Thursday, October 13, 2016

Ngobrol dengan Tuhan : Konflik Antar Agama

Ngobrol_dengan_Tuhan._Conversation_with_God_for_Teens
Dari buku : Ngobrol dengan Tuhan oleh Neale Donald Walsh

Kenapa begitu banyak konflik gara-gara meributkan agama mana yang paling benar?
Kebanyakan agama-agama di dunia mu meyakini bahwa hanya ada satu jalan menuju Tuhan, yakni jalan mereka. Mereka begitu yakin akan hal ini, dan mengajarkannya — sampai sampai mereka menganggap diri mereka superior di mata-Ku. Dan ilusi tentang superioritas ini mereka anggap nyata.

Banyak di antara mereka juga percaya bahwa mereka harus membuat orang-orang lain meyakini jalan mereka juga, sebab dengan berbuat begini, seolah mereka telah memenuhi kewajiban mereka terhadap-Ku.
Akhirnya beberapa Agama dan para pengikut mereka meyakini dan mengajarkan bahwa pemeluk agama lain adalah musuh-Ku, dan karenanya mesti dibuat pindah agama, disingkirkan atau dimusnahkan.

Maka pikiran-pikiran dan gagasan semacam ini dijadikan sebagai pembenaran atas aksi pembersihan etnis, ketidaktoleransian beragama, serta perang-perang yang disebut sebagai “perang suci”.

Gagasan-gagasan ini muncul dari keyakinan terhadap serangkaian ilusi yang oleh manusia dijadikan dasar untuk membangun pemahaman mereka tentang kehidupan filsafat mereka, agama mereka, sistem politik dan ekonomi mereka. Ilusi tentang superioritas hanyalah salah satu di antaranya.
Ilusi-ilusi ini tidak nyata, namun bisa kelihatan begitu nyata, akibat kekuasaan yang diberikan manusia terhadap mereka.

Dunia ini berada dalam sistem keyakinan yang didasarkan atas ketakutan, kekurangan, dan superioritas palsu. Sebagian besar institusi kalian di seluruh dunia– bukan hanya agama, tapi juga politik, ekonomi, pendidikan, dan struktur sosial segala jenis — berada dalam paradigma ini dan beroperasi dalam setting ini.

Itu sebabnya begitu banyak perang tentang siapa yang agamanya paling “benar”, siapa yang sistem politiknya  paling benar, sistem ekonominya paling benar, dan siapa yang paling banyak memiliki segala macam “unsur” di Bumi, yang menurut perkiraan manusia “tidaklah cukup” untuk mereka semua.

Pertarungan untuk mengumpulkan “unsur-unsur yang tidak cukup” inilah yang mengakibatkan peperangan dan sedihnya kasih sayang Tuhan pun kalian masukkan ke dalam unsur yang “tidak cukup” itu.

Kenapa semua orang tidak percaya pada satu Tuhan saja?
Kebanyakan orang percaya pada satu Tuhan. Tuhan mereka. Bagi mereka, Tuhan “mereka” adalah satu-satunya Tuhan , sedangkan Tuhan orang lain dianggap palsu. Yang menyedihkan, gagasan ini telah menyebabkan begitu banyak orang dibunuh –atas nama Tuhan.

Wajar saja kalau orang ingin mengekspresikan diri dengan cara yang membuat mereka bisa mendapatkan pengalaman sebagai individu. Itu sebabnya setiap orang punya gaya berpakaian yang berbeda-beda, model potongan rambut berbeda-beda, mengendarai jenis mobil yang berbeda-beda, dan menjalani jenis kehidupan yang yang berbeda-beda, dengan beragam cara yang juga berbeda-beda.

Yang penting apakah manusia bisa mencari jalan agar cara mereka mengekspresikan diri sebagai individu tak membuat mereka jadi terpisah, dan tidak menyebabkan mereka merasa paling benar dan superior.

Perasaan benar atau superior tentang ekspresi individualistis ini — entah ekspresi religius, politis, filosofis, ekonomis, sosial atau seksual — bisa mengarah pada tingkah laku yang gila. Mereka rela mengorbankan apa pun untuk satu hal ini, Mereka bersedia melepaskan kebahagiaan, cinta, suka cita, kedamaian, kemakmuran, roman, ketenangan, segalanya –bahkan kesehatan mereka sendiri agar merasa diri mereka benar.

Bagaimana peran Agama seharusnya?
Seperti segala hal lainnya, agama memainkan peran yang kamu tentukan baginya. Kamu bisa memberinya peran untuk mendekatkan orang-orang pada Tuhan dan pada sesamanya sendiri. Saat ini kuperhatikan bahwa agama justru lebih sering menjalankan peran yang berkebalikan dengan yang disebutkan tadi.

Bahkan agama yang dilembagakan telah menjadi unsur perpecahan yang paling besar antara manusia dengan sesamanya dan dengan Tuhan.

Aku tidak akan pernah menyarankan siapa pun melupakan agama mereka, kalau mereka percaya dengan sepenuh hati dan jujur, dan kalau kepercayaan itu membuat hidup mereka lebih bahagia.
Teruskan menjalani jawaban-jawaban yang telah kamu peroleh, tapi jangan pernah berhenti mempertanyakan jawaban-jawaban yang kamu jalani itu. Itulah sikap mental orang yang mencari, dan itulah tujuan setiap agama.

Kuperhatikan banyak manusia memperoleh manfaat besar dari agama. Oleh karena itu, agama akan selalu mempunyai peran penting dalam petualangan hidup manusia, asalkan agama itu bisa membukakan pintu-pintu, bukannya menutup pintu-pintu.

Apa perbedaan agama dan spiritualitas?
Agama adalah sistem kepercayaan, sedangkan spiritualitas adalah pengalaman. Agama adalah sistem kepercayaan yang pilihannya ada dua : percaya atau tidak. Spiritualitas dalam bentuknya yang paling bebas tidak memintamu untuk mempercayai apa pun. Spiritualitas mengundangmu untuk terus-menerus memperhatikan pengalaman yang kamu peroleh. Pengalaman pribadimulah yang menjadi penentunya.

Kalau kamu memeluk agama tertentu untuk menemukan Tuhan, Tuhan mempunyai jalan atau cara tertentu yang kamu tempuh agar bisa datang kepada-Nya.

Gagasan bahwa Tuhan hanya menentukan satu cara untuk mendekati Dia, atau satu sarana tertentu untuk kembali kepada-Nya, dan bahwa hanya inilah satu-satunya cara yang akan berhasil, adalah akibat dari ilusi tentang persyaratan tersebut. Itu satu lagi dari sekian banyak ilusi yang dimiliki manusia, salah satu kesalahpahaman yang telah kita bahas. Dan ini tidak  ada hubungannya dengan realitas yang paling utama.

Aku tidak perlu menetapkan syarat apa pun padamu, sebab Aku tidak butuh menerima apa pun dari kamu. Setiap agama tertentu membayangkan bahwa cara agama mereka lah satu-satunya cara, dengan begitu kadang kadang mereka bersikeras tentang hal itu.

Ada banyak sekali agama yang berbeda-beda di bumi ini, dan masing-masing agama memiliki serangkaian “petunjuk arah” masing masing. Sebenarnya Tuhan tidak butuh dipuja. Tuhan bukanlah sesuatu yang begitu tidak percaya diri hingga mengharuskan manusia membungkuk dan menyembah-nyembah Dia dengan perasaan takut, atau mengemis-ngemis mencari muka agar Dia menganggap mereka layak diberi berkat. Inilah yang mesti kamu tanyakan sejujurnya pada dirimu sendiri.

Kamu diberitahu bahwa Tuhan menciptakan manusia menurut citra-Nya, tapi mungkinkah bahwa justru agama-agama telah membentuk Tuhan menurut citra manusia.

Orang-orang ingin menganggap Aku mempunyai Agama, dan bahwa agama-Ku adalah agama mereka. Tapi percayalah bahwa semua orang akan kembali kepada-Ku apa pun jalan yang mereka pilih. Mereka akan kembali kepada-Ku karena tidak ada tempat lain untuk pergi. Aku adalah Sumber Segala Sesuatu. Tidak ada lagi yang lainnya.

Dan Kukatakan ke padamu, neraka itu tidak ada. Yang ada adalah pengalaman berada di neraka, yaitu keterpisahan dari Aku. Aku adalah alfa dan omega,  Yang Awal dan Yang Akhir, Sumber Segala Sesuatu. Kamu tidak akan bisa menghindari takdirmu yang membahagiakan– tapi kamu bisa menundanya.

Yang kamu perlukan untuk mempercepat perjalananmu hanyalah kerinduan yang tulus dan murni. Pada saat kerinduan itu muncul, Aku akan ada disana. Kamu tidak perlu “pulang” kepada-Ku. Kamu akan tahu pada saat itu bahwa Aku selalu ada bersamamu.

Aku ada di sini, bersamamu, di sekitarmu, dan di dalam dirimu. Kalau kamu tidak memahami hal ini, kamu tidak perlu merasa sendirian lagi. Kamu tidak perlu merasa diabaikan lagi, dan tidak perlu merasa takut lagi. Dan kamu tidak perlu lagi merasa cemas, apakah kamu bisa kembali kepada-Ku, atau bagaimana caranya kembali kepada-Ku. Aku ada disini, Aku tidak pernah pergi.

No comments:

Post a Comment