Laman

Monday, October 29, 2012

Teori Darwin Terputus, Manusia Tidak Primitif

Sangat mungkin manusia sudah hidup di Bumi selama juataan tahun, penemuan fosil dan fragmen lainnya menjelaskan bahwa evolusi manusia bukan dari spesis perimitif seperti yang dijelaskan dalam teori Darwin.
Sampai saat ini, masih banyak peneliti yang mendukung teori Darwin yang ‘mungkin’ hanya bertujuan untuk menggapai popularitas dibalik penemuan kerangka manusia kera ataupun spesis primitif. Tapi bisakah kita mengkategorikan manusia yang menggunakan peralatan batu dan api sebagai manusia kera primitif?
Teori evolusi manusia tampaknya terputus disebabkan penemuan fragmen dan fosil manusia berusia jutaan tahun, mereka juga berkembang ditahun-tahun yang sama dengan manusia kera. ‘Forbidden Archeology: The Hidden History of the Human Race‘ karya Michael A. Cremo, sebuah buku yang mengungkapkan bahwa manusia modern sudah ada selama jutaan tahun. Ilmu pengetahuan mengungkapkan fakta, prasangka berdasarkan tindakan teori ilmiah saat ini sebagai penyaring yang memberi gambaran prasejarah, yang sebagian besar belum tentu benar.

Evolusi Manusia Primitif dan Teori Darwin

Tahun 1859, Charles Darwin menerbitkan buku ‘On The Origin of Species‘ yang menyatakan bahwa spesies berevolusi dari waktu ke waktu, perubahan yang dikendalikan melalui seleksi alam. Teori evolusi ini dianggap kurang rinci dan telah dipertimbangkan sebelum termasuk teori yang dikembangkan kakeknya, Erasmus Darwin. Ide Erasmus dan gagasan evolusi melalui seleksi alam dianggap hampir sama seperti yang digagaskan Charles Darwin dan Alfred Russel Wallace.


Manusia Neanderthal / Credit: Arthursclipart

Tahun 1871, Darwin menerbitkan ‘The Descent of Man‘ yang menuliskan teori bahwa manusia berevolusi dari beberapa jenis kera prasejarah. Kemudian Teori Darwin dianggap penting oleh pendukungnya untuk menemukan rantai evolusi yang hilang, termasuk kera yang memiliki karakteristik manusia dan manusia primitif dengan karakteristik mirip kera seperti yang terlihat dalam fosil saat ini.

Manusia Neanderthal ditemukan dilembah Neandertal, Jerman pada tahun 1856, kemudian terus ditemukan diwilayah Eropa, Asia Barat dan timur. Ilmuwan membutuh manusia kera dan primitif untuk diteliti yang kemudian menggambarkan manusia Neanderthal meskipun mereka memiliki otak paling besar seperti manusia saat ini. Tulang hyoid di tenggorokan mereka secara fisik seperti manusia saat ini (termasuk raksasa, hewan buas berbulu, kera yang berjalan dengan postur membungkuk), semua itu termasuk karakteristik primitif sesuai teori Darwin.
Neanderthal dikatakan spesis manusia primitif tertua yang pernah ditemukan berusia 130,000 tahun yang lulu. Neanderthal yang berusia 350,000 tahun atau bahkan 600,000 tahun dinyatakan oleh beberapa peneliti ‘bukan manusia kera primitif’ dan beberapa penggambaran terlihat seperti orang Eropa modern.
Mengingat bahwa ras manusia modern memiliki beragam karakteristik fisik, tidak ada alasan yang menyatakan bahwa Neanderthal adalah spesies yang terpisah dari manusia modern, dan beberapa antropolog fisik modern telah mengakuinya.

Spesis Manusia Kera Primitif Menurut Teori Darwin

Para pendukung teori Darwin waktu itu menganggap teori ini lebih tertuju pada sesuatu yang lebih primitif, atau lebih mirip spesis kera. Charles Dawson memperoleh beberapa fragmen tengkorak dan tulang rahang yang ditemukan di lubang batu, kota Piltdown-Inggris. Pernyataan Arthur Smith bahwa sisa-sisa fragmen itu asli, mereka berdua menemukan fragmen tulang di daerah Inggris.

Awal tahun 1913, sejumlah peneliti menduga bahwa Manusia Piltdown adalah tipuan, Dawson tertangkap basah melakukan hal semacam ini sebelumnya. Pada tahun 1953 penelitian menunjukkan bahwa Manusia Piltdown menjadi dugaan tengkorak manusia parsial dan tulang rahang orangutan. Namun pendukung teori Darwin kebanyakan pemikir yang berangan-angan bahwa teori Darwin benar adanya. Kemungkinan besar Dawson berada di balik semua rencana ini, tetapi kemungkinan konspirasi dalam hal sains kemudian menjadi pertimbangan.

