Laman

Monday, November 19, 2018

Tuhan Sudah Mati (Bagian 1)

Pertanyaan: Mengapa Friedrich Nietzche menyatakan bahwa Tuhan sudah mati?

Jawaban OSHO:
Narayana, dia harus menyatakan itu, karena Tuhan sudah mati. Tuhan yang telah disembah selama ribuan tahun telah mati; bukan Tuhan yang sebenarnya, tetapi Tuhan yang telah diciptakan oleh pikiran manusia - Tuhan yang ada di kuil-kuil dan masjid-masjid dan gereja-gereja dan sinagog-sinagog, Tuhan dari kitab Perjanjian Lama, Dewa dari kitab Veda. Manusia telah tumbuh (lebih dewasa) melampaui konsep-konsep itu.

Nietzche hanya menyatakan satu fakta. Tentu saja, dia sama terkejutnya seperti orang lain. Dia sendiri belum siap menerimanya. Bahkan, seumur hidupnya dia berjuang untuk menerimanya. Dia mencoba meyakinkan dirinya sendiri dengan mengatakan bahwa Tuhan benar-benar mati, tetapi hal itu sulit bagi pria malang itu. Itu akan sulit bagi siapa pun. Dan dia adalah seorang pria dari baja; dia bukan pria biasa, dia benar-benar pria yang kuat, tapi tetap saja itu terlalu banyak. Dia harus sangat menderita karena dialah yang pertama kali mendeklarasikannya, dan untuk menjadi seorang perintis itu selalu bahaya. Dia mengalami gangguan saraf. Bagian terakhir dari hidupnya adalah dalam keadaan gila. Dia mempertaruhkan banyak untuk deklarasi ini.

Dalam bukunya yang hebat, “Thus Spake Zarathustra”, perumpamaan ini muncul….

"Tuhan sudah mati" sekarang hampir menjadi klise. Tetapi ketika Nietzsche menggunakan frase itu, hal itu seperti gempa bumi, halilintar dari langit - itu menghancurkan ilusi-ilusi manusia. Tetapi itu hanya separuh dari pesannya, ingat; separuh lainnya telah hampir terlupakan. Dia menyatakan 'Tuhan sudah mati' karena dia ingin menyatakan kedatangan seorang manusia baru. Dia menyebut manusia baru itu sebagai 'overman' atau 'superman' (manusia super). Dia berkata: Jika Tuhan terus hidup dengan cara lama, manusia tidak dapat menyatakan dirinya dalam kebebasan penuh. Manusia tidak bisa tumbuh, manusia tidak bisa menjadi dewasa. Dia akan selalu bergantung pada figur ayah. Tuhan sebagai ayah yang besar telah mati: ini separuh dari pesannya.

Separuh lainnya adalah: sekarang jadilah sendirian, berdirilah sendiri. Sekarang jadilah dewasa. Cukup dengan ketergantungan ini! Cukup dengan doa bodoh ini! Cukup dengan ritualmu! Hentikanlah permainan ini!

Manusia telah bermain banyak, banyak permainan dalam nama Tuhan, dan para imam telah mengeksploitasi manusia dalam nama Tuhan. Nietzsche mengakhiri semua itu; dunia tidak pernah menjadi sama lagi.

Meskipun Nietzche banyak menderita karena pernyataannya, ia telah melayani umat manusia dengan cara yang luar biasa: ia mengisyaratkan satu zaman baru.

Tuhan yang lama sudah mati - itu adalah persyaratan yang sangat mendasar bagi Tuhan yang baru untuk muncul, sebuah visi/pandangan baru tentang Tuhan, lebih selaras dengan kesadaran yang modern dan kontemporer/masa kini. Tuhan dari Perjanjian Lama itu sangat tepat bagi orang-orang yang menciptakannya. Itu sangat tepat bagi orang-orang yang kepadanya Musa sedang bicara; itu adalah bahasa yang mereka pahami. Sekarang ribuan tahun telah berlalu; Tuhan membutuhkan pakaian baru, dan engkau terus-menerus memakaikannya pakaian yang tua dan busuk.

