Sunday, November 18, 2012

David Bohm: Introduksi Singkat Kepada Karya Krishnamurti

oleh David Bohm

Saya mengenal karya Krishnamurti pertama kali pada tahun 1959, ketika saya membaca bukunya, The First and Last Freedom. Yang terutama membangkitkan minat saya adalah pencerahannya yang mendalam tentang masalah 'si pengamat' dan 'yang diamati'. Masalah ini telah lama berada di titik pusat karya saya sendiri, sebagai ilmuwan fisika teoretis, yang terutama berminat kepada makna dari teori kuantum. Di dalam teori kuantum, untuk pertama kali dalam perkembangan ilmu fisika, pengertian bahwa 'si pengamat' dan 'yang diamati' tidak dapat dipisahkan dianggap perlu untuk memahami hukum-hukum fundamental dari materi pada umumnya. Oleh karena itulah, dan juga oleh karena buku itu mengandung pencerahan-pencerahan lain yang mendalam, saya merasa perlu untuk bertemu dengan Krishnamurti secara langsung dan secara pribadi secepat mungkin. 

Dan ketika saya pertama kali bertemu dengan dia pada salah satu kunjungannya ke London, saya terkesan oleh begitu mudahnya berkomunikasi dengan dia, yang dimungkinkan berkat energi yang intens yang digunakannya untuk menyimak, dan dengan kebebasan dari berbagai pembatasan dan hambatan untuk melindungi diri yang digunakannya untuk memberi respons terhadap apa yang saya katakan. Sebagai orang yang bekerja di bidang sains, saya merasa nyaman sekali dengan respons seperti itu, oleh karena kualitasnya pada dasarnya sama dengan respons yang saya dapatkan dalam berhubungan dengan para ilmuwan lain, yang menghasilkan perjumpaan batin yang amat akrab dengan mereka. Dan di sini saya terutama teringat akan Einstein, yang juga memperlihatkan intensitas dan tiadanya penghalang, di dalam sejumlah diskusi yang berlangsung antara dia dan saya. Setelah itu, saya mulai bertemu dengan Krishnamurti secara teratur dan berdiskusi dengan dia setiap kali ia datang ke London.

Kami mulai berhubungan yang semakin lama semakin erat karena saya tertarik pada sekolah-sekolah yang didirikan dengan inisiatifnya. Dalam diskusi-diskusi ini, kita menyelami secara mendalam banyak pertanyaan yang menjadi perhatian saya dalam pekerjaan ilmiah saya. Kami menyelami hakikat ruang dan waktu, dan apa yang universal, baik mengenai alam di luar maupun mengenai batin di dalam. Tetapi kemudian, kami juga membahas kekacauan dan kebingungan yang umum meliputi kesadaran umat manusia. Di sinilah saya menjumpai apa yang saya rasakan sebagai temuan besar Krishnamurti. Yang secara serius ditampilkannya ialah bahwa semua kekacauan ini, yang merupakan akar dari kesedihan dan kesengsaraan yang begitu meluas, dan yang menghalangi manusia untuk bekerja sama satu sama lain sebagaimana mestinya, berakar pada kenyataan bahwa kita tidak mengenal seluk-beluk dari proses-proses pikiran kita sendiri. Dengan memperhatikan dan mengamati secara teliti kegiatan pikiran ini, Krishnamurti merasa yakin langsung melihat bahwa pikiran adalah proses material, yang berlangsung dalam diri manusia di dalam otak serta susunan syaraf secara keseluruhan.

Biasanya, kita cenderung menyadari terutama isi pikiran, alih-alih bagaimana pikiran itu sesungguhnya berlangsung. Kita dapat menggambarkan hal itu dengan merenungkan apa yang terjadi ketika kita membaca sebuah buku. Biasanya, kita hampir sepenuhnya memperhatikan makna dari apa yang tengah dibaca. Namun, kita dapat juga sadar akan buku itu sendiri, susunannya yang terdiri dari halaman-halaman yang dapat dibalik-balik, akan kata-kata yang tercetak dan tintanya, akan sifat-sifat kertasnya, dsb. Demikian pula, kita dapat menyadari struktur dan fungsi sesungguhnya dari proses pikiran, dan bukan hanya isinya.

