Tuesday, October 23, 2012

Pemberontakan pada Tuhan Pencipta Alam Semesta

Sains modern telah bergerak menuju deisme yaitu suatu faham yang beranggapan Tuhan berada jauh dari luar alam. Tuhan menciptakan alam dan sesudah alam diciptakan, Tuhan tidak memperhatikan dan memelihara alam lagi. Alam berjalan sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan ketika proses penciptaannya. Peraturan-peraturan tersebut tidak berubah-ubah dan sangat sempurna. Tuhan diibaratkan dengan tukang yang mahir membuat jam, setelah jam itu selesai dibuat ia tidak membutuhkan si pembuatnya lagi. Jam itu berjalan sesuai dengan mekanisme yang telah tersusun dengan rapi.

Faham deisme sepakat bahwa Tuhan Esa dan jauh dari alam, serta maha sempurna, sepakat bahwa Tuhan tidak melakukan interfensi pada alam lewat kekuatan supernatural. Tuhan tidak terlibat dengan pengaturan alam. Dia menciptakan alam dan memprogramkan perjalanannya, tetapi Dia tidak menghiraukan apa yang telah terjadi atau apa yang akan terjadi pada alam. Alam dibiarkan berjalan sendiri dan Tuhan hanya melihatnya dari kejauhan sampai alam ini rusak dengan sendirinya. Tuhan pensiun dari pekerjaannya dan tidak punya pekerjaan lagi.

Detik-Detik Penciptaan Alam Semesta/Jagat Raya

Pada sepertiga pertama abad ke 20, para astronom mempertanyakan tentang sumber energy dalam planet dan mengusulkannya sebagai adanya proses terbalik nuklir fussion. Mereka menyebutnya sebagai nuclear fussion yaitu proses terjadi akibat fusi nukler unsure ringan untuk membentuk unsure yang lebih tinggi dalam ukuran nuklirnya.

Pada tahun 1957, empat orang astronom modern yaitu Margaret, Geoffrey Bur Bridge, M.William A-Fowler dan Fred Hoyle. Telah merampungkan pembuatan redaksi teori penciptaan beragam unsure nuklir di dalam bintang (synthesis of the element in star). Berdasarkan teori tersebut para Astronom dapat menafsirkann distribusi relative bagi beragam unsure pada bagian alam semesta yang terlihat. Disamping itu mereka juga bisa menafsirkan perekembangan alam semesta yang terlihat melalui asap yang komposisinya gas hydrogen dan sedikit atom helium, hingga terciptanya alam semesta seperti sekarang ini. Dalam komposisinya terdapat unsure yang paling ringan dan sederhana seperti hydrogen sampai dengan unsure yang paling berat dan rumit strukturnya yaitu Lawrencium, sesuai dengan system yang sangat akurat yang menjelaskan karakter unsure pada tempatnya dalam daftar sirkulasi elemen.

Menuju Batas Alam Semesta

Dengan menggunakan teleskop baru di Observatorium Gunung Wilson, Edwin Hubble dan asistennya, Milton Lasell Humason (1891-1972) menghabiskan malam-malamnya untuk mengamati setiap sudut langit. Dalam waktu singkat Hubble mampu menjejaki bola langit yang berjari-jari 3 juta tahun cahaya yang  mengandung dua puluh galaksi. Tidak puas dengan itu Hubble terus tenggelam dalam petualangan antariksanya, lantas Dia menjejaki bola langit dengan 30 juta tahun cahaya dan 200 galaksi untuk memuaskan apa yang menjadi keinginannya dalam mengarungi antariksa bersama dengan teleskopnya. Hubble terus berlari menuju batas alam semesta tanpa ada yang bisa menghentikannya dan memang harusnya tidak berhenti, hingga Dia berkesimpulan bahwa galaksi di luar bima sakti sebanyak bintang yang ada di dalam bima sakti itu sendiri. Menurutnya ada sekitar 200-300 miliar galaksi lainnya selain bima sakti.

Ekspansi Alam Semesta

Pada tahun 1922 fisikawan Rusia Alexander Friedmann meramalkan alam semesta memuai atau mengalami ekspansi. Menurut Fiedmann galaksi-galaksi juga bergerak kesamping tetapi dengan kecepatan rendah. Ketika alam semesta mengerut tidak semua partikel bertabrakan, ada yang bersimpangan jalan dan saling menjauhi, inilah yang dimaksud dengan jagat raya memuai atau ekspansi alam semesta. Menurut perhitungan,pemuaian alam semesta terjadi antara 5% – 10% dalam satu miliar tahun sekali.

ada 3 bentuk pemuaian atau ekspansi alam semesta model friedmann yaitu :

Model pertama : Alam semesta tidak terhingga dalam ruang yang tidak terbatas. Gravitasi begitu kuat sehingga ruang menggembung mirip permukaan bola dengan 3 dimensi, dan dimensi ke 4 adalah waktu yang rentangannya seperti garis bujur 2 yaitu batas awal dan batas akhir.

Model kedua : Ruang melengkung mirip pelana kuda dan tak terhingga

Model ke tiga : Ruang itu datar dan tidak terhingga dengan laju pemuaian yang kritis.

Alam Semesta yang Memuai

Pada tahun 1750 M telah diketahui bahwa bumi kita berada pada sebuah galaksi yang terdiri dari ribuan bintang yang disebut sebagai Bima Sakti (MilkyWay). Bahkan seorang astronom bernama William Herschel telah mendata posisi dan jarak sejumlah besar bintang. Namun data-data ini baru dapat diterima secara lengkap pada awal abad ke-20, dan pada abad ke-20 diketahui bahwa galaksi kita berbentuk piringan cakram (seperti spiral). Galaksi kita mempunyai garis tengah sekitar seratus ribu tahun-cahaya. Galaksi ini berputar lambat-lambat; bintang-bintang dalam lengan-lengan spiralnya beredar mengitari pusat galaksi sekali dalam tiap beberapa ratus juta tahun. matahari hanyalah sebuah bintang kuning biasa dengan ukuran rata-rata, dan terletak di dekat pinggir dalam dari salah satu lengan spiral galaksi kita itu.

Pada tahun 1924 M, seorang astronom Amerika Edwin Hubble melangkah lebih maju daripada para astronom sebelumnya. Dalam penelitiannya di Observatorium Mount Wilson California, ia melahirkan sebuah gambaran modern tentang alam semesta. Hubble menemukan bahwa Bima Sakti hanyalah satu dari beberapa ratus milyar galaksi yang ada di alam semesta ini, yang dapat dilihat dengan menggunakan teropong modern. Tiap-tiap galaksi berisi beberapa ratus milyar bintang, dan diantara galaksi-galaksi ini terdapat kawasan yang sangat luas yang merupakan ruang kosong. Untuk membuktikan hal ini diperlukan pengukuran untuk menentukan jarak antar galaksi. Edwin Hubble menggunakan metode dengan mengukur kecemerlangan kentara sebuah bintang yang bergantung pada berapa banyak cahaya yang dipancarkan (luminositas) dan jaraknya dari mata kita.

