Tuesday, September 5, 2017

Peta Theory of Everything

Oleh: Natalie Wolchover

3 Agustus 2015

Sumber: Quanta Magazine


“Sejak menyingsingnya peradaban,” tulis Stephen Hawking dalam buku laris internasionalnya, A Brief History of Time, “orang-orang tidak puas melihat peristiwa-peristiwa sebagai hal yang tak terhubung dan tak terjelaskan. Mereka mengidamkan pemahaman akan tatanan fundamental di dunia.

Video interaktif: Peta Theory of Everything.
Jelajahi misteri-misteri terdalam di perbatasan 
fisika fundamental, dan ide-ide paling menjanjikan 
yang diajukan untuk memecahkannya.

(Emily Fuhrman untuk Quanta Magazine, teks oleh 
Natalie Wolchover dan arahan seni oleh Olena Shmahalo)
Dalam pencarian deskripsi alam terpadu dan koheren—sebuah “theory of everything”—fisikawan telah menemukan akar tunggang yang menautkan semakin banyak fenomena berbeda. Dengan hukum gravitasi universal, Isaac Newton mengawinkan jatuhnya apel dengan orbit planet. Albert Einstein, dalam teori relativitasnya, menenun ruang dan waktu menjadi kain tunggal, dan menunjukkan bagaimana apel dan planet jatuh sepanjang lengkungan kain. Dan hari ini, semua partikel unsur terpasang rapi ke dalam struktur matematis yang disebut Standard Model. Tapi teori-teori fisika kita masih dipenuhi perpecahan, lubang, dan inkonsistensi. Ini masalah mendalam yang harus dijawab dalam pengejaran theory of everything.

Sunday, August 27, 2017

Michio Kaku – Bukti Tuhan Eksis

22 Juni 2016

Sumber: www.sacerdotus.com

Saya selalu menekankan bahwa sains adalah pembunuh ateisme. Meski filsafat melakukan kerja bagus melawan ateisme, orang ateis akan selalu berpaling pada permintaan bukti nyata eksistensi Tuhan ketimbang argumen. Lebih jauh, teologi sendiri tidak cukup untuk membuktikan eksisnya Tuhan kepada seorang ateis. Sains adalah satu-satunya cara untuk “membungkam” ateis argumentatif dalam debat atau diskusi.

Michio Kaku

Ilmuwan Kondang Dunia Michio Kaku Buktikan Eksistensi Tuhan

Oleh: Brooke James

13 Juni 2016


Sumber: www.scienceworldreport.com


Fisikawan teoritis Michio Kaku, salah satu ilmuwan paling terhormat di masa kini, mengklaim telah menemukan bukti pasti eksistensi Tuhan. Informasi yang dia sampaikan menimbulkan kegemparan hebat di komunitas ilmiah mengingat statusnya sebagai salah seorang pencipta dan pengembang teori revolusioner, Teori String, yang sangat diperhatikan di mana-mana.

Fisikawan kondang Michio Kaku mengaku melihat bukti eksistensi Tuhan di Alam Semesta. (Foto: NASA/Getty Images)
 
Fisikawan kondang Michio Kaku mengaku
melihat bukti eksistensi Tuhan di alam semesta.
 
(Foto: NASA/Getty Images)

 Sebagian bilang itu bukti adanya Tuhan, tapi saya hanya menerima bahwa kita hidup dalam sebuah #matriks @michiokaku https://t.co/sE4OdKBcs9— jacilyn hayden (@jacilynh) 8 Juni 2016

Tuesday, August 22, 2017

Bukti bahwa Kesadaran Menciptakan Realitas

god consciousnessOleh : Steven Bancarz

Apakah kesadaran menciptakan dunia materi? Sebelum kita menjawab pertanyaan ini, penting untuk pertama melihat dunia materi sesungguhnya dari tingkat mendasar. “Realitas” tidak hanya terbuat dari potongan-potongan fisik kecil, seperti sekelompok kelereng atau bola bowling kecil kecil. Molekul terbuat dari atom, dan atom yang terbuat dari partikel-partikel subatomik seperti proton dan elektron yang terdiri dari 99,99999% ruang kosong dan berputar berisi muatan listrik. Mereka terbuat dari quark, yang kemudian merupakan bagian dari bidang Superstring yang terdiri dari string bergetar yang menimbulkan partikel dasar berdasarkan sifat getaran mereka.

