Friday, October 28, 2016

Kesadaran dan Mekanika Quantum

bf0fceb473d7295ae3b2d1a1be4d83a7Oleh: Thomas J. McFarlane

Dalam esai naratif ini, kita mengikuti perjalanan para fisikawan abad ke-20 ke luar dari batas pandangan dunia yang lama untuk menjelajahi dunia menarik dari mekanika kuantum dan implikasi filosofis yang mendalam dari penemuan itu.

Dunia yang dijelaskan oleh mekanika kuantum adalah aneh dan kontra-intuitif, yang meruntuhkan gagasan materialisme, determinisme, dan pemisahan. Kita juga menjelajahi masalah pengukuran dalam mekanika kuantum dan memeriksa argumen mengapa kesadaran diperlukan untuk menyelesaikan masalah kuantum. Resolusi tersebut, memaksa kita untuk melakukan perubahan radikal dalam pemahaman kita tentang dunia dan kesadaran.

Friday, October 21, 2016

Cinta

front_the_silentDari buku : The Silent Whisperings of the Heart
oleh : Swami Dhyan Giten
 
Cinta bukanlah suatu hubungan eksklusif antara kita dengan orang lain; cinta adalah kualitas yang muncul ketika kita berada dalam kontak dengan batin kita, dengan diri-sejati, dengan kualitas meditasi yang dalam, dengan keheningan batin dan kekosongan. Diri sejati ini dialami oleh kita dan dinyatakan ke luar dalam wujud cinta. Cinta ini tidak ditujukan kepada orang tertentu, melainkan sebuah kehadiran dan kualitas yang mengelilingi orang seperti aroma.

Hati manusia adalah penyembuh, yang menyembuhkan baik orang lain maupun diri kita sendiri. Hati yang terbuka adalah seperti air mancur, yang tidak lagi membuat perbedaan antara: “Aku suka kamu – aku tidak suka kamu”. Hati yang terbuka adalah tidak membuat perbedaan apapun antara teman dan musuh. Hati yang terbuka terbuka baik bagi diri kita sendiri dan untuk orang lain. Hati yang terbuka adalah cinta tanpa syarat.

Thursday, October 13, 2016

Memutuskan Batas Realitas

Oleh: Anil Ananthaswamy

18 Desember 2015
(Sumber: plus.maths.org)


Artikel ini pertama kali dimuat di situs komunitas FQXi. FQXi adalah mitra kami dalam proyek informasi tentang informasi. Klik di sini untuk membaca artikel lain terkait konsep “it from bit” milik John Wheeler.

David Wolpert (Santa Fe Institute)

David Wolpert (Santa Fe Institute)David Wolpert biasa menyindir saat berkata bahwa teorinya menempatkan batas pada agama-agama. “Tak boleh ada dua tuhan/dewa, yang dua-duanya mampu mengamati segala sesuatu secara sempurna, atau yang dua-duanya mampu mewujudkan apapun yang mereka mau,” tuturnya. Bahkan, tak boleh ada dua tuhan yang dua-duanya memiliki ingatan sempurna. Ringkasnya, secara matematis mustahil terdapat alam semesta politeistik beserta tuhan-tuhan maha tahu.

Pernyataan demikian (dilontarkan sambil membuat “isyarat kutipan serius di udara”) adalah konsekuensi dari batas-batas yang Wolpert peroleh berdasarkan kemampuan “perangkat inferensi” (mesin yang mampu mengamati dan/atau mengendalikan dunia di sekelilingnya). Alih-alih menganalisa beragam kumpulan dewa, Wolpert tertarik dengan pembatasan matematis informasi yang dapat dimiliki sebuah perangkat mengenai suatu sistem dan implikasi pembatasan ini terhadap hukum fisika. Dia menemukan batasan yang mirip sekali dengan batasan-batasan yang sudah lama dikenal oleh fisikawan dari teori quantum, contohnya Prinsip Ketidakpastian Heisenberg. Temuan Wolpert bisa membantu fisikawan memahami pangkal kekaburan masyhur di alam quantum tersebut. Ini boleh jadi timbul akibat pembatasan formal pada apa-apa yang dapat diketahui.

Ngobrol dengan Tuhan : Konflik Antar Agama

Ngobrol_dengan_Tuhan._Conversation_with_God_for_Teens
Dari buku : Ngobrol dengan Tuhan oleh Neale Donald Walsh

Kenapa begitu banyak konflik gara-gara meributkan agama mana yang paling benar?
Kebanyakan agama-agama di dunia mu meyakini bahwa hanya ada satu jalan menuju Tuhan, yakni jalan mereka. Mereka begitu yakin akan hal ini, dan mengajarkannya — sampai sampai mereka menganggap diri mereka superior di mata-Ku. Dan ilusi tentang superioritas ini mereka anggap nyata.

Banyak di antara mereka juga percaya bahwa mereka harus membuat orang-orang lain meyakini jalan mereka juga, sebab dengan berbuat begini, seolah mereka telah memenuhi kewajiban mereka terhadap-Ku.

Wednesday, October 5, 2016

Apakah Multiverse Betul-betul Eksis?

Oleh: George F.R. Ellis

(Sumber: Scientific American, Agustus 2011, hal 38-43)


Bukti eksistensi alam-alam semesta paralel yang sangat berbeda dari alam semesta kita mungkin masih di luar domain sains.

MultiverseSelama dekade terakhir, sebuah klaim luar biasa telah memikat para kosmolog: alam semesta mengembang yang kita saksikan di sekeliling kita bukanlah satu-satunya; miliaran alam semesta lain ada di luar sana. Bukan satu universe—yang ada multiverse. Dalam artikel-artikel Scientific American dan buku-buku seperti karangan terakhir Brian Green, The Hidden Reality, para ilmuwan terkemuka sudah membahas revolusi super-Copernican. Dalam pandangan ini, bukan hanya bahwa planet kita adalah salah satu dari sekian banyak planet, tapi juga bahkan keseluruhan alam semesta kita tidak signifikan pada skala kosmik segala sesuatu. Ia cuma satu dari banyak alam semesta tak terhitung, masing-masing mengerjakan urusannya sendiri.

Kata “multiverse” memiliki makna-makna berlainan. Astronom mampu melihat ke jarak sekitar 42 miliar tahun-cahaya, horizon visual kosmik kita. Kita tak punya alasan untuk menyangka alam semesta berhenti sampai di situ. Di baliknya boleh jadi banyak—bahkan tak terhingga—domain yang sangat mirip dengan yang kita saksikan. Masing-masing memiliki distribusi materi awal berlainan, tapi hukum fisika yang sama beroperasi di semuanya. Hampir semua kosmolog hari ini (termasuk saya) menerima tipe multiverse ini, yang Max Tegmark sebut “level 1”. Tapi sebagian beranjak lebih jauh. Mereka mengemukakan jenis-jenis alam semesta amat berbeda, dengan fisika berbeda, sejarah berbeda, barangkali jumlah dimensi ruang berbeda. Sebagian besar hampa, walaupun sebagian lain disesaki kehidupan. Pendukung utama multiverse “level 2” ini adalah Alexander Vilenkin, yang melukis sebuah gambar dramatis berupa set alam semesta tak terhingga dengan jumlah galaksi tak terhingga, jumlah planet tak terhingga, dan jumlah orang tak terhingga dengan nama Anda dan sedang membaca artikel ini.