Telaah atas Ruang dan Waktu

Pada zaman klasik, Aristoteles meyakini bahwa keadaan alami suatu benda adalah rihat (diam). Suatu benda bergerak hanya apabila didorong oleh suatu forsa (gaya) atau impuls (dorongan). Aristoteles pun meyakini bahwa sebuah benda berat akan jatuh lebih cepat daripada benda yang lebih ringan, karena tarikan ke arah bumi lebih besar. Semua hukum ini diyakini kebenarannya tanpa perlu sebuah pengecekan melalui pengamatan. Semuanya dihasilkan hanya dengan pemikiran murni semata. Berbeda ketika revolusi ilmiah terjadi, dimana sebuah hukum dapat dinyatakan benar apabila telah didukung dengan hasil pengamatan secara langsung.

Dewasa ini gagasan kita mengenai gerak suatu benda berasal sari Galileo dan Newton. Galileo dalam sebuah percobaannya: menggelindingkan bola-bola yang memiliki bobot berlainan pada sepanjang lereng yang rata. Peristiwa ini serupa dengan jatuhnya benda berat secara vertikal, namun lebih mudah diamati karena kecepatannya lebih rendah. Percobaan ini menunjukkan bahwa tiap bola bertambah kecepatannya dengan laju yang sama, baik bola yang berat ataupun yang lebih ringan. Tentu saja sebuah batu akan jatuh bebas lebih cepat dari bulu, hal ini karena bulu diperlambat oleh gesekan udara. Akan tetapi jika kita menjatuhkan dua batu yang berbeda beratnya―benda yang resistans udaranya tidak besar―mereka akan jatuh dengan laju yang sama. Hukum ini kemudian dikenal sebagai teori Ekuivalensi, yaitu bahwa percepatan (akselerasi) menciptakan gaya (force) dan bahwa massa suatu benda, yang diukur dengan berat benda tersebut di bumi, harus sama dengan massa yang diperoleh dari peristiwa tumbukan benda itu dengan benda-benda lain di manapun di alam semesta, atau manakala ia mengalami percepatan oleh suatu gaya.

Asas Ketidakpastian

Berangkat dari sebuah pernyataan seorang ilmuwan Perancis Marquis de Laplace pada awal abad ke-19, bahwa alam semesta bersifat deterministik. Laplace menyarankan seharusnya ada seperangkat hukum-hukum ilmiah yang akan terjadi dalam alam semesta, dengan cukup mengetahui keadaan lengkap alam semesta pada satu waktu. Bahkan ia mengandaikan adanya hukum-hukum serupa yang mengatur semua hal lain, termasuk tabiat manusia.

Hal ini mendorong seorang ilmuwan Jerman Werner Heisenberg untuk merumuskan asas ketidakpastiannya (1926 M) yang mempunyai implikasi yang sangat signifikan terhadap cara manusia memandang dunia.

Sebelum itu, seorang ilmuwan Jerman lain, Max Planck (1858-1947 M), mengemukakan Teori Kuantum (1900) yang menjelaskan laju pemancaran radiasi dari dalam benda panas dengan sangat memuaskan. Max Planck mengemukakan, bahwa cahaya, sinar-X dan gelombang-gelombang lain tidak dapat dipancarkan dengan laju sewenang-wenang (arbitrer), melainkan hanya dalam paket-paket tertentu yang disebutnya kuantum (jamak: kuanta). Lebih dari itu, tiap kuantum mempunyai kuantitas energi tertentu, yang makin besar dengan makin tingginya frekuensi, sehingga pada frekuensi yang cukup tinggi pemancaran sebuah kuantum tunggal menuntut energi yang lebih besar daripada yang tersedia. Jadi radiasi pada frekuensi tinggi akan dikurangi dan laju hilangnya energi benda itu akan terhingga.

Lahirnya Kosmologi Modern; Hasil Pergulatannya dengan Agama

Kata kosmologi sendiri berasal dari kata Yunani, Kosmos. Kata ini pada masa Yunani Kuno dipakai oleh Pythagoras untuk menggambarkan keteraturan dan keselarasan benda-benda langit. Akan tetapi pada perkembangan selanjutnya kata kosmologi tidak lagi dipakai dalam hal penjelajahan alam semesta, terutama ketika zaman Aristoteles. Langit dijadikan objek pemujaan sebagaimana berlangsung pada masa Babilonia. Yang ada hanyalah bidang astronomi yang mengkaji tentang perhitungan gerak benda-benda langit atau ramal meramal nasib yang merupakan wilayah astrologi, sedangkan aspek langit lainnya merupakan kawasan yang dikuasai oleh teologi.

Setelah itu kosmologi baru muncul kembali dalam karya penting Thomas Aquinas, Summa Theologica. Kemudian pada abad ke-18 Christian Wolff menggunakan kata ini untuk membagi wilayah kajian filsafat. Dalam pengertian Wolff, kosmologi adalah telaah tentang sistem kosmik, yang diselidiki menurut inti dan hakikatnya yang mutlak, baik menurut segi material maupun menurut maknanya. Hal ini berarti bahwa―dalam spekulasi filosofis mengenai kosmos― obyek-obyek kosmologi tidak secara a priori dibatasi pada benda fisika-kimia ataupun biotik (makhluk hidup), melainkan juga manusia dan kosmos sejauh dialami oleh manusia.

Sains Abad Pertengahan hingga Abad Pencerahan

Dalam catatan sejarah, sistem Ptolemaik bertahan selama 13 abad, yaitu dari abad ke-2 Masehi hingga abad abad ke-17 M. Jadi dalam 13 abad tersebut tidak ada penemuan yang cukup signifikan hingga pada penemuan Coeprnicus (1543 M), Kepler (1571-1630 M), Galileo (1564-1642 M), dan Newton (1642-1727 M).

Pada abad ke-18 sains modern melakukan perubahan besar-besaran yang kemudian dikenal sebagai gerakan renaisans. Zaman ini merupakan zaman pencerahan, zaman yang menandai keterpisahan dari masa lampau dengan memusatkan perhatian pada keduniawian dalam skala yang cukup besar.

Pada abad ini, sains tidak hanya bergelut dalam bidang ilmu perbintangan dan kajian tentang fenomena alam, akan tetapi sains menjadi dasar bagi pengembangan teknologi yang riil yang menfokuskan diri pada penemuan masalah kelistrikan dan kemagnetan di satu pihak dan penemuan alat-alat di pihak lain. Ditemukannya mesin uap, mesin pembangkit muatan listrik secara mekanis, kondensor untuk mengumpulkan dan menyimpan muatan listrik, penggunaan tehnik-tehnik baru dalam industri kecil dan lain sebagainya.

Tiga Pilar Kosmologi Standar

Sekarang, kosmologi bukan lagi sekadar teori-teori spekulatif tentang asal-usul, evolusi, komposisi, dan struktur alam semesta ini. Ia sudah merupakan ilmu pengetahuan yang didukung beragam hasil observasi astronomis, juga hasil-hasil eksperimen fisika yang berkaitan. Bahkan, sebagian kalangan ahli kosmologi mengatakan, saat ini adalah eranya kosmologi presisi, yaitu era ketika data-data astronomis melimpah dengan tingkat kepresisian yang semakin tinggi.

