Friday, December 9, 2016

The Walled Garden of Truth by Hakim Sanai

OSHO tentang Mistikus Sufi, Hakim Sanai

Hakim Sanai: Bagiku nama ini semanis madu, semanis nektar. Hakim Sanai sangat unik, Unik di dalam dunia Sufi. Tidak ada sufi lain yang mampu mencapai ketinggian ekspresi dan kedalaman pemahaman seperti yang telah ia capai. Hakim Sanai telah mampu melakukan hal-hal yang hampir tidak mungkin.

Jika saya harus menyelamatkan dua buku dari dunia para mistikus, maka buku itu adalah yang berikut ini. Yang satu adalah buku dari dunia Zen, jalan kesadaran: HSIN HSIN MING karya SOSAN. Yang mana saya telah berbicara mengenai ini (Baca : HSIN HSIN MING) yang isinya adalah intisari dari Zen, jalan kesadaran dan meditasi. Buku yang lainnya atau yang kedua adalah buku dari HAKIM SANAI yang berjudul HADIQATU’L HAQIQAT: Taman kebenaran yang terpagari (The Walled Garden of Truth) atau dalam singkatnya, HADIQA; sang Taman. Kita akan membahas buku ini pada hari ini.

imageHADIQA adalah keharuman utama dari jalan-jalan cinta. Seperti halnya Sosan yang telah mampu menangkap bagian yang paling inti dari Zen, Hakim Sanai telah mampu menangkap bagian yang paling inti dari Sufi. Buku-buku seperti itu tidaklah ditulis, mereka dilahirkan. Tidak ada yang mampu menulis buku-buku yang seperti itu. Buku-buku yang seperti itu tidak di cetak di dalam pikiran, oleh pikiran. Buku-buku yang seperti itu datang dari yang melampaui pikiran. Buku-buku yang seperti itu adalah hadiah. Mereka terlahir secara misterius seperti seorang bayi, atau seekor burung, atau setangkai mawar. Mereka datang kepada kita, mereka adalah hadiah. Oleh karenanya, pertama-tama kita akan memasuki cerita kelahiran yang misterius dari buku HADIQA: Sang Taman. Ceritanya sangatlah indah.

Sultan dari Ghazna (sekarang dikenal sebagai Ghazni di wilayah Afganistan), Bahramshab namanya, sedang menggerakkan pasukannya memasuki India dalam sebuah ekspedisi penaklukkan. Hakim Sanai, seorang penyair istana (penasehat) juga ikut dengannya, menemani sultan dalam sepuah perjalanan penaklukan. Mereka melewati sebuah taman, sebuah taman yang dipagari dengan tembok (a walled garden).

Itu lah arti dari firdaus; taman yang dipagari. Dan dari Firdaus muncullah kata ‘Paradise’ (Surga).
Mereka sedang terburu-buru, dengan pasukannya yang besar sang Sultan sedang bergerak untuk menaklukkan India. Ia tidak punya waktu. Tetapi sesuatu yang aneh terjadi, dan ia harus berhenti, tidak ada jalan untuk menghindari keanehan itu.

Suara nyayian datang dari taman dan menarik perhatian Sultan. Sultan adalah seorang pencinta music, tapi ia belum pernah mendengar sesuatu yang seperti ini. Ia memiliki musisi-musisi hebat di istananya, dan penyanyi dan penari yang hebat-hebat, tapi tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan ini. Suara nyanyian dan music dan tarian ini ia dengar hanya dari luar taman, dari balik tembok, tapi itu memaksanya untuk menghentikan pasukannya. Nanyian itu menimbulkan kegembiraan yang luar biasa.

