Tuesday, August 28, 2018

Kesadaran sebagai Tuhan

Oleh : Peter Russel

"Jiwa itu sendiri adalah citra Tuhan yang paling indah dan sempurna".
St. John of the Cross.

Bagi banyak orang, pernyataan “Akulah Tuhan” dianggap penghujatan. Tuhan, menurut agama konvensional, adalah dewa tertinggi, pencipta yang mahakuasa. Bagaimana mungkin manusia mengklaim bahwa dia adalah Tuhan?

Ketika pendeta Kristen abad ke-14 dan mistikus Meister Eckhart menyatakan bahwa, “Tuhan dan saya adalah Satu”, dia dibawa ke hadapan Paus Yohanes XXII dan dipaksa untuk “membatalkan semua yang telah dia keliru ajarkan.” Lainnya mengalami nasib buruk. Mistikus Islam abad kesepuluh al-Hallaj disalibkan karena menggunakan bahasa yang mengklaim identitasnya sebagai Tuhan.

Namun ketika para mistikus mengatakan “Akulah Tuhan,” atau kata-kata seperti itu, mereka tidak berbicara tentang seseorang. Eksplorasi batin mereka telah mengungkapkan sifat diri sejati, dan inilah yang mereka kenali dengan Tuhan. Mereka mengklaim bahwa esensi diri, perasaan “Aku” tanpa atribut pribadi, adalah Tuhan.

Sarjana kontemporer dan mistikus Thomas Merton mengatakannya dengan sangat jelas:

"Ketika saya menembus kedalaman eksistensi dan realitas saya sendiri dalam akar yang paling dalam adalah sesuatu yang tidak dapat didefinisikan yang merupakan diri saya sendiri, maka melalui pusat yang dalam ini saya masuk ke dalam Diri yang tak terbatas yang bagi saya adalah Yang Maha Kuasa".

Friday, August 10, 2018

Apakah Kita Hidup Dalam Simulasi ‘Permainan Komputer’ Raksasa?

computer.jpgOleh : Alexa Erickson
 
Ketika era milenium semakin dekat, banyak yang mungkin merefleksikan betapa berbedanya bayangan masa depan kita telah berubah dari bagaimana kita pernah membayangkannya. Bertentangan dengan banyak film, buku, dan spekulasi pribadi tentang masa depan, kita saat ini belum memiliki mobil terbang dan belum ada pelayan robot, belum ada perjalanan waktu atau berjalan dengan kecepatan cahaya. Namun, begitu banyak yang telah berubah, tetapi kita tidak menyadarinya.

Dan meskipun kita hanya dapat membuat dugaan yang logis tentang apa yang akan terjadi di masa depan, setidaknya kita mengetahui apa yang sedang terjadi saat ini. Dan itu yang paling penting dari semuanya.

Tetapi bagaimana jika kita tidak benar-benar mengetahui realitas kita? Bagaimana jika, terlepas dari semua yang kita ketahui, bagaimana kita menjalani hidup kita, kita ini ternyata hanyalah sebuah simulasi permainan komputer? Mungkinkah setiap orang dan benda di kosmos sesungguhnya hanyalah karakter dalam permainan komputer besar? Bagaimana kita bisa tahu? Meskipun mungkin terdengar seperti ide terbaik yang ada di dunia, itu sebenarnya adalah hipotesis ilmiah yang memiliki dasar.