Banyak hasil observasi yang mendukung teori-teori yang diajukan. Ada juga yang mengentakkan para ilmuwan, alam semesta ini belum sepenuhnya terpahami. Bahkan mendorong mereka untuk terus menformulasikan aturan-aturan atau teori-teori yang memerikan alam semesta ini.

Salah satu teori yang diajukan untuk menjelaskan alam semesta ini adalah model kosmologi big bang. Model kosmologi ini pertama kali diajukan seorang ilmuwan Rusia, A. A. Friedmann, dan secara terpisah seorang pendeta-ilmuwan Belgia, G. Lemaitre. Model kosmologi yang mereka ajukan merupakan salah satu solusi teori relativitas umum Einstein. Dalam teorinya ini, Einstein menyatakan hubungan kelengkungan ruang-waktu dengan sumber medan yang mengisi ruang-waktu tersebut.

Monday, October 22, 2012

Kosmologi Filsafat

Ruang Lingkup Kosmologi Filsafat

Kosmologi berasal dari kata Yunani “kosmos” dan “logos”. “Kosmos” berarti susunan, atau ketersusunan yang baik. Lawannya ialah “khaos”, yang berarti “kacau balau” (Bakker, 1995: 39). Sedangkan “logos” juga berarti “keteraturan”, sekalipun dalam “kosmologi” lebih tepat diartikan sebagai “azas-azas rasional” (Kattsoff, 1986: 75). Dalam sejarah filsafat Barat, tercatat Phytagoras (580 – 500 SM) merupakan orang yang pertama kali memakai istilah “kosmos” sebagai terminologi filsafat. Bahkan dalam tradisi Aristotelian, penyelidikan tentang keteraturan alam disebut sebagai “fisika” (bukan dalam pengertian modern), dan filsafat Skolastik memakai nama “filsafat alami” (philosophia naturalis) untuk menyebut hal yang sama (Bakker, 1995: 40).

Istilah “kosmologi ”(cosmology) dipakai pertama kali oleh Christian von Wolff dalam bukunya “Discursus Praeliminaris de Philosophia in Genere” tahun 1728, dengan menempatkannya dalam skema pengetahuan filsafat sebagai cabang dari “metafisika” dan dibedakan dengan cabang-cabang metafisika yang lain seperti “ontologi”, “teologi metafisik”, maupun “psikologi metafisik” (Munitz, dalam Edward, ed., 1976: 237). Dengan demikian, sejak “klasifikasi Christian”, “kosmologi” dimengerti sebagai sebuah cabang filsafat yang membicarakan asal mula dan susunan alam semesta; dan dibedakan dengan “ontologi” atau “metafisika umum” yang merupakan suatu telaah tentang watak-watak umum dari realitas natural dan supernatural; juga dibedakan dengan “filsafat alam” (The philosophy of nature) yang menyelidiki hukum-hukum dasar, proses dan klasifikasi objek-objek dalam alam (Runes, 1975: 68-69). Namun demikian, walau secara definitif “kosmologi” dibedakan dengan “ontologi” maupun “filsafat alam”, pemilahan yang tegas dalam analisis konseptual antara ketiga bidang tersebut merupakan suatu usaha yang sulit dikerjakan, mengingat objek material dan objek formal yang hampir sama.

Wednesday, October 17, 2012

Asal-Usul Teori Evolusi

Dalam komentarnya terhadap The Descent of Man, karya Charles Darwin, modernis Arab, Jamaluddin al Afghani mengatakan bahwa “Abu Bakar ibnu Bashrun dalam karyanya mengenai alkimia menyatakan bahwa mineral berubah menjadi tanaman, dan tanaman menjadi hewan, dan bagian terakhir dari perubahan ini dan menjadi puncaknya adalah manusia. Bila ini adalah basis teori evolusi, maka para ilmuan Arab telah lebih dahulu menyatakannya sebelum Darwin.”

Beberapa penulis Arab memang telah tiba pada konsep evolusi; Usman Amar al Jahiz (wafat 869) dan Abu al Hasan Ali al Masudi (wafat 956) mengajukan evolusi “dari mineral ke tanaman, dari tanaman ke hewan, dan dari hewan ke manusia.” Al Masudi diusir dari Baghdad, mungkin karena mengajukan gagasan seperti ini.

Dalam bidang Zoologi, biologiwan Arab mengembangkan berbagai teori evolusi. John William Draper mengatakan bahwa teori evolusi versi Arab berkembang jauh lebih mendalam daripada kita karena meluas hingga ke abiogenesis, menuju ke mahluk inorganik atau mineral. Menurut Al Khazini, gagasan evolusi meluas diantara masyarakat di dunia Arab pada abad ke-12 dan diajarkan di sekolah-sekolah masa itu.

Kesurupan

Individu dan kelompok sekuler, skeptik dan liberal yang tidak percaya adanya setan dan jin percaya kalau kesurupan hanyalah masalah mental dan fisik.

Sedikit yang mencoba mendalami lebih jauh masalah ini. Tapi apakah hal ini memiliki basis di kenyataan?

Kesurupan bagi mereka disebabkan oleh:

1. Gangguan otak, seperti sindrom Gilles de la Tourette, epilepsi, gangguan identitas disosiatif atau
2. Penyakit mental, seperti schizophrenia, psikosis, histeria, mania, atau
3. Orang yang otaknya kurang lebih sehat tapi sayangnya tersedot dalam permainan peran sosial dengan konsekuensi yang sangat tidak nyaman, seperti remaja yang hanya dapat mengatakan hal-hal tabu jika ia kesurupan.

Kesadaran

Apa itu kesadaran? Tidak ada satu definisi yang cukup untuk konsep yang demikian sulit, namun kita dapat menyatakan kesadaran sebagai kewaspadaan diri dan refleksi diri, kemampuan merasakan sakit atau senang, sensasi merasa hidup dan menjadi manusia, segala yang lewat melalui pikiran.


Menurut Psikolog Steven Pinker, kesadaran adalah pertanyaan besar dan sulit.

Apa yang ada bukanlah satu masalah tentang kesadaran tetapi dua, yang, dikatakan filsuf David Chalmers sebagai masalah mudah dan masalah susah. Dikatakan mudah seperti mudahnya manusia mencari usaha menyembuhkan kanker atau mengirim manusia ke Mars. Sedikit banyak ilmuan tahu apa yang dicari, dan dengan kemampuan dan dana yang cukup, kita dapat memecahkannya di abad ini.

50 Buku Sains dan Filsafat Populer untuk Abad 21

Salah satu masalah dalam buku sains dan filsafat populer (bukan textbook) adalah cepatnya fakta berubah. Buku-buku sains populer usianya pendek dan jika tidak hati-hati menulis, dalam beberapa tahun isinya akan segera kadaluarsa. Hal yang sama juga dihadapi buku filsafat karena semakin banyak relung filsafat yang diungkap sains.

Ini juga mengapa buku sains populer jarang ditemukan di toko buku kita sementara buku filsafat hanya karya-karya klasik. Ketika para penerjemah kita sedang sibuk menerjemahkan karya para profesor faktanya telah diperiksa ulang, dan ketika para penerjemah selesai menerjemahkannya, ia sudah kadaluarsa. Sungguh begitu, ada beberapa buku yang cukup klasik namun argumentasi dan fakta-faktanya masih sangat relevan dengan masa kini.