Bagaimana keadaan sadar seperti itu dapat terjadi? Krishnamurti mengemukakan bahwa ini membutuhkan apa yang disebutnya meditasi. Nah, kata 'meditasi' mempunyai makna sangat beraneka ragam dan bahkan saling bertentangan, banyak yang menyangkut mistisisme yang agak dangkal. Krishnamurti mempunyai pengertian yang pasti dan jelas bila ia menggunakan istilah ini. Kita bisa memperoleh petunjuk berharga tentang makna itu dengan mengkaji asal katanya. (Akar dari kata, dalam kaitan dengan maknanya yang umum diterima pada masa kini, sering kali memberikan pencerahan yang tak terduga tentang makna-maknanya yang lebih dalam.) Kata Inggris 'meditation' berasal dari akar kata dalam bahasa Latin, 'med', yang berarti 'mengukur'. Makna kata itu sekarang adalah 'merenungkan', 'mengamati' (jadi, menimbang atau mengukur), dan 'memperhatikan dengan teliti'. Demikian pula, kata Sanskrit untuk meditasi, yakni 'dhyana', berkaitan erat dengan 'dhyati', yang berarti 'merenungkan'. Jadi, dapat disimpulkan, bermeditasi berarti, "merenungkan, mengamati, memperhatikan dengan teliti apa yang sesungguhnya tengah berlangsung pada saat berlangsungnya."

Inilah mungkin yang dimaksud Krishnamurti dengan awal meditasi. Artinya, kita memperhatikan dengan teliti semua yang terjadi dalam kaitan dengan kegiatan pikiran yang sesungguhnya, yang adalah sumber yang mendasari kekacauan di mana-mana. Kita melakukan ini tanpa memilih-milih, tanpa mengecam, tanpa menerima atau menolak apa yang terjadi. Dan semua ini berlangsung bersama perenungan terhadap makna tengah kita pelajari dari kegiatan pikiran. (Hal itu mungkin mirip dengan membaca buku yang halamannya tidak beraturan, dan menyadari secara intens kekacauan ini, alih-alih "mencoba menyusun kembali dan memahami" isi yang kacau, yang berdatangan ketika kita sekadar menerima halaman-halaman yang tidak
beraturan itu.)

Krishnamurti menemukan bahwa tindakan meditasi itu sendiri akan menghasilkan ketertiban pada kegiatan pikiran, tanpa campur tangan kemauan, pemilihan, keputusan, atau tindakan apa pun dari "si pemikir". Bila ketertiban itu muncul, kebisingan dan kekacauan yang biasanya merupakan latar belakang kesadaran kita berakhir, dan pada umumnya batin menjadi hening. (Pikiran hanya muncul bila dibutuhkan untuk tujuan yang benar-benar sah, dan kemudian berhenti, sampai dibutuhkan kembali.)

Dalam keheningan ini, Krishnamurti berkata bahwa terjadi sesuatu yang baru dan kreatif, sesuatu yang tak dapat disampaikan dengan kata-kata, tetapi alih-alih, ia mengajak mereka yang berminat untuk menjelajahi sendiri masalah meditasi secara langsung, dengan sesungguhnya memperhatikan seluk-beluk pikiran.

Tanpa mencoba menyelami makna meditasi yang lebih dalam ini, kita dapat berkata bahwa meditasi, sebagaimana dipahami oleh Krishnamurti, dapat menghasilkan ketertiban pada kegiatan batin kita secara keseluruhan, dan ini mungkin merupakan faktor kunci dalam upaya mengakhiri kesedihan, kesengsaraan, kekacauan dan kebingungan, yang selama beberapa zaman dialami umat manusia, dan yang pada saat ini masih tetap berlanjut tanpa prospek perubahan fundamental di masa depan yang terlihat.

Karya Krishnamurti diresapi oleh 'esensi pendekatan ilmiah', apabila ini dikaji dalam bentuknya yang tertinggi dan paling murni. Demikianlah, ia mulai dari suatu fakta, fakta tentang hal ihwal proses-proses pikiran kita. Fakta ini ditegakkan melalui perhatian yang teliti, yang menyangkut penyimakan yang berhati-hati terhadap proses-proses kesadaran, serta mengamatinya terus-menerus. Di sini, kita terus-menerus belajar, dan dari
belajar ini datanglah pencerahan ke dalam seluk-beluk proses pikiran. Pencerahan ini kemudian diuji. Pertama, apakah pencerahan itu bertahan dalam tertib rasional. Lalu, kita memeriksa apakah pencerahan itu membawa kita pada ketertiban dan koherensi dalam segala sesuatu yang mengalir dalam kehidupan secara keseluruhan.

Krishnamurti terus-menerus menekankan bahwa ia sama sekali bukan otoritas. Ia membuat penemuan-penemuan tertentu, dan ia berupaya sedapat mungkin agar temuan-temuan ini terjangkau oleh semua orang yang mampu menyimak. Karyanya tidak mengandung suatu himpunan doktrin; ia juga tidak menawarkan teknik atau metode untuk mencapai batin yang hening. Ia tidak bercita-cita menegakkan suatu sistem kepercayaan keagamaan baru. Alih-alih, terserah kepada setiap manusia untuk membuktikan dengan jalan menemukan sendiri apa yang ditekankan oleh Krishnamurti, dan dