Monday, December 12, 2016

Helen Keller - AKU BUTA DAN TULI SEJAK BAYI



A Chant of Darkness

I

Tak berani kubertanya kenapa kami tak diberi cahaya,
Terhempas ke pulau-pulau sepi di samudra tak terukur,

Atau bagaimana penglihatan kami membentuk visi nan indah,
Lalu pudar dan sirna, meninggalkan kami sendiri di gelap buta.

Rahasia Tuhan berdiam di kuil kami;
Dalam rahasia-Nya tak berani kumengintip. Hanya ini kutahu:

Dengan-Nya ada kekuatan, bersama-Nya ada hikmat,
Dan hikmat-Nya meletakkan kegelapan di atas jalan kami.

Dari gelap yang tak terpeta dan terkira kami tiba,
Dan tak lama lagi kami akan kembali
Kepada gelap yang luas dan abadi.

Helen Keller


Pernah di kehampaan cahaya aku mengembara;
Dalam gelap aku terjerembap,
Dan ketakutan menuntun tanganku;
Kakiku tertancap ke bumi,
Cemas akan sejuta lubang.
Oleh berbagai teror malam yang menakutkan.
Kepada hari yang baru terbangun,
Kuulurkan tanganku memohon.

Melihat

Tak ada realitas selain realitas di dalam dirimu sendiri. Kemanapun kamu memandang keluar dirimu, kamu hanya akan kembali melihat dirimu sendiri. Keadaan ini tidak akan terjadi selama kita masih hidup dalam penjara yang kita buat sendiri. Penjara itu bernama pikiran. Pikiran adalah ilusi terbesar dalam diri manusia. Jika pikiran seorang manusia telah jernih, ia pun akan dapat melihat wajah-Nya dimana-mana.

“When you see a flower, let your whole being become the eye.
When you look at a flower, do not think.
Let the total consciousness either see or hear or smell or taste or touch.
Then invisible becomes visible’’. ~ Osho

"Ketika anda melihat sebuah bunga, biarkan seluruh keberadaan anda menjadi mata.
Ketika anda melihat sebuah bunga, tidak berpikir.
Biarkan kesadaran total baik melihat atau mendengar atau bau atau rasa atau sentuhan.
Kemudian takterlihat menjadi terlihat".

Sunday, December 11, 2016

Amanah Ilahi - Kebaikan yang Dipercayakan

Oleh : Rumi

Bahaya terbesar dan dalam arti tertentu juga dosa terbesar bagi manusia terletak di dalam kecenderungan untuk meninggalkan bagian ruhaniahnya, melupakan bahwa ia “dihormati oleh Tuhan.”

Mereka begitu sibuk dengan urusan-urusan duniawinya
sehingga lupa untuk mengembangkan dirinya yang sejati, bagian yang diberikan sebagai hadiah istimewa dari Tuhan, yang “ditiupkan kepadanya dari nafas-Nya sendiri (Q.S. 15: 29), seperti dinyatakan Alquran beberapa kali. Amanah Ilahi, “kebaikan yang dipercayakan” itulah unsur yang paling penting dan pada saat yang sama paling membahayakan di dalam manusia, seperti dikatakan Q.S. 33: 72 “Sesungguhnya Kami menawarkan amanah kepada gunung-gunung dan langit dan tanah dan mereka tidak menerimanya, tetapi manusia menerimanya, dan sesungguhnya ia bebal, kejam.”

Jalan Cahaya


“Ragukan semuanya. Temukan Cahaya anda sendiri.
Jalan bukanlah dilangit bukan pula ditempat lainnya.
Jalan adalah di hati.

Rahasia spiritualitas sebenarnya adalah untuk menghapus semua ide, semua konsep, agar Kebenaran memiliki kesempatan untuk menembus, untuk mengungkapkan Dirinya sendiri.

Semuanya adalah referensi belaka.
Pengalaman sejati adalah hidup anda sendiri.
Kata-kata suci yang paling suci pun hanyalah kata-kata.
Pengalaman langsung adalah apa yang diinginkan oleh jiwamu”. ____Unknown

Saturday, December 10, 2016

Mata Ketiga

imageKelenjar Pineal merupakan sebuah kelenjar kecil berbentuk kerucut (juga disebut Conarium atau epiphysis Cerebri), seukuran kacang polong, yang terletak di bagian belakang otak depan. Ia mengeluarkan hormon melatonin, yang membantu mengatur jam biologis tubuh atau ritme sirkadian. Sekresi melatonin dipengaruhi oleh persepsi cahaya oleh retina, dan akan mencapai puncaknya di malam hari dan berkurang pada siang hari.

Tradisi esoteris menghubungkan kelenjar pineal kepada “mata ketiga” yang misterius, baik dalam arti fisik dan makna ekstrasensor. Helena P. Blavatsky menegaskan bahwa kelenjar pineal pernah digunakan sebagai mata fisik, sebagaimana dibuktikan oleh kadal Selandia Baru yang disebut Hatteria punctata yang masih memiliki mata ini dalam keadaan berhenti berkembang.

Menurut Annie Besant, kelenjar pineal terhubung dengan salah satu cakra yang ada di dalam tubuh astral melalui tubuh mental, dan berfungsi sebagai organ fisik untuk transmisi pemikiran dari satu otak ke yang lain, dalam telepati (A Study in di Consciousness , p. 259).

Dua Tanda Pencerahan

Deepak Chopra

Menurut Vedanta, hanya ada dua tanda-tanda pencerahan, dua indikasi bahwa transformasi telah mengambil tempat pada dirimu kearah kesadaran yang lebih tinggi. Tanda pertama adalah engkau berhenti merasa khawatir. Kini semua hal itu tidak mengganggumu lagi. Engkau memiliki hati yang ringan dan penuh dengan suka cita. Tanda yang kedua adalah engkau semakin sering menemui kebetulan-kebetulan yang bermakna di dalam hidupmu dan semakin sering pula sinkronisasi terjadi. Dan ini adalah akselerasi pada titik dimana engkau akan benar-benar mengalami keajaiban-keajaiban…

Sinkronisasi

Keseluruhan alam semesta terkandung dalam setiap titik sama seperti halnya keseluruhan samudera itu tercermin dalam setiap tetes di dalam kedalamannya. Dalam vedanta wawasan ini diekpresikan sebagai ”Apa yang ada di sini ada di mana mana, dan apa yang tidak ada disini tidak ada dimana mana”.

Friday, December 9, 2016

Cinta Manusia dan Cinta Ilahi

Dulu saya tidak mengerti…sekarang saya Mengerti… Cinta akan berakhir Bahagia…Cinta akan Selalu berakhir Bahagia…dulu saya pikir, Cinta adalah kondisi-kondisi yang menyertainya…Pasang surutnya…Kegembiraan Kesedihannya…Suka Dukanya…ternyata bukan…bahkan juga bukan bersatu ataupun Berpisah…Cinta bukan itu semua….Cinta sesungguhnya akan Berakhir Bahagia…apapun kondisinya…apapun situasinya… Cinta akan Selalu Berakhir Bahagia…
-Master Ivan Prapanza-

Jika kita tidak bersabar ketika berada dalam musim dingin, maka kita akan kehilangan keindahan musim semi yang cantik, kehangatan musim panas yang menjanjikan harapan. Dan kita tidak akan memanen hasil pada musim gugur. Kegelapan malam tidak selamanya bertahan, esok akan ada fajar yang mengusir kegelapan. Ada harapan ada kegembiraan, dan tersenyumlah.

The Walled Garden of Truth by Hakim Sanai

OSHO tentang Mistikus Sufi, Hakim Sanai

Hakim Sanai: Bagiku nama ini semanis madu, semanis nektar. Hakim Sanai sangat unik, Unik di dalam dunia Sufi. Tidak ada sufi lain yang mampu mencapai ketinggian ekspresi dan kedalaman pemahaman seperti yang telah ia capai. Hakim Sanai telah mampu melakukan hal-hal yang hampir tidak mungkin.

Jika saya harus menyelamatkan dua buku dari dunia para mistikus, maka buku itu adalah yang berikut ini. Yang satu adalah buku dari dunia Zen, jalan kesadaran: HSIN HSIN MING karya SOSAN. Yang mana saya telah berbicara mengenai ini (Baca : HSIN HSIN MING) yang isinya adalah intisari dari Zen, jalan kesadaran dan meditasi. Buku yang lainnya atau yang kedua adalah buku dari HAKIM SANAI yang berjudul HADIQATU’L HAQIQAT: Taman kebenaran yang terpagari (The Walled Garden of Truth) atau dalam singkatnya, HADIQA; sang Taman. Kita akan membahas buku ini pada hari ini.

Ibnu Arabi

Ibnu Arabi dikenal sebagai penulis paling produktif pada zamannya. Karyanya mencapai 200 buah. Sebagian menyebut jumlah lebih dari itu. Muhammad Qajjah, direktur kebudayaan Suriah mengatakan : “Huwa Aghzar Muallif fi Tarikh al Fikr al Islami bal la nubaaligh idza Qulna fi al al Tarikh al Basyari” (dialah penulis paling subur dalam sejarah pemikiran Islam bahkan tidak berlebihan jika saya katakan dalam sejarah pemikiran manusia).

Karya-karya Ibnu Arabi baik dalam bentuk prosa, puisi maupun “tausyihat”, kebanyakan ditulis dalam bahasa Persia. Sebagian lain dalam bahasa Arab.

Sedemikian rumitnya memahami karya-karya Ibnu Arabi, sebagian orang meragukan bahwa karya-karyanya tidak dihasilkan dari kesungguhan mental dan intelektual, melainkan dari ilham dan pengalaman mistiknya.

Cinta Ibnu Arabi Kepada Perempuan

Buku Tarjuman al Asywaq

Buku Tarjuman al Asywaq (Tafsir Kerinduan) berisi kumpulan (kompilasi) puisi dengan komposisi notasi yang beragam. Para santri dapat menyanyikannya dengan langgam lagu (bahar) yang berbeda-beda: Thawil, Kamil, Wafir dan lain-lain. Tidak diketahui secara pasti apakah buku ini ditulis mendahului dua buku besar di atas atau sesudahnya. Meski penting untuk ditelusuri, namun yang paling penting dari itu adalah bahwa dalam buku ini Ibnu Arabi memperlihatkan konsistensi atas gagasan-gagasan besarnya, sebagaimana akan diketahui kemudian.

Tarjuman al Asywaq ditulis ketika dia bermukim di Makkah, tahun 597 H/1214 M. Di kota suci kaum muslimin ini dia bertemu dengan sejumlah ulama besar, para sufi dan sastrawan terkemuka, laki-laki dan perempuan. Mereka adalah orang-orang yang menjalani hidupnya dengan serius. Ibnu Arabi banyak menimba ilmu dari mereka. Tetapi perhatiannya tertumbuk pada beberapa orang perempuan “suci”. Dalam pendahuluan buku ini dia menyebut tiga orang perempuan. Pertama, Fakhr al Nisa, saudara perempuan Syeikh Abu Syuja’ bin Rustam bin Abi Raja al Ishbihani. Perempuan ini adalah sufi terkemuka dan idola para ulama laki-laki dan perempuan. Kepadanya dia mengaji kitab hadits; “Sunan Tirmizi”. Kedua, Qurrah al ‘Ain. Pertemuannya dengan perempuan ini terjadi ketika Ibnu Arabi tengah asyik Tawaf, memutari Ka’bah.

Jalan Sufisme

Ibn el Arabi memberitahu para pengikutnya bahwa ada tiga bentuk pengetahuan: pengetahuan intelektual, atau kumpulan fakta; pengetahuan tentang keadaan, atau memiliki “perasaan spritual”; dan pengetahuan tentang realitas sejati yang mendasari segala sesuatu. Tentang bentuk pengetahuan yang ketiga ia menulis:
“Untuk pengetahuan jenis ini tidak ada bukti akademisnya di dunia ini; Karena pengetahuan ini tersembunyi, tersembunyi dan tersembunyi”.

Sekarang ini ada banyak organisasi sufi yang berada dibawah naungan islam, tetapi ajaran sufi selalu tidak menitikberatkan pentingnya struktur formal, termasuk agama yang terorganisasi, mereka justru menempatkan perkembangan individual di atas segalanya. Penekanan inilah - kebenaran diatas bentuk, personal di atas institusional - yang memungkinkan pemikiran sufi muncul berulang-ulang sepanjang sejarah.

Monday, December 5, 2016

Sufi Mistik yang Hilang dalam Tarian: DISAPPEAR IN DANCE

Seorang Sufi mistik begitu penuh cinta, dan begitu penuh sukacita - Seluruh hidupnya adalah tawa, musik, tarian. Dan diceritakan bahwa Tuhan menjadi sangat tertarik kepadanya karena ia tidak pernah meminta apa-apa, ia tidak pernah berdoa. Seluruh hidupnya adalah doa, tidak ada kebutuhan lagi untuk berdoa.

One Sufi mystic was so full of love, and so full of joy — his whole life was laughter, music, dancing. And the story says God became very interested in him because he never asked anything, he never prayed. His whole life was a prayer, there was no need to pray.

