalam waktu, tapi mengikuti suatu arah yang berbeda dalam ruang. Dengan cara ini, elektron itu bisa ada dalam dua tempat sekaligus.
Tidak diragukan lagi bahwa suatu diagram Feynman menawarkan cara yang paling gampang untuk meramalkan hasil suatu percobaan subatomik. Banyak fisikawan sudah melihat kehebatan alat ini dan mengambil langkah berikut: mereka mengajukan argumen bahwa perjalanan menembus waktu (time travel) ke arah belakang - ke masa lampau - adalah apa yang sesungguhnya terjadi dalam realitas. Sulit bagi orang awam dalam ilmu fisika modern tentang kuantum untuk memahami mengapa suatu foton mental ke sana kemari begitu rupa sehingga tampak muncul pada dua tempat sekaligus.
Penafsiran transaksional
Penafsiran ini dikemukakan John Cramer dengan mengandalkan simetri-waktu yang mendasar dari alam semesta. Dia berargumen bahwa zarah-zarah melakukan semacam "jabat tangan" sementara saling berinteraksi. Yang satu menimbulkan rambatan suatu gelombang ke arah depan dalam waktu, dan yang lain menimbulkan rambatan gelombang yang lain ke arah belakang dalam waktu.
Dari  28 fisikawan yang meneliti ilmu fisika kuantum dan disebut dalam bab  ini, 12 di antaranya berdarah Yahudi. Mereka mencakup Albert Einstein,  Niels Bohr, Enrico Fermi, Murray Gell-Mann, Jerome I. Friedman, Leon M.  Lederman, Martin L. Perl, Frederik Reines, Wolfgang Pauli, Steven  Weinberg, Sheldon Glashow, David Bohm, dan Richard Feynman. Kecuali  Enrico Fermi dan David Bohm, ke-10 fisikawan berdarah Yahudi lainnya  adalah peraih atau ikut meraih Hadiah Nobel untuk Ilmu Fisika.
Richard Feynman
Ilmu Fisika Kuantum
Ilmu fisika kuantum, disebut juga mekanika kuantum,  adalah sains tentang materi atau benda-benda yang begitu kecil sehingga  sifat kuantum dari realitas punya suatu akibat. Kuantum berarti "jumlah  dengan ciri tersendiri atau berlainan"; ia bisa diartikan secara  longgar sebagai "porsi". Max Planck (1858-1917), seorang fisikawan  Jerman dan peraih Hadiah Nobel untuk Ilmu Fisika 1918, dipandang pendiri  teori kuantum modern. Dia menemukan pada tahun 1900 bahwa benda apa  pun, seperti secarik kertas, yang Anda bagi-bagi menjadi makin kecil  akhirnya tidak bisa dibagi lagi. Dengan kata lain, ada suatu batas  minimum yang tidak bisa Anda lewati ketika Anda ingin membagi-bagi benda  itu menjadi lebih kecil lagi. Batas minimum ini sekarang disebut unit Planck.

David Bohm
Atom dan Partikel Subatomik
Semua  benda di sekitar kita - orang, hewan, tanaman, mobil, pesawat terbang,  rumah, pohon, gelas, senduk, air, awan, gas - dibentuk oleh  potongan-potongan sangat kecil dari materi. Lalu, apakah materi paling  kecil itu?
Di masa awal penelitian tentang materi  paling kecil, para ilmuwan mengatakan atomlah materi yang paling kecil,  tidak bisa dibagi lagi menjadi lebih kecil. Istilah ilmu fisika modern  untuk materi paling kecil ini adalah partikel atau zarah. Suatu  partikel adalah suatu potongan sangat kecil dari materi yang menjadi  suatu bagian dari atom. Ukuran sangat kecil ini bisa kita bayangkan  melalui sebutir pasir atau debu - kecil sekali, bukan? Tapi partikel  sebagai bagian dari atom lebih kecil dari butir pasir atau debu. 
