Oleh: 
Ramin Skibba
Materi gelap adalah hal yang paling tidak pernah ditemukan fisikawan 
di mana-mana: inilah waktunya untuk mempertimbangkan penjelasan 
alternative. Pada tahun 1969, astronom Amerika Vera Rubin bingung dengan
 pengamatannya terhadap Galaksi Andromeda yang luas, tetangga terbesar 
Bima Sakti. Saat dia memetakan lengan spiral bintang yang berputar 
melalui spektrum yang diukur dengan hati-hati di Kitt Peak National 
Observatory dan Lowell Observatory, keduanya di Arizona, dia melihat 
sesuatu yang aneh: bintang-bintang di pinggiran galaksi tampak mengorbit
 terlalu cepat. Begitu cepat sehingga seharusnya melepaskan diri  dari 
galaxy Andromeda dan terbang ke surga. Namun bintang yang berputar tetap
 berada di tempatnya.
Penelitian Rubin, yang ia kembangkan ke lusinan galaksi spiral 
lainnya, menyebabkan dilema yang dramatis: apakah ada lebih banyak 
materi di luar sana, yang gelap dan tersembunyi dari pandangan tetapi 
mengikat galaksi bersama-sama dengan tarikan gravitasinya, atau 
gravitasi entah bagaimana bekerja sangat berbeda dari skala besar 
galaksi yang diperkirakan para ilmuwan sebelumnya.
Penemuannya yang berpengaruh ini tidak pernah membuat Rubin 
mendapatkan Hadiah Nobel, tetapi para ilmuwan mulai mencari tanda-tanda 
materi gelap di mana-mana, di sekitar bintang dan awan gas, dan di 
antara struktur terbesar di galaksi di alam semesta. Pada 1970-an, 
astrofisikawan Simon White di Universitas Cambridge berpendapat bahwa 
dia bisa menjelaskan konglomerasi galaksi dengan model di mana sebagian 
besar materi Semesta gelap, jauh melebihi jumlah atom di semua bintang 
di langit. Dalam dekade berikutnya, White dan yang lainnya membangun 
penelitian itu dengan mensimulasikan dinamika partikel materi gelap 
hipotetis di komputer yang tidak terlalu ramah pengguna saat itu.
Namun terlepas dari kemajuan tersebut, selama setengah abad terakhir,
 tidak ada yang pernah secara langsung mendeteksi satu partikel materi 
gelap. Berulang kali, materi gelap telah menolak untuk ditemukan, 
seperti bayangan sekilas di dalam hutan. Setiap kali fisikawan mencari 
partikel materi gelap dengan eksperimen yang kuat dan sensitif di dalam 
tambang yang ditinggalkan dan di Antartika, dan setiap kali mereka 
mencoba memproduksinya dalam akselerator partikel, mereka kembali dengan
 tangan kosong. Untuk sementara, fisikawan berharap menemukan jenis 
materi teoretis yang disebut partikel masif yang berinteraksi lemah 
(WIMPs), tetapi pencariannya berulang kali ini belum menghasilkan 
apa-apa.