Laman

Saturday, June 2, 2018

PYTHAGORAS

Pythagoras mewakili ziarah abadi menuju philosophia perennis - filsafat kehidupan abadi. Dia adalah pencari kebenaran yang sangat istimewa. Dia mempertaruhkan semua yang dia punya untuk pencarian. Dia melakukan perjalanan jauh dan pergi ke seluruh dunia, hampir seluruh dunia yang dikenal pada masa itu, untuk mencari Master, sekolah misteri, rahasia tersembunyi. Dari Yunani dia pergi ke Mesir-untuk mencari Atlantis yang hilang dan rahasianya ....

Adalah usaha yang hebat pada masa itu, untuk melakukan perjalanan dari Yunani ke China. Perjalanan itu penuh dengan bahaya. Perjalanan itu berbahaya; tidak mudah seperti sekarang ....

Pada saat Pythagoras kembali, dia sudah sangat tua. Tapi para pencari berkumpul di sekelilingnya; Sebuah sekolah besar lahir. Dan, seperti yang selalu terjadi, masyarakat mulai menganiaya dia dan sekolah serta murid-muridnya. Seluruh hidupnya dia mencari filosofi abadi, dan dia telah menemukannya! Dia mengumpulkan semua pecahan itu ke dalam harmoni yang luar biasa, menjadi satu kesatuan yang besar.

Tapi dia tidak diijinkan untuk mengerjakannya secara rinci; Untuk mengajar orang dia tidak diijinkan. Dia dianiaya dari satu tempat ke tempat lain. Banyak serangan dilakukan kepada dirinya. Hampir tidak mungkin baginya untuk mengajarkan semua yang telah dia kumpulkan. Dan hartanya sangat besar - sesungguhnya, tidak ada orang lain yang pernah memiliki harta karun seperti itu. Tapi ini menunjukkan betapa bodohnya manusia itu dan selalu demikian. Orang ini telah melakukan sesuatu yang tidak mungkin: dia telah menjembatani Timur dan Barat. Dia adalah jembatan pertama. Dia telah mengenal pikiran Timur sedalam pikiran Barat ....

Tapi seluruh usaha hidupnya dihancurkan oleh orang bodoh, oleh masyarakat yang biasa-biasa saja. Beberapa baris syair ini adalah satu-satunya kontribusi yang tersisa. Syair - syair ini bisa ditulis di dalam satu kartu pos. Inilah yang tersisa dari usaha orang besar itu, usaha keras. Dan ini juga tidak ditulis oleh tangannya sendiri; Kelihatannya semua yang dia tulis telah dihancurkan.

Pada hari Pythagoras meninggal, ribuan muridnya dibantai dan dibakar. Hanya satu murid yang lolos dari sekolah; Namanya Lysis. Dan dia melarikan diri, bukan untuk menyelamatkan hidupnya - dia melarikan diri hanya untuk menyelamatkan ajaran sang Master. Syair Emas Pythagoras ini ditulis oleh Lysis, satu-satunya murid yang bertahan hidup.

Seluruh sekolah dibakar, dan ribuan murid dibunuh dan dibantai. Dan semua yang telah dikumpulkan oleh Pythagoras dalam perjalanannya - harta karun yang hebat, tulisan suci yang hebat dari Cina, India, Tibet, Mesir, tahun dan tahun pekerjaan - semuanya dibakar.

Lysis menulis beberapa ayat ini. Dan, seperti tradisi kuno bahwa seorang murid sejati tidak mengenal nama lain selain Masternya, ayat-ayat ini tidak disebut Ayat-ayat Lysis - tapi disebut Syair keemasan dari Pythagoras. Dia tidak menuliskan namanya pada ayat-ayat itu ....

Jika kita bisa belajar sesuatu dari sejarah masa lalu, jika kita bisa belajar sesuatu dari Pythagoras .... Orang tidak bisa menggunakan Pythagoras dan pengertiannya, mereka tidak dapat menggunakan sintesisnya yang hebat, mereka tidak dapat menggunakan pintu yang telah disediakannya. Seorang individu telah melakukan sesuatu yang sangat besar, sesuatu yang tidak mungkin, tapi tidak digunakan.