Suatu  cabang Ilmu Fisika yang memelajari partikel-partikel disebut Ilmu  Fisika Partikel. Ilmu ini menemukan kemudian hari bahwa atom ternyata  bukanlah potongan materi paling kecil dalam alam semesta. Ketika atom  dibagi-bagi atau dibelah, ilmuwan menemukan bahwa ia terdiri dari  partikel-partikel. Ada di dalamnya partikel bernama elektron dan inti atom; elektron mengitari inti atom. Sesudah diteliti lebih dalam, ternyata inti atom masih bisa dibagi menjadi lebih kecil: proton dan neutron. Ternyata proton dan neutron dibentuk oleh zarah-zarah yang lebih kecil, disebut kuark-kuark.
Bagian-bagian atau belahan-belahan yang lebih kecil dari atom tadi dipandang berada subatom, di bawah atom. Partikel-partikel yang sifatnya adalah di bawah atom lalu disebut partikel-partikel atau zarah-zarah subatomik.
  
Para  fisikawan yang meneliti partikel-partikel percaya kuark, suatu partikel  subatomik, bersifat mendasar. Artinya, zarah subatomik ini tidak bisa  dibagi lagi menjadi lebih kecil.
Partikel Elementer atau Fundamental 
Struktur  materi: Materi dibentuk oleh partikel-partikel sangat kecil bernama  atom-atom. Selanjutnya, atom dibentuk oleh inti sangat kecil yang  dikitari suatu awan partikel bernama elektron. Inti atom terdiri dari  proton dan neutron, masing-masing dibentuk oleh partikel-partikel lebih  kecil yang disebut kuark. Kuark dipercaya bersifat fundamental, tidak  bisa lagi dibelah menjadi partikel yang lebih kecil
Zarah-zarah subatomik yang oleh ilmuwan dipercaya tidak bisa dibelah lagi menjadi lebih kecil disebut partikel-partikel elementer atau partikel-partikel fundamental. Partikel-partikel fundamental menyediakan satuan-satuan dasar yang membentuk semua materi dan energi di alam semesta.
Materi = energi
Frasa  "materi dan energi" menyiratkan suatu gagasan besar dari Albert  Einstein. Suatu persamaan matematiknya yang anggun adalah: E=mc2.  Melalui persamaan ini, dia meramalkan bahwa energi bisa diubah menjadi  materi.
Fermion atau boson
Apakah  kuark satu-satunya partikel fundamental yang tidak bisa dibelah lagi?  Ternyata tidak. Di samping kuark, ada tiga partikel fundamental lain: lepton, boson yang menyalurkan forsa, dan boson Higgs. 
Penelitian  lebih mendalam dari partikel-partikel elementer menunjukkan bahwa  materi - seperti planet, orang, rumah, hewan, tanaman, dan atom -  ternyata bisa dikelompokkan ke dalam salah satu dari dua kategori  partikel subatomik: fermion atau boson. Yang  menetapkan apakah berbagai jenis materi tergolong pada fermion atau  boson adalah perilaku suatu partikel atau kelompok partikel di dalamnya.  Beda antara kedua kategori ini tidak tampak pada skala besar, seperti  pada rumah atau orang, tapi ia punya implikasi yang jauh dalam dunia  atom dan zarah-zarah elementer. Partikel-partikel elementer  dikelompokkan entah sebagai fermion atau boson. Fermion-fermion  fundamental bergabung membentuk atom dan partikel-partikel lain yang  lebih khas. Sementara itu, boson-boson fundamental menyalurkan keempat  forsa fundamental alam semesta antara partikel-partikel dan memberi  massa atau bobot pada partikel-partikel. Secara khusus, zarah-zarah yang  menyalurkan keempat forsa fundamental berpengaruh pada materi dan  lawannya, antimateri; zarah-zarah dengan peranan ini adalah boson-boson  yang disebut penyalur forsa-forsa (force carriers).
Kedua  istilah tadi berasal dari nama dua orang fisikawan tenar abad ke-20.  Fermion dinamakan sesuai sebagian nama Enrico Fermi, fisikawan berdarah  Yahudi yang sudah kita kenal dari suatu tulisan sebelumnya. Boson  mengacu pada Bose, nama marga atau kedua seorang matematikawan India  bernama Satyendra Bose.