Dia tidak pernah pergi ke masjid, ia bahkan tidak pernah menyebut nama Tuhan; Seluruh keberadaannya adalah argumen keberadaan Tuhan. Jika ada yang menanyakan Tuhan itu ada atau tidak, ia hanya tertawa - tapi tawanya bukanlah berarti ya atau tidak.

He never went to the mosque, he never even uttered the name of God; his whole existence was the argument for the presence of God. If anybody asked him whether God exists or not he simply laughed — but his laughter was neither yes nor no.

Seluruh Kehidupan Ini Adalah Sebuah Tarian: The Whole Life Is A Dance

Seorang sufi besar – engkau pasti telah mendengar namanya, Al Hilaj Mansur – Ia di bunuh karena ia mengatakan ANA L’HAQ, 'Aku adalah Tuhan'. Jika engkau memasuki misteri terdalam dari kehidupan, engkau bukanlah hanya seorang penyaksi (sesuatu yang melihat), karena si penyaksi selalu ada di luar – engkau menjadi satu dengan kehidupan ini. Engkau tidaklah berenang di sungai kehidupan ini, bukan engkau yang mengapung di sungai kehidupan ini, bukanlah engkau yang berjuang di sungai kehidupan ini. Tidak, tapi engkaulah sungai itu. Seketika engkau menyadari bahwa riak-riak itu adalah bagian dari sungai. Berlaku juga kebalikannya, Sungai itu adalah bagian dari riak-riak itu. Bukan saja kita adalah bagian dari Tuhan, tetapi Tuhan juga adalah bagian dari kita.

A great Sufi – you must have heard his name, Al Hillaj Mansoor – was kill because he said, ‘ANA L’HAQ, I am the God.’ When you penetrate into the mystery of life, it is not that you are an observer, because an observer is always an outsider – you become one with it. It is not that you swim in the river, it is not that you float in the river, it is not that you struggle into the river. No – you become the river. Suddenly you realize the wave is part of the river. And the contrary is also true: that the river is part of the wave. It is not only that we are parts of God – God is also part of us. 

Cinta dan Kebebasan

Oleh : Osho

Kerinduan manusia terbesar adalah kerinduan pada kebebasan. Setiap manusia rindu pada kebebasan. Kebebasan adalah inti penting dari kesadaran manusia: Cinta adalah lingkarannya dan kebebasan adalah pusatnya. Jika keduanya terpenuhi, hidup tidak akan pernah disesali. Dan mereka berdua saling melengkapi bersama, tidak pernah terpisah.

Banyak orang yang telah mencoba untuk mengisi cinta tanpa kebebasan. Lalu cinta itu ternyata membawa lebih banyak kesengsaraan, lebih banyak belenggu. Kemudian cinta menjadi bukanlah apa yang telah diharapkan terjadi, tetapi sebaliknya. Ini menghancurkan semua harapan, dan kehidupan menjadi suatu yang sangat berat dan merusak, seperti meraba-raba dalam kegelapan dan tidak pernah menemukan pintu.

Cinta tanpa kebebasan secara alami cenderung posesif. Dan saat memasuki diri posesif ini, Anda mulai menciptakan belenggu bagi orang lain dan belenggu bagi diri Anda sendiri, karena Anda tidak bisa memiliki seseorang tanpa Anda dikuasai olehnya. Anda tidak dapat membuat seseorang menjadi budak tanpa menjadikan diri Anda budak. Apapun yang Anda lakukan pada orang lain hal sama dilakukan pada diri Anda.

Ketika Anda Menabur

Oleh : Osho 

Apapun pengalaman yang terjadi pada kita, kitalah penabur benihnya, tapi kebanyakan kita menabur benih ini secara tidak sadar, itu sebabnya kita sering berpikir bahwa kita telah mengalami beberapa pengalaman yang tidak seharusnya terjadi. Peristiwa kebetulan tidak pernah terjadi, tidak ada yang kebetulan. Ini adalah keadilan kosmos, bukan sebuah kekacauan.
Semuanya sesungguhnya didasarkan pada hukum alam yang mendasar: tak ada pengalaman yang terjadi secara kebetulan. Ya, kadang-kadang tampak seolah-olah itu sebuah kebetulan, karena kita mengharapkan pengalaman yang lain. Ini adalah salah satu masalah dalam pikiran manusia yang harus dipecahkan: kita melakukan satu hal, kita menabur sebuah benih tapi kita mengharapkan sesuatu yang lain.

Kita menabur benih satu jenis bunga dan kita mengharapkan mendapatkan beberapa jenis bunga lain, jadi ketika bunga-bunga itu datang, kita menjadi frustrasi. Tapi bunga itu datang karena benih kita, bukan karena keinginan kita.

Jangan Terpaku Pada Tubuh Anda


Oleh: Osho

Dalam dunia modern, suatu pencarian besar telah dimulai untuk mencari inti terdalam dari manusia. Ada baiknya bagi kita untuk memahami seberapa jauh upaya modern saat ini telah membawa kita.

Pavlov, BF Skinner dan para pemikir behavioris lain, terus berputar hanya di sekitar tubuh fisik. Mereka berpikir manusia hanyalah tubuh fisik. Mereka terlalu banyak terlibat dalam rumah pertama, mereka terlalu banyak terlibat dengan alam materi, sehingga mereka melupakan segala sesuatu yang lain.

Mereka ini mencoba untuk menjelaskan manusia hanya melalui fenomena fisik, materi. Sikap ini menjadi hambatan karena mereka kemudian menjadi tidak terbuka.

Bulan Madu yang Tidak Pernah Berakhir

Illusion-Reality-Love-Fear-CreateOleh: Osho

Cinta bukanlah sebuah hubungan. Cinta adalah tentang berhubungan, tetapi bukan sebuah hubungan. Sebuah hubungan adalah sesuatu yang sudah selesai. Sebuah hubungan adalah kata benda; sudah sampai pada tempat pemberhentian, bulan madu telah berakhir. Sekarang tidak ada lagi sukacita, tidak ada lagi antusiasme, sekarang semua sudah selesai. Anda dapat menjaganya, hanya untuk sekedar menepati janji Anda. Anda dapat mempertahankannya karena nyaman, menyenangkan, merasa aman. Anda dapat menjaganya karena tidak ada lagi yang harus dilakukan. Anda bisa mempertahankannya karena jika Anda mengganggunya, itu akan menciptakan banyak masalah bagi Anda … Suatu hubungan berarti sesuatu yang lengkap dan telah selesai.