Aku mencoba untuk melakukan hal yang sama lagi; Aku merasakan persamaan spiritual yang sangat dalam dengan Pythagoras. Aku juga membawa kepadamu sintesis Timur dan Barat, sains dan agama, intelek dan intuisi, pikiran laki-laki dan pikiran perempuan, kepala dan hati, dari kanan dan kiri. Aku juga berusaha dengan segala cara menciptakan harmoni yang luar biasa, karena hanya harmoni yang bisa menyelamatkan. Hanya harmoni yang bisa memberimu kelahiran baru. Tapi ada kemungkinan bahwa apa yang telah dilakukan Pythagoras akan dilakukan padaku.

Dan ada kemungkinan semua hal yang dilakukan terhadap pengikut Pythagoras dilakukan juga untuk sannyasinku. Tapi tetap saja, meski mengetahui kemungkinan itu, usaha itu harus dilakukan lagi. Karena ini adalah waktu yang berharga. Waktu itu datang hanya sekali dalam dua puluh lima abad ketika roda waktu bisa bergerak dengan cara baru, bisa mengambil arah baru.

Engkau semua harus mengambil risiko, dan engkau harus mengambil risiko atas semua yang engkau miliki. Dan terima risiko itu dengan sukacita yang besar! Karena apa yang bisa lebih menggembirakan daripada melahirkan manusia baru, untuk menjadi medium bagi manusia baru, untuk kemanusiaan baru? ...

Sannyasinku bisa menjadi rahim energi, medan energi. Sebuah sintesis hebat terjadi di sini. Timur dan Barat bertemu di sini. Dan jika kita bisa membuat hal yang tidak mungkin ini terjadi, manusia akan hidup dengan cara yang sama sekali berbeda di masa depan. Dia tidak perlu hidup di neraka tua yang sama. Manusia bisa hidup dalam kasih, damai. Manusia bisa didup dalam persahabatan yang besar. Manusia bisa menjalani kehidupan yang tak lain hanyalah sebuah perayaan. Manusia bisa membuat bumi ini ilahi. Ya: bumi ini bisa menjadi surga dan tubuhnya ini menjadi sang Buddha.

Pythagoras mengatakan: Bangkitkanlah kenangan akan Pahlawan termasyur...... Buddha, Lao Tzu, dari Krishna, dari Kristus, dari Musa, dari Muhammad, Mahavira. Ingatlah!

Itulah mengapa aku berbicara tentang begitu banyak Master: jadi engkau bisa mengingat bahwa engkau tidak sendirian di jalan pencari. Banyak yang telah berhasil sebelummu. Engkau juga akan berhasil. Jika begitu banyak yang berhasil, mengapa engkau tidak? Banyak orang sebelummu dan mereka telah mencapai. Engkau tidak bergerak sendiri; banyak juga orang di depanmu. Ini adalah prosesi pencari kebenaran yang panjang. Engkau adalah bagian dari rantai besar.

Engkau mungkin setetes embun kecil, tapi engkau adalah bagian dari sungai besar - sungai para Buddha, dari semua orang tercerahkan di dunia. Itulah mengapa aku berbicara tentang begitu banyak orang yang tercerahkan: Untuk memberimu keberanian, memberimu kepercayaan diri; Untuk memberimu perasaan bahwa engkau berada dalam rantai besar, bagian dari sebuah rantai emas, dan engkau tidak bergerak sendiri. Tidak perlu takut. Engkau tidak bisa tersesat!

OSHO-Philosophia Perennis, Vol 1
====================================================
Pythagoras represents the eternal pilgrim for philosophia perennis—the perennial philosophy of life. He is a seeker of truth par excellence. He staked all that he had for the search. He travelled far and wide, almost the whole known world of those days, in search of the Masters, of the mystery schools, of any hidden secrets. From Greece he went to Egypt—in search of the lost Atlantis and its secrets….