Tuhan tidak mati. Tuhan tidak mungkin mati! Namun konsep lama sudah mati.

Zarathustra dipercayakan oleh Nietzsche dengan tugas untuk menyampaikan berita kematian Tuhan kepada dunia.

Ketika Zarathustra memulai perjalanannya, dia bertemu dengan seorang pertapa tua, seorang suci. Orang suci itu mengatakan kepada Zarathustra bahwa dia sendiri mencintai Tuhan tetapi tidak mencintai manusia, karena manusia terlalu tidak sempurna. Zarathustra menjawab bahwa dia mencintai manusia, dan kemudian dia bertanya kepada orang suci itu apa yang dia sedang lakukan di hutan. Orang suci itu menjawab, “Aku membuat lagu dan menyanyikannya; dan ketika aku membuat lagu aku tertawa, menangis, dan bersenandung: demikianlah aku memuji Tuhan.”

Keduanya berpisah, tertawa seperti anak-anak kecil. Tetapi ketika Zarathustra sendirian lagi, dia bertanya-tanya pada dirinya sendiri, “Apakah itu mungkin? Orang tua suci di hutan belum mendengar hal ini, bahwa Tuhan sudah mati!”

Orang tua suci mengatakan dia mencintai Tuhan, tidak manusia karena manusia tidak sempurna, dan Zarathustra mengatakan dia mencintai manusia, dan Tuhan sudah mati….

Ini akan menjadi agama baru. Itu belum menjadi kenyataan, meskipun seratus tahun telah berlalu sejak deklarasi Nietzsche, meskipun deklarasinya telah menyebar ke seluruh dunia seperti api liar. Tetapi bagian yang merusak telah terjadi; bagian yang kreatif belum terjadi: Nietzsche menyatakan tentang manusia super.

Manusia harus dicintai, karena hanya melalui makanan cinta manusia dapat tumbuh. Manusia harus tahu bahwa dia sendirian, dan dia harus tahu bahwa dia harus bergantung pada sumber dayanya sendiri dan bukan pada seorang ayah surgawi. Begitu manusia mengambil tanggung jawab, tanggung jawab total di pundaknya sendiri, revolusi besar pasti akan terjadi, karena manusia memiliki potensi tak terbatas untuk tumbuh. Dengan tetap tergantung pada Tuhan, dia telah benar-benar lupa/tidak sadar akan potensinya, masa depannya, pertumbuhannya.

Itu baik bahwa Tuhan telah dibuang. Sekarang manusia harus mengambil alih kehidupannya ke dalam tangannya sendiri. Dan keindahannya adalah, jika engkau menjadi bertanggung jawab, bertanggung jawab atas dirimu sendiri, jika engkau menyatakan kebebasanmu - engkau harus menyatakannya karena Tuhan telah mati; tidak ada orang yang lebih tinggi darimu - jika engkau menerima bahwa sekarang engkau harus mencari jalanmu, engkau harus meraba-raba untuk mencarinya sendiri, hidup akan mengambil risiko baru ke kedalaman dari yang tidak diketahui. Hidup akan kembali menjadi satu petualangan. Hidup akan kembali menjadi penemuan yang luar biasa dari fakta-fakta baru, kebenaran baru, wilayah baru, puncak kegembiraan baru.

Dan hanya dengan menjadi seorang petualang engkau akan menemukan wajah baru dari Tuhan - yang akan jauh lebih benar daripada yang lama, karena ia akan jauh lebih dewasa daripada yang lama.

OSHO ~ The Guest, Chpt 14
---
Why did Friedrich Nietzsche declare that God is dead?

Narayana, he had to declare it, because God was dead. The God that had been worshipped for thousands of years was dead; not the real God, but the God that the human mind had created – the God that was in the temples and the mosques and the churches and the synagogues, the God of the Old Testament, the God of the Vedas. Man has outgrown those concepts.