Fermion-fermion fundamental yang membentuk materi tergolong pada dua kategori: lepton  dan kuark. Setiap lepton dan kuark punya pasangan antipartikelnya;  antipartikel ini punya massa yang sama dengan pasangannya - lepton dan  kuark - tapi muatan listriknya berbeda.
Penggagas  teori tentang kuark adalah Murray Gell-Man, seorang fisikawan AS. Dia  membuat riset tentang interaksi zarah-zarah elementer. Melalui riset  ini, dia mengajukan teorinya tentang kuark. Teori ini mengantarnya untuk  meraih Hadiah Nobel dalam Ilmu Fisika pada tahun 1969.
Meskipun  demikian, teori kuark Murray Gell-Mann belum dibuktikan melalui  eksperimen ilmiah. Ini baru dilakukan tahun 1969 oleh tiga orang  fisikawan: Jerome Friedman dan Henry Kendall dari Amerika Serikat serta  Richard Taylor dari Kanada. Eksperimen mereka menunjukkan bahwa proton  punya struktur internal. Eksperimen tersebut mengantar mereka untuk  meraih Hadiah Nobel Ilmu Fisika tahun 1990.
Leon  Lederman dari AS dan koleganya menemukan suatu generasi ketiga kuark  pada tahun 1977. Partikel fundamental ini mereka namakan kuark bottom. 
Para fisikawan percaya masih ada lagi sejenis boson fundamental lain yang mereka namakan boson Higgs. Boson Higgs memberi massa pada materi dan antimateri. Tapi mereka sejauh ini belum menemukan boson Higgs. 
Kata  "Higgs" mengacu pada nama keluarga seorang fisikawan asal Inggris:  Peter Higgs. Dialah yang mengajukan teori tentang adanya boson itu pada  tahun 1964, kemudian boson Higgs dijadikan suatu istilah ilmu fisika  kuantum sebagai suatu tanda penghormatan baginya.
Tahun  1983, suatu partikel penyalur forsa nuklir lemah ditemukan oleh Carlo  Rubbia, seorang fisikawan asal Italia, dan koleganya. Partikel ini  dinamakan boson W dan Z. Rubbia dan Simon Van der Meer, seorang  fisikawan dari Belanda, meraih bersama-sama Hadiah Nobel untuk Ilmu  Fisika tahun 1984 karena karya mereka tentang penemuan boson W dan Z.
Neutrino, muon, dan tau
Penelitian-penelitian  makin jauh menemukan lagi bahwa lepton masih ada berbagai jenisnya.  Jenis-jenis ini diberi nama-nama khas dan generasinya.
Bagaimanakah lepton generasi pertama dibentuk? Melalui rerasan (decay) atomik. Ketika mereras, atom-atom secara radioaktif terkadang memancarkan suatu elektron dalam suatu proses yang disebut rerasan beta.
Rerasan beta dikaji dan para ilmuwan menemukan suatu partikel fundamental baru yang mereka namakan neutrino elektron. Ia  ternyata suatu jenis lepton tanpa muatan listrik. Jenis neutrino ini  adalah juga generasi pertama lepton. Atom melepaskan neutrino bersama  elektron ketika melepaskan rerasan beta.
Para  fisikawan lalu menemukan lagi suatu partikel yang mirip elektron dan  proton. Tapi ia lebih berat dari elektron dan lebih ringan dari suatu  proton. Partikel ini disebut muon, generasi kedua lepton yang bermuatan listrik. 
Penemu  muon pada tahun 1947 adalah Carl Anderson dan Seth Neddermeyer, dua  orang fisikawan. Ini indikasi pertama suatu jenis lepton yang baru. 
Penemuan muon mengantar para fisikawan pada penemuan sejenis lepton yang baru yang disebut neutrino muon pada tahun 1962. Ternyata, muon punya mitra yang secara listrik netral terhadapnya. Itulah neutrino muon.  Jenis neutrino ini punya massa yang sangat kecil atau tanpa massa. Muon  neutrino dilepaskan ketika suatu muon mereras. Muon dan neutrinonya  dipandang generasi kedua lepton.