Berikut Fakil membuat daftar buku sains dan filsafat populer hasil karangan para ilmuan laki-laki yang sekarang sudah tua namun di masa mudanya telah memberikan sumbangan besar bagi kemajuan sains.

Walaupun fakta ilmiah terus berubah dan diperbaiki, fakta-fakta ilmiah yang digambarkan dalam buku-buku ini relatif tetap dan terus konsisten dengan perkembangan zaman. Kami rekomendasikan anda untuk membeli dan membacanya.

Masalah Probabilitas dalam Debat Evolusi

Kreasionis mengklaim kalau protein yang dibutuhkan untuk kehidupan sangat kompleks. Kemungkinan kalau bahkan satu molekul protein terbentuk secara kebetulan adalah 1 berbanding 10^113, padahal ada ribuan protein berbeda dibutuhkan untuk membentuk kehidupan.

Sebenarnya argumen ini dibuat berdasarkan empat asumsi. Keempat asumsi ini harus dibuktikan benar, sebelum argumen probabilitas diajukan. Tapi berikut akan ditunjukkan kalau keempat asumsi tersebut salah:

Filsafat Sains: Saklar

Berikut adalah sebuah diksi sumbangan dari teman. Diksi ini membahas tentang filsafat biologi. Aslinya, diksi ini diterbitkan dalam jurnal komunitas Verstehn Bandung, edisi ke-7 yang baru terbit bulan lalu.

Larut telah malam dibalik jendela hitam di sudut atas sel sesak ini. Retak-retak dinding merayap seolah akan melilit tiap insan yang terguling dan meringkuk sendu di sel penjara. Aku baru saja ditendang ke dalam sel ini dan bergabung dengan para terkurung. Dan seperti mereka, akupun meringkuk dengan menempelkan tulang belakangku di dinding. Bedanya, pandanganku tak kosong seperti mereka. Mataku bertanya, kenapa aku bisa ada di sini.

Sembilan ratus ribu tahun lalu, orang seusiaku berlarian di padang rumput sambil memikul tombak bermata batu. Di atas kepala bukan dinding datar yang kejam, tetapi langit cerah dengan hamburan birunya. Orang seusiaku saat itu berkejaran bersama tak peduli onak dan sengat. Tujuan kami satu, seekor kijang malang yang tersesat di rerimbunan lalang. Tak peduli ia masih muda, satu persatu tombak menusuk tubuhnya dan orang seusiaku pulang bersama-sama. Seandainya aku di sana, aku tentu bergembira di depan kekasihku. Menatap matanya sambil mengangkat tanduk rusa. Aku yang pertama menikamnya, aku sang pejantan.

Tapi sekarang eksplosivitas itu berubah. Terima kasih atas warisan genetik dari mereka di masa lalu, aku sekarang dihukum karena berbuat seperti itu. Memang yang kutikam bukan kijang, yang kutikam adalah manusia yang kubenci, tapi sekarang tak ada kijang lagi. Lagi pula, kekasihku tidak menyukainya. Kekasihku sangat ingin ia tidak ada di dunia. Aku memuaskan nafsu kekasihku. Tapi bukan pujian yang kuperoleh, yang kudapat adalah rantai panas di kaki.

Awal Alam Semesta: Kacau

Instrumen matematika terbaru kembali menunjukkan bahwa alam semesta kita yang terus berevolusi ini berawal dari kekacauan yang luar biasa.

Tujuh tahun lalu fisikawan Universitas Northwestern, Adilson E. Motter, menduga bahwa perluasan alam semesta pada saat dentuman besar itu sangat kacau. Sekarang ia beserta kolega telah membuktikannya dengan menggunakan argumen matematis yang ketat. Penelitian yang diterbitkan jurnal Communications in Mathematical Physics, melaporkan bahwa tidak hanya kekacauan itu yang mutlak tetapi juga perangkat matematika yang dapat digunakan untuk mendeteksinya. Bila diterapkan pada model yang paling diterima untuk evolusi alam semesta, perangkat ini menunjukkan bahwa awal alam semesta adalah kacau.

Beberapa hal adalah mutlak. Kecepatan cahaya, misalnya, adalah sama bagi setiap observer dalam ruang kosong. Lainnya adalah relatif. Pikirkan kerlipan merah-biru pada sirene ambulans, yang bergerak dari tinggi ke rendah saat melewati observer. Permasalahan lama dalam fisika adalah menentukan apakah kekacauan – fenomena dengan kejadian kecil yang menyebabkan perubahan sangat besar dalam evolusi waktu dari sebuah sistem, seperti alam semesta – adalah absolut atau relatif dalam sistem yang diatur oleh relativitas umum, di mana waktu itu sendiri adalah relatif.

Bisakah Tidak Ada menjadi Ada?

“Sesuatu itu harus diciptakan dari ketidak adaan. Bila anda mencoba menciptakan sesuatu dari yang ada, maka anda hanya mengubahnya. Jadi untuk menciptakan sesuatu anda harus mampu menciptakan ketidak adaan.” – Werner Erhard

Pertanyaan ini akan dibahas bukan secara filsafati atau teologis, namun secara fisika. Dalam fisika, dapatkah anda mendapatkan sesuatu dari ketidak adaan? Dan jika bisa, apa yang bisa dan tidak bisa anda dapatkan?

Jawabannya ya, dan ada banyak cara. Faktanya, dalam banyak cara, mendapatkan sesuatu dari ketiadaan itu tidak dapat dihindarkan! (Walaupun tidak harus mendapatkan apapun yang anda inginkan.)

Sebagai contoh, ambil sebuah kotak dan kosongkan isinya, jadi apa yang anda miliki sekarang adalah ruang yang kosong total. Sebuah vakum yang ideal, sempurna dan kosong. Sekarang, apa yang ada dalam kotak tersebut?

Apakah menurut anda ketidak adaan? Tidak, ruang kosong tidaklah mungkin bisa benar-benar kosong.

Kamera Digital Paling Tajam di Dunia, Menangkap Gambar Pertama dalam Melacak Energi Gelap

"Dark Energy Survey akan membantu kita memahami mengapa ekspansi alam semesta mengalami percepatan, bukannya melambat karena gravitasi."

Delapan miliar tahun yang lalu, sinar cahaya dari galaksi-galaksi jauh memulai perjalanan panjangnya menuju bumi. Kamera Energi Gelap, mesin pemetaan luar angkasa yang paling kuat yang pernah diciptakan, yang dibangun di puncak gunung di Chile, telah berhasil menangkap dan merekam sinar cahaya purba tersebut untuk pertama kalinya.

Cahaya itu mungkin menyimpan jawaban bagi salah satu misteri terbesar dalam dunia fisika – mengapa ekspansi alam semesta mengalami percepatan.

Para ilmuwan dalam kolaborasi Dark Energy Survey internasional minggu ini mengumumkan bahwa Kamera Energi Gelap, produk hasil dari perencanaan dan konstruksi selama delapan tahun oleh para ilmuwan, insinyur, dan teknisi di tiga benua, telah mencapai cahaya pertamanya. Gambar-gambar pertama dari luar angkasa selatan diambil dengan kamera berkekuatan 570 megapiksel pada tanggal 12 September.

