Laman

Wednesday, August 21, 2019

Tuhan Versi Lama 1.0 (1) & Tuhan Versi Baru 2.0 (2)

TUHAN VERSI LAMA 1.0 (1)

Model lama kita mengenai Tuhan tengah dibongkar di depan mata kita.

Tuhan dalam imaji kita sangat banyak. Ada yang memproyeksikan Tuhan sebagai pelindung, karena kita membutuhkan keamanan dan keselamatan. Ada juga yang menjadikan Tuhan sebagai pembuat hukum tertinggi, karena kita membutuhkan kehidupan yang teratur.

Tapi Tuhan yang melampaui semua kebutuhan adalah Tuhan satu. Tuhan yang ada dimana-mana. Pemisahan telah lenyap. Tuhan adalah segalanya. Alam semesta dan setiap peristiwa di dalamnya merupakan ekspresi setiap zat tunggal yang melandasinya, yang merupakan kesadaran murni, dan kreativitas murni. Alam adalah bentuk lahiriah kesadaran saat ia menyingkap diri dalam ruang dan waktu.

Jika kita terhubung dengan jiwa dan sumber kita, maka inilah Tuhan kita yang telah berkembang mencakup perspektif kosmik.

Tuhan ini bukanlah sebuah proyeksi sebagaimana yang kita bentuk. Dia menandakan sebuah kondisi kepastian dan ketakjuban total. Setiap kebutuhan telah terpenuhi; jalan telah berunjung pada realitas itu sendiri.

Tuhan seperti ini merambah semua ciptaan; tidak punya lokasi kecuali pada sumber kesadaran kita, yang hanya bisa ditemukan ketika kita melakukan perjalanan batin.


TUHAN VERSI BARU 2.0
(2)


Setiap masa menciptakan Tuhan (bisa hanya sebentar atau berabad lamanya). Masa kita menciptakan Tuhan yang sedikit di banding di masa-masa lalu yang jauh.

Agar punya masa depan, Tuhan harus memenuhi janji-janjinya yang dibuat atas nama-Nya di sepanjang kurun sejarah.

Alih-alih menjadi sebuah proyeksi, Tuhan 2.0 justru kebalikannya. Dia adalah realitas yang menjadi sumber eksistensi. Saat kita melakukan perjalanan batin, kehidupan sehari-hari menjadi penuh oleh sifat-sifat ketuhanan seperti cinta, pengampunan, dan kasih sayang. Semua hal ini akan kita alami dalam diri kita sebagai sebuah realitas.

Tuhan 2.0 bertindak lebih jauh lagi - Dia merupakan antarmuka antara kita dan kesadaran tiada terbatas. Yang terjadi saat ini, pengalaman tentang Tuhan sungguh langka, jarang disinggung, karena fokus kita terletak pada dunia luar dan tujuan-tujuan materil. Ketika kita mulai proses menemukan Tuhan, dunia batin akan menyeruak sendiri pengalaman tentang Tuhan akan.mulai menjadi norma, bukan dengan cara yang spetakuler seperti sebuah mukjizat yang diharapkan, melainkan dengan cara mentransformasi yang jauh lebih dalam.

Hubungan total: Jati diri kita adalah Tuhan

Kita menyatu dengan sumber kita. Tuhan tersingkap sebagai kesadaran murni, esensi tentang siapa diri kita. Pada gilirannya, esensi ini akan memancar dalam semua ciptaan. Kita mengalami cahaya kehidupan di dalam diri kita. Semuanya terampuni; semuanya dicintai. Ego individu kita telah berkembang menjadi ego kosmik. Saat pencerahan menjadi semakin dalam, kita mengalami kelahiran kedua. Sejak saat ini, evolusi kita akan berlangsung sebagai sebuah perjalanan menuju yang transenden.

Singkat kata, Tuhan 2.0 adalah sebuah proses, sebuah kata kerja bukan kata benda. Begitu kita memulai prosesnya, maka proses itu akan membangun dirinya sendiri. Kita akan tahu kita berada di jalan yang benar karena setiap langkah mengusung wawasan, kejelasan, dan pengalaman-pengalaman yang berkembang - semuanya membenarkan bahwa kesadaran yang lebih tinggi adalah nyata adanya.

Ketika ada cukup kesadaran, maka Tuhan pun muncul, kita akan menyadari hal ini dengan yakin sama seperti kita yakin sudah tahu bahwa kita memiliki pemikiran, perasaan, dan sensasi. Ungkapan inilah Tuhan akan melintas dalam pikiran kita dengan mudah seperti ungkapan ini adalah mawar. Kehadiran Tuhan bisa dirasakan seperti kita merasakan denyut jantung.
#TheFutureOfGod

@AOS

No comments:

Post a Comment