Dua orang fisikawan AS yang lain, Martin Perl dan Frederick Reines, bersama koleganya menemukan tau,  suatu lepton generasi ketiga yang bermuatan listrik. Seperti neutrino  muon, tau punya suatu mitra netral secara listrik bernama neutrino tau.  Neutrino tau punya massa yang sangat kecil. Karena penemuannya, Perl  dan Reines kemudian meraih Hadiah Nobel untuk Ilmu Fisika tahun 1995.
Fermion, asas ekslusi, dan neutrino elektron
Wolfang  Pauli, seorang fisikawan AS berdarah Yahudi kelahiran Austria, berjasa  dalam merumuskan suatu aturan ilmu fisika. Ilmu ini lalu menolong  merumuskan fermion-fermion.
Dia juga menunjukkan  bahwa setiap elektron unik. Unik dalam arti tidak satupun dari dua  elektron bisa punya sifat dan lokasi yang sama.
Wolfgang Pauli terkenal juga karena suatu gagasan besarnya dalam ilmu fisika kuantum. Itulah asas ekslusi.  Asas ini menjelaskan mengapa semua elektron dalam atom-atom punya  jumlah energi yang agak berbeda. Asas ini belum dikukuhkan secara  matematik.
Pembuktiannya kemudian dilakukan oleh  Enrico Fermi dan Paul Dirac, seorang fisikawan Inggris. Mereka berdua  mengembangkan persamaan matematik yang memerikan perilaku elektron.  Persamaan mereka menyediakan bukti matematik dari asas ekslusi. Karena  berjasa dalam menemukan asas ekslusi, Wolfgang Pauli meraih Hadiah Nobel  untuk Ilmu Fisika tahun 1945.
Para fisikawan lalu  menyebut partikel-partikel yang mematuhi asas ekslusi sebagai  fermion-fermion. Contoh-contoh fermion mencakup proton, neutron, dan  kuark.
Awal abad ke-20, para ilmuwan memelajari  rerasan beta. Mereka memerhatikan bahwa jumlah massa dan energi sebelum  rerasan itu lebih besar dari jumlah massa dan energi yang ada sesudah  rerasan itu. Untuk menghitung energi yang hilang itu, Wolfgang Pauli  mengusulkan tahun 1928 bahwa ada suatu partikel baru.
Hipotetisnya terbukti betul. Partikel itu sekarang dikenal dengan sebutan neutrino listrik.Ia tanpa muatan listrik dan tanpa muatan warna.
Hampir  30 tahun sesudah Pauli pertama kali mengusulkan adanya partikel tadi,  dua orang fisikawan AS menemukan neutrino itu pertama kali tahun 1956.  Mereka adalah Frederick Reines dan Clyde Cowen. Reines berbagi Hadiah  Nobel untuk Ilmu Fisika tahun 1995 dengan seorang fisikawan lain untuk  eksperimennya. 
Partikel yang tidak mematuhi asas ekslusi
Foton  atau partikel cahaya tergolong pada beberapa partikel yang tidak  mematuhi asas eksklusi. Dua foton atau lebih bisa punya ciri yang persis  sama.
Ciri tadi dinyatakan Albert Einstein dan  Satyendra Bose. Mereka berdua mengembangkan seperangkat persamaan  matematik yang memerikan perilaku partikel yang tidak mematuhi asas  ekslusi.
Zarah antimateri
Dalam  alam semesta, ada materi dan lawannya, antimateri. Akan tetapi, materi  masa kini lebih banyak dari antimateri. Mengapa ada kepincangan ini,  para ilmuwan belum menemukan jawaban yang tuntas. Ada materi dan  antimateri berarti ada partikel dan antipartikel. 
Paul  Dirac meramalkan pada tahun 1928 bahwa ada antipartikel, yang bergabung  membentuk antimateri. Antipartikel punya massa yang sama dengan  pasangan partikel normalnya, tapi punya beberapa jumlah yang berlawanan,  seperti muatan listrik dan muatan warna.
Semua fermion punya antipartikel-antipartikel. Partikel anti dari suatu elektron disebut positron dan partikel anti dari proton disebut antiproton. Antiproton terdiri dari antikuark.