Cinta tidak pernah merupakan satu hubungan tetap; cinta adalah tentang berhubungan. Ia selalu seperti sungai, yang terus mengalir, tak berujung. Cinta tidak pernah mengenal pemberhentian tetap; bulan madu dimulai tetapi tidak pernah berakhir. Ia tidak seperti membaca sebuah novel yang dimulai pada titik tertentu dan berakhir pada titik tertentu. Ini adalah fenomena yang terus berlangsung. Sebuah hubungan bisa berakhir, cinta tetap berlanjut- ia adalah sebuah kontinum. Ia adalah kata kerja, bukan kata benda.

Semuanya Hidup, Semuanya Sadar

everyday oshoOleh: Osho

Apa pun yang telihat sebagai eksistensi hanyalah fenomena dari kesadaran, hanya gelombang, hanya kristalisasi dari kesadaran ini – dan tidak ada yang lain. Tapi ini harus dirasakan. Analisis dapat membantu, pemahaman intelektual dapat membantu, tapi itu harus dirasakan bahwa tidak ada yang lain, kecuali kesadaran itu sendiri. Kemudian berperilaku seolah-olah hanya kesadaran yang eksis.

Saya pernah mendengar kisah tentang Lin Chi, seorang guru Zen. Saat ia sedang duduk satu hari di gubuk seseorang datang menemuinya. Orang yang datang itu sedang marah. Dia mungkin baru bertengkar dengan istri atau dengan bosnya atau sesuatu – tapi dia sangat marah. Dia membuka pintu dalam kemarahan, ia melemparkan sepatunya dalam kemarahan dan kemudian ia datang, dengan sangat hormat, dan membungkuk ke Lin Chi. Lin Chi mengatakan, “Pertama pergi dan mintalah pengampunan dari pintu dan sepatu itu.” Orang orang menganggap Lin Chi sangat aneh. Ada orang lain juga duduk di sana dan mereka mulai tertawa. Lin Chi mengatakan, “Berhenti!” Dan kemudian berkata kepada orang itu, “Jika Anda tidak melakukannya pergi dari sini. Saya tidak ada urusan dengan Anda. “Orang itu berkata,” Saya akan terlihat gila meminta pengampunan dari sepatu dan pintu. “Lin Chi mengatakan,” apakah tidak terlihat gila ketika Anda mengekspresikan kemarahan. Jadi sekarang saja Anda merasa gila? Segala sesuatu memiliki kesadaran. Jadi pergilah, dan kecuali jika pintu itu mengampuni Anda, saya tidak akan membiarkan Anda masuk ke dalam.”

Matematika

(Sumber: www.storyofmathematics.com)

Kekaisaran Islam yang didirikan di Persia, Timur Tengah, Asia Tengah, Afrika Utara, Iberia, dan wilayah-wilayah India sejak abad 8 telah memberi sumbangsih signifikan bagi ilmu matematika. Mereka mampu menyerap dan memadukan perkembangan matematika Yunani dan India.

Konsekuensi dari larangan Islam terhadap pelukisan wujud manusia adalah meluasnya penggunaan pola-pola geometris rumit untuk mendekorasi bangunan mereka, mengangkat matematika sebagai bentuk seni. Bahkan, seiring waktu, para seniman Muslim menemukan beraneka bentuk simetri yang dapat dilukiskan pada permukaan 2-dimensi.

Beberapa contoh simetri rumit yang dipakai dalam dekorasi masjid.
Beberapa contoh simetri rumit yang dipakai dalam 
dekorasi masjid.
 

Sunday, December 4, 2016

Jalan Sains Dari Mitos Menuju Multiverse

Oleh: Dan Falk
 
17 Maret 2015
(Sumber: www.quantamagazine.org)


Dalam buku terbarunya, peraih Hadiah Nobel Steven Weinberg menggali bagaimana sains menciptakan dunia modern, dan ke mana ia akan membawa kita.


Steven Weinberg, fisikawan di Universitas Texas, Austin, memenangkan Hadiah Nobel pada     1979 atas penelitian yang menjadi batu pijakan fisika partikel.

Kita boleh anggap sejarah fisika sebagai upaya menyatukan dunia di sekeliling kita: secara berangsur-angsur, setelah berabad-abad, kita sampai pada pemahaman bahwa fenomena-fenomena yang kelihatannya tidak berkaitan ternyata berhubungan erat. Fisikawan Steven Weinberg dari Universitas Texas, Austin, menerima Hadiah Nobel pada 1979 atas terobosan besar dalam upaya tersebut—menunjukkan bagaimana elektromagnetisme dan gaya nuklir lemah adalah manifestasi teori pokok yang sama (dia berbagi Hadiah Nobel dengan Abdus Salam dan Sheldon Glashow).

Penelitian itu menjadi batu pijakan Standard Model fisika partikel, [standar] yang menguraikan bagaimana blok-blok fundamental penyusun alam semesta bersatu membentuk dunia yang kita lihat.

Saturday, November 26, 2016

La Galigo, Odisei, Trah Buendia


Oleh: Nirwan Ahmad Arsuka
 
Sawerigading dalam epik Bugis ‘karya’ I  La Galigo dan Odiseus dalam epik Yunani ‘karya’ Homerus — kedua tokoh ini tidak sekedar meniti ombak menyusur dunia. Mereka berdua membangun semesta, yang ditata pada skala pemahaman manusia.
 
Tersusun dari sekitar 300.000 larik sajak dalam bahasa tinggi arkaik dengan berbagai cerita berangkai, Sureq (serat) Galigo adalah salah satu karya sastra terbesar dunia. Dan yang pasti, bersama  epik besar Kyrgizstan yang berusia seribu tahun, Manas; dan novel terbesar Cina berjumlah 120 jilid, Impian Kamar Merah (Hung Lou Meng) ‘karya’ Cao Xueqin dan Gao E yang ditulis di Era Dinasti Manchu di pertengahan abad 18, Sureq Galigo termasuk naskah klasik terpanjang yang dihasilkan manusia.

Dari segi jumlah larik sajak saja, Sureq Galigo sudah melampaui epos terbesar Anak Benua India yang kerap dianggap terpanjang di dunia: Mahabharata. Tapi panjang larik sajak, kecuali mungkin memamerkan stamina penyusunnya, tak dengan sendirinya mencerminkan kekuatan sebuah karya.

Sebuah puisi epik, merujuk Ian Johnston, berbeda dari sajak naratif panjang lainnya karena cakrawalanya yang istimewa. Epik merujuk pada kualitas yang diciptakan oleh puisi berupa penjelajahan dan perayaan atas sesuatu yang jauh lebih besar ketimbang karakter-karakter atau tempat-tempat istimewa yang diuraikannya. Kepada pembaca yang menghidupi dan dihidupinya, epik mempersembahkan sebuah pandangan dunia, sebentuk rasa keparipurnaan budaya, a sense of cultural completeness.

