"Medan-medan ini membantu membentuk arus, dan kemungkinan berperan 
bersama gravitasi dalam mendukung pembentukan sistem tata surya, yang 
akhirnya dapat mengarah pada terbentuknya planet seperti bumi."
Salah
 satu misteri yang tak terpecahkan dalam ilmu pengetahuan kontemporer 
adalah bagaimana struktur-struktur yang sangat terorganisir dapat muncul
 dari pergerakan partikel yang acak. Hal ini berlaku pada banyak situasi
 mulai dari objek-objek astrofisika yang membentang selama jutaan tahun 
cahaya hingga pada lahirnya kehidupan di bumi.
Penemuan 
mengejutkan akan adanya medan elektromagnetik yang mengorganisir-diri 
pada gas terionisasi (juga dikenal sebagai plasma) akan memberi cara 
baru bagi para ilmuwan untuk mengeksplorasi bagaimana keteraturan muncul
 dari kekacauan di dalam kosmos. Temuan ini dipublikasikan secara online dalam jurnal Nature Physics, 30 September.
“Kami
 telah membuat sebuah model untuk mengeksplorasi bagaimana medan 
elektromagnetik membantu mengatur gas terionisasi atau plasma dalam 
pengaturan astrofisika, seperti dalam arus plasma yang muncul dari 
bintang-bintang muda,” kata pemimpin penulis Nathan Kugland, seorang 
peneliti pasca-doktoral pada High Energy Density Science Group di 
Lawrence Livermore National Laboratory (LLNL). “Medan-medan ini membantu
 membentuk arus, dan kemungkinan berperan bersama gravitasi dalam 
mendukung pembentukan sistem tata surya, yang akhirnya dapat mengarah 
pada terbentuknya planet seperti bumi.”
“Pengamatan ini 
benar-benar tak terduga, karena plasma bergerak dengan sangat cepat 
sehingga semestinya mengalir secara bebas melewati satu sama lain,” 
jelas Hye-Sook Park, pemimpin tim dan fisikawan staf di LLNL. Park 
menambahkan bahwa “eksperimen-eksperimen plasma laser-pendorong dapat 
mempelajari mikrofisika dari interaksi plasma dan pembentukan struktur 
dalam kondisi yang terkendali.”
Mempelajari astrofisika dengan 
percobaan laboratorium dapat membantu menjawab pertanyaan tentang 
objek-objek astrofisika yang jauh di luar jangkauan pengukuran langsung.
 Penelitian ini dilaksanakan sebagai bagian dari kolaborasi 
internasional, Astrophysical Collisionless Shock Experiments with Lasers
 (ACSEL), dibawah pimpinan LLNL, Universitas Princeton, Universitas 
Osaka dan Universitas Oxford, dengan partisapasi dari 
universitas-univertas lain.
Pekerjaan ini dilakukan di laser OMEGA
 EP oleh Lawrence Livermore National Laboratory. Dukungan tambahan 
disediakan oleh program LDRD dan International Collaboration for High 
Energy Density Science (ICHEDS), didukung oleh Core-to-Core Program dari
 Japan Society for the Promotion of Science. Penelitian yang mengarah 
pada hasil mengejutkan ini menerima dana dari Dewan Riset Eropa di bawah
 Kerangka Program Ketujuh Komunitas Eropa.
Jurnal:
 N. L. Kugland, D. D. Ryutov, P-Y. Chang, R. P. Drake, G. Fiksel, D. H. 
Froula, S. H. Glenzer, G. Gregori, M. Grosskopf, M. Koenig, Y. 
Kuramitsu, C. Kuranz, M. C. Levy, E. Liang, J. Meinecke, F. Miniati, T. 
Morita, A. Pelka, C. Plechaty, R. Presura, A. Ravasio, B. A. Remington, 
B. Reville, J. S. Ross, Y. Sakawa, A. Spitkovsky, H. Takabe, H-S. Park. Self-organized electromagnetic field structures in laser-produced counter-streaming plasmas. Nature Physics, 2012; DOI: 10.1038/nphys2434
Sumber: FaktaIlmiah.com
No comments:
Post a Comment