Delapan
 miliar tahun yang lalu, sinar cahaya dari galaksi-galaksi jauh memulai 
perjalanan panjangnya menuju bumi. Kamera Energi Gelap, mesin pemetaan 
luar angkasa yang paling kuat yang pernah diciptakan, yang dibangun di 
puncak gunung di Chile, telah berhasil menangkap dan merekam sinar 
cahaya purba tersebut untuk pertama kalinya.
Cahaya itu mungkin 
menyimpan jawaban bagi salah satu misteri terbesar dalam dunia fisika – 
mengapa ekspansi alam semesta mengalami percepatan.
Para ilmuwan 
dalam kolaborasi Dark Energy Survey internasional minggu ini mengumumkan
 bahwa Kamera Energi Gelap, produk hasil dari perencanaan dan konstruksi
 selama delapan tahun oleh para ilmuwan, insinyur, dan teknisi di tiga 
benua, telah mencapai cahaya pertamanya. Gambar-gambar pertama dari luar
 angkasa selatan diambil dengan kamera berkekuatan 570 megapiksel pada 
tanggal 12 September.
“Pencapaian cahaya pertama melalui Kamera 
Dark Energi ini memulai era baru yang signifikan bagi eksplorasi kita 
terhadap perbatasan kosmik,” kata James Siegrist, direktur asosiasi ilmu
 fisika energi tinggi dengan Departemen Energi Amerika Serikat. “Hasil 
survei ini akan membawa kita lebih dekat dalam memahami misteri energi 
gelap, dan apa artinya bagi alam semesta.”
Kamera Energi Gelap 
dibangun di Fermi National Accelerator Laboratory milik Departemen 
Energi AS (DOE) di Batavia, Illinois, dan dipasang pada teleskop
 M. Victor Blanco di Cerro Tololo Inter-American Observatory (CTIO) 
milik Yayasan Sains Nasional di Chili, yang merupakan cabang 
selatan National Optical Astronomy Observatory (NOAO) AS. Dengan 
perangkat yang berukuran kira-kira sebesar bilik telepon ini, para 
astronom dan fisikawan melakukan penyelidikan terhadap misteri energi 
gelap, kekuatan yang diyakini menjadi penyebab alam semesta 
berkembang lebih cepat dan lebih cepat
Kamera Energi Gelap merupakan 
instrumen survei yang paling kuat dari jenisnya, mampu menangkap cahaya 
pada lebih dari 100.000 galaksi yang berjarak hingga 8 miliar tahun 
cahaya dalam tiap-tiap jepretannya. Array kameranya memiliki 
sensitivitas paling tinggi terhadap cahaya yang sangat merah, dan 
bersama dengan cermin besar pengumpul-cahaya pada teleskop Blanco (yang 
lebarnya hingga 13 kaki), akan memungkinkan para ilmuwan dari seluruh 
dunia untuk melakukan penyelidikan, mulai dari studi asteroid dalam tata
 surya kita hingga memahami asal-usul dan nasib alam semesta.
“Kami sangat bersemangat untuk menghadirkan Energi Kamera Gelap ini secara online
 dan membuatnya tersedia bagi masyarakat astronomi melalui alokasi 
teleskop akses terbuka NOAO,” kata Chris Smith, direktur Cerro-Tololo 
Inter-American Observatory. “Dengan itu, kami menyediakan alat baru yang
 kuat bagi para astronom di seluruh dunia untuk mengeksplorasi 
pertanyaan-pertanyaan luar biasa di masa kita, mungkin yang paling 
mendesak adalah mengenai sifat dari energi gelap.”
Para ilmuwan 
dalam kolaborasi Dark Energy Survey akan menggunakan kamera baru ini 
untuk melaksanakan survei galaksi terbesar yang pernah dilakukan, dan 
akan menggunakan data tersebut untuk melaksanakan empat penyelidikan 
energi gelap, mempelajari kluster galaksi, supernova, penggumpalan 
galaksi skala besar dan pelensaan gravitasi lemah. Ini akan menjadi yang
 pertama kalinya keempat metode tersebut dilakukan dalam percobaan 
tunggal.
Dark Energy Survey diharapkan bisa dimulai pada bulan 
Desember, setelah kamera ini sepenuhnya diuji, dan akan memanfaatkan 
kondisi atmosfer yang sangat bagus di Andes Chili untuk memberikan 
gambar beresolusi paling tajam dalam survei lapangan astronomi. Hanya 
dalam beberapa malam pengujiannya, kamera ini sudah menghantarkan gambar
 beresolusi spasial yang sangat baik dan hampir seragam.
Lebih 
dari lima tahun, survei ini akan membuat gambar rinci berwarna dari 
seperdelapan luar angkasa, atau 5.000 derajat persegi, untuk menemukan 
dan mengukur 300 juta galaksi, 100.000 kluster galaksi dan 4.000 
supernova.
Survei Dark Energy didukung pendanaan dari Departemen 
Energi AS, Yayasan Sains Nasional, lembaga-lembaga pendanaan di Inggris,
 Spanyol, Brazil, Jerman dan Swiss, serta institusi-institusi Dark 
Energy Survey yang berpartisipasi.
Informasi lebih lanjut tentang Dark Energy Survey, termasuk daftar institusi yang berpartisipasi, tersedia di situs proyek: www.darkenergysurvey.org.
Sumber: FaktaIlmiah.com
No comments:
Post a Comment