Spiritualitas tanpa “Spiritualitas”


Spiritualitas sebagai Dialektika Transrasionalitas Zen Buddhisme dari Sudut Pandang Tiga Master Zen: Ma-Tsu, Lin-Chi dan Ikkyu
 
Oleh Reza A.A Wattimena
Dosen di Fakultas Filsafat Unika Widya Mandala, Surabaya

Kita hidup di era krisis spiritualitas. Teknologi dan ekonomi berkembang maju, tetapi jiwa dan pikiran manusia justru semakin menderita. Mereka hidup terpisah dengan alam, dan akhirnya terasing dari alam itu sendiri, dan bahkan menghancurkan alam. Orang hidup dalam kelimpahan harta dan uang, namun hatinya penuh penderitaan, rasa takut dan rasa benci.1 Tak heran, tingkat bunuh diri, stress, depresi dan beragam penderitaan batin lainnya semakin meningkat. Banyak keluarga hancur di tengah jalan, karena rasa benci dan rasa takut yang menutupi pikiran. Pengguna narkoba pun semakin meningkat dan usianya semakin muda, persis untuk mengalihkan manusia dari penderitaan batin yang dirasakannya. Agama, yang dilihat sebagai dasar dari spiritualitas menuju hidup yang bermakna, pun kini terjebak pada fundamentalisme. Mereka mendewakan tradisi, ritual dan aturan, serta bersedia mengorbankan manusia. Bahkan, agama sering digunakan untuk pembenaran bagi tindakan-tindakan bejat dan kepentingan politik yang menutupi sejuta kemunafikan. Yang dibutuhkan oleh banyak orang sekarang ini adalah jenis spiritualitas yang baru, yang bisa memberikan makna bagi hidupnya, dan mengurangi penderitaan batinnya, guna menghadapi berbagai tantangan kehidupan.

Stephen Hawking Menanyakan Pertanyaan Besar tentang Alam Semesta

0:13  Tidak ada yang lebih besar atau lebih tua dari alam semesta. Pertanyaan yang ingin saya bicarakan adalah: Satu, dari mana kita berasal? Bagaimana alam semesta terbentuk? Apakah kita sendirian di alam semesta? Apakah ada kehidupan asing di luar sana? Bagaimana masa depan umat manusia?
 
0:42  Hingga tahun 1920-an semua orang berpikir bahwa alam semesta pada dasarnya statis dan tidak berubah dari waktu ke waktu. Lalu ditemukan bahwa alam semesta bertambah besar. Galaksi-galaksi yang jauh bergerak menjauhi kita. Hal ini berarti galaksi itu pasti lebih dekat pada masa lalu. Jika kita menghitung mundur, kita akan menemukan bahwa kita semua saling bertindihan sekitar 15 miliar tahun yang lalu. Ini adalah Big Bang, permulaan alam semesta.

Friday, November 25, 2016

The God Code

Oleh: Greg Braden

“Kesengsaraan umat manusia lebih sering disebabkan oleh ketidaktahuan daripada kebodohan, terutama ketidaktahuan kita tentang diri kita sendiri.” –Carl Sagan
Apa artinya menemukan sebuah bahasa kuno-pesan harfiah-yang tersembunyi dalam DNA kehidupan itu sendiri? Apa yang kita percaya dari masa lalu kita akan berubah …

The God Code : Rahasia masa lalu kita, Janji untuk Masa Depan Kita, adalah buku yang berisi sebuah penemuan yang luar biasa yang menghubungkan abjad Alkitab Ibrani dan Arab dengan kimia modern yang menyatakan bahwa ada sebuah kode yang hilang dan petunjuk untuk misteri asal usul kita yang telah berada di dalam diri kita semua secara bersama.

Menerapkan penemuan bahasa kehidupan ini – unsur-unsur yang akrab seperti hidrogen, oksigen nitrogen dan karbon yang membentuk DNA kita-sekarang mungkin akan digantikan dengan huruf kunci dari bahasa kuno. Dengan demikian, kode semua kehidupan berubah menjadi kata-kata yang berasal dari pesan abadi. Diterjemahkan, pesan tersebut mengungkapkan bahwa kalimat yang tepat dari nama kuno Tuhan telah dikodekan sebagai informasi genetik dalam setiap sel, setiap kehidupan.

Kita hidup dalam jaman dimana 95% dari penduduk dunia percaya pada kekuatan yang lebih tinggi atau Agung. Lebih dari setengah dari 95% ini mengacu pada kekuatan tersebut sebagai “Tuhan”.

Thursday, November 24, 2016

Kutipan Pengetahuan

 “Saya benci kutipan. Katakan saja apa yang kau ketahui.” (Ralph Waldo Emerson)

Tuesday, November 22, 2016

The Conference of the Birds (Konferensi Burung-Burung)

Kisah in disadur dari karya seorang pujangga sekaligus guru spiritual, Fariduddin Attar.

Sekelompok burung berkumpul dalam sebuah konferensi untuk membicarakan kehidupan mereka yang dirasa tidak memuaskan. Walaupun hidup ini juga menawarkan kebahagiaan, namun jauh di dalam hati, mereka merasakan sakit yang aneh dan ketidakpuasan. Dari itu semua, kemudian mengerucut kepada hasrat bersama akan kebutuhan adanya tokoh raja di antara mereka. Yaitu seekor burung yang lebih baik dalam segala hal, dari yang lainnya. 

Seekor burung Hoopoe (burung Hud-hud), yang telah berkelana jauh ke seluruh dunia berkata bahwa mereka sudah memiliki raja, yaitu burung Simorgh (Phoenix, burung api), yang hidup di sebuah tempat yang sangat jauh (negerti Cina).

Burung hoopoe menawarkan diri untuk menunjukkan jalan menuju lokasi burung Simorgh. Namun sebelumnya ia memberi peringatan, "Perjalanan ini tidak akan mudah. Sangat jauh melewati daratan luas dan lautan dalam."

Monday, November 14, 2016

Berebut Jiwa Sains

Oleh: Natalie Wolchover

16 Desember 2015
(Sumber: www.quantamagazine.com)


Teori string, multiverse, dan gagasan fisika modern lainnya berpotensi tak dapat diuji. Dalam sebuah pertemuan bersejarah di Munich, para ilmuwan dan filsuf bertanya: haruskah kita tetap mempercayainya?