Penemu  positron adalah Carl Anderson. Dia mengukuhkan teori Paul Dirac tentang  pasangan antipartikel dan antimateri, yaitu partikel dan materi. Karena  penemuannya, Anderson berbagi Hadiah Nobel untuk Ilmu Fisika tahun  1936.
Penyatuan dua forsa dan model baku
Berbeda  dengan fisikawan-fisikawan tadi, Steven Weinberg dan Sheldon Glashow  dari AS serta Abdus Salam dari Pakistan berhasil menyatukan forsa  elektromagnetik dan nuklir lemah pada tahun 1967. Karena hasil risetnya,  ketiga fisikawan ini berbagi Hadiah Nobel untuk Ilmu Fisika tahun 1979.
Mereka bertiga pun terkenal dalam ilmu fisika modern karena teori mereka yang dikenal sebagai model baku (standard model)  ilmu fisika tentang zarah-zarah. Teori ini adalah hasil pengembangannya  secara matematik tentang hakekat dan perilaku partikel-partikel  elementer. Teori mereka sangat memajukan pemahaman tentang  partikel-partikel fundamental dan forsa-forsa di alam semesta.
Realitas Kuantum yang Aneh
Niels  Bohr, salah seorang ilmuwan kunci di balik ilmu fisika kuantum modern,  mengatakan, "Siapa pun yang tidak terguncang akal budinya oleh teori  kuantum tidak memahaminya." Pernyataannya menyiratkan realitas aneh  dunia kuantum, realitas yang sering menantang logika sehari-hari kita.
Bagaimanakah  kita memahami keanehan dunia kuantum? Bisa melalui tiga eksperimen yang  disebut eksperimen melalui celah ganda, eksperimen dengan bola lampu  listrik, dan eksperimen dengan kucing Schroedinger.
Eksperimen celah ganda
Ini  yang paling mudah dari ketiga-tiganya. Percobaan ini melibatkan  penyinaran seberkas cahaya melalui dua celah yang sama ukurannya dan  sejajar. Di belakang kedua celah itu terbentang layar. Kemudian, suatu  foton tunggal atau partikel cahaya ditembak melalui salah satu celah.  Anehnya, foton tunggal itu menyela dirinya sendiri pada layar,  seakan-akan ia bergerak melewati kedua celah itu secara serentak. 
Untuk memahami secara mendasar eksperimen ini, ada visualisasinya ditambah suara dalam bahasa Inggris di Internet. Ketiklah http://www.youtube.com/,  lalu ketiklah pada kotak dialog untuk video dr quantum - double slit  experiment. Anda akan melihat videonya, berisi gambar seorang lelaki  berjubah kuning dan biru mirip Superman, separuh kepalanya  berambut uban dan berkaca mata tebal. Dia secara menawan menjelaskan  dalam bahasa Inggris yang sederhana keanehan dunia kuantum melalui  eksperimen celah ganda.
Eksperimen dengan bola lampu listrik
Bayangkan  kawat pijar sebuah bola lampu listrik yang memancarkan suatu foton.  Pancaran foton tampaknya mengikuti suatu arah yang acak. Bagaimana bisa  ada peluang untuk menemukan foton itu pada suatu titik tertentu? Akan  tampak sejenis gelombang. Gelombang ini mirip suatu riak yang  ditimbulkan sebuah batu kerikil yang dijatuhkan ke dalam suatu kolam  air; mirip riak ini, pancaran foton tadi akan menjalar ke luar dari  kawat pijar itu. 
Keanehan kuantum terjadi ketika  Anda membuat pengamatan. Begitu Anda melihat ke arah foton-foton, fungsi  gelombang-gelombangnya ambruk menjadi suatu titik tunggal. Titik  tunggal itulah realitas sesungguhnya dari foton-foton itu!
Eksperimen dengan kucing Schroedinger
Erwin Schrödinger
Erwin  Schroedinger (1887-1961) adalah seorang fisikawan Austria. Dia terkenal  dalam ilmu fisika modern karena suatu eksperimen pikiran (thought experiment)  yang disebut eksperimen dengan kucing Schroedinger. Eksperimen ini  menunjukkan sekali lagi keanehan dunia kuantum yang menantang logika  sehari-hari kita. Dia ikut meraih Hadiah Nobel untuk Ilmu Fisika pada  tahun 1933.
