Monday, January 30, 2017

Kesadaran Kosmis

mountainOleh : Deepak Chopra, MD

Kita begitu terbiasa menganggap kesadaran hanya ada dalam pikiran sehingga sulit untuk menganggapnya sebagai universal, atau kosmis, yang bisa diterapkan di semua tingkatan. Tapi pengalaman yang telah dialami oleh para mistikus, orang-orang kudus, dan orang-orang bijak, baik Timur maupun Barat, menunjukkan bahwa kesadaran berada diluar dari keterbatasan persepsi kita sehari-hari. Pengalaman mereka menyediakan banyak bukti- selama ribuan tahun -bahwa mereka dapat melihat sendiri dan mengalami apakah itu kesadaran.

Jika Anda melepaskan semua asosiasi keagamaan tertentu, kesadaran yang lebih tinggi adalah observasional dan experiental; pikiran yang melihat langsung yang ada di balik realitas ini. Semua hal adalah Maya dalam tradisi India, kata ini agak menyesatkan diterjemahkan sebagai “ilusi” tapi lebih baik jika dipahami sebagai “tampilan” atau “gangguan.” Hal ini juga menyiratkan ketidakkekalan/diskontinuitas dari dunia “di luar sana” yang tampaknya berkelanjutan, yang mengalihkan perhatian kita dari kebenaran bahwa : Tanpa kesadaran, tidak ada berpengalaman, “di sini” maupun “di luar sana.”

Bagaimana Fisika Baru Memvalidasi Konsep Near-Death

quantumfoam1Oleh : CD Rollins

CD Rollins bukanlah seorang yang ahli dalam fisika juga tidak memiliki banyak tulisan akademik. Namun, Rollins memiliki gelar sarjana di bidang teknik mesin dan memiliki minat khusus dalam fisika dan pengalaman mendekati kematian. Rollins percaya bahwa hukum dasar alam semesta, yang memungkinkan kehidupan adalah hukum-hukum Tuhan. Dia tidak mengklaim, seperti orang lain, bahwa teori-teori baru dalam fisika mendukung atau bahkan membuktikan kelangsungan hidup dari kesadaran manusia setelah kematian. Dia hanya ingin berbagi beberapa pengamatan yang dia lakukan saat meninjau beberapa perkembangan baru dalam teori fisika. Ada beberapa buku yang sangat menarik yang membahas tentang teori-teori baru dalam fisika dan kesadaran seperti, The Holographic Universe dan The Physics of Consciousness. Ini adalah bacaan yang sangat baik. Berikut ini adalah profil dari pengamatannya dari buku tersebut yang berhubungan dengan pengalaman mendekati kematian.

Penciptaan: Keseimbangan Energi Maskulin dan Feminin

integrating-masculine-feminineOleh : Gerrit Gielen

Pada awalnya adalah penciptaan: Dimana waktu dan ruang diciptakan dari yang Satu. Keragaman adalah konsekuensinya: Kehidupan mengambil bentuk yang tak terbatas; ada jumlah tak terbatas bidang pengalaman, ruang, dimensi-dimensi dan dunia untuk dieksplorasi. Hal ini menimbulkan pertanyaan: Mengapa Penciptaan itu terjadi?

Kesatuan meliputi segala sesuatu, dan untuk menyadari bagian dari kesatuan itu, penciptaan diperlukan. Sebagai contoh: cahaya putih adalah gabungan dari semua warna. Untuk mengalami warna-warna itu secara individu, kita dapat memecah cahaya putih dengan menggunakan prisma. Difusi dari cahaya putih menjadi warna-warna pelangi adalah apa yang saya sebut sebagai penciptaan: menciptakan keragaman dari kesatuan.

Semesta yang Hidup

galaxy_universe-normalOleh: Duane Elgin

Saya percaya bahwa tren yang paling ekstrem dari zaman kita adalah munculnya pergeseran dalam pandangan kita bersama tentang alam semesta – dari memandang semesta sebagai benda mati menjadi semesta yang hidup. Kita memandang alam semesta sebagai hidup dan diri kita sebagai bagian yang terus berkelanjutan dalam kehidupan itu, kita melihat bahwa kita sangat erat berhubungan dengan segala sesuatu yang ada.

Pandangan ini – bahwa kita berhubungan dengan segala sesuatu, dalam alam semesta yang terus meregenerasi – merupakan cara baru kita dalam memandang dan berhubungan dengan semesta, dan mengatasi pemisahan mendalam yang telah menandai kehidupan kita selama ini. Dari penggabungan kebijaksanaan ilmu pengetahuan dan spiritualitas munculah pemahaman yang bisa memberikan landasan persepsi baru bagi masyarakat yang beragam untuk hadir bersama-sama membangun masa depan yang berkelanjutan dan lebih bermakna.

Pergeseran mendasar dalam persepsi terjadi secara perlahan, halus, dan sering tampak tidak penting atau bahkan tidak diketahui oleh sebagian besar orang yang menjalaninya. Namun pergeseran tersebut adalah sebuah revolusi dalam memaknai tentang diri kita, hubungan kita dengan orang lain, dan pandangan kita tentang alam semesta. Sepanjang sejarah ada tiga kali pandangan kita tentang realitas telah berubah begitu menyeluruh.

