Friday, May 15, 2020

VISI (kerinduan) Ibn Al-Arabi

"Jika engkau mencintai suatu wujud karena keindahannya, engkau tak lain kecuali mencintai Allah, karena dia adalah satu-satunya Wujud yang indah".
 
Syahadat adalah "Tidak ada tuhan dan tidak ada realitas absolut selain Allah. Tidak ada keindahan selain Dia. Kita tidak bisa melihat Tuhan itu sendiri, namun kita bisa melihatnya ketika dia memilih untuk mewahyukan diri melalui makhluk-makhluknya (Nizam), yang mengilhami rasa cinta di hati kita.
 
Ketika Al-Arabi sedang melaksanakan thawaf di Ka'bah, dia mengalami suatu peristiwa hebat yang meninggalkan pengaruh kuat dan lama terhadap dirinya; dia melihat seorang perempuan muda, yang bernama Nizam, dikelilingi cahaya surgawi dan dia sadar bahwa perempuan itu adalah titisan Sophia.
 

Wednesday, May 13, 2020

KEMBALI KE AKAR (Bagian 1)

Sosan berkata: Untuk kembali ke akar berarti menemukan maknanya, tetapi menejar wujud-wujud berarti melewatkan sumbernya.
 
Untuk kembali ke akar berarti menemukan maknanya ... apakah tujuan dari seluruh permainan semesta ini? Apakah makna dari semua pepohonan yang bertumbuh ini, dan manusia, hewan-hewan, dan burung-burung? Apakah makna dari bumi dan surga ini? Apakah makna dari keseluruhan ini? Di manakah engkau akan menemukan maknanya?
 
Bagi pikiran, makna haruslah menjadi akhirnya – ke mana semesta ini bergerak haruslah menjadi maknanya, tujuannya. Bagi pikiran, makna haruslah di suatu tempat di tempat tujuan: ke mana kita sedang pergi.
 
Dan sutra Sosan ini mengatakan: Untuk kembali ke akar adalah untuk mencari maknanya ... bukan di masa depan, bukan dalam keinginan dan tujuan, bukan di tempat lain, tetapi ke akarnya. Bukan pada yang akhir tetapi pada yang awal.
 
Cobalah untuk memahaminya. Banyak hal yang harus dipahami. Pertama, jika ada makna itu pastinya berada di dalam benih. Mungkin tersembunyi, tidak terlihat, tetapi pastinya berada di dalam benih, karena tidak ada apa pun yang bisa muncul yang tidak ditemukan di dalam benih. Tidak ada apa pun yang bisa keluar dari kekosongan.
 

RASA INGIN TAHU

Seribu dua ratus tahun yang lalu ada sekolah mistikus persis seperti ini. Sekolah mistikus itu milik salah satu Sufi terhebat, Mevlana Jalaluddin Rumi. Dalam bahasa Turki "mevlana" berarti Guru yang Terkasih; kata itu tidak pernah digunakan untuk orang lain.

Di depan sekolahnya tertulis dengan huruf tebal: "Tempat ini bukan untuk mereka yang hanya ingin tahu."

Keingintahuan tidak memiliki makna spiritual.

Rasa ingin tahu (Curiosity) adalah sesuatu yang terasa gatal di pikiranmu: jika engkau merasa gatal, itu akan berlalu; jika engkau tidak merasa gatal, itu juga berlalu. Keingintahuan tidak memiliki hasrat di dalamnya; sangat dangkal. Hanya sekedar basa-basi, sekedar ingin tahu, hanya sekedar pertanyaan yang muncul di dalam dirimu - tetapi itu bukan pencarianmu, engkau tidak harus mendedikasikan hidupmu dalam mencari jawaban untuk itu. Anda bahkan tidak akan berkomitmen pada eksplorasi. Keingintahuan itu murahan. Jika ada yang menjawab, bagus; jika tidak ada yang menjawab, juga tidak masalah. Engkau tidak begitu tertarik, tidak muncul dari kedalaman hatimu. Keingintahuan harus disingkirkan sebelum engkau mendapatkan sebuah pencarian yang penuh semangat (passionate inquiry) tentang seluruh keberadaan

OSHO 
(Satyam Sivam Sundaram. Chapter 3. Learn the Art Living with the Eternal

MENCARI TUHAN DAN TARIAN SEMESTA

SEMESTA penuh dengan Tuhan. Semesta berlimpah dengan Tuhan. Namun kita belum bisa melihatNya. Kita buta – buta karena kepercayaan kita. Semakin banyak kepercayaan yang engkau miliki, semakin buta pula dirimu; matamu menjadi tertutup oleh kepercayaanmu dan engkau tidak bisa melihat apa yang sebenarnya.
 
Hanya pikiran yang telanjang yang bisa melihat Tuhan, hanya hati yang telanjang yang bisa terisi Tuhan. Engkau bisa terus mencari dengan semua filosofimu dan agamamu dan dogmamu; engkau tidak akan menemukanNya. Engkau tidak akan menemukanNya di mana pun – dan Dia ada di mana-mana. Sesuatu menghalangi jalannya.
 
Tuhan telah selalu datang kepadamu, Dia telah mengetuk pintumu. Tetapi engkau penuh dengan kegaduhan dirimu sendiri, dari kitab sucimu, sehingga engkau tidak bisa mendengar suara kecil keheningan itu. dia datang dalam seribu satu cara – Dia terus menerus datang, Dia terus berharap. Tetapi engkau sangatlah keras kepala. Dan ironisnya adalah bahwa engkau berpikir bahwa engkau sedang mencari Tuhan.