Percobaan  ilmiah ini berasal dari teorinya. Dalam percobaan ini, seekor kucing  piaraan dimasukkan ke dalam sebuah kotak yang berisi sebotol racun  sianida. Kotak ini berisi juga perlengkapan lain yang memampukan suatu  detektor mengamati suatu elektron yang terpisah. Selain itu, detektor  ini bisa menetapkan apakah elektron itu spin up (berpusing-pusing ke atas) atau spin down  (berpusing-pusing ke bawah). (Elektron tersebut bisa punya salah satu  ciri ini, ciri yang tampaknya "dipilih" secara acak.) Kalau elektron itu  spin up, botol sianida itu terbuka dan kucing memperolehnya.  Sepuluh menit kemudian, kotak itu dibuka untuk melihat apakah kucing itu  mati karena racun sianida atau hidup. Pertanyaannya ialah: kucing  berada dalam keadaan mana antara detektor yang tengah aktif dan Anda  yang tengah membuka kotak itu? 
Mekanika kuantum  menunjukkan bahwa sesudah suatu waktu kucing itu mati dan hidup  sekaligus. Tapi begitu kita melihat ke dalam kotak itu, kita melihat  bahwa kucing itu entah hidup atau entah mati.
Eksperimen pikiran Schroedinger bertujuan untuk membahas keanehan superposisi kuantum. Ini  suatu keadaan yang di dalamnya suatu benda kuantum seperti sebuah atom  berada dalam lebih dari satu keadaan pada suatu waktu. Atom ini,  misalnya, bisa berada dalam banyak tempat sekaligus. Interferens atau interaksi antara keadaan-keadaan individual dalam superposisi membentuk keanehan kuantum. Dekoherens, kebalikan interferens, mencegah interaksi seperti itu dan, karena itu, menghancurkan perilaku kuantum.
Kucing Schroedinger: mati atau hidup?
Sepertinya,  belum ada yang melakukan eksperimen ini. Tapi ia memang menunjukkan  suatu paradoks (seseorang, sesuatu atau keadaan yang punya dua ciri yang  berlawanan dan karena itu tampak aneh) yang muncul dalam beberapa  interpretasi tentang dunia kuantum.
Enam Penafsiran tentang Keanehan Kuantum
Anda  sebenarnya tidak perlu berpikir tentang keanehan dunia kuantum yang  ditunjukkan ketiga eksperimen tadi. Tapi kalau Anda penasaran untuk  memikirkannya, Anda harus percaya pada salah satu dari beberapa  penafsiran berikut:
- Kesadaranmu memengaruhi perilaku zarah-zarah subatomik.
 - Kalau penafsiran pertama Anda tolak, ada penafsiran lain: partikel-partikel bergerak ke belakang dan ke depan dalam waktu dan tampak dalam semua tempat yang mungkin ada secara serentak.
 - Tidak sepakat dengan kedua penafsiran tadi? Ada penafsiran ketiga: alam semesta terpecah-belah dalam sepersekian dari sepersekian dari sepersekian dari sepersekian dari sepersekian dari sepersekian dari satu detik - ini disebut waktu Planck - menjadi miliaran alam semesta paralel.
 - Masih ada penafsiran lain lagi kalau Anda tidak setuju dengan ketiga penafsiran tadi: alam semesta saling terkait dengan pengirim informasi yang lebih cepat dari cahaya.
 
Semua  penafsiran yang berbeda-beda tentang ilmu fisika kuantum tadi saling  bersaing. Yang dicari adalah arti atau makna semua gejala kuantum tadi.  Meskipun berbeda penafsirannya, semuanya sama dalam menjelaskan semua  fakta dan menjelaskan hasil setiap eksperimen secara tepat.
