Laman

Monday, July 9, 2018

Alam Semesta Jauh Lebih Cerdas Dari Manusia

Oleh: Archer Clear

Alam Semesta lebih nyata dari Tuhan-Tuhan imaginer, itu fakta dan tidak ada pengetahuan yang lebih baik dari fakta, di luar itu saya lebih senang menyebutnya tidak tahu. – Archer Clear

Bayangkan, bahwa kehidupan kita di atas planet ini bisa saja hilang dalam seketika (instan), “monster-monster” pembunuh ada di sekitar kita, lihat gunung ada volcano disana, lihat laut ada tsunami yang siap menggulung setiap waktu, di darat ada gempa bumi, lihat ke langit ada meteor, astroid yang setiap detik siap manghantam planet bumi.

Semua itu adalah alami, Natural Behavior is Uncertainty, sifat ketidakpastian itu adalah bawaan alam yang masih belum dimengerti secara baik oleh manusia, untuk itu jika mengacu pada teori Darwin, bahwa bukan yang paling pintar atau yang paling kuat yang akan dapat bertahan hidup di atas planet ini, tapi mereka yang paling bisa melakukan adaptasi atas perubahan-perubahan yang ditawarkan oleh alam (nature).

Pertanyaannya, apakah kita sebagai manusia merupakan entitas yang “penting” di alam semesta ini, jawabannya sudah sangat jelas “tidak Penting” dan saya kira konsep-konsep tentang Tuhan, kehidupan setelah kematian, surga dan neraka adalah ciptaan manusia untuk mengisi ketidakmengertiannya atas apa yang terjadi dalam kehidupannya sejak hari pertama hingga dia kembali menjadi bagian dari alam semesta ini.

Sains dan penalaran, mencoba menjawab berbagai fenomena alam itu dengan metode observasi dan investigasi dan saya percaya hanya itu perangkat-perangkat yang dibutuhkan oleh manusia untuk tetap bertahan hidup di atas planet yang memang banyak menghadirkan ketidakpastian ini. Paling tidak, ini yang saya mengerti hingga saat ini, dan saya percaya masih banyak hal yang saya tidak mengerti tentang bagaimana alam semesta ini bekerja, dari mana semua Ini berawal dan mengapa semua tampak baik-baik saja?’ Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi sangat menarik, karena esensi kehidupan itu bagi saya adalah mempertanyakan segala hal, termasuk Tuhan sekalipun.

Bisa dikatakan semua itu hasil dari proses pencaharian manusia yang kemudian diberi “label”, apapun bentuk dan nama label tersebut.

Ada satu hal lagi yang membuat sains menjadi sangat menarik, kita tahu dan mengenal spesies simpanse dan species ini sangat dekat dengan kita dalam hal struktur gen, 99% sama dan hanya 1 % saja yang membuat beda antara kita dan simpanse. Ini artinya, 1 % membuat segalanya menjadi sangat berbeda, simpanse adalah spesies yang cukup “genius” jika dibandingkan dengan spesies yang ada dalam rantai kehidupannya, tapi di atas simpanse ada spesies yang kita sebut sebagai manusia.
Saya jadi membayangkan bahwa di atas spesies manusia masih ada spesies lain yang jauh memiliki kecerdasan dari pada manusia, taruhlah 1% berbeda dengan struktur gen yang kita miliki, kita akan dilihat begitu bodoh oleh spesies tersebut, sama dengan saat kita melihat begitu ‘bodohnya’ spesies bernama simpanse.

Ini artinya, apa yang kita sebut sebagai kehidupan bukan hanya terjadi di atas planet yang kita sebut dengan bumi ini, tapi kemungkinan kehidupan itu begitu banyak di luar sana, di luar atau di dalam galaksi bimasakti (Milkyway) tempat kita hidup. Kemungkinan ini menjadi sangat beralasan, dengan alasan dan argumentasi yang sederhana.

Galaksi Bimasakti saja memiliki jumlah planet dan bintang yang begitu banyak (triliunan), satu galaksi saja, ada begitu banyak galaksi di luar sana yang berbeda dengan wajah galaksi kita, bagaimana mungkin kita begitu sombong dengan mengatakan bahwa hanya ada satu kehidupan di atas alam semesta ini, yaitu kehidupan di bumi? Inilah salah satu argumentasi mengapa saya mengatakan bahwa kita di atas alam semesta ini adalah spesies yang sama sekali tidak Penting, karena semua bisa hilang secara instan, seperti ledakan besar supernova atau bahkan The Big Bang sekalipun. We dont know yet!

Tapi apa yang kita ketahui secara nyata adalah satu tsunami saja dan membunuh hampir 300 ribu jiwa manusia di tahun 2004. Ini menjelaskan satu hal, bahwa kita sama sekali tidak penting di alam semesta ini, kita hanyalah bagian dari alam Semesta ini dan alam semesta ada pada diri kita sendiri.

Uncertainty Principle

Karena kitalah yang membuat segalanya menjadi Penting apalagi jika ditambah dengan nama Tuhan, maka pentingnya menjadi “Super” kuadrat.

Why are we here? Kita ada disini karena bintang-bintang di atas sana meledak, dan semua elemen hasil ledakan bintang-bintang itu berinteraksi melalui proses evolusi yang panjang sehingga membentuk berbagai jenis spesies dan tumbuhan termasuk manusia di dalamnya dan itu masih terus berlanjut hingga saat ini dan sampai saat tak terhingga (infinity).

Perdebatan tentang kreasionis vs sains masih terus berlangsung hingga saat ini, dan kalau diskor nilainya 1 untuk sains dan 0 untuk penciptaan. Logikanya, sains mencari tahu, sementara penciptaan tidak mencari tahu, karena sains memiliki alat seperti teleskop dan penciptaan tidak memiliki alat, cukup dengan argumentasi bahwa semua ini ada karena Tuhan ada sebagai pencipta yang maha segalanya.

Alam semesta ini sesungguhnya bukan persoalan keteraturan saja, alam semesta ini juga bekerja menghancurkan dan membentuk yang baru, sama halnya dengan manusia, ada yang membangun ada pula yang menghancurkan, what is nature does, human does to, karena kita memiliki sifat-sifat dasar dari alam semesta itu sendiri, membangun dan menghancurkan.

Saya kira, semua yang ada di atas alam semesta ini bergerak karena semua itu adalah partikel, dapat dilihat atau tidak dapat dilihat oleh mata Telanjang. Hidup itu bukan hanya milik spesies, tapi hidup bagi saya adalah sesuatu yang ada, dan semua yang ada adalah kehidupan.

Jika kita membayangkan bahwa alam semesta adalah ruang dan waktu yang sangat luas, itu artinya kita pun bisa membayangkan mekanika kuantum yang juga sama luasnya dengan alam semesta yang kita bayangkan.

Dan apa yang kita lihat di alam semesta ini, bisa sangat berbeda sama sekali dengan apa yang kita amati pada ruang dan waktu mekanika kuantum, bagaimana partikel berperilaku dalam alam semesta, dan bagaimana perilaku partikel yang bergerak pada dunia kuantum, inilah yang dilihat atau diamati oleh Heisenberg dan Richard P. Feynman yang tidak dipercayai oleh Albert Einstein bahkan hingga akhir kehidupannya.

Argumentasi yang paling mendasar mengapa sifat partikel adalah ketidakpastian (uncertainty), masih belum ditemukan penjelasannya yang paling dekat dengan perilaku asli dari partikel itu sendiri, untuk itu para ilmuan yang berkerja pada proyek CERN mencoba melakukan sebuah eksperimen yang terbesar dalam sejarah peradapan dan perkembangan sains manusia di Geneva, Swiss, tidak lain untuk mencari tahu apa yang disebut oleh mereka sebagai (Higg Boson) atau saya menyebutnya Super Particle.

Bagaimana kita ingin mengetahui sesuatu tanpa melewati proses eksperimen dan observasi, jika hanya sekedar keyakinan saja? Saya kira itu adalah jalan pintas dan jalan kemalasan yang banyak disenangi oleh para manusia yang ingin hidup di alam dunianya sendiri. Manusia sebagai The Selfish Gene amat menjelaskan itu dengan sangat Baik.

Elemen utama dan paling Aktif di alam semesta ini terdiri dari, Hidrogen, nitrogen, karbon, oksigen, dan helium. Saya kira tidak ada jaminan dan tidak dikenal bahasa jaminan dalam sistem dan kerja alam semesta, semua elemen berinteraksi tanpa tujuan, tanpa kepastian. Ada atau tidaknya kita sebagai manusia tak menarik kepedulian alam semesta, jika berpijak pada argumentasi Albert Einstein bahwa alam semesta ini sangat luas. Bahkan, luasnya alam semesta ini tak terbayangkan oleh imaginasi manusia yang paling canggih sekalipun.

Jika ingin mengetahui lebih jauh tentang alam semesta saya merekomendasikan jika ada waktu menyaksikan serial televisi yang sangat mendidik dari Carl Sagan, Judulnya sederhana Cosmos, yaitu gambaran tentang unsur atau elemen yang membentuk alam semesta yang kita saksikan saat ini. The origin of life ada di sana.

Apel yang jatuh jika merujuk pada temuan Newton terjadi karena ada hukum gravitasi yang baru dikenal ketika Newton melakukan observasi sekaligus eksperimen. Dan pertanyaan yang terbalik sekarang sedang diajukan, jika apel itu jatuh dan tertarik ke arah bumi (Gravitational Force), bagaimana dengan elemen yang menarik benda ke atas?