“Pencapaian cahaya pertama melalui Kamera Dark Energi ini memulai era baru yang signifikan bagi eksplorasi kita terhadap perbatasan kosmik,” kata James Siegrist, direktur asosiasi ilmu fisika energi tinggi dengan Departemen Energi Amerika Serikat. “Hasil survei ini akan membawa kita lebih dekat dalam memahami misteri energi gelap, dan apa artinya bagi alam semesta.”

Tim Ilmuwan Menemukan Bagaimana Keteraturan Tercipta dari Pergerakan Acak Partikel dalam Kosmos

"Medan-medan ini membantu membentuk arus, dan kemungkinan berperan bersama gravitasi dalam mendukung pembentukan sistem tata surya, yang akhirnya dapat mengarah pada terbentuknya planet seperti bumi."

Salah satu misteri yang tak terpecahkan dalam ilmu pengetahuan kontemporer adalah bagaimana struktur-struktur yang sangat terorganisir dapat muncul dari pergerakan partikel yang acak. Hal ini berlaku pada banyak situasi mulai dari objek-objek astrofisika yang membentang selama jutaan tahun cahaya hingga pada lahirnya kehidupan di bumi.

Penemuan mengejutkan akan adanya medan elektromagnetik yang mengorganisir-diri pada gas terionisasi (juga dikenal sebagai plasma) akan memberi cara baru bagi para ilmuwan untuk mengeksplorasi bagaimana keteraturan muncul dari kekacauan di dalam kosmos. Temuan ini dipublikasikan secara online dalam jurnal Nature Physics, 30 September.

Iman Pada Teori Fisika: Tafsir Multijagad Mekanika Kuantum

Berikut adalah sumbangan dari teman. Aslinya tulisan ini diterbitkan dalam buletin komunitas Verstehn Bandung edisi ke-sepuluh

Untuk memahami alam semesta dan segala mekanismenya, manusia mengembangkan teori-teori fisika.  Teori fisika memberikan penjelasan berdasarkan rasio empiris yang dimiliki manusia.

Pada dasarnya, teori fisika terdiri dari dua unsur, yaitu bagian formal dan bagian interpretif (Everett, 1973:133). Bagian formal mencakup struktur yang murni logika matematika. Struktur ini disebut pula model matematika. Manusia mengabstraksi alam menjadi seperangkat persamaan-persamaan dan aturan logika untuk memanipulasi persamaan tersebut. Sebuah konsep yang ditarik dari alam dibentuk menjadi simbol dan direkayasa sesuai aturan berpikir jernih sehingga diperoleh konsekuensi-konsekuensi. Bagian interpretif mencakup seperangkat asosiasi antara model matematika dengan pengalaman duniawi. Artinya, konsekuensi yang didapatkan dari aturan bernalar kemudian di kembalikan ke alam untuk diuji kebenarannya. Aturan ini berbentuk semantik yang mengkaitkan bahasa teori formal dengan bahasa hidup sehari-hari (Frank, 1946:3-4). Tulisan ini akan menunjukkan kalau terdapat beberapa teori dalam fisika pada dasarnya dibangun bukan oleh pembuktian tersebut, namun berdasarkan keimanan. Lebih lanjut, juga ditunjukkan kalau setidaknya dalam kasus tafsir multijagad, teori yang dipercaya secara dogmatis tersebut berhasil ditunjukkan, secara tidak langsung, berdasarkan perkembangan teknologi kemudian.

Monday, October 15, 2012

Dimensi-dimensi Alam Semesta yang Tak Terlihat

    Oleh: Nima Arkani-Hamed, Savas Dimopoulos, dan Georgi Dvali

    Ilustrasi oleh: Bryan Christie Design
    (Sumber: Scientific American, Special Edition – The Once and Future Cosmos, 31 Desember 2002, hal. 66-73)

    "Alam semesta tampak (visible universe) boleh jadi terletak pada sebuah membran yang mengapung di ruang dimensi tinggi".

    Alam semesta membran di alam dimensi tinggi
    boleh jadi merupakan tempat kita hidup. Eksp
    erimen-eksperimen mungkin dapat mendeteksi
    tanda-tanda dimensi tambahan berukuran ham
    pir satu millimeter dalam masa dekat ini.

    Cerita klasik tahun 1884 karya Edwin A. Abbott, Flatland: A Romance of Many Dimensions, melukiskan petualangan “A. Square”, karakter yang hidup di dunia dua-dimensi yang dihuni oleh sosok-sosok animasi geometris—segitiga, persegi, segilima, dan sebagainya. Menjelang akhir cerita, pada hari pertama tahun 2000, makhluk spheris dari “Spaceland” tiga-dimensi melintasi Flatland dan mengangkut A. Square keluar dari domain bidang [Flatland] untuk menunjukkan kepadanya alam dunia tiga-dimensi sejati yang lebih besar. Begitu memahami apa yang diperlihatkan oleh lingkungan tersebut, A. Square berspekulasi bahwa Spaceland sendiri mungkin eksis sebagai subruang kecil alam semesta empat-dimensi yang lebih besar lagi.

    Thursday, October 11, 2012

    Tidak ada Waktu Kecuali Waktu ini


    Tidak ada waktu kecuali waktu ini. Tidak ada moment kecuali momen ini. Hanya ada “sekarang”. Waktu yang kita sadari ada sebenarnya adalah khayalan dan imajinasi kita, kontruksi dalam pikiran kita, yang dalam realitas tertinggi sebenarnya tidak ada. Segala yang pernah terjadi, sedang terjadi, dan yang akan terjadi, semua terjadi saat ini juga.

    Waktu bukanlah sesuatu yang berkelanjutan, itu hanyalah unsur relativitas yang hadir secara vertikal, bukan horizontal. Jadi bukan batas waktu yang terentang dari  beberapa titik batas hingga beberapa titik batas di alam semesta ini, melainkan sesuatu yang “atas dan bawah”. Kita bisa membayangkan sebuah gelendong yang mewakili saat abadi dari sekarang, dimana setiap lembaran kertas berada satu diatas yang lainnya. Inilah unsur unsur waktu. Setiap unsur terpisah dan berjarak, namun masing masing berada serempak bersama yang lain. Semua kertas itu serempak berada pada gelendong tadi. Sebanyak yang akan ada, sebanyak yang pernah ada.

    Kosmologi Seluruh Kehidupan


    Saya yakin bahwa setiap pikiran, kata dan tindakan dalam kehidupan fisik yang ada di alam semesta berasal dari satu-dua hal mendasar yang kita sebut, ketakutan dan cinta. Ini adalah awal dari Bilangan Binary alam semesta. Itu adalah seperti bilangan “0″ dan “1″ dari program komputer.

    Kita mengetahui bahwa semua program komputer dirancang pada sistem binary, menggunakan kombinasi 0 dan 1. Gambar, huruf dan angka yang muncul di layar televisi dan komputer berasal dari sebuah proses yang menyebabkan gambar di layar untuk beberapa tempat terisi, atau tidak. Dengan kata lain, kumpulan dari 0 dan 1. Semua bentuk cetakan terdiri dari tidak lebih ruang yang tak terisi, atau ruang yang diberi tinta.

