Sains  utamanya berurusan dengan pemahaman bagaimana dunia fisik bekerja. Sains  adalah sebuah proses dimana kita mencoba memahami bagaimana dunia fisik  bekerja dan bagaimana ia bisa begitu. Dunia fisik mencakup dunia yang  dapat kita amati dengan indera kita dengan atau tanpa bantuan teknologi.
Sains  tidak dapat membuktikan segalanya. Proses sains, ketika digunakan  dengan benar, sesungguhnya berusaha menyanggah gagasan (hipotesis)  dengan pengujian atau penantangan hipotesis lewat pengamatan (data) yang  dikumpulkan dari eksperimen yang dirancang dengan hati-hati. Bila  gagasannya bertahan terhadap pengujian, maka ia menjadi lebih kuat, dan  lebih mungkin merupakan penjelasan yang akurat. Sains adalah sebuah  proses yang hanya dapat menghasilkan penjelasan yang “mungkin” atau  “sangat mungkin” untuk fenomena alam; tidak pernah ada kepastian. Dengan  informasi, alat, atau pendekatan baru, penemuan sebelumnya dapat  digantikan oleh penemuan baru.
Relung  sains terbatas pada pemecahan masalah mengenai dunia fisik, sebuah  dunia yang dapat kita amati dengan indera kita. Sains tidak memiliki  perangkat yang baik untuk mengatasi relung supernatural, tidak pula  relung nilai dan etika, relung yang tidak dapat diamati oleh indera  kita. Penjelasan ilmiah harus dapat dibuktikan salah secara potensial.  Penjelasan berdasarkan kekuatan supernatural, nilai-nilai atau etika  tidak dapat dibuktikan salah dan karenanya tidak masuk dalam wilayah  sains.
Tidak semua studi yang dilakukan hati-hati dan berdasarkan pengamatan bisa digolongkan sebagai sains
Sains  harus mengikuti aturan-aturan tertentu; jika tidak, ia bukan sains  (sama halnya sepakbola tidak dapat disebut sepakbola bila aturannya  tidak diikuti). Aturan sains ditujukan untk membuat prosesnya se-objektif  mungkin, dan karenanya menghasilkan derajat pemahaman yang sedekat  mungkin dengan realitas. Penjelasan ilmiah harus beradasarkan pada  pengamatan yang hati-hati dan pengujian hipotesis.
Sesuatu dikatakan objektif bila tidak dipengaruhi oleh perasaan, keinginan, dan prasangka. Lawan dari objektif adalah subjektif yaitu sesuatu yang dipengaruhi perasaan, keinginan, dan prasangka.
Sains dapat dilaksanakan dengan buruk. Tidak semua yang dilakukan secara ilmiah itu akurat dan handal.
Sains  dapat dilaksanakan dengan buruk, sama seperti setiap perbuatan manusia  lainnya. Kita semua bisa salah, sebagian dari kita membuat lebih sedikit  kesalahan dari yang lain, sebagian mengamati lebih teliti dari yang  lain, namun kita masih tetap subjektif juga pada akhirnya. Mekanisme  koreksi diri dalam sains meningkatkan kehandalan hasilnya.
Berbagai  ilmuan dapat memperoleh solusi yang berbeda pada masalah yang sama.  Sains dapat dipengaruhi oleh ras, gender, kebangsaan, agama, politik,  atau minat ekonomi ilmuan.
Sumber  bias yang disengaja atau tidak disengaja yang masuk dalam sebuah studi  dapat menghasilkan berbagai solusi atas masalah yang sama. Para ilmuan  adalah manusia, dan walaupun mereka mengikuti aturan tertentu dan  mencoba seobjektif mungkin, baik dalam pengamatan maupun penafsiran,  bias mereka tetap ada. Bias rasial tak sadar, bias gender, status  sosial, sumber pendanaan, atau topangan politik dapat dan memang  mempengaruhi persepsi dan penafsiran seseorang. Sayangnya, sains terlalu  sering disalah gunakan. Karena ia bekerja terlalu baik, ada orang-orang  yang mencoba menggunakan nama sains untuk “membuktikan” keyakinan  favoritnya, bahkan walaupun aturan sains tidak diterapkan. Kasus  demikian disebut “pseudosains”. Selain itu, sebagian ilmuan juga telah  diketahui melakukan penipuan, untuk mendukung gagasan mereka. Karya  demikian biasanya terekspos cepat atau lambat, karena sistem tinjau  sejawat dan penelitian ilmuan lainnya.
Pengetahuan  mengenai apa itu sains, apa yang dapat dan tidak dapat ia lakukan, dan  bagaimana ia bekerja, penting bagi semua orang
Orang  mesti mampu mengevaluasi informasi ilmiah dan membuat keputusan  mengenai informasi tersebut. Informasi ilmiah digunakan untuk mendukung argumen  politik, mengiklankan produk, dan memberi tahu orang mengenai  faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mereka. Penting bagi semua  orang untuk melek secara ilmiah agar mampu berpikir kritis mengenai apa yang harus dipilih, apa yang harus dibeli, dan bagaimana melindungi kesehatan mereka.
Referensi:
Rodriguez, A.M. 2002. What Is Science
Sumber: FaktaIlmiah.com 

No comments:
Post a Comment