Kita berinteraksi dengan dunia benda-benda fisik hanya karena cara otak kita menerjemahkan data sensorik. Pada skala terkecil dan paling mendasar dari alam semesta, gagasan “realitas fisik” adalah tidak ada. Pelopor mekanika kuantum yang memenangkan hadiah Nobel, Neils Bohr mengatakan , “Segala sesuatu yang kita sebut nyata dibuat dari hal-hal yang tidak dapat dianggap sebagai nyata. Jika mekanika kuantum belum membuat Anda terkejut, Anda belum mengerti hal itu dengan cukup baik. “Ketika Anda saling menyentuh tangan Anda bersama-sama, itu sesungguhnya hanyalah ruang kosong yang menyentuh ruang kosong, dengan sedikit materi spin energik partikel yang sangat kecil. Materi sama sekali bukanlah struktur fisik.

Paradigma Semesta yang Hidup untuk Melihat Sejarah Besar

living universe
Oleh : Elgin Duane

‘Sejarah Besar’ adalah nama yang diberikan pada bidang studi yang muncul untuk menggambarkan sejarah evolusi dari big bang sampai era modern. Ini adalah rentang waktu yang sangat lama – hampir 14 miliar tahun – jadi bisa disebut sejarah ‘besar’. Namun, ini juga merupakan pandangan sejarah yang dangkal karena mengabaikan tema dan gagasan seperti kesadaran, makna, dan tujuan. Artikel ini berusaha untuk memperdalam sejarah besar dengan membawa tema-tema terbengkalai ini melalui paradigma alam semesta yang hidup.

Untuk memulai, akan sangat membantu untuk secara singkat menyebutkan beberapa asumsi dasar materialisme yang membangun fondasi untuk deskripsi sejarah besar saat ini. ‘Materialisme’ adalah keyakinan bahwa hanya realitas fisik yang benar-benar ada dan tidak ada yang lain. Dalam pandangan ini, segala sesuatu terdiri dari materi fisik dan semua fenomena, termasuk kesadaran, adalah hasil interaksi mekanis dari materi. Materi fisik dianggap sebagai satu-satunya penyebab setiap kemungkinan kejadian, termasuk pemikiran, perasaan, dan tindakan manusia. Dalam pandangan ini, alam semesta secara fondasi adalah benda mati, tanpa berpikir, dan tanpa kesadaran. Materialisme ini kontras dengan pandangan sistem kehidupan bahwa ada realitas yang jauh lebih besar daripada interaksi materi fisik. Sebagai contoh, mengingat temuan baru-baru ini bahwa 95 persen alam semesta yang dikenal sesungguhnya adalah non material dan tidak terlihat, ini menyiratkan bahwa materialisme hanya berlaku untuk sebagian kecil dari keseluruhan alam semesta.

Apakah Fisika Kuantum berasal dari Weda?

science-spiritualityOleh : The Krishna Path 

Fisika kuantum telah menjelaskan sifat dan perilaku materi dan energi pada tingkat atomik dan subatomik, dan dimulai dengan sejumlah penemuan ilmiah yang berbeda dari penemuan sinar katoda tahun 1838, hingga hipotesis kuantum dan efek fotolistrik. Istilah mekanika kuantum diciptakan pada awal 1920-an oleh sekelompok fisikawan di Universitas Gottingen.

Pada tahun 1920 mekanika kuantum diciptakan oleh tiga pemikir besar: Werner Heisenberg, Niels Bohr dan Erwin Schrödinger, yang semuanya membaca dan sangat menghormati kitab Veda, teks sansekerta kuno India tentang spiritualitas. Mereka menguraikan buku-buku kebijaksanaan kuno ini dalam bahasa mereka sendiri dan dengan formula matematika modern untuk mencoba memahami gagasan yang dapat ditemukan di seluruh Weda, yang disebut dalam bahasa Sanskerta kuno sebagai “Brahman,” “Paramatma,” ”Akasha“ dan” Atman.“ Seperti yang Schrödinger katakan,”mendapatkan beberapa transfusi darah dari Timur ke Barat untuk menyelamatkan ilmu pengetahuan Barat dari anemia spiritual.“

Mengapa Anda dan Semesta adalah Satu?

Oleh: Deepak Chopra dan Menas Kafatos


Dibutuhkan banyak upaya untuk merubah pandangan dunia yang telah lama diterima sebagai realitas. Pandangan realitas yang diterima menyatakan bahwa manusia hadir dalam konteks alam semesta yang luas “di luar sana.” Hanya mistikus yang ekstrem yang meragukan deskripsi ini, tapi kita semua seharusnya ikut meragukannya. Sir John Eccles, ahli saraf Inggris terkenal dan peraih Nobel, menyatakan, “Saya ingin Anda menyadari bahwa tidak ada warna di alam semesta, dan tidak ada suara – tidak ada seperti ini; Tidak ada tekstur, tidak ada pola, tidak ada keindahan, tidak ada aroma. “Ini berarti adalah bahwa semua kualitas alam semesta, mulai dari aroma mawar yang mewah hingga sengatan tawon dan rasa madu, diproduksi oleh kesadaran manusia. Erwin Schrödinger, salah satu pendiri utama mekanika kuantum, mengatakan pada intinya hal yang sama ketika dia menyatakan bahwa foton, kuanta cahaya, tidak memiliki warna, sifat semacam itu muncul dari dalam persepsi biologi kita.
Itu adalah pernyataan yang luar biasa, terlebih lagi karena akan mencakup semuanya. Galaksi yang paling jauh miliaran tahun cahaya letaknya, tidak memiliki realitas tanpa pengamatan Anda, karena segala sesuatu yang membuat galaksi nyata – dengan banyak bintang dengan panasnya, cahaya yang dipancarkan, dan massa, posisi galaksi jauh di angkasa dan kecepatan yang membawa setiap galaksi menjauh dengan kecepatan tinggi-membutuhkan pengamat manusia dengan sistem saraf manusia. Jika tidak ada yang mengalami panas, cahaya, massa, dan sebagainya, tidak ada yang nyata seperti yang kita ketahui. Jika kualitas alam semesta adalah konstruksi manusia yang timbul dari pengalaman manusia, maka keberadaan alam semesta fisik “di luar sana” harus dipertanyakan secara serius – dan bersamaan dengan itu, mempertanyakan partisipasi kita di alam semesta semacam itu.

Saturday, August 12, 2017

Apakah Alam Tidak Alami?

Oleh: Natalie Wolchover

24 Mei 2013


Sumber: Quanta Magazine


Dalam puluhan tahun eksperimen memusingkan, fisikawan mempertimbangkan sebuah kemungkinan yang menyentak: alam semesta mungkin tidak masuk akal.

Apakah alam semesta bersifat alami? Ataukah kita hidup 
di sebuah gelembung non-tipikal di dalam multiverse? 
Hasil-hasil mutakhir di Large Hadron Collider telah memaksa 
banyak fisikawan berhadapan dengan kemungkinan kedua.
(Ilustrasi oleh Giovanni Villadoro)
Suatu siang mendung di ujung April, para profesor fisika dan mahasiswa berdesakan ke dalam aula berpanel kayu di Universitas Columbia untuk mendengarkan ceramah Nima Arkani-Hamed, teoris kenamaan yang bertandang dari Institute for Advanced Study di Princeton, New Jersey. Dengan rambut gelap sebahu yang disisipkan ke belakang telinga, Arkani-Hamed memaparkan dua implikasi kontradiktif dari hasil-hasil eksperimen mutakhir di Large Hadron Collider Eropa.“Alam semesta adalah niscaya,” umumnya. “Alam semesta adalah mustahil.”