    Demikian juga halnya, semua yang ada di alam semesta fisik terdiri dari ada atau kosong. Ini adalah Sistem Binary semua kehidupan materi. Kehidupan Metafisik, di sisi lain, berbentuk segitiga. Semuanya bentuk materi awalnya nampaknya, dipahami sebagai, sebuah dualitas, sedangkan semuanya metafisik, atau spiritual, dipahami sebagai yang segitiga.

    Contoh dualitas materi termasuk laki-laki dan perempuan, atas-bawah, kiri-kanan, dan sebagainya. Contoh trinitas metafisika termasuk tubuh, pikiran dan jiwa, disini, disana dan di mana-mana, masa lalu, masa kini dan masa depan.

    2012 : Pergeseran Kesadaran Umat Manusia

    Apakah Anda sadar bahwa Pergeseran kesadaran manusia saat ini sedang terjadi bahkan ketika Anda membaca kata-kata ini yang memberitahukan tentang akan adanya kejadian luar angkasa supernova yaitu bumi yang sejajar dengan pusat galaksi di tahun-tahun menjelang  2012 untuk memicu evolusi spesies kita?

    Pergeseran ini telah didokumentasikan dalam suatu presentasi multimedia yang menarik berjudul “Preparing for the Shift ,” oleh Barry dan Janae Weinhold, Ph.D. Mereka selama puluhan tahun mengabdikan diri untuk studi tentang kesadaran dan evolusi, Weinholds, keduanya adalah psikolog terlatih, telah mengumpulkan banyak bukti bahwa kemanusiaan berada di tengah-tengah pergeseran kesadaran yang lama ditunggu-tunggu yang diperkirakan terjadi pada ratusan budaya asli di seluruh dunia.

    Wednesday, October 10, 2012

    Ilmu Pengetahuan Tentang Maya


    Berdasarkan ilmu pengetahuan, manusia telah mempelajari kebenaran dari filsafat kuno bahwa sesungguhnya tidak ada materi di alam semesta, semuanya adalah maya atau ilusi.

    Bagaimana Kristus bisa bangkit setelah disalibkan? Bagaimana Lahiri Mahashaya dan Sri Yukteshwar melakukan mujizat-mujizat mereka? Ilmu pengetahuan modern belum menemukan jawabannya, walaupun dengan munculnya teori Atom, ruang lingkup pemikiran dunia telah meluas. Kata ‘tidak mungkin’ kini menjadi kurang menonjol dalam kosa kata manusia.

    Kitab Suci Veda menyatakan bahwa dunia fisik beroperasi di bawah satu hukum fundamental yaitu maya, dibawah prinsip relativitas dan dualitas. Tuhan, Kehidupan, adalah Satu Kesatuan Mutlak; yang muncul kepermukaan sebagai sesuatu yang terpisah dan manifestasi yang beragam dari suatu ciptaan, Dia mengenakan tabir palsu atau tidak nyata. Tabir ilusi dualistik ini adalah maya. Banyak penemuan-penemuan ilmiah besar zaman modern telah memastikan kebenaran sederhana dari pernyataan para Yogi jaman dahulu.

    The Nature of Our Reality

    Pengetahuan modern tentang realitas saat ini telah meluas ke dunia spiritual untuk melihat terbukanya kesadaran luar biasa yang terjadi pada zaman kita. Pengungkapan ini biasanya disebut sebagai kebangkitan. Seperti halnya dengan ilmu pengetahuan, ia juga memberikan bukti atas apa yang dia katakan dan memberikan banyak bimbingan dan petunjuk yang unik untuk perjalanan menuju kebangkitan tersebut.

    Revolusi besar dalam fisika abad ke-20 adalah teori relativitas Einstein, dan teori fisika kuantum. Teori ini bersama-sama mengubah teori fisika tradisional kita (Newton) dan mulai melihat sifat ruang dan waktu ini sebagai realitas dari energi, materi yang sangat kecil, yang bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya. Karya ini menunjukkan kepada kita bahwa ketika Anda mulai melihat inti dari realitas kita, maka akan mulai terlihat sangat aneh. Unsur dasar materi, seperti elektron tidak hanya merupakan partikel, tetapi juga adalah gelombang probabilitas yang tak terbatas – sampai seorang pengamat memilih untuk melihatnya. Dan itu tergantung pada bagaimana pengamat melihat seperti apakah elektron muncul sebagai gelombang atau partikel. Dengan kata lain, hasil atau observasi tidak dapat dipisahkan/sangat terikat oleh pengamat. Apa yang dilakukan oleh fisika modern, terutama ketika berkorelasi dengan pengalaman spiritual dan mistik, menyadarkan kita bahwa realitas yang kita amati dalam kehidupan sehari-hari bukanlah apa yang tampak. Secara khusus, Unified Field Theory membuat kita menyadari bahwa kita semua adalah Satu.

    Understanding Beyond Logic


    Ratusan tahun yang lalu, ketika manusia sudah demikian sumpeknya dibelenggu oleh berbagai macam dogma, datanglah sejumlah pahlawan, salah satunya bernama Decrates. Pahlawan-pahlawan ini kemudian “membebaskan” peradaban manusia melalui supremasi pikiran. Awalnya kegiatan-kegiatan pikiran berkonsentrasi pada dua hal: apa yang bisa dilihat dan apa yang bisa dipegang oleh indra telanjang.

    Lama sekali manusia membatasi wilayah pencaharian di dua ruang ini. Sampai kemudian bertemu dengan realita medan magnet dan udara yang keduanya tidak bisa dilihat dan tidak bisa dipegang. Namun kedua-duanya di samping penting, juga amat berpengaruh. Sejumlah teknologi hasil kerja pikiran, memang kemudian bisa membuat manusia bisa “melihat” dan “memegang” keduanya. Terbukti keduanyabisa diukur dengan norma-norma pikiran. Namun, sejalan dengan semakin kompleksnya hidup dan perjalanan manusia, semakin banyak saja segi-segi hidup yang tidak bisa dimasukkan kedalam kotak kecil berupa bisa dilihat dan bisa dipegang.

    Thursday, October 4, 2012

    Sifat Ruang dan Waktu


    Salam, teman-teman yang terkasih, kami adalah Arcturians, di sini kami membahas segmen penting tentang sifat ruang dan waktu sebagai realitas alternatif. Ini adalah subyek yang kompleks yang hanya sedikit manusia yang bisa memahaminya. Ini bukan bidang yang mudah untuk mendiskusikan karena keterbatasan bahasa manusia. Dalam penyaluran ini dikemukakan beberapa dasar informasi lebih banyak, dan di masa lalu, juga dengan bimbingan kami,  belum terlalu dalam dikatakan dan ada banyak daerah yang relatif belum dijelajahi dan belum dipahami.

    Dalam rangka untuk mengkomunikasikan ide-ide ini, kami harus menggunakan analogi, seperti para ilmuwan teori superstring lakukan. Dalam satu analogi tersebut, para ilmuwan menggunakan konsep “Flatlanders”, atau orang yang tinggal di dua dimensi, yang ingin mengetahui apa yang terjadi dengan realitas  tiga dimensi di luar dunia datar mereka. Kita akan menggunakan analogi yang sama dalam menggambarkan multidimensi waktu  dan fluktuasi ruang.