Alam semesta ini berdiri di atas unsur kimia yang sangat kompleks. Apa yang dimengerti oleh manusia saat ini saya kira justru masih menyisakan begitu banyak misteri yang belum terjawab. Ketidakmengertian itulah yang menjadi daya terbesar sains untuk mencari penjelasan terbaik atas semua yang terjadi di alam semesta ini. Tentang unsur-unsur utama yang membentuk alam semesta ini bisa dicek secara akurat pada tabel periodik di mana unsur-unsur  yang paling dominan adalah hidrogen, karbon, nitrogen, oksigen dan helium.

Berpijak pada argumentasi logis yang ditawarkan oleh Lawrence M. Krauss bahwa kehidupan ini ada karena bintang meledak di atas sana, itu dikenal dengan supernova. Unsur-unsur yang ada pada bintang juga ada pada diri kita sebagai manusia dan spesies lain yang ada di planet ini. Jika simpanse saja memiliki perbedaan 1% unsur genetik dengan manusia lalu coba bayangkan sesuatu yang ada di planet lain dalam sistem tata surya yang memiliki unsur genetik 1% berbeda dengan manusia, bisa dibayangkan bahwa spesies jenis manusia ini begitu tampak bodoh di hadapan mereka.

Pada skala kuantum malah jauh lebih sulit lagi untuk dibayangkan. Makanya fisikawan sekelas Richard P. Feynman saja mengatakan tidak ada yang benar-benar mengerti bagaimana dunia kuantum itu bekerja. Ini artinya, pengetahuan yang dimiliki oleh manusia sampai abad ini masih sangat primitif untuk bisa menjawab dari mana semua ini berawal. Nature is more smart then us.

The law of phisic

Manusia mencari penjelasan yang terbaik berdasarkan fakta dengan metode observasi yang dapat diverifikasi secara independen, bahwa setiap teori yang diajukan tersebut bekerja dalam realitas nyata, seperti halnya gravitasi. Dalam sains tidak dikenal yang namanya statik, sains bergerak dinamis untuk itu penemuan Newton dengan hukum gravitasinya kemudian dilengkapi oleh Albert Einstein dengan hukum relatifitas umum dan khususnya, saat ini para ilmuan bekerja untuk mencari rumus yang jauh lebih sederhana untuk menjelaskan segalanya, teori dawai (string theory) dan theory of everything menjadi sangat menarik bagi para ilmuan terutama fisika dan fisika kuantum.

Tentang apa hukum yang menarik benda-benda ke atas itu menjadi sesuatu yang misterius dan masih belum terjawab hingga saat ini. Satu lagi, coba cek buku yang ditulis oleh Lawrence M. Krauss, The Universe from Nothing. Why There is Something rather than Nothing. Sekali lagi alam semesta ini ada seperti apa adanya suka atau tidak suka, dan pekerjaan terbesar dari manusia adalah mencari tahu bagaimana semua ini bekerja.

Cara kerja alam semesta ini sebenarnya merujuk pada hukum Uncertainty-nya Heisenberg, bahwa alam semesta sebenarnya bergerak tanpa tujuan, tanpa kepastian. Perspektif itu hanya berlaku pada dunia manusia, bisa jadi semua yang kita saksikan di alam semesta ini hanyalah perspektif dan semua label yang ada dikarenakan kita sendiri yang membuatnya. Ada begitu banyak yang tidak kita ketahui dan semua itu butuh pemikiran-pemikiran jenius untuk menjelaskan bagaimana alam ini bekerja. Tapi di ujungnya tetap saja ketidaktahuan yang menyelimuti pikiran manusia-manusia jenius bahkan seorang Albert Einstein sekalipun.

Pada ruang dan waktu yang semuanya bergerak relatif ini–merujuk pada teori Relativitas umum dan khusus Albert Einstein, jadi apa yang kita sebut sebagai kepastian itu lagi-lagi adalah “Perspektif” dan masing-masing otak memiliki perspektif yang berbeda akan sesuatu. Sementara itu, ketidakpastian, atau dalam bahasa Warner Heisenberg adalah sesuatu yang menjadi dasar dari kerja Alam semesta ini pada skala kuantum.

Yang memberi label manusia penting dan spesial itu adalah manusia sendiri. Alam semesta tidak mengenal apa itu kata penting, ketidakpastian itu adalah realitas yang ditawarkan oleh alam. Jika Anda mengamati gerak partikel pada inti atom pada skala yang diperbesar maka Anda akan menemukan sebuah kenyataan bahwa dunia kuantum bukan hanya gila, tapi sangat sulit untuk dijelaskan. Saya menghargai cara Anda menjelaskan alam semesta ini dengan menggunakan pendekatan kreasionis dan bagi saya alam semesta ini datang dari ketiadaan penjelasan, yang mana para ilmuan masih terus mencari penjelasan paling mendekati kenyataan dan penjelasan itu lebih dekat dengan temuan teleskop Hubble, yakni the universe is expanding akan terus expanding dengan akselerasi yang semakin tinggi.

What we think we know actually tell us we don’t know anythingArcher Clear

No comments:

Post a Comment