Fisikawan George Ellis (tengah) dan Joe Silk (kanan) di Ludwig Maximilian University, Munich, 7 Desember 2015. (Laetitia Vancon untuk Quanta Magazine)
Fisikawan George Ellis (tengah)
dan Joe Silk (kanan) di Ludwig
Maximilian University, Munich,
7 Desember 2015. (Laetitia Vancon
untuk Quanta Magazine)

Umumnya fisikawan merasa “membutuhkan filsuf dan sejarawan sains layaknya burung membutuhkan ahli perburungan,” ujar peraih Nobel David Gross pekan lalu kepada para filsuf, sejarawan, dan fisikawan di sebuah ruangan di Munich, Jerman, mengutip Richard Feynman.

Tapi masa genting menuntut tindakan genting.

Sunday, November 13, 2016

Mengerti dan Memahami Theory of Everything

Pernahkah anda membayangkan satu kota memiliki dua aturan yang sama sekali berbeda? Tentu akan terjadi kekacauan dan kerancuan. Tapi percayakah anda, itulah yang terjadi pada alam semesta kita, bahwa ada dua aturan sangat berbeda untuk menjelaskan fenomena dalam alam semesta kita? Aturan itu adalah Teori Relativitas Umum Einstein dan Mekanika Kuantum. Teori Relativitas Umum menggambarkan alam semesta sebagai hubungan antara materi dan geometri ruang-waktu (spacetime). John Wheler menyederhanakan Teori Relativitas Umum Einstein ini dalam satu kalimat: "Materi membuat ruang-waktu melengkung (curved), dan ruang-waktu membuat materi bergerak (motion)". Kombinasi geometri-materi inilah yang kita rasakan sebagai gravitasi. Teori Relativitas Umum menjelaskan interaksi pada skala makro atau tingkat kasat mata, misalnya peredaran planet, bintang, dan galaksi.


Friday, November 11, 2016

"Teori Multiverse” Berpandangan Alam Semesta Adalah Matriks Realitas Virtual

Oleh: Paul Davies

22 Juli 2004
Sumber: www.redicecreations.com


Komentar: Bukankah menakjubkan bahwa para ilmuwan akhirnya harus mengakui rancangan alam semesta begitu sempurna hingga mengisyaratkan adanya perancangan cerdas, tapi mereka tetap berusaha menghindari penjelasan yang mencakup istilah Tuhan.

Teori multiverse telah menelurkan teori lain—bahwa alam semesta kita adalah simulasi, tulis Paul Davies.
Teori multiverse telah menelurkan teori lain—bahwa alam semesta kita adalah simulasi, tulis Paul Davies.

Jika Anda pernah berpikir hidup adalah mimpi, tenang saja. Beberapa ilmuwan tersohor mungkin sependapat. Para filsuf sudah lama bertanya apakah memang ada dunia nyata di luar sana, ataukah “realitas” hanyalah kilasan imajinasi kita.

Visi Fisika Masa Depan

Oleh: Natalie Wolchover

22 September 2015
(Sumber: www.quantamagazine.org)


Nima Arkani-Hamed tengah memperjuangkan kampanye pembangunan pembentur partikel (particle collider) terbesar di dunia seraya mengejar visi hukum alam yang baru.

Nima Arkani-Hamed. (Béatrice de Géa untuk Quanta Magazine)
Nima Arkani-Hamed. (Béatrice de Géa untuk Quanta
Magazine)

Ajaklah Nima Arkani-Hamed berbincang tentang alam semesta—tidak sulit—maka dia akan bicara bermenit-menit atau berjam-jam dan membawa Anda ke batas pemahaman manusia, kemudian dia akan lewati batas tersebut, melampaui Einstein, melampaui ruang-waktu dan mekanika quantum dan semua tropus penat fisika abad 20, menuju visi baru nan spektakuler tentang bagaimana segala sesuatu bekerja. Rasanya begitu sederhana, begitu jelas. Dia akan mengingatkan Anda bahwa, di tahun 2015, ini masih spekulatif. Tapi dia yakin, suatu hari kelak visi ini akan jadi kenyataan.

Friday, October 28, 2016

Kesadaran dan Mekanika Quantum

bf0fceb473d7295ae3b2d1a1be4d83a7Oleh: Thomas J. McFarlane

Dalam esai naratif ini, kita mengikuti perjalanan para fisikawan abad ke-20 ke luar dari batas pandangan dunia yang lama untuk menjelajahi dunia menarik dari mekanika kuantum dan implikasi filosofis yang mendalam dari penemuan itu.

Dunia yang dijelaskan oleh mekanika kuantum adalah aneh dan kontra-intuitif, yang meruntuhkan gagasan materialisme, determinisme, dan pemisahan. Kita juga menjelajahi masalah pengukuran dalam mekanika kuantum dan memeriksa argumen mengapa kesadaran diperlukan untuk menyelesaikan masalah kuantum. Resolusi tersebut, memaksa kita untuk melakukan perubahan radikal dalam pemahaman kita tentang dunia dan kesadaran.

Friday, October 21, 2016

Cinta

front_the_silentDari buku : The Silent Whisperings of the Heart
oleh : Swami Dhyan Giten
 
Cinta bukanlah suatu hubungan eksklusif antara kita dengan orang lain; cinta adalah kualitas yang muncul ketika kita berada dalam kontak dengan batin kita, dengan diri-sejati, dengan kualitas meditasi yang dalam, dengan keheningan batin dan kekosongan. Diri sejati ini dialami oleh kita dan dinyatakan ke luar dalam wujud cinta. Cinta ini tidak ditujukan kepada orang tertentu, melainkan sebuah kehadiran dan kualitas yang mengelilingi orang seperti aroma.

Hati manusia adalah penyembuh, yang menyembuhkan baik orang lain maupun diri kita sendiri. Hati yang terbuka adalah seperti air mancur, yang tidak lagi membuat perbedaan antara: “Aku suka kamu – aku tidak suka kamu”. Hati yang terbuka adalah tidak membuat perbedaan apapun antara teman dan musuh. Hati yang terbuka terbuka baik bagi diri kita sendiri dan untuk orang lain. Hati yang terbuka adalah cinta tanpa syarat.

Thursday, October 13, 2016

Memutuskan Batas Realitas

Oleh: Anil Ananthaswamy

18 Desember 2015
(Sumber: plus.maths.org)


Artikel ini pertama kali dimuat di situs komunitas FQXi. FQXi adalah mitra kami dalam proyek informasi tentang informasi. Klik di sini untuk membaca artikel lain terkait konsep “it from bit” milik John Wheeler.

David Wolpert (Santa Fe Institute)

David Wolpert (Santa Fe Institute)David Wolpert biasa menyindir saat berkata bahwa teorinya menempatkan batas pada agama-agama. “Tak boleh ada dua tuhan/dewa, yang dua-duanya mampu mengamati segala sesuatu secara sempurna, atau yang dua-duanya mampu mewujudkan apapun yang mereka mau,” tuturnya. Bahkan, tak boleh ada dua tuhan yang dua-duanya memiliki ingatan sempurna. Ringkasnya, secara matematis mustahil terdapat alam semesta politeistik beserta tuhan-tuhan maha tahu.

Pernyataan demikian (dilontarkan sambil membuat “isyarat kutipan serius di udara”) adalah konsekuensi dari batas-batas yang Wolpert peroleh berdasarkan kemampuan “perangkat inferensi” (mesin yang mampu mengamati dan/atau mengendalikan dunia di sekelilingnya). Alih-alih menganalisa beragam kumpulan dewa, Wolpert tertarik dengan pembatasan matematis informasi yang dapat dimiliki sebuah perangkat mengenai suatu sistem dan implikasi pembatasan ini terhadap hukum fisika. Dia menemukan batasan yang mirip sekali dengan batasan-batasan yang sudah lama dikenal oleh fisikawan dari teori quantum, contohnya Prinsip Ketidakpastian Heisenberg. Temuan Wolpert bisa membantu fisikawan memahami pangkal kekaburan masyhur di alam quantum tersebut. Ini boleh jadi timbul akibat pembatasan formal pada apa-apa yang dapat diketahui.

Ngobrol dengan Tuhan : Konflik Antar Agama

Ngobrol_dengan_Tuhan._Conversation_with_God_for_Teens
Dari buku : Ngobrol dengan Tuhan oleh Neale Donald Walsh

Kenapa begitu banyak konflik gara-gara meributkan agama mana yang paling benar?
Kebanyakan agama-agama di dunia mu meyakini bahwa hanya ada satu jalan menuju Tuhan, yakni jalan mereka. Mereka begitu yakin akan hal ini, dan mengajarkannya — sampai sampai mereka menganggap diri mereka superior di mata-Ku. Dan ilusi tentang superioritas ini mereka anggap nyata.

Banyak di antara mereka juga percaya bahwa mereka harus membuat orang-orang lain meyakini jalan mereka juga, sebab dengan berbuat begini, seolah mereka telah memenuhi kewajiban mereka terhadap-Ku.

Wednesday, October 5, 2016

Apakah Multiverse Betul-betul Eksis?

Oleh: George F.R. Ellis

(Sumber: Scientific American, Agustus 2011, hal 38-43)


Bukti eksistensi alam-alam semesta paralel yang sangat berbeda dari alam semesta kita mungkin masih di luar domain sains.

MultiverseSelama dekade terakhir, sebuah klaim luar biasa telah memikat para kosmolog: alam semesta mengembang yang kita saksikan di sekeliling kita bukanlah satu-satunya; miliaran alam semesta lain ada di luar sana. Bukan satu universe—yang ada multiverse. Dalam artikel-artikel Scientific American dan buku-buku seperti karangan terakhir Brian Green, The Hidden Reality, para ilmuwan terkemuka sudah membahas revolusi super-Copernican. Dalam pandangan ini, bukan hanya bahwa planet kita adalah salah satu dari sekian banyak planet, tapi juga bahkan keseluruhan alam semesta kita tidak signifikan pada skala kosmik segala sesuatu. Ia cuma satu dari banyak alam semesta tak terhitung, masing-masing mengerjakan urusannya sendiri.

Kata “multiverse” memiliki makna-makna berlainan. Astronom mampu melihat ke jarak sekitar 42 miliar tahun-cahaya, horizon visual kosmik kita. Kita tak punya alasan untuk menyangka alam semesta berhenti sampai di situ. Di baliknya boleh jadi banyak—bahkan tak terhingga—domain yang sangat mirip dengan yang kita saksikan. Masing-masing memiliki distribusi materi awal berlainan, tapi hukum fisika yang sama beroperasi di semuanya. Hampir semua kosmolog hari ini (termasuk saya) menerima tipe multiverse ini, yang Max Tegmark sebut “level 1”. Tapi sebagian beranjak lebih jauh. Mereka mengemukakan jenis-jenis alam semesta amat berbeda, dengan fisika berbeda, sejarah berbeda, barangkali jumlah dimensi ruang berbeda. Sebagian besar hampa, walaupun sebagian lain disesaki kehidupan. Pendukung utama multiverse “level 2” ini adalah Alexander Vilenkin, yang melukis sebuah gambar dramatis berupa set alam semesta tak terhingga dengan jumlah galaksi tak terhingga, jumlah planet tak terhingga, dan jumlah orang tak terhingga dengan nama Anda dan sedang membaca artikel ini.

Friday, September 30, 2016

Kebenaran Adalah Wilayah Tanpa Jalan

krishnamurtiCeramah Pembubaran Tarekat Bintang di Ommen (Belanda), 3 Agustus 1929

Oleh : J. Krishnamurti

Isi ceramah ini sangat menggugah pemikiran saya bahwa sebenarnya tidak mungkin mengorganisasi sebuah keyakinan dan tidak ada suatu organisasi apa pun dapat membawa manusia kepada spiritualitas. Kepercayaan adalah masalah pribadi sepenuhnya. Kita terbiasa dengan otoritas, atau dengan suasana otoritas yang kita pikir akan membawa kita kepada spiritualitas. Padahal kebenaran yang tak terbatas, tanpa syarat, tak mungkin didekati melalui jalan apa pun, tak dapat diorganisir; tidak seharusnya dibentuk suatu organisasi untuk membimbing atau memaksa orang berjalan menurut suatu jalan tertentu. Dengan membebaskan manusia, mendorongnya menuju kebebasan; membantunya melepaskan diri dari semua keterbatasan, oleh karena hanya itulah yang akan memberinya kebahagiaan abadi, memberinya realisasi diri tanpa syarat.

Monday, September 26, 2016

Melepaskan Topeng yang Bukan Diri Kita

maskOleh : David R. Hamilton Phd.

Mungkin sangat sulit untuk menjadi diri sendiri. Apa artinya ini?
Hal ini dapat berarti banyak hal untuk masing-masing orang yang berbeda. Kita kadang-kadang berpikir bahwa kita perlu ‘menemukan’ diri kita sendiri, untuk ‘menjadi’ diri kita sendiri. Tapi perjalanan menemukan diri sendiri kerap menimbulkan tekanan bagi banyak orang, karena kita seolah harus menempuh perjalanan panjang dan menantang, dengan rintangan di sepanjang jalan untuk menguji keberanian dan komitmen kita untuk perjalanan tersebut.