Setiap suara dari tarian dan music dan nyanyian begitu memabukkan, seperti anggur yang di tuangkan ke mulut Sultan; Sang Sultan menjadi mabuk. Fenomena itu bukan milik dari dunia ini, sesuatu yang melampaui dunia ini juga ikut di dalamnya, sesuatu yang dari langit mencoba menyentuh bumi, sesuatu dari yang tidak diketahui mencoba menjadi satu dengan yang diketahui. Sultan harus berhenti lalu mendengarkannya. Ada kegembiraan yang luar biasa di dalamnya, sangat manis dan juga menyakitkan, begitu menyayat hati. Ia ingin meneruskan perjalanannya, karena ia sedang terburu-buru, ia harus mencapai India sesegera mungkin, karena saat itu adalah saat yang tepat untuk menaklukkan musuh. Tapi tidak ada jalan. Ada kekuatan, keanehan, daya tarik yang tidak dapat ditolak didalam suara itu yang membuatnya untuk pergi ke taman itu.

Adalah Lai-Khur yang bernyanyi, seorang mistikus sufi agung, tapi oleh masyarakat hanya dikenal sebagai pemabuk dan orang gila. Lai-Khur adalah salah satu nama terbesar dalam sejarah dunia. Tidak banyak yang dapat diketahui tentangnya. Orang seperti Lai-Khur tidak meninggalkan banyak jejak. Kecuali untuk cerita ini, tidak banyak cerita yang diketahui.

Tetapi Lai-Khur telah tinggal di dalam ingatan para Sufi, selama berabad-abad. Ia terus menghantui dunia para sufi, karena tidak pernah lagi terlihat seseorang seperti dirinya. Dia begitu mabuknya sehingga tidaklah salah jika orang-orang menyebutnya sebagai seorang pemabuk. Ia mabuk 24 jam sehari, mabuk oleh sang Illahi. Ia berjalan seperti seorang pemabuk, ia hidup seperti seorang pemabuk, benar-benar cuek dengan dunia ini. Dan setiap ujaran dan perkataannya benar-benar gila. Ini adalah puncak dari kegembiraan dan kebahagiaan tertinggi, ketika ekspresi seorang mistikus (sufi) hanya dapat dipahami oleh mistikus lainnya. Bagi masyarakat biasa kata-kata mereka terlihat tidak relevan, kata-kata mereka terlihat omong kosong (gibberish).

Engkau pasti terkejut mengetahui bahwa kata ‘gibberish’ dalam bahasa inggris adalah berasal dari nama seorang mistikus sufi, Jabbar. Ini karena dari ujaran dan kata-kata jabar kata ‘giberish’ dalam bahasa Inggris muncul. Bahkan Jabbar pun tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Lai-Khur.
Bagi orang bodoh, ujaran dan kata-kata Lai-Khur dianggap kasar, menghina, mencemarkan kesucian, bertentangan dengan tradisi, bertentangan dengan segala formalitas, tata-krama dan etika, bertentangan dengan apa yang diketahui dan yang dipahami sebagai agama. Tetapi bagi mereka yang tahu, kata-katanya tidaklah lain melainkan emas murni. Ia hanya dapat dipahami oleh sedikit orang yang terpilih saja, karena hanya sangat sedikit orang yang dapat bertumbuh dan bangkit mencapai ketinggian dimana ia tinggal dan hidup. Ia tinggal di puncak Everest, di puncak Everest kesadaran, puncak tertinggi kesadaran, melampaui awan-awan. Hanya mereka yang cukup beruntung dan cukup berani untuk mendaki gunung itu yang mampu memahami apa yang dikatakannya. Bagi masyarakat biasa ia hanyalah orang gila. Bagi yang mengetahui, Ia (Lai-Khur) adalah sebuah kendaaraan Tuhan, dan segala yang datang darinya adalah kebenaran (kehakikian) yang murni; kebenaran dan hanya kebenaran.

imageHADIQATU’L HAQIQAT :Taman kebenaran yang terpagari (The Walled Garden of Truth)

~HAKIM SANAI~

Kita mencoba untuk menalarkan
jalan untuk sampai kepada-Nya:
itu tidak akan berhasil;
tapi saat kita telah menyerah,
semua halangan akan sirna.

Dia memperkenalkan dirinya kepada kita
karena kebaikan-Nya: bagaimana mungkin
kita bisa mengenal-Nya jika bukan karena itu?
Nalar hanya akan membawa kita sampai di pintu;
tapi kehadiran-Nya yang mengijinkan kita untuk masuk.

Tapi bagaimana kamu akan dapat mengenalnya,
selama kamu tidak mampu
untuk mengenal dirimu sendiri?

Yang dahulunya adalah satu,
tidak lebih, tidak kurang:
kesalahan dimulai dengan dualitas;
kesatuan tidak mengenal kesalahan.

Jalan yang harus kamu tempuh harus menjadi jalan yang berpusat pada hati yang selalu dipoles.
bukan pada pemberontakan dan perselisihan
cermin hati harus bersih
dari karat kemunafikan dan ketidakpercayaan:
cerminmu harus dipoles oleh kepastianmu –
oleh kemurnian imanmu.

Istirahat
dari rantai yang membuatmu melupakan dirimu;
karena kamu akan bebas jika kamu bebas dari kesadaran tanah liat.
Tubuh adalah gelap – namun hati bersinar terang;
tubuh adalah semata-mata kompos – hati adalah taman yang penuh dengan bunga yang bermekaran.

Dia yang tidak mengenal dirinya sendiri:
bagaimana mungkin dia bisa mengenal yang lain?
Dia yang hanya tau tangan dan kakinya,
bagaimana ia dapat tahu tentang Tuhan?
Ini adalah di luar jangkauan orang bijak:
kamu pasti bodoh
jika kamu berpikir bahwa kamu mengetahuinya.
Ketika kamu dapat menjelaskan hal ini,
kamu akan tahu esensi murni dari iman;
sampai saat itu,
apa kesamaan yang dimiliki iman dan dirimu?
lebih baik diam
daripada berbicara omong kosong
seperti yang dikatakan;
iman tidak ditenun
pada setiap pakaian.

Dirimu dibuat untuk sebuah tujuan:
jubah kehormatan menantimu.
Bagaimana mungkin kamu puas
dengan hanya kain?
Bagaimana kamu akan pernah memiliki kekayaan
jika kamu menganggur enam puluh hari dalam sebulan?

Mengetahui apa yang kamu tahu,
jadilah tenang, seperti gunung;
dan jangan tertekan oleh kemalangan.
Pengetahuan tanpa ketenangan adalah lilin gelap;
bersama-sama mereka adalah sarang-madu;
madu tanpa cairan lilin adalah hal yang mulia;
cairan lilin tanpa madu hanya cocok untuk pembakaran.

Tinggalkan tempat tinggal ini
lahir dan mati;
tinggalkan lubang ini,
dan buatlah rumah tujuanmu.
Tumpukan debu ini adalah fatamorgana,
di mana api terlihat seperti air.

Orang-orang suci menyatu
dua dalam satu;
para kekasih menyatu
tiga dalam satu.

Tapi aku takut
jangan-jangan ketidaktahuan dan kebodohanmu
membuatmu terdampar di jembatan.

Dia adalah penyedia
dari iman serta benda duniawi;
Ia tidak lain
daripada pemelihara hidup kita.

Dia bukanlah tiran:
untuk semua yang diminta-Nya,
Ia akan kembalikan tujuh kali lipat;
dan jika Ia menutup satu pintu
Ia akan membuka sepuluh pintu lain untukmu.

Ia menghargaimu lebih
dari yang kamu lakukan kepada dirimu sendiri.
Bangkit, cukup sudah dengan dongeng-dongeng;
tinggalkan nafsu dasarmu,
dan datang kepadaku.

Kamu harus menyadari
bahwa adalah petunjuk-Nya
yang membuatmu tetap ada di jalan ini
dan bukan karena kekuatanmu sendiri.

Sebuah Ruby hanyalah sepotong batu:
dan kecerdasan spiritual adalah puncak kebodohan.
Diam adalah pujian – selesai sudah dengan pidato;
obrolanmu hanya akan membahayakan dan membawa duka –
cukup sudah!

Kepercayaan dan ketidakpercayaan
keduanya memiliki asal mereka
dalam kemunafikan hatimu;
jalan hanya menjadi panjang
karena kamu menunda untuk memulainya;
satu langkah tunggal
akan membawa kamu kepada-Nya:
jadilah budak,
dan kamu akan menjadi seorang raja.

Lidah menjadi bodoh,
ketika aroma kehidupan mencapai mereka
melalui jiwanya.

Dengarkan benar – dan jangan tertipu –
ini bukan untuk orang bodoh:
semua warna yang berbeda
menjadi satu warna
di dalam toples persatuan;
tali menjadi ramping
ketika dikurangi menjadi untai tunggal.

Intelekmu hanya bauran
dari dugaan dan pemikiran,
pincang selama di muka bumi;
dimanapun mereka berada, bukan Dia;
mereka yang terkandung dalam ciptaan-Nya.
Manusia dan alasannya hanya yang terbaru
tanaman yang matang di kebun-Nya.
apapun yang kamu tegaskan tentang alam-Nya
membuat kamu keluar dari kedalamanmu,
seperti orang buta yang mencoba untuk menggambarkan penampilan ibunya.
Sementara nalar masih melacak rahasia,
kamu mengakiri pencarianmu di ladang terbuka cinta.

Jalan tidak berada dalam kata-kata maupun perbuatan:
hanya kesedihan yang bisa datang dari hal ini,
dan tidak akan bertahan lama.
Manis dan hidup adalah kata-kata
orang yang berada di jalan ini ada dalam keheningan;
ketika ia berbicara itu bukan dari kebodohan,
dan ketika dia diam itu bukan dari kemalasan.

Untuk orang bijak
jahat dan baik
keduanya sangat baik.
Tidak ada kejahatan yang pernah datang dari Tuhan;
setiap kali kamu berpikir untuk melihat
kejahatan itu datang dari-Nya,
kamu lebih baik melihatnya sebagai
sama bagusnya.
Aku takut bahwa dalam perjalanan iman,
kamu memiliki pandangan ganda,
atau seperti orang bodoh yang mengharapkan bentuk unta yang berbeda.
Jika dia memberikan racun, anggaplah madu;
dan jika dia membuatmu marah, anggaplah itu belas kasih.

Jadilah puas dengan semua milikmu;
tetapi jika kamu memiliki keluhan,
pergi dan bawa mereka ke Pemuka Agama-mu,
dan dapatkan kepuasan darinya.
Itulah bagaimana pikiran bodoh bekerja!

Apapun menimpamu, kemalangan atau keberuntungan,
adalah berkat yang murni;
kejahatan yang terlihat
hanyalah merupakan bayangan.

‘Baik’ dan ‘jahat’ tidak memiliki arti
dalam dunia Firman:
mereka adalah nama-nama, yang diciptakan
dalam dunia ‘aku’ dan ‘kamu’.

Hidupmu hanya potongan dalam mulut-Nya;
perayaan-Nya adalah baik saat pernikahan maupun kematian.
Mengapa kegelapan harus membuatmu bersedih hati?
– untuk malam yang pasti berganti dengan hari baru.

Kamu mengatakan dirimu sudah membuka gulungan karpet waktu,
langkah kemudian adalah melampaui kehidupan itu sendiri dan berhenti menalarkannya,
sampai kamu tiba di perintah Tuhan.

Kamu tidak dapat melihat apa-apa, menjadi buta saat malam,
dan saat siang hari bermata-satu dengan kebijaksanaan bodohmu!

Teman, segala sesuatu yang ada
ada melalui Dia;
keberadaanmu sendiri adalah kepura-puraan belaka.
Tidak ada lagi omong kosong! Hilangkan dirimu,
dan neraka di hatimu menjadi surga.
Hilangkan dirimu, dan apa pun bisa kamu dicapai.
Keegoisanmu adalah kuda terlatih.

Kamu adalah apa adanya dirimu:
cinta dan benci;
kamu adalah apanya dirimu:
iman dan ketidakpercayaan.

Harapan dan ketakutan datang dari pintumu;
hilangkan dirimu sendiri, dan mereka tidak akan ada lagi.

Di depan pintu-Nya, apa bedanya
antara Muslim dan Kristen,
berbudi luhur dan bersalah?
Di pintu-Nya semua adalah pencari
dan Dia yang dicari.

Tuhan adalah tanpa sebab:
mengapa kamu mencari penyebab?
Matahari kebenaran terbit tanpa diminta,
dan dengan itu menetapkan bulan untuk memahaminya.

Dalam penghentian yang hanya seminggu ini,
menjadi adalah tidak menjadi,
dan datang adalah untuk pergi.

Dan apakah matahari ada
untuk ayam gagak?
Apa artinya itu bagi-Nya?
apakah kamu berada di sana atau tidak?
Banyak yang datang, seperti kamu,
di pintu-Nya.

Kamu tidak akan menemukan jalan
di jalan ini; jika ada jalan,
itu adalah di jalan helaan nafas.
Semuanya jauh
dari jalan pengabdian:
kadang-kadang kamu berbudi luhur,
kadang-kadang kamu jahat:
sehingga kamu berharap untuk dirimu, takut untuk dirimu;
tetapi ketika topeng kebijaksanaan dan kebodohanmu
akhirnya berubah menjadi putih, kamu akan melihat
bahwa harapan dan ketakutan adalah satu.

Jika kamu tahu nilaimu sendiri,
apa yang perlu kamu pedulikan
penerimaan atau penolakan dari orang lain?

Sembahlah dia seakan-akan kamu dapat melihatnya dengan mata fisikmu;
meskipun kamu tidak melihat-Nya,
Dia melihatmu.

Sementara disini
pengejaran sia-sia,
kamu selalu tidak seimbang, selalu
kembali ke belakang atau ke depan;
tetapi sekali saja jiwa yang mencari telah berkembang
hanya beberapa langkah di setelahnya,
cinta akan merebut kendali.

Datangnya kematian
adalah kunci yang membuka
domain yang tidak diketahui;
tapi untuk mati, pintu iman yang benar
akan tetap belum terbuka,

Jika kamu sendiri
memahami kenyataan secara terbalik,
maka kebijaksanaan dan imanmu
terikat untuk menjadi kocar-kacir.

Berhenti menenun jaring tentang dirimu:
meledaklah seperti singa dari kandang.

Lelehkan dirimu ke dalam pencarian:
berikan hidup dan jiwamu
di jalan ketulusan;
berusaha untuk melewati dari ketiadaan dan menjadi,
dan buat dirimu mabuk dengan anggur Allah.

Dari-Nya pengampunan datang begitu cepat,
bahkan mencapai kita sebelum pertobatan
telah mengambil bentuk di bibir kita.

Dia adalah gembalamu,
dan kamu lebih memilih serigala;
Dia mengundangmu untuk-Nya,
namun kamu tetap tidak datang;
Dia memberikan perlindungan-Nya,
namun kamu tertidur lelap:
Oh, bagus sekali,
kamu tidak masuk akal pemula bodoh!

Dia menyembuhkan alam kita dari dalam,
ramah bagi kita daripada diri kita sendiri.
Seorang ibu tidak mencintai anaknya
dengan setengah cinta yang ia limpahkan.

Kamu telah merusak keyakinanmu,
namun Dia masih tetap yakin kepadamu:
dia lebih benar untukmu
daripada kamu untuk dirimu sendiri,

Dia menciptakan kekuatan mentalmu;
namun pengetahuan-Nya tak ternoda
oleh bentuk pemikiran.
Dia tahu apa yang ada di hatimu;
atau Dia membuat hatimu bersama dengan tanah liatmu;
tetapi jika kamu berpikir bahwa Dia tahu
dengan cara yang sama seperti yang kamu lakukan,
maka kamu terjebak seperti keledai
dalam lumpurmu sendiri

Dalam kehadiran-Nya, diam adalah karunia bagi lidah.

Dia tahu sentuhan
kaki semut
yang bergerak dalam kegelapan
dari batu.
Dia selalu tahu
apa yang ada di pikiran manusia
kamu akan melakukan dengan baik
dengan merenungkan ini.

Penakluk cinta adalah dia
yang ditaklukan cinta.

Terapkan dirimu, tangan dan kaki,
untuk pencarian;
tetapi ketika kamu mencapai laut,
berhenti berbicara tentang sungai.

Ketika Dia mengakuimu pada kehadiran-Nya
jangan meminta apapun dari-Nya selain diri-Nya sendiri,
Ketika Dia telah memilihmu sebagai teman,
kamu telah melihat semua yang ada untuk dilihat.
Tidak ada dualitas dalam dunia cinta
apakah semua pembicaraan tentang ‘kamu’ dan ‘aku’ ini?
Bagaimana kamu dapat mengisi cangkir yang sudah penuh?
 
Bawalah seluruh dirimu ke pintu:
membawa hanya sebagian
berarti kamu tidak membawa apa-apa.

Dirimu sendiri yang mendefinisikan iman dan ketidakpercayaan:
pasti itu warna persepsimu.
Keabadian tidak tahu apa-apa
soal keyakinan atau ketidakpercayaan;
untuk alam yang murni
tidak ada hal seperti itu.

Dan jika, teman, kamu bertanya kepadaku soal jalan
Aku akan memberitahumu dengan jelas, itu adalah ini:
untuk memalingkan wajahmu dari dunia kehidupan,
dan memalingkan punggungmu dari peringkat dan reputasi;
dan, menolak kemakmuran luaran, untuk membengkokkan
punggung gandamu dalam pelayanan-Nya;
berpisah dengan orang-orang yang berurusan dengan kata-kata,
dan mengambil tempatmu di dunia yang sepi itu.

Jalan ini tidak jauh
dari dirimu teman: kamu sendiri adalah jalan itu:
jadi berangkatlah.

Kamu yang tidak tahu apa-apa tentang kehidupan
yang berasal dari sari anggur,
berapa lama kamu akan tetap mabuk
oleh bentuk luar dari buah anggur?
Mengapa kamu berbohong bahwa kamu mabuk?
Tidak ada yang tahu seberapa jauh itu
dari ketiadaan menuju Tuhan.
Selama kamu berpegang teguh pada dirimu
kamu akan berjalan ke kanan dan ke kiri,
siang dan malam, selama ribuan tahun;
dan ketika, setelah semua upaya itu,
kamu akhirnya membuka matamu,
kamu akan melihat dirimu, melalui cacat yang melekat,
berkeliaran sendiri seperti sapi di pabrik;
namun, jika, sekali kamu telah bebas dari dirimu,
kamu akhirnya turun untuk bekerja,
pintu ini akan terbuka untukmu dalam waktu dua menit.

Tuhan tidak akan menjadi milikmu,
selama kamu melekat pada jiwa dan kehidupan:
kamu tidak dapat memiliki kedua ini dan itu.
Memar dirimu selama berbulan-bulan dan tahun pada akhirnya;
biarkan mati, dan ketika kamu telah selesai dengan itu,
kamu akan mencapai hidup yang kekal.
Tetap bergeming dengan harapan dan ketakutan.
Bagi ketiadaan masjid dan gereja adalah satu;
juga bayangan, surga dan neraka.
Untuk seseorang yang panduannya adalah cinta,
keyakinan dan ketidakpercayaan adalah sama-sama kerudung,
menyembunyikan pintu menuju teman;
keberadaannya adalah kerudung
yang menyembunyikan esensi Tuhan.

Sampai kamu membuang pedangmu,
kamu tidak akan dapat menjadi perisai
sampai kamu meletakkan mahkotamu di samping,
kamu tidak cocok untuk memimpin.

Kematian jiwa
adalah kehancuran hidup;
tetapi kematian kehidupan
adalah keselamatan bagi jiwa.

Jangan pernah berdiam diri di jalan
jadilah tiada.
Tiada bahkan hanya untuk sebuah gagasan
jadilah tiada.
Dan ketika kamu telah meninggalkan keduanya
individualitas dan pemahaman,
dunia akan menjadi itu.

Ketika mata murni
ia melihat kemurnian.

Buatlah dirimu menjadi tiada….
sampai kamu melihat dirimu sebagai setitik debu
kamu tidak mungkin mencapai tempat itu;
diri tidak pernah bisa menghirup udara itu,
jadi berjalanlah kesana tanpa sang diri.

-Hakim Sanai (1044-1150)
Sumber: Kriya YN

1 comment: