Wednesday, February 8, 2017

Evolusi Kesadaran

the-real-revolution-is-the-evolution-of-consciousness-300x268Oleh: Peter Russel

Sebelum kita mulai mempertimbangkan evolusi kesadaran, kita harus bertanya ketika kesadaran itu pertama muncul. Apakah manusia saja yang sadar, atau makhluk lainnya juga sadar? Apakah binatang seperti anjing, misalnya, sadar?

Seekor anjing mungkin tidak menyadari banyak hal yang kita sadari. Mereka tidak begitu banyak menyadari dunia luar langsung mereka, dunia luar yang didefinisikan oleh rentang indra mereka. Mereka tidak tahu apa-apa tentang wilayah di bawah lautan, atau ruang angkasa luar bumi. Seekor anjing juga tidak menyadari lebih jauh tentang saat ini. Mereka tahu apa-apa tentang perjalanan sejarah, atau ke mana ia mungkin akan menuju. Mereka tidak menyadari kematian tak terelakkan dengan cara yang sama dengan kita. Mereka tidak berpikir pada dirinya sendiri dalam kata-kata, dan mereka mungkin tidak membuat alasan seperti yang kita lakukan. Dan mereka tampaknya tidak memiliki kesadaran diri seperti yang kita lakukan. Mereka tidak terjebak dalam kepedulian terhadap citra diri mereka sendiri, dengan semua perilaku aneh yang mereka timbulkan. Tapi ini tidak berarti bahwa anjing tidak memiliki kesadaran sama sekali.

Ilusi Realitas

russel bookOleh: Peter Russel
Semua yang kita lihat atau terlihat, hanyalah mimpi di dalam mimpi. Edgar Allen Poe
Paradigma baru ini didasarkan pada premis bahwa kesadaran adalah penyebab utama dari realitas. Dan dapat dianggap dalam dua cara yang berbeda. Yang pertama adalah bagian kesadaran, kapasitas untuk pengalaman, hadir dalam segala hal. Yang kedua adalah adanya realitas bahwa kita tidak pernah secara langsung mengalami dunia di sekitar kita. Semua yang pernah kita alami dan ketahui adalah isi dari kesadaran, termasuk pikiran, perasaan, persepsi dan sensasi yang muncul dalam pikiran. Fakta ini mengarah kepada pemikiran ulang yang radikal dari hubungan antara kesadaran dan realitas.

Gagasan bahwa kita tidak pernah mengalami dunia fisik secara langsung telah merasuki banyak filsuf. Salah satu yang paling penting adalah pendapat filsuf Jerman abad kedelapan belas Immanual Kant, yang menggambarkan perbedaan yang jelas antara bentuk yang muncul dalam pikiran yang disebut fenomena (kata Yunani yang berarti “yang tampaknya”) – dan dunia yang membentuk persepsi ini, yang disebut noumenon (yang berarti “yang ditangkap”). Semua yang kita ketahui, Kant menegaskan, adalah fenomena. Sedangkan yang ditangkap/noumenon itu, tetap selamanya di luar pengetahuan kita.