Salah satu hal yang saya temukan adalah bahwa bagian penting dari menjadi diri kita sendiri sebenarnya adalah menghapus topeng-topeng dari siapa yang bukan diri kita; seperti berhenti berpura-pura bahwa Anda selalu positif atau bahagia, atau bahwa Anda selalu memiliki jawaban, bahwa Anda telah mengetahui semuanya, atau melepaskan kepura-puraan bahwa Anda tidak takut, atau berkata bahwa komentar orang-orang tidak menyakiti Anda … dll … dan masih banyak lagi.

Ilusi Fisik: Apakah Sesungguhnya Dunia Fisik ini Hanyalah Ilusi

ILLUSIONOleh: Arjun Walia

Niels Bohr, seorang fisikawan asal Denmark yang menciptakan kontribusi signifikan untuk memahami struktur atom dan teori kuantum pernah berkata:  

“jika mekanika kuantum belum membuat Anda terkejut, Anda belum benar-benar memahami hal itu.”

Quantum fisika telah membuat para ilmuwan di seluruh dunia terheran-heran, terutama dengan penemuan bahwa realitas material fisik kita, sesungguhnya bukan fisik sama sekali. “segala sesuatu yang kita sebut nyata ternyata tecipta dari hal-hal yang tidak bisa dianggap sebagai nyata.” Tampaknya filsuf kuno masa lalu kita benar, indera kita benar-benar telah menipu kita.

Sekali lagi, realitas material fisik kita sesungguhnya bukan materi sama sekali. Makna, hubungan dan implikasi dari temuan ini dalam dunia kuantum telah menyebabkan sejumlah besar ide dan teori, beberapa di antaranya diberi label “pseudo-science.” Artikel ini akan menyajikan bukti ilmiah yang jelas menunjukkan hubungan antara kesadaran dan apa yang kita sebut sebagai realitas dan bagaimana hal ini tidak lagi dapat ditolak. Kita juga akan merenungkan implikasi dari ini mengetahui, dan bagaimana realitas ini memainkan peran penting dalam transformasi potensi planet kita, pada saat kita membutuhkannya.

Apakah Sesungguhnya Sifat dari Realitas

human-consciousness

Oleh: Deepak Chopra

Saya ingin memberikan sekilas singkat pemahaman ke dalam kuantum mekanika tubuh-pikiran, untuk setidaknya mencoba untuk memahami sifat tubuh manusia sesungguhnya dan juga apa yang dikatakan sebagai Tubuh Cosmic sebenarnya.

Kita menggunakan istilah seperti pikiran dan tubuh dan alam semesta, tapi apa sesungguhnya sifat dari hal-hal ini? Apakah itu pikiran, apakah itu tubuh, apa sifat yang tepat dari realitas fisik ini? Ketika masih anak-anak, kita selalu punya pertanyaan seperti ini, “Di mana saya sebelum saya lahir? Apa yang saya harus lakukan di sini? Apa yang terjadi setelah kematian? Apakah saya terbatas pada tubuh fisik saya? Apakah saya hanyalah ego yang dilapisi kulit dan berisi daging dan tulang? Apa yang sebenarnya terjadi pada diri saya? Apakah saya memiliki rumah tetap? di mana saya tinggal di alam semesta ini? “

Pengalaman Kematian Julie Nightingale

face_rising_upJuliet Nightingale adalah seorang mistikus dan seorang peramal yang mengalami sejumlah pengalaman mendekati kematian akibat penyakit yang diderita yang mengancam jiwanya sejak kecil. Salah satunya terjadi di pertengahan tahun 70-an ketika ia berjuang melawan kanker usus yang menyebabkan dia mengalami koma. Pengalaman ini memiliki efek mendalam pada hidupnya – bersamaan dengan banyaknya pengalaman transformatif dan pengalaman keluar tubuhnya. Awalnya, dia jarang bercerita tentang pengalaman tersebut karena kerap dihakimi dan disalahpahami ketika dia melakukannya. Dia kemudian bergabung dengan Asosiasi Internasional untuk Studi Near-Death (IANDS) – organisasi utama untuk penelitian dan dukungan terhadap NDE – dimana dia bisa berbagi pengalaman, dan telah membangkitkan minat yang besar dan kesadaran untuk mendalami pengalaman dekat kematian dan orang-orang yang mengalami hal yang sama dalam beberapa tahun terakhir. Juliet adalah ketua komite keanggotaan di IANDS. Dia sangat mendorong sesama experiencers untuk bergabung dalam IANDS karena organisasi ini menawarkan sumber daya, dukungan dan persahabatan yang luar biasa. Berikut ini adalah pengalaman NDEnya :

Friday, September 23, 2016

Alam Semesta adalah ‘Spiritual, Immaterial dan Mental’

 Oleh : Arjun Walia

Ketika kita melihat dunia yang membingungkan dan aneh dari fisika kuantum, akan sulit bagi kita untuk memahami beberapa hal yang para ilmuwan telah amati selama bertahun-tahun.

Kita memilih untuk memeriksa sebuah fenomena yang kita benar-benar tidak mungkin untuk menjelaskan dengan cara klasik, yang memiliki inti mekanika kuantum di dalamnya. Pada kenyataannya, ini penuh misteri kata Richard Feynman, seorang pemenang Nobel dari abad kedua puluh.

Satu hal yang pasti yaitu "kesadaran", atau, faktor yang berhubungan dengan kesadaran (pengamatan, pengukuran, pemikiran, niat) ini memiliki korelasi langsung dengan apa yang kita anggap sebagai realitas dunia materi fisik kita.

Wednesday, August 10, 2016

Haruskah Sains Berunding dengan Agama?

Oleh: Lawrence M. Krauss dan Richard Dawkins

(Sumber: Scientific American, Juli 2007, hal. 88-91)


Dua pembela sains kenamaan saling bertukar pandangan perihal bagaimana ilmuwan sebaiknya mendekati agama dan para pemeluknya.

Pendahuluan Editor
Walaupun kedua penulis berada di pihak sains, mereka tidak selalu sependapat tentang cara terbaik dalam menentang ancaman bermotif agama terhadap praktek atau pelajaran ilmiah. Kraus, fisikawan terkemuka, sering masuk sorotan publik untuk mempertahankan teori evolusi dalam kurikulum sains sekolah dan menjauhkan varian-varian kreasionisme ilmiah semu darinya. Sebuah surat terbuka dikirimnya kepada Paus Benediktus XVI di tahun 2005, mendesak Paus agar tidak membangun tembok baru antara sains dan agama, agar memimpin Vatikan dalam menegaskan kembali pengakuan Gereja Katolik terhadap seleksi alam sebagai teori ilmiah yang sah.