Di  antara sekian penafsiran, kita akan menyoroti lebih jauh enam  penafsiran yang berbeda. Pertama, penafsiran Kopenhagen; kedua,  penafsiran tentang banyak dunia; ketiga, penafsiran tentang gelombang  pemandu, variabel tersembunyi, dan ketertiban yang melibatkan; keempat,  penafsiran tentang sejarah yang berganti-ganti; kelima, penafsiran  tentang pembalikan waktu; dan, keenam, penafsiran transaksional.
Penafsiran Kopenhagen
Tokoh  berpengaruh di balik penafsiran ini adalah Niels Bohr dari Universitas  Kopenhagen di Denmark. Penafsiran ini tiba pada suatu kesimpulan:  kesadaran dan ilmu fisika tentang partikel saling bertautan.
Penafsiran tentang banyak dunia
Penafsiran ini menghasilkan suatu konsep yang disebut dekoherens.  Menurut konsep ini, berbagai alam semesta bisa bercabang-cabang ke luar  secara cepat sehingga ada sedikit sekali hubungan antara cabang-cabang  itu dalam suatu pecahan yang sangat kecil dari satu detik.
Penafsiran  tentang banyak dunia termasuk salah satu yang paling populer tentang  keanehan dunia kuantum. Ini berarti miliaran dari diri Anda  terbelah-belah setiap sepersekian detik menjadi banyak alam semesta yang  terpisah. Ini berarti juga setiap jenis materi apa pun ada dalam salah  satu alam semesta ini. Timbullah suatu konsep yang sulit dicerna: suatu  belahan Anda yang berusia 500 tahun ada dalam alam semesta yang lain  sementara belahan lain mati sejak lahir dalam alam semesta lain lagi.
Penggagas  interpretasi tentang banyak dunia adalah Max Tegmark dari Universitas  Princeton, Amerika Serikat. Pada tahun 1997, dia mengajukan suatu  eksperimen untuk membuktikan bahwa interpretasinya betul. Percobaan ini  melibatkan suatu senapan yang berisi peluru, diarahkan pada kepalamu,  dan pemicunya ditarik. Anda tewas seketika, bukan? Tapi, Tegmark akan  bertanya balik: dalam alam semesta yang manakah Anda tewas? Lalu dia  akan mengatakan Anda bisa tewas dan hidup sekaligus: tewas dalam satu  alam semesta tapi hidup dalam alam semesta yang lain! Anda tentu akan  hidup dalam alam semesta tempat senapan, untuk alasan apapun, gagal  dipicu. Kalau tembakan senapan gagal setiap kali, Anda boleh menarik  napas lega dan percaya penafsiran tentang banyak dunia benar. Jadi,  dalam satu alam semesta, keluargamu akan meratap pada pemakamanmu tapi  dalam alam semesta yang lain, mereka barangkali menggeleng-gelengkan  kepala sambil menggerutu karena eksperimen dengan senapan yang berisi  peluru gagal ketika pemicunya ditarik.
Penafsiran tentang gelombang pemandu, variabel tersembunyi, dan ketertiban yang melibatkan
Penafsiran  ini berasal dari David Bohm (1917-1992), seorang fisikawan berotak  sangat cemerlang. Teorinya tentang banyak dunia anggun tapi rumit.
Teori  Bohm mengikuti beberapa wawasan asli Louis de Broglie (1892-1987).  Fisikawan inilah yang pertama kali meneliti pada tahun 1924 sifat-sifat  mirip gelombang dari perilaku zarah-zarah. De Broglie mengakui  fungsigelombang (wavefunction) penafsiran Kopenhagen;  fungsigelombang ini normal. Tapi dia menyatakan ada suatu gelombang  kedua, jenis gelombang yang dia temukan. Menurut Bohm, gelombang kedua  menetapkan suatu posisi yang tepat bagi suatu partikel pada waktu khusus  apapun. Menurut teorinya, ada beberapa variabel tersembunyi yang  menetapkan posisi yang tepat dari foton.
Selanjutnya, teori Bohm tentang gelombang kedua memang lebih cepat dari cahaya. Semakin jauh rambatannya, ia bukannya melemah melainkan menembus seluruh alam semesta secara cepat. Gelombang cahaya ini sekaligus berperan sebagai suatu penuntun bagi gerakan foton. Itulah sebabnya gelombang kedua Bohm disebut suatu "gelombang pemandu".
Teori David Bohm menjelaskan secara sempurna paradoks-paradoks ilmu fisika kuantum. Tapi teori ini memperkenalkan suatu gelombang yang lebih cepat dari cahaya. Konsep ilmiah ini memperkenalkan juga beberapa mekanisme yang tersembunyi untuk menetapkan arah tujuan gelombang itu, yaitu, untuk menciptakan suatu "ketertiban yang melibatkan (implicate order)". Gagasan Bohm tentang gelombang yang melebihi kecepatan cahaya mengganggu pikiran banyak fisikawan yang berpegang pada teori relativitas Einstein bahwa unsur paling cepat dalam alam semesta adalah cahaya.
Penafsiran tentang sejarah yang berganti-ganti
Meski sangat berbeda, penafsiran ini mirip penafsiran tentang banyak dunia. Penafsiran tentang sejarah yang berganti-ganti bersikukuh bahwa hanya hasil terakhir itulah dunia sesungguhnya; realitas-realitas lain yang di dalamnya kita ada sebenarnya tidak ada. Ini menyiratkan bahwa realitas-realitas itu "ambruk".
Penafsiran tentang pembalikan waktu
Penafsiran ini memberi penjelasan rasional tentang hasil percobaan melalui celah ganda. Mengapa satu partikel yang ditembakkan melalui satu celah saja bisa muncul pada dua tempat di layar monitor?
Penafsiran yang menjawab pertanyaan tadi berasal dari Richard Feynman (1918-1988). Dia seorang jenius yang mengembangkan suatu pendekatan baru terhadap mekanika kuantum. Prestasi puncak yang diresmikannya adalah suatu cabang ilmu fisika kuantum bernama Elektrodinamika Kuantum, teori ilmiah paling cermat yang pernah digagaskan. Dia juga mengembangkan Diagram Feynman, yang menandakan interaksi dua partikel sebagai pertukaran suatu zarah ketiga. Diagram ini menunjukkan waktu pada satu sumbu dan ruang pada sumbu lain; interaksi kedua partikel tadi bisa dipandang sebagai terjadi baik ke arah depan maupun ke arah belakang dalam waktu.
Suatu contoh yang memakai sebuah elektron bisa menjelaskan Diagram Feynman. Dalam perjalannya dari titik A ke titik B, sebuah elektron bisa bertabrakan dengan sebuah foton. Dalam diagramnya, tabrakan ini bisa digambarkan sebagai mengirimkan elektron itu ke arah belakang tidak hanya dalam ruang tapi juga dalam waktu. Kemudian, elektron itu bertabrakan dengan foton yang lain, yang menggerakkannya ke arah depan sekali lagi dalam waktu, tapi mengikuti suatu arah yang berbeda dalam ruang. Dengan cara ini, elektron itu bisa ada dalam dua tempat sekaligus.
Tidak diragukan lagi bahwa suatu diagram Feynman menawarkan cara yang paling gampang untuk meramalkan hasil suatu percobaan subatomik. Banyak fisikawan sudah melihat kehebatan alat ini dan mengambil langkah berikut: mereka mengajukan argumen bahwa perjalanan menembus waktu (time travel) ke arah belakang - ke masa lampau - adalah apa yang sesungguhnya terjadi dalam realitas. Sulit bagi orang awam dalam ilmu fisika modern tentang kuantum untuk memahami mengapa suatu foton mental ke sana kemari begitu rupa sehingga tampak muncul pada dua tempat sekaligus.
Penafsiran transaksional
Penafsiran ini dikemukakan John Cramer dengan mengandalkan simetri-waktu yang mendasar dari alam semesta. Dia berargumen bahwa zarah-zarah melakukan semacam "jabat tangan" sementara saling berinteraksi. Yang satu menimbulkan rambatan suatu gelombang ke arah depan dalam waktu, dan yang lain menimbulkan rambatan gelombang yang lain ke arah belakang dalam waktu.

izin share ya. tks
ReplyDelete