    Kehidupan Sesudah Kematian


    Keyakinan Tidak Ada Kehidupan Sesudah Kematian

    Kaum Ateis percaya bahwa orang meninggal hanya meninggalkan memori pada kenangan orang-orang yang telah disentuh oleh orang-orang yang telah pergi tersebut. Setelah beberapa generasi, tidak akan ada apa-apa yang tertinggal selain informasi biografis.

    Wednesday, October 3, 2012

    Near Death Experience : Thomas Sawyer

    5106N04S9FL._SL500_AA240_Oleh : Sydney Farr

    Pengalaman mendekati kematian dari Tom Sawyer adalah salah satu study yang sangat menarik tentang proses reinkarnasi. Ini adalah proses yang dia pelajari selama pengalaman mati surinya. Pada tahun 1978, ia yang sebelumnya adalah seorang agnostik, sampai suatu hari truk pickup-nya jatuh menimpanya dan mengenai dadanya. Dia secara klinis meninggal selama 15 menit, namun ia hidup kembali untuk menceritakan tentang pengalaman aneh yang terjadi melalui sebuah terowongan, lalu pertemuannya dengan “cahaya Tuhan, “dan dikirim kembali untuk memberitahu orang-orang tentang pengalaman saat kematian dan cinta Tuhan yang tanpa syarat .

    Dia telah berbicara tentang subyek ini dan berbagi pengalaman mati suri tersebut dalam beberapa acara TV seperti Phil Donahue, Oprah Winfrey, Unsolved Mysteries, dan Good Morning America. Berikut adalah kutipan dari buku Thomas Sawyer dan Sydney Farr yang berjudul “What Tom Sawyer learned about Dying”. 

    Final Passage


    Barbara Harris Whitfield adalah penulis artikel yang banyak diterbitkan dan telah menerbitkan lima buku, The Power of Humility (HCI), Full Circle: The Near-Death Experience and Beyond (Pocket Books), Spiritual Awakenings: Insights of the Near Death experience and Other Doorways to Our Soul (Health Communications, Inc.), and Final Passage: Sharing the Journey As This Life Ends (Health Communications, Inc.).  

    Dia adalah thanatologist (thanatology adalah bidang studi tentang kematian dan menjelang kematian), pembicara populer, presenter lokakarya, yang juga pernah mengalami mati suri, dan terapis dalam praktek pribadinya di Atlanta, Georgia. Dia saat ini menjadi dewan Direksi untuk Jaringan Penelitian  Kundalini.

    Barbara menghabiskan enam tahun waktunya untuk meneliti efek samping dari pengalaman mati suri(NDE) di University of Connecticut Medical School. Dia adalah anggota dewan eksekutif pada Jaringan Penelitian Kundalini dan telah duduk di dewan eksekutif pada Asosiasi Internasional untuk Near-Death Studies . Dia adalah editor konsultan dan kontributor untuk Journal of Near-Death Studies.

    Pencerahan dan Bagaimana Mencapainya

    Oleh : Neale Donald Walsch

    Pencerahan adalah sebuah pengalaman mistis magis yang tampaknya ingin dicapai oleh setiap orang, meskipun tampaknya agak sulit dipahami, dan setiap orang tampaknya terus melakukan upaya pencarian ini. Dan saya memahami alasan-alasan pencarian tersebut, karena kita menganggap jika kita semua sudah tercerahkan maka hidup kita akan jauh lebih baik daripada yang ada sekarang, yang kita mungkin anggap sebagai belum tercerahkan.

    Selain itu, saya dulu juga pernah menganggap bahwa jika kita semua tercerahkan dalam waktu yang relatif cepat, seluruh dunia akan terlihat berbeda dan kita akan mengalami kehidupan dengan cara lain. Saya membayangkan akan berkurangnya kekacauan, berkurangnya stres, berkurangnya konflik, berkurangnya kesedihan dan kemarahan serta kekerasan, dan semua hal yang membuat hidup kita terasa penuh kesedihan, keterpisahan dan tidak bahagia sepanjang waktu akan menjadi jauh lebih berkurang.

    From Science to God


    Sebagai seorang ilmuwan matematika dan fisika dengan minat yang sangat mendalam pada filsafat Timur, Peter Russell telah menghabiskan sebagian besar karirnya untuk mencari jembatan penghubung antara sains dan spiritualitas dan kemudian melanjutkan penelitiannya untuk akhirnya menemukan sifat magis dari kesadaran. Dalam buku ini ia menyajikan sebuah konsep yang menyediakan jembatan penghubung yang mengeksplorasi bagaimana realitas eksternal yang didefinisikan sebagai ruang, waktu dan materi, ternyata hanyalah manifestasi dari kesadaran.

    Berikut adalah kutipan dari bukunya ‘From Science To God’ Bab 7:

    Kesadaran Sebagai Tuhan

    Bagi banyak orang, pernyataan “Saya adalah Tuhan” pasti akan banyak menuai penghujatan. Tuhan, menurut agama konvensional, adalah dewa tertinggi, pencipta, maha tahu, Mahakuasa yang kekal. Bagaimana bisa ada klaim dari seorang manusia yang menyatakan bahwa dia adalah Tuhan?

    Ketika pendeta Kristen abad keempat belas dan mistikus Meister Eckhart berkhotbah bahwa “Tuhan dan aku adalah Satu” dia dibawa ke hadapan Paus Yohanes XXII dan dipaksa untuk “menarik semua pernyataannya dan menyatakan bahwa ia telah salah mengajar.” Yang lain mengalami nasib yang lebih buruk. Mistikus Islam abad kesepuluh al-Hallaj dibunuh karena ia mengklaim bahwa dirinya adalah satu identitas dengan Tuhan.

    Kristal Atlantis

    Oleh : Dr. Ray Brown

    Pada tahun 1970, Dr Ray Brown, seorang praktisi naturopati dari Mesa, Arizona, sedang melakukan scuba diving dengan teman-temannya di dekat Bahama, di daerah 20 mil dari tempat pangkalan kapal selam yang disebut Tongue of the Ocean.

    Selama menyelam, Brown secara kebetulan terpisah dari sahabatnya, dan dalam mencoba bergabung kembali dengan mereka, tiba-tiba ia  melihat bentuk piramida yang aneh menjulang memantulkan cahaya aquamarine. Piramida ini terletak 22 kaki di bawahnya, tingginya 120 meter, dengan hanya 90 kaki yang keluar dari pasir dasar. Brown pada awalnya terkesan pada halusnya dan pantulan yang muncul dari struktur permukaan batu itu, dengan sambungan antara blok yg hampir tak dpt dibedakan.

    Rahasia Atlantis

    Oleh : Diana Cooper

    Mitos Atlantis telah membuat manusia terpesona selama ribuan tahun, kenangannya telah lama melekat dalam pikiran bawah sadar kita. Dalam buku Discover Atlantis, Shaaron Hutton dan saya telah menjelaskan sejarah dan geografi tempat tersebut, cara hidup masyarakat mereka dan telah diperintah selama Periode Emas, serta teknologi spiritual mereka yang mengagumkan yang saat ini masih di luar pemahaman kita. Kami juga menjelaskan cara mereka mempertahankan tingkat pencerahan mereka yang luar biasa dan menjelaskan mengapa dan bagaimana Atlantis akhirnya jatuh. The Angels of Atlantis memberitahu kami bahwa sekarang saatnya bagi umat manusia untuk peningkatan kesadaran lagi sehingga kebijaksanaan Atlantis dapat diperoleh kembali.

    Atlantis adalah daratan di lautan Atlantik yang telah melakukan serangkaian percobaan ilahi. Hal ini berlangsung dalam total 250.000 tahun dan selama waktu tersebut peradaban mereka telah hancur sebanyak lima kali, sebelum benua itu akhirnya tenggelam 22.000 tahun yang lalu.

    Namun, pada awal percobaan terakhir, ada periode tenang sekitar 1.500 tahun ketika tingkat spiritual planet ini berada pada titik tertinggi yang pernah ada. Atlantis saat itu dibagi menjadi dua belas daerah, masing-masing diatur oleh Imam Tinggi atau Priestess, yang memiliki otonomi atas suku mereka dan mereka adalah makhluk integritas murni yang telah sangat berkemban.

    Monday, October 1, 2012

    Semuanya Adalah Energi


    Mengapa penemuan Albert Einstein ini begitu penting? Untuk memahami ini, Anda perlu memiliki sedikit informasi tentang latar belakangnya. Sebelum Einstein, para ilmuwan percaya bahwa alam semesta dibuat dari dua unsur yang berbeda secara mendasar, yaitu materi (yang dianggap dibuat dari partikel yang tidak terbagi) dan energi (dianggap dibuat dari gelombang). Materi dan energi ini berinteraksi untuk membentuk jagad material, tetapi mereka tidak bercampur (yang satu tidak bisa diubah menjadi yang lain).

    Diantara para ilmuwan tersebut, tiba-tiba muncul seorang petugas paten sederhana (Einstein) yang datang dengan rumus sederhana, E = mc2, yang membuat pandangan dunia sebelumnya menjadi usang. Bahkan, Einstein membuktikan bahwa dualisme materi/energi telah salah selama ini.

    Formula Einstein (dan percobaan yang tak terhitung jumlahnya telah membuktikan rumus tersebut) bahwa materi dapat diubah menjadi energi dan sebaliknya.

    Dibalik Tabir Kematian


    Di musim panas pada tahun 1971, saya bersama suami saya dan anak-anak berada di pegunungan utara Georgia ketika ia sedang bekerja dengan kru kamera film “Deliverance.” Pada akhir pekan, beberapa pemain, kru dan keluarga mereka ingin melakukan rafting di sungai untuk sedikit rekreasi. Mereka juga sedang membuat film di bagian yang sama dari Sungai Chattooga yang akan kami arungi berdelapan orang pada Minggu sore khusus tersebut, kami berempat, termasuk suami saya dan saya, pernah menelusuri sungai ini sebelumnya.

    Tapi sungai itu berbeda kali ini. Dangkal, karena beberapa hari tidak hujan; jalan yang berbeda harus diambil dengan melalui banyak jeram. Pada jeram terakhir di Woodall Shoals, kami melakukan kesalahan fatal. Rakit saya terbalik, dan terjebak oleh pusaran air di sana .

    Rakit saya terjebak dalam pusaran air hidrolik, yang menarik rakit itu menabrak batu. Rakit itu terisi dengan air dan kemudian seolah melemparkan semua isinya ke luar. Sue Dwiggens terlempar dan terseret ke bawah arus. Saya terlempar keluar dan terperangkap antara rakit dan batu-batu, dengan kekuatan sungai yang mengalir di atas kepala, pusaran air hidrolik itu menarik saya kebawah. Skip Cosper dan Wally Worsley masih berada di dalam rakit menggenggam lengan saya dan berusaha menarik saya kembali ke rakit, tapi yang paling bisa mereka lakukan adalah memungkinkan saya untuk mengambil napas sesekali dengan cepat sebelum pusaran air tersebut mengisap saya kembali ke bawah. Saya terjebak antara batu dan sebuah tempat yang keras!

    Apa yang Terjadi Setelah Kematian?


    “Seolah-olah Anda sedang melewati sebuah terowongan, kemudian terowongan itu akan lebih gelap dan lebih gelap, kemudian di kejauhan ada cahaya dan Anda pergi ke dalamnya. Sulit untuk menjelaskan cahaya itu seperti apa, itu seperti berada di tengah-tengah matahari - cahaya yang terang luar biasa, namun tidak menyilaukan. Anda hanya berada di dalamnya dan ini seolah-olah Anda menyatu dengan cahaya ini. Ini bukan hanya cahaya, ada sesuatu yang lebih, cahaya ini seolah memahami Anda seperti siapa Anda. Anda merasa diterima. Apa yang benar-benar membuat terkesan pada diri saya adalah adanya rasa cinta dan kehangatan luar biasa yang membayangi segala sesuatu;  cahaya itu begitu menyelimuti Anda.“

    Ini adalah kisah ahli kimia Belanda berusia 58 tahun dalam sebuah wawancara di radio. Dia berbicara tentang pengalaman mendalam yang ia miliki, pada apa yang dianggap sebagai pengalaman menjelang kematiannya, setelah mengalami pendarahan otak. Dia adalah salah satu dari banyak orang, yang dalam beberapa tahun terakhir, telah berani berbicara secara terbuka tentang sebuah kenyataan baru: bahwa kematian bukanlah akhir.

    Keyakinan mereka tidak lagi teoritis, yang berasal dari keyakinan agama, tetapi kepastian yang didasarkan pada pengalaman yang dimiliki sekilas singkat dari ‘sisi lain.

    Menjadi Evolusioner


    Evolusi adalah pergerakan energi menuju ekspresi yang lebih tinggi atau manifestasi dari suatu struktur kompleks yang lebih tinggi. Energi ini selalu bersifat kinetik, meskipun mungkin kadang terlihat dalam bentuk statik atau potensial, tetapi energi sesungguhnya adalah terus-menerus berada dalam gerakan, yang tak henti-hentinya membentuk dan mengubah strukturnya menjadi sesuatu yang berbeda dari sebelumnya. Jadi, apa pun yang tampak memiliki bentuk, adalah struktur energi, ia selalu dalam keadaan berfluktuasi atau menjadi. Ini mungkin tidak jelas terasa oleh indra kita, tetapi terjadi secara inheren pada tingkat atomik dan subatomik. Alam selalu bekerja sepanjang garis evolusi ini, bahkan jika terlihat seperti degradasi atau involusi. Ini adalah misteri prinsip Siwa, Sang Perusak, yang bekerja untuk merusak segalanya sehingga siklus pertumbuhan baru dapat dilakukan oleh Brahma, atau prinsip kreatif. Wisnu adalah prinsip penyeimbang. Prinsip-prinsip ini mempertahankan ekspresi kreatif sampai tujuan atau misi itu dicapai atau terpenuhi, kemudian devolusi bekerja dengan prinsip Shivaic tentang penghancuran. Prinsip Shivaic adalah katabolik sedangkan prinsip Brahmic adalah anabolik.