Wednesday, May 17, 2017

Dikotomi Politik Palsu Garis Kiri Versus Kanan

adamu_speaks_600Pesan dari Adamu melalui Zingdad
Salam teman-teman

Saya Adamu dari entitas monadik dari peradaban Pleiadian datang dihadapan Anda, sekali lagi, melalui Zingdad.

Hari ini, setelah pelantikan Presiden Donald Trump yang masih cukup segar dalam ingatan Anda, saya ingin menawarkan pembaruan lain di tempat kejadian sosial-politik Anda. Jadi saya akan berbagi dengan Anda perspektif tentang apa yang terjadi dalam berita-berita, apa yang terjadi di balik layar dengan apa yang disebut Illuminati dan apa yang terjadi di dalam jiwa kolektif Anda. Tapi dengan update hari ini saya memiliki agenda. Dan saya ingin benar-benar transparan tentang itu:

Agenda saya adalah untuk menunjukkan bahwa tidak ada kebenaran atau kekuasaan otentik dapat ditemukan di luar diri Anda. Kebenaran dan kekuatan ini selalu berasal dari dalam diri Anda. Dan bahkan lebih penting lagi, saya ingin mengundang Anda untuk berhenti melihat dunia di luar diri Anda sebagai sesuatu yang perlu berubah sebelum Anda sendiri dapat menemukan kebahagiaan di dalam. Kebahagiaan Anda berasal dari dalam diri Anda sendiri.

Thursday, March 23, 2017

Apakah Biologi, Astronomi dan Fisika Menghilangkan Keberadaan Tuhan

religioOleh: Natalie Wolchover

Selama beberapa abad terakhir, ilmu pengetahuan dapat dikatakan telah secara bertahap menjauh dari dasar keyakinan tradisional untuk percaya adanya Tuhan. Banyak dari apa yang dulu tampaknya misterius – seperti asal usul keberadaan manusia, kesempurnaan kehidupan di Bumi, cara kerja alam semesta – sekarang dapat dijelaskan oleh biologi, astronomi, fisika dan domain ilmu pengetahuan lainnya.

Meskipun misteri kosmik tetap ada, Sean Carroll, seorang kosmolog teoritis di California Institute of Technology, mengatakan ada alasan yang baik untuk berpikir bahwa ilmu pengetahuan pada akhirnya akan sampai pada pemahaman yang lengkap tentang alam semesta yang tidak menyisakan adanya Tuhan.

Carroll berpendapat bahwa pengaruh kepercayaan akan adanya Tuhan telah menyusut secara drastis di zaman modern, ketika fisika dan kosmologi telah berkembang dalam kemampuan mereka untuk menjelaskan asal-usul dan evolusi alam semesta. “Ketika kita belajar lebih banyak tentang alam semesta, semakin sedikit dan semakin sedikit untuk melihat adanya sesuatu di luar sana yang membantu,” katanya kepada majalah Life Little Mysteries.

Menurutnya lingkup pengaruh supranatural akhirnya akan menyusut menjadi nihil. Tapi bisakah ilmu pengetahuan pada akhirnya menjelaskan semuanya?

Friday, March 17, 2017

Kematian Adalah Ilusi

ndeOleh : Robert Lanza

Hidup adalah sebuah petualangan yang melampaui cara berpikir linear biasa kita. Setelah kematian sahabatnya, Albert Einstein mengatakan “Sekarang Besso telah pergi dari dunia yang aneh ini sedikit di depan saya. Itu tidak berarti apa-apa. Orang-orang seperti kita … tahu bahwa perbedaan antara masa lalu, sekarang dan masa depan hanyalah ilusi yang terus-menerus menghantui kita.”
Bukti baru terus menunjukkan bahwa Einstein benar, kematian adalah ilusi.