It was a great effort in those days, to travel from Greece to China. It was full of dangers. The journey was hazardous; it was not easy as it is today….

By the time Pythagoras came back, he was a very old man. But seekers gathered around him; a great school was born. And, as it always happens, the society started persecuting him and his school and his disciples. His whole life he searched for the perennial philosophy, and he had found it! He gathered all the fragments into a tremendous harmony, into a great unity. But he was not allowed to work it out in detail; to teach people he was not allowed.

He was persecuted from one place to another. Many attempts were made on his life. It was almost impossible for him to teach all that he had gathered. And his treasure was immense—in fact, nobody else has ever had such a treasure as he had. But this is how foolish humanity is, and has always been. This man had done something impossible: he had bridged East and West. He was the first bridge. He had come to know the Eastern mind as deeply as the Western mind….

But his whole life's effort was destroyed by the stupid people, by the mediocre masses. These few verses are the only contribution left. These verses can be written on one postcard. This is all that is left of that great man's effort, endeavour. And this too is not written by his own hand; it seems all that he had written was destroyed.

The day Pythagoras died, thousands of his disciples were massacred and burnt. Only one disciple escaped the school; his name was Lysis. And he escaped, not to save his life—he escaped just to save something of the Master's teachings. These Golden Verses of Pythagoras were written by Lysis, the only disciple who survived.

The whole school was burnt, and thousands of disciples were simply murdered and butchered. And all that Pythagoras had accumulated on his journeys—great treasures, great scriptures from China, India, Tibet, Egypt, years and years of work—all was burnt.

Lysis wrote these few verses. And, as it has been the ancient tradition that a real disciple knows no other name than his Master's, these verses are not called Lysis' Verses—they are called The Golden Verses of Pythagoras. He has not written his name on them….

If we can learn something from the past history, if we can learn something from Pythagoras…. People could not use Pythagoras and his understanding, they could not use his great synthesis, they could not use the doors that he had made available. A single individual had done something immense, something impossible, but it was not used.

I am trying to do exactly the same again; I feel a very deep spiritual affinity with Pythagoras. I am also bringing you a synthesis of East and West, of science and religion, of intellect and intuition, of the male mind and the female mind, of the head and the heart, of the right and the left. I am also trying in every possible way to create a great harmony, because only that harmony can save. Only that harmony can give you a new birth.

But there is every possibility that what was done to Pythagoras will be done to me. And there is every possibility what was done to Pythagoras' followers will be done to my sannyasins. But still, even knowing that possibility, the effort has to be made again. Because this is a valuable time. It comes only once in twenty-five centuries when the wheel can move in a new way, can take a new direction.

You all have to risk, and you have to risk all that you have. And risk it with great joy! because what can be more joyous than to give birth to a new man, to become vehicles for a new man, for a new humanity?…

My sannyasins can become an energy womb, an energy field. A great synthesis is happening here. East and West are meeting here. And if we can make this impossible thing happen, man will live in a totally different way in the future. He will not need to live in the same old hell. Man can live in love, in peace. Man can live in great friendliness. Man can live a life which is nothing but a celebration. Man can make this earth divine.Yes: this very earth can become the paradise and this very body the Buddha.

Pythagoras says: Revere the memory of the Illustrious Heroes…
…of Buddha, of Lao Tzu, of Krishna, of Christ, of Moses, of Mohammed, of Mahavira. Remember! That's why I am talking on so many Masters: so you can remember that you are not alone on the path. Many have succeeded before you. You will also succeed. If so many have succeeded, why not you? Many have preceded you and reached. You are not moving alone; many are ahead of you. It is a long procession of truth-seekers. You are part of a great chain. You may be a small drop, but you are part of a great river—the river of Buddhas, of all the enlightened people of the worl.

That's why I am talking about so many enlightened people: to give you courage, to give you confidence; to give you the sense that you are in a great chain, part of a golden chain, and you are not moving alone. There is no need to be afraid. You cannot be lost!

OSHO-Philosophia Perennis, Vol 1

Sumber: OSHO FB

No comments:

Post a Comment