Friday, January 13, 2017

A Lawyer Presents the Case for the Afterlife

a lawyerOleh : Dr. Viktor Zammit

Tidak dapat diragukan terdapatnya banyak bukti ilmiah tentang kehidupan setelah kematian. Pengacara Victor Zammit mendapatkan 23 kasus yang berbeda dimana didapat bukti-bukti yang menunjukkan adanya kehidupan di alam baka yang dapat dibuktikan secara pasti (mutlak; absolut) di dalam bukunya yang berjudul “A Lawyer Presents the Case for the Afterlife

Perlu disimak: ini bukanlah doktrin sebuah agama. Juga bukan usaha apapun untuk mengubah kepercayaan/keyakinan anda. Saya hanya meminta anda untuk mempertimbangkan informasi ilmiah yang saya sajikan. Dr Victor Zammit menyatakan bahwa bukti-bukti yang disajikannya akan bisa diterima oleh pengadilan tertinggi di negara yang beradab dimanapun. Di antara bukti teknisnya antara lain adalah:

Life after Life

life after lifeOleh : Raymond Moody

Pada tahun 1975, Dr Raymond Moody menerbitkan buku laris yang berjudul Life After Life yang memusatkan perhatian pada pengalaman mati suri yang tidak pernah didokumentasi sebelumnya. Dr Moody adalah yang pertama kali menciptakan istilah “pengalaman mendekati kematian.” Dr. Moody juga merupakan penulis buku-buku berikut, The Light Beyond, Reunions, Life After Loss, Coming Back, Reflections, dan The Last Laug.

Moody telah mencatat dan membandingkan pengalaman dari 150 orang yang meninggal, atau hampir mati, yang kemudian hidup kembali. Risetnya menggambarkan hasil penyelidikan dekade ini dalam fenomena NDE. Dia kemudian menguraikan sembilan elemen yang umumnya terjadi selama NDE.

Monday, January 9, 2017

It from Bit?

John Archibald Wheeler (kanan) bersama kolega (Eckehard W. Mielke. (Foto oleh Emielke – CC BY-SA 3.0)Oleh: Rachel Thomas

18 Desember 2015
(Sumber: plus.maths.org)


Artikel ini merupakan bagian dari proyek informasi tentang informasi, bekerjasama dengan FQXi. Klik di sini untuk membaca artikel lain terkait konsep “it from bit” milik John Wheeler.

Jika sebatang pohon tumbang di hutan tapi tak ada orang di sana untuk mendengarnya, apakah ia betul-betul menghasilkan suara? Apa sesuatu eksis hanya jika ia diindera? Apa kata fisika tentang realitas? Ini adalah sebagian dari pertanyaan terbesar dalam fisika dan filsafat, tak kunjung terjawab setelah perdebatan selama berdekade-dekade, atau bahkan berabad-abad. Sebagian pihak penasaran apa ini bisa dijawab, tapi satu fisikawan tidak gentar mencoba:

Bagaimana ada eksistensi?
Wheeler (1911-2008) adalah sosok legendaris dalam fisika. Dia bekerjasama dengan Niels Bohr untuk menjelaskan fisi nuklir, mengerjakan bom hidrogen di Los Alamos, dan mengajar banyak fisikawan ulung termasuk Richard Feynman, Kip Thorne, dan Hugh Everett. Dia adalah bapak relativitas umum modern, dia adalah kunci dalam mengembangkan pemahaman kita akan black hole dan bahkan mempopulerkan istilah “black hole” (setelah diusulkan kepadanya oleh seorang peserta konferensi) dan menciptakan banyak istilah lain, termasuk “worm hole” dan “buih quantum”.

Monday, January 2, 2017

Pilihan Bebas dalam Kehendak-NYA

Air mendidih dalam suhu berapa derajat Celsius? Ada yang menjawab: pada suhu 100 derajat Celsius. Apakah salah? Ya bisa salah, bisa benar. Kalau Anda memasak air di tepi pantai, maka Anda akan mendapati air itu akan mendidih pada suhu 100 derajat Celsius.

Tetapi, kalau Anda memasak air di puncak gunung, air Anda akan mendidih sebelum 100 derajat Celsius.

Bisa pada 95, 90, atau bahkan 80 derajat Celsius. Kenapa? Ya, karena, titik didih itu ‘bukan konstanta’, yang dimana pun akan mendidih pada suhu 100. Titik didih itu variable terhadap tekanan udara. Semakin tinggi tekanannya semakin tinggi pula titik didihnya, sebaliknya semakin rendah tekanannya, semakin rendah pula titik didihnya. Jadi, kalau begitu, mana yang benar dong?!

Melampaui Ruang & Waktu: Teori Kuantum Menyatakan Kesadaran Tetap Ada Setelah Kematian

consciousness-2-759x420Oleh: Arjun Walia 
 
Untuk menjawab salah satu pertanyaan terbesar ilmu pengetahuan modern hari ini tentang kesadaran manusia harus dilakukan dengan melihat asal-usulnya – apakah itu hanya produk dari otak, atau apakah otak itu sendiri hanyalah penerima kesadaran. Jika kesadaran bukan merupakan produk dari otak, itu berarti bahwa tubuh fisik kita tidak diperlukan untuk kontinuitas; bahwa kesadaran dapat eksis di luar tubuh kita.

Mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini adalah dasar untuk memahami sifat sejati dari realitas kita, dan dengan popularitas fisika kuantum pertanyaan tentang kesadaran dan hubungannya dengan fisik manusia menjadi semakin relevan.

Max Planck, fisikawan teoritis yang dikenal sebagai pelopor teori kuantum – dimana dia memenangkan Hadiah Nobel Fisika pada tahun 1918 – menawarkan penjelasan terbaik mengapa memahami kesadaran adalah sangat penting: “Saya menganggap kesadaran sebagai fundamental. Saya menganggap materi adalah turunan dari kesadaran. Kita tidak bisa mengabaikan kesadaran. Segala sesuatu yang kita bicarakan, segala sesuatu yang kita anggap ada, berasal dari kesadaran.”