Nietzsche simply declared a fact. Of course, he was as shocked by it as everybody else was. He himself was not ready to accept it. In fact, for his whole life he struggled to accept it. He tried to convince himself by arguing that God is really dead, but it was difficult for the poor man. It would have been difficult for anybody. And he was a man of steel; he was no ordinary man, he was really a strong man, but still it was too much. He had to suffer tremendously because he was the first to declare it, and to be a pioneer is always dangerous. He went through a nervous breakdown. The last part of his life was a state of madness. He risked much for this declaration.

In his great book, Thus Spake Zarathustra, this parable appears….

‘God is dead’ is now almost a cliché. But when Nietzsche used that phrase it was like an earthquake, a thunderbolt from the skies – it shattered man’s illusions. But it is only half of his message, remember; the other half has been almost forgotten. He declared ’God is dead’ because he wanted to declare the coming of a new man. He called that new man ‘overman’ or ‘superman’. He said: If God continues to live the old way, man cannot assert himself in total freedom. Man cannot grow, man cannot mature. He will always remain dependent on the father-figure. God as the great father is dead: this is half of the message.

The other half is: now be on your own, stand on your own. Now become mature. Enough of this dependence! Enough of this stupid praying! Enough of your rituals! Stop these games!

Man has been playing many, many games in the name of God, and priests have been exploiting man in the name of God. Nietzsche put an end to all that; the world has never been the same again.

Although Nietzsche suffered much for his declaration, he has served humanity in a tremendous way: he heralded a new age.

The old God is dead – that is a very basic requirement for the new God to appear, a new vision of God, more in harmony with the modern, contemporary consciousness. The God of the Old Testament was perfectly right for the people who invented it. It was perfectly right for the people Moses was talking to; it was a language that they understood. Now thousands of years have passed; God needs new garments, and you go on and on putting the old, rotten garments on Him.

God is not dead. God cannot be dead! But the old concept is dead.

Zarathustra is entrusted by Nietzsche with the task of conveying the news of God’s death to the world.

As he starts on his journey he meets an old hermit, a saint. The saint tells Zarathustra that he himself loves God but not man, because man is too imperfect. Zarathustra replies that he loves man, and then he asks the saint what he is doing in the forest. The saint replies, “I make songs and sing them; and when I make songs I laugh, cry, and hum: thus I praise God.”

The two separate, laughing like young boys. But when Zarathustra is alone again he wonders to himself, “Could it be possible? This old saint in the forest has not yet heard anything of this, that God is dead!”

The old saint says he loves God, not man because man is imperfect, and Zarathustra says he loves man, and God is dead….

This is going to be the new religion. It has not yet become a reality, although a hundred years have passed since Nietzsche’s declaration, although the declaration has spread all over the world like wildfire. But the destructive part has happened; the creative part has not happened yet: Nietzsche declares the superman.

Man has to be loved, because it is only through the nourishment of love that man can grow. Man has to know that he is alone, and he has to know that he has to depend on his own resources and not on some heavenly father. Once man takes responsibility, total responsibility on his own shoulders, a great revolution is bound to happen, because man has infinite potential to grow. Remaining dependent on some God, he has completely become oblivious to his potential, to his future, to his growth.

It is good that God has been discarded. Now man has to take his life in his own hands. And the beauty is, if you become responsible, responsible for yourself, if you declare your freedom – you have to declare it because God is dead; there is nobody higher than you – if you accept that now you have to seek and search your way, you have to grope for it on your own, life will take a new plunge into the depths of the unknown. Life will become again an adventure. Life will again be an ecstatic discovery of new facts, new truths, of new territories, of new peaks of joy.

And it is only by becoming an adventurer that you will come upon the new face of God – which will be far more true than the old, because it will be far more mature than the old.

OSHO ~ The Guest, Chpt 14

Sumber: OSHO Indonesia

No comments:

Post a Comment