Banyak sisa-sisa fragmen dan fosil lain ditemukan, diduga sebagai spesies peralihan antara manusia dan kera, dengan kata lain nenek moyang kera dan manusia versi teori Darwin. Salah satunya Pithecanthropus erectus yang ditemukan di Jawa oleh dokter Belanda, Eugene Dubois. Antara 1891 dan 1893 dia menemukan sebuah tulang kepala, tiga gigi, dan kemudian tulang paha yang diasumsikan dari spesis sama. Tulang kepala diperkirakan berusia 1,8 juta tahun.

Kemudian Pithecanthropus dibagi menjadi spesies yang lebih luas, Homo erectus. Homo Erectus berjalan tegak dan membuat alat-alat dari batu dan menggunakan api. Homo erectus adalah pengecualian, mereka bukan spesies karakteristik primitif, contohnya tulang alis yang kadang-kadang juga ditemukan pada manusia modern. Dengan bukti beberapa kerangka yang cukup lengkap dan fosil Homo erectus juga ditemukan di banyak bagian Afrika, Eropa, dan Asia, beberapa diantaranya berusia 1,8 juta tahun.
Berdasarkan tengkorak, antropolog memperkirakan otak Homo Erectus rata-rata 850 cc hingga 1100 cc, lebih kecil dari rata-rata otak manusia modern. Ras modern memiliki berbagai ukuran otak rata-rata sekitar 1150 cc hingga 1364 cc. Ini ukuran otak rata-rata, dan beberapa individu memiliki otak lebih kecil.
Fosil manusia purba lainnya juga ditemukan berbagai peneliti yang cenderung diberi nama spesies baru berdasarkan pada fragmen tulang. Manusia Rhodesian didasarkan pada tengkorak yang cukup lengkap dan beberapa fragmen memiliki ukuran otak 1100 cc. Homo ergaster ditemukan di Asia, memiliki ukuran otak berkisar 700-1100 cc. Kemudian Manusia Heidelberg ditemukan di seluruh Eropa, rata-rata memiliki tinggi badan 6 meter dengan ukuran otak manusia modern. Begitu juga spesies di Afrika Selatan dengan tinggi badan sekitar tujuh meter. Jadi jelas bahwa ukuran otak fosil-fosil tersebut bukan spesis berbeda dari manusia sekarang, walaupun pendapat ini bertentangan dengan teori Darwin.

Bagaimana dengan Homo Habilis di Afrika Timur yang hidup sekitar 2,3 juta tahun lalu hingga 1,4 juta tahun lalu? Antropolog tidak setuju menyatakan Homo Habilis adalah nenek moyang manusia modern. Ukuran otaknya diperkirakan 590-710 cc, dan peralatan batu telah ditemukan dibeberapa fosil mereka tapi tidak ada bukti bahwa peralatan itu dibuat dan digunakan oleh spesis Homo Habilis.

Beberapa antropolog bahkan mengakui bahwa habilis mungkin jenis yang terpisah dari manusia, dan bahkan mungkin campuran Homo Erectus dan sisa-sisa Australopithecine. Mungkin spesis ini adalah jenis kera yang sudah punah. Kemudian Australopithecus, fosil yang ditemukan di Afrika berusia 4 juta tahun. Otak mereka berukuran 380-430 cc, dan tulang kaki Australopithecus yang ditemukan mirip kera.

Manusia Modern Sudah Ada Sejak Jutaan Tahun Lalu

Bukti manusia modern ada sejak 430,000 tahun lalu sebagai titik tolak manusia awal melalui desain canggih yang ditemukan diwilayah utara, Jerman. Pendukung teori Darwin menyatakan bahwa Homo Sapiens modern hidup sejak 50ribu tahun yang lalu. Sementara peneliti modern menyatakan bahwa nenek moyang manusia sudah hidup sekitar 100 ribu tahun, bahkan sekarang banyak peneliti yang sepakat bahwa manusia mulai berkembang sejak 275 ribu tahun lalu.
Peralatan batu yang ditemukan di Hueytalco-Meksiko berusia 250 tahun, jauh sebelum manusia bermigrasi ke Amerika. Tengkorak manusia ditemukan diwilayah Buenos Aires, Argentina yang berusia 1 juta tahun, dan patung manusia berukuran kecil ditemukan di Nampa-Idaho dalam lapisan bebatuan berusia 2 juta tahun. Bukti ini jelas menyatakan bahwa ras manusia sudah ada dan hidup berdampingan dengan manusia kera sebagai ras primitif.
Bukti semakin bertambah, fosil-fosial yang ditemukan berusia terkadang lebih tua dari pernyataan evolusi manusia. Kemungkinan manusia modern sudah ada sejak 2,5, atau bahkan 10 juta tahun yang lalu, dimana teori Darwin menyatakan manusia kera hidup ditahun-tahun tersebut.

Sumber: Cut Pen - Sains, Sejarah & Misteri

1 comment: