Dalam komentarnya terhadap The Descent of Man, karya Charles Darwin, 
modernis Arab, Jamaluddin al Afghani mengatakan bahwa “Abu Bakar ibnu 
Bashrun dalam karyanya mengenai alkimia menyatakan bahwa mineral berubah
 menjadi tanaman, dan tanaman menjadi hewan, dan bagian terakhir dari 
perubahan ini dan menjadi puncaknya adalah manusia. Bila ini adalah 
basis teori evolusi, maka para ilmuan Arab telah lebih dahulu 
menyatakannya sebelum Darwin.”
Beberapa penulis Arab memang telah tiba pada konsep evolusi;
 Usman Amar al Jahiz (wafat 869) dan Abu al Hasan Ali al Masudi (wafat 
956) mengajukan evolusi “dari mineral ke tanaman, dari tanaman ke hewan,
 dan dari hewan ke manusia.” Al Masudi diusir dari Baghdad, mungkin 
karena mengajukan gagasan seperti ini.
Dalam bidang Zoologi, biologiwan Arab mengembangkan berbagai teori evolusi.
 John William Draper mengatakan bahwa teori evolusi versi Arab 
berkembang jauh lebih mendalam daripada kita karena meluas hingga ke 
abiogenesis, menuju ke mahluk inorganik atau mineral. Menurut Al 
Khazini, gagasan evolusi meluas diantara masyarakat di dunia Arab pada 
abad ke-12 dan diajarkan di sekolah-sekolah masa itu.
Biologiwan
 Arab pertama yang mengembangkan teori evolusi adalah al-Jahiz 
(781-869). Beliau menulis mengenai pengaruh lingkungan pada kemungkinan 
keberlangsungan hidup hewan, dan beliau pertama menjelaskan konsep 
perjuangan untuk hidup. Al Jahiz juga yang pertama kali membahas tentang
 rantai makanan, dan juga pendukung pertama determinisme lingkungan, 
dengan berpendapat kalau lingkungan dapat menentukan karakteristik fisik
 penghuni komunitas tertentu dan asal usul berbagai warna kulit manusia 
merupakan akibat dari lingkungan.
Ibn al-Haytham menulis buku dimana ia mendukung evolusionisme (walaupun bukan lewat seleksi alam),
 dan sarjana serta ilmuan Arab lainnya, seperti Ibnu Miskawayh, al 
Khazini, Abu Rayhan al Biruni, Nasiruddin Tusi, dan Ibnu Khaldun, 
membahas dan mengembangkan gagasan ini. Karya mereka diterjemahkan ke 
bahasa Latin dan mulai kembali muncul di Barat setelah Renaissans dan 
berpengaruh terhadap sains barat.
Al 
Fawz al Asghar dan Ensiklopedia Ikhwanul Safa karya Ibnu Miskawayh 
menunjukan gagasan-gagasan evolusi mengenai bagaimana spesies berevolusi
 dari materi, menjadi uap, dan kemudian air, lalu mineral, lalu tanaman,
 lalu kera, dan kemudian manusia. Karya ini dikenal di Eropa dan mungkin
 berpengaruh bagi Darwinisme. Menariknya, Ibnu Miskawayh hidup di abad 
ke-9 Masehi.
Karya terpenting Al Jahiz
 yaitu kitab al Hayawan merupakan tujuh volume anekdot, deskripsi 
puitis, dan peribahasa yang menjelaskan lebih dari 350 ragam hewan. 
Dalam karyanya, al Jahiz berspekulasi mengenai pengaruh lingkungan pada 
hewan, sebuah konsep yang dipandang sebagian orang sebagai pendahulu 
evolusi.
Keunggulan Darwin dalam 
evolusi bukan hanya karena ia menjelaskan lebih banyak daripada sekedar 
mengatakan kalau evolusi terjadi, tetapi ia menyajikan begitu banyak 
bukti disertai teori-teori yang mengusir berbagai teori evolusi lainnya 
di masanya. Teori evolusi lewat seleksi alam Darwin bukan hanya karena 
ia bukan lagi berbasis filsafat, ia mengatakan evolusi terjadi lewat 
seleksi alam.
Referensi
James A. Secord (ed). 2008. Charles Darwin Evolutionary Writings. Oxford University Press.
Ernst Mayr. 2001. What Evolution Is?
Wikipedia. Al Jahiz.
Referensi lanjutan
Jam?l al-D?n al-Afgh?n?, 1892. ‘madhab al-nushu’ wa-l-irtiqa.t (The School of Evolution and Progress), dalam Kh?.tir?t Jam?l al-D?n al-Afgh?n? [Works of Jamal al-Din al-Afghani] (Cairo, 2002)
Charles Darwin. The Descent of Man.
Sumber: FaktaIlmiah.com
No comments:
Post a Comment