Cara berpikir klasik kita didasarkan pada keyakinan bahwa dunia memiliki keberadaan independen dari pengamat objektif. Tapi daftar panjang percobaan-percobaan menunjukkan sebaliknya. Kita kerap berpikir bahwa kehidupan hanyalah aktivitas karbon dan campuran molekul: kita hidup hanya sementara dan kemudian membusuk ke dalam tanah.

Sunday, February 12, 2017

Surat Al-Baqarah Ayat 62

Al-’adalah Bukti (13)

Bukti (13): Pebuatan baik non-muslim
Bagaimana dengan keadilanNya bila dikaitkan dengan perbuatan baik non muslim? Apakah perbuatan baik seorang non muslim diterima oleh Nya?

Dalam hal ini ada beberapa pendapat.

Pendapat pertama mengatakan bahwa perbuatan baik seorang non muslim tidak akan diterima olehNya dan akan disebar seperti debu. Pendapat pertama juga mendasarkan argumennya pada ayat berikut ini:

Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya. (QS 24:39)

Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (QS 3:85)

Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh. (QS 14:18)

Wednesday, February 8, 2017

Evolusi Kesadaran

the-real-revolution-is-the-evolution-of-consciousness-300x268Oleh: Peter Russel

Sebelum kita mulai mempertimbangkan evolusi kesadaran, kita harus bertanya ketika kesadaran itu pertama muncul. Apakah manusia saja yang sadar, atau makhluk lainnya juga sadar? Apakah binatang seperti anjing, misalnya, sadar?

Seekor anjing mungkin tidak menyadari banyak hal yang kita sadari. Mereka tidak begitu banyak menyadari dunia luar langsung mereka, dunia luar yang didefinisikan oleh rentang indra mereka. Mereka tidak tahu apa-apa tentang wilayah di bawah lautan, atau ruang angkasa luar bumi. Seekor anjing juga tidak menyadari lebih jauh tentang saat ini. Mereka tahu apa-apa tentang perjalanan sejarah, atau ke mana ia mungkin akan menuju. Mereka tidak menyadari kematian tak terelakkan dengan cara yang sama dengan kita. Mereka tidak berpikir pada dirinya sendiri dalam kata-kata, dan mereka mungkin tidak membuat alasan seperti yang kita lakukan. Dan mereka tampaknya tidak memiliki kesadaran diri seperti yang kita lakukan. Mereka tidak terjebak dalam kepedulian terhadap citra diri mereka sendiri, dengan semua perilaku aneh yang mereka timbulkan. Tapi ini tidak berarti bahwa anjing tidak memiliki kesadaran sama sekali.

Ilusi Realitas

russel bookOleh: Peter Russel
Semua yang kita lihat atau terlihat, hanyalah mimpi di dalam mimpi. Edgar Allen Poe
Paradigma baru ini didasarkan pada premis bahwa kesadaran adalah penyebab utama dari realitas. Dan dapat dianggap dalam dua cara yang berbeda. Yang pertama adalah bagian kesadaran, kapasitas untuk pengalaman, hadir dalam segala hal. Yang kedua adalah adanya realitas bahwa kita tidak pernah secara langsung mengalami dunia di sekitar kita. Semua yang pernah kita alami dan ketahui adalah isi dari kesadaran, termasuk pikiran, perasaan, persepsi dan sensasi yang muncul dalam pikiran. Fakta ini mengarah kepada pemikiran ulang yang radikal dari hubungan antara kesadaran dan realitas.

Gagasan bahwa kita tidak pernah mengalami dunia fisik secara langsung telah merasuki banyak filsuf. Salah satu yang paling penting adalah pendapat filsuf Jerman abad kedelapan belas Immanual Kant, yang menggambarkan perbedaan yang jelas antara bentuk yang muncul dalam pikiran yang disebut fenomena (kata Yunani yang berarti “yang tampaknya”) – dan dunia yang membentuk persepsi ini, yang disebut noumenon (yang berarti “yang ditangkap”). Semua yang kita ketahui, Kant menegaskan, adalah fenomena. Sedangkan yang ditangkap/noumenon itu, tetap selamanya di luar pengetahuan kita.

Monday, January 30, 2017

Kesadaran Kosmis

mountainOleh : Deepak Chopra, MD

Kita begitu terbiasa menganggap kesadaran hanya ada dalam pikiran sehingga sulit untuk menganggapnya sebagai universal, atau kosmis, yang bisa diterapkan di semua tingkatan. Tapi pengalaman yang telah dialami oleh para mistikus, orang-orang kudus, dan orang-orang bijak, baik Timur maupun Barat, menunjukkan bahwa kesadaran berada diluar dari keterbatasan persepsi kita sehari-hari. Pengalaman mereka menyediakan banyak bukti- selama ribuan tahun -bahwa mereka dapat melihat sendiri dan mengalami apakah itu kesadaran.

Jika Anda melepaskan semua asosiasi keagamaan tertentu, kesadaran yang lebih tinggi adalah observasional dan experiental; pikiran yang melihat langsung yang ada di balik realitas ini. Semua hal adalah Maya dalam tradisi India, kata ini agak menyesatkan diterjemahkan sebagai “ilusi” tapi lebih baik jika dipahami sebagai “tampilan” atau “gangguan.” Hal ini juga menyiratkan ketidakkekalan/diskontinuitas dari dunia “di luar sana” yang tampaknya berkelanjutan, yang mengalihkan perhatian kita dari kebenaran bahwa : Tanpa kesadaran, tidak ada berpengalaman, “di sini” maupun “di luar sana.”

Bagaimana Fisika Baru Memvalidasi Konsep Near-Death

quantumfoam1Oleh : CD Rollins

CD Rollins bukanlah seorang yang ahli dalam fisika juga tidak memiliki banyak tulisan akademik. Namun, Rollins memiliki gelar sarjana di bidang teknik mesin dan memiliki minat khusus dalam fisika dan pengalaman mendekati kematian. Rollins percaya bahwa hukum dasar alam semesta, yang memungkinkan kehidupan adalah hukum-hukum Tuhan. Dia tidak mengklaim, seperti orang lain, bahwa teori-teori baru dalam fisika mendukung atau bahkan membuktikan kelangsungan hidup dari kesadaran manusia setelah kematian. Dia hanya ingin berbagi beberapa pengamatan yang dia lakukan saat meninjau beberapa perkembangan baru dalam teori fisika. Ada beberapa buku yang sangat menarik yang membahas tentang teori-teori baru dalam fisika dan kesadaran seperti, The Holographic Universe dan The Physics of Consciousness. Ini adalah bacaan yang sangat baik. Berikut ini adalah profil dari pengamatannya dari buku tersebut yang berhubungan dengan pengalaman mendekati kematian.

Penciptaan: Keseimbangan Energi Maskulin dan Feminin

integrating-masculine-feminineOleh : Gerrit Gielen

Pada awalnya adalah penciptaan: Dimana waktu dan ruang diciptakan dari yang Satu. Keragaman adalah konsekuensinya: Kehidupan mengambil bentuk yang tak terbatas; ada jumlah tak terbatas bidang pengalaman, ruang, dimensi-dimensi dan dunia untuk dieksplorasi. Hal ini menimbulkan pertanyaan: Mengapa Penciptaan itu terjadi?

Kesatuan meliputi segala sesuatu, dan untuk menyadari bagian dari kesatuan itu, penciptaan diperlukan. Sebagai contoh: cahaya putih adalah gabungan dari semua warna. Untuk mengalami warna-warna itu secara individu, kita dapat memecah cahaya putih dengan menggunakan prisma. Difusi dari cahaya putih menjadi warna-warna pelangi adalah apa yang saya sebut sebagai penciptaan: menciptakan keragaman dari kesatuan.

Semesta yang Hidup

galaxy_universe-normalOleh: Duane Elgin

Saya percaya bahwa tren yang paling ekstrem dari zaman kita adalah munculnya pergeseran dalam pandangan kita bersama tentang alam semesta – dari memandang semesta sebagai benda mati menjadi semesta yang hidup. Kita memandang alam semesta sebagai hidup dan diri kita sebagai bagian yang terus berkelanjutan dalam kehidupan itu, kita melihat bahwa kita sangat erat berhubungan dengan segala sesuatu yang ada.

Pandangan ini – bahwa kita berhubungan dengan segala sesuatu, dalam alam semesta yang terus meregenerasi – merupakan cara baru kita dalam memandang dan berhubungan dengan semesta, dan mengatasi pemisahan mendalam yang telah menandai kehidupan kita selama ini. Dari penggabungan kebijaksanaan ilmu pengetahuan dan spiritualitas munculah pemahaman yang bisa memberikan landasan persepsi baru bagi masyarakat yang beragam untuk hadir bersama-sama membangun masa depan yang berkelanjutan dan lebih bermakna.

Pergeseran mendasar dalam persepsi terjadi secara perlahan, halus, dan sering tampak tidak penting atau bahkan tidak diketahui oleh sebagian besar orang yang menjalaninya. Namun pergeseran tersebut adalah sebuah revolusi dalam memaknai tentang diri kita, hubungan kita dengan orang lain, dan pandangan kita tentang alam semesta. Sepanjang sejarah ada tiga kali pandangan kita tentang realitas telah berubah begitu menyeluruh.

Friday, January 13, 2017

A Lawyer Presents the Case for the Afterlife

a lawyerOleh : Dr. Viktor Zammit

Tidak dapat diragukan terdapatnya banyak bukti ilmiah tentang kehidupan setelah kematian. Pengacara Victor Zammit mendapatkan 23 kasus yang berbeda dimana didapat bukti-bukti yang menunjukkan adanya kehidupan di alam baka yang dapat dibuktikan secara pasti (mutlak; absolut) di dalam bukunya yang berjudul “A Lawyer Presents the Case for the Afterlife

Perlu disimak: ini bukanlah doktrin sebuah agama. Juga bukan usaha apapun untuk mengubah kepercayaan/keyakinan anda. Saya hanya meminta anda untuk mempertimbangkan informasi ilmiah yang saya sajikan. Dr Victor Zammit menyatakan bahwa bukti-bukti yang disajikannya akan bisa diterima oleh pengadilan tertinggi di negara yang beradab dimanapun. Di antara bukti teknisnya antara lain adalah:

Life after Life

life after lifeOleh : Raymond Moody

Pada tahun 1975, Dr Raymond Moody menerbitkan buku laris yang berjudul Life After Life yang memusatkan perhatian pada pengalaman mati suri yang tidak pernah didokumentasi sebelumnya. Dr Moody adalah yang pertama kali menciptakan istilah “pengalaman mendekati kematian.” Dr. Moody juga merupakan penulis buku-buku berikut, The Light Beyond, Reunions, Life After Loss, Coming Back, Reflections, dan The Last Laug.

Moody telah mencatat dan membandingkan pengalaman dari 150 orang yang meninggal, atau hampir mati, yang kemudian hidup kembali. Risetnya menggambarkan hasil penyelidikan dekade ini dalam fenomena NDE. Dia kemudian menguraikan sembilan elemen yang umumnya terjadi selama NDE.

Monday, January 9, 2017

It from Bit?

John Archibald Wheeler (kanan) bersama kolega (Eckehard W. Mielke. (Foto oleh Emielke – CC BY-SA 3.0)Oleh: Rachel Thomas

18 Desember 2015
(Sumber: plus.maths.org)


Artikel ini merupakan bagian dari proyek informasi tentang informasi, bekerjasama dengan FQXi. Klik di sini untuk membaca artikel lain terkait konsep “it from bit” milik John Wheeler.

Jika sebatang pohon tumbang di hutan tapi tak ada orang di sana untuk mendengarnya, apakah ia betul-betul menghasilkan suara? Apa sesuatu eksis hanya jika ia diindera? Apa kata fisika tentang realitas? Ini adalah sebagian dari pertanyaan terbesar dalam fisika dan filsafat, tak kunjung terjawab setelah perdebatan selama berdekade-dekade, atau bahkan berabad-abad. Sebagian pihak penasaran apa ini bisa dijawab, tapi satu fisikawan tidak gentar mencoba:

Bagaimana ada eksistensi?
Wheeler (1911-2008) adalah sosok legendaris dalam fisika. Dia bekerjasama dengan Niels Bohr untuk menjelaskan fisi nuklir, mengerjakan bom hidrogen di Los Alamos, dan mengajar banyak fisikawan ulung termasuk Richard Feynman, Kip Thorne, dan Hugh Everett. Dia adalah bapak relativitas umum modern, dia adalah kunci dalam mengembangkan pemahaman kita akan black hole dan bahkan mempopulerkan istilah “black hole” (setelah diusulkan kepadanya oleh seorang peserta konferensi) dan menciptakan banyak istilah lain, termasuk “worm hole” dan “buih quantum”.

Monday, January 2, 2017

Pilihan Bebas dalam Kehendak-NYA

Air mendidih dalam suhu berapa derajat Celsius? Ada yang menjawab: pada suhu 100 derajat Celsius. Apakah salah? Ya bisa salah, bisa benar. Kalau Anda memasak air di tepi pantai, maka Anda akan mendapati air itu akan mendidih pada suhu 100 derajat Celsius.

Tetapi, kalau Anda memasak air di puncak gunung, air Anda akan mendidih sebelum 100 derajat Celsius.

Bisa pada 95, 90, atau bahkan 80 derajat Celsius. Kenapa? Ya, karena, titik didih itu ‘bukan konstanta’, yang dimana pun akan mendidih pada suhu 100. Titik didih itu variable terhadap tekanan udara. Semakin tinggi tekanannya semakin tinggi pula titik didihnya, sebaliknya semakin rendah tekanannya, semakin rendah pula titik didihnya. Jadi, kalau begitu, mana yang benar dong?!

Melampaui Ruang & Waktu: Teori Kuantum Menyatakan Kesadaran Tetap Ada Setelah Kematian

consciousness-2-759x420Oleh: Arjun Walia 
 
Untuk menjawab salah satu pertanyaan terbesar ilmu pengetahuan modern hari ini tentang kesadaran manusia harus dilakukan dengan melihat asal-usulnya – apakah itu hanya produk dari otak, atau apakah otak itu sendiri hanyalah penerima kesadaran. Jika kesadaran bukan merupakan produk dari otak, itu berarti bahwa tubuh fisik kita tidak diperlukan untuk kontinuitas; bahwa kesadaran dapat eksis di luar tubuh kita.

Mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini adalah dasar untuk memahami sifat sejati dari realitas kita, dan dengan popularitas fisika kuantum pertanyaan tentang kesadaran dan hubungannya dengan fisik manusia menjadi semakin relevan.

Max Planck, fisikawan teoritis yang dikenal sebagai pelopor teori kuantum – dimana dia memenangkan Hadiah Nobel Fisika pada tahun 1918 – menawarkan penjelasan terbaik mengapa memahami kesadaran adalah sangat penting: “Saya menganggap kesadaran sebagai fundamental. Saya menganggap materi adalah turunan dari kesadaran. Kita tidak bisa mengabaikan kesadaran. Segala sesuatu yang kita bicarakan, segala sesuatu yang kita anggap ada, berasal dari kesadaran.”