Oleh : Peter Russel
"Jiwa itu sendiri adalah citra Tuhan yang paling indah dan sempurna".
St. John of the Cross.
Bagi banyak orang, pernyataan “Akulah Tuhan” dianggap penghujatan. Tuhan, menurut agama konvensional, adalah dewa tertinggi, pencipta yang mahakuasa. Bagaimana mungkin manusia mengklaim bahwa dia adalah Tuhan?
Ketika pendeta Kristen abad ke-14 dan mistikus Meister Eckhart menyatakan bahwa, “Tuhan dan saya adalah Satu”, dia dibawa ke hadapan Paus Yohanes XXII dan dipaksa untuk “membatalkan semua yang telah dia keliru ajarkan.” Lainnya mengalami nasib buruk. Mistikus Islam abad kesepuluh al-Hallaj disalibkan karena menggunakan bahasa yang mengklaim identitasnya sebagai Tuhan.
Namun ketika para mistikus mengatakan “Akulah Tuhan,” atau kata-kata seperti itu, mereka tidak berbicara tentang seseorang. Eksplorasi batin mereka telah mengungkapkan sifat diri sejati, dan inilah yang mereka kenali dengan Tuhan. Mereka mengklaim bahwa esensi diri, perasaan “Aku” tanpa atribut pribadi, adalah Tuhan.
Sarjana kontemporer dan mistikus Thomas Merton mengatakannya dengan sangat jelas:
"Ketika saya menembus kedalaman eksistensi dan realitas saya sendiri dalam akar yang paling dalam adalah sesuatu yang tidak dapat didefinisikan yang merupakan diri saya sendiri, maka melalui pusat yang dalam ini saya masuk ke dalam Diri yang tak terbatas yang bagi saya adalah Yang Maha Kuasa".
"Jiwa itu sendiri adalah citra Tuhan yang paling indah dan sempurna".
St. John of the Cross.
Bagi banyak orang, pernyataan “Akulah Tuhan” dianggap penghujatan. Tuhan, menurut agama konvensional, adalah dewa tertinggi, pencipta yang mahakuasa. Bagaimana mungkin manusia mengklaim bahwa dia adalah Tuhan?
Ketika pendeta Kristen abad ke-14 dan mistikus Meister Eckhart menyatakan bahwa, “Tuhan dan saya adalah Satu”, dia dibawa ke hadapan Paus Yohanes XXII dan dipaksa untuk “membatalkan semua yang telah dia keliru ajarkan.” Lainnya mengalami nasib buruk. Mistikus Islam abad kesepuluh al-Hallaj disalibkan karena menggunakan bahasa yang mengklaim identitasnya sebagai Tuhan.
Namun ketika para mistikus mengatakan “Akulah Tuhan,” atau kata-kata seperti itu, mereka tidak berbicara tentang seseorang. Eksplorasi batin mereka telah mengungkapkan sifat diri sejati, dan inilah yang mereka kenali dengan Tuhan. Mereka mengklaim bahwa esensi diri, perasaan “Aku” tanpa atribut pribadi, adalah Tuhan.
Sarjana kontemporer dan mistikus Thomas Merton mengatakannya dengan sangat jelas:
"Ketika saya menembus kedalaman eksistensi dan realitas saya sendiri dalam akar yang paling dalam adalah sesuatu yang tidak dapat didefinisikan yang merupakan diri saya sendiri, maka melalui pusat yang dalam ini saya masuk ke dalam Diri yang tak terbatas yang bagi saya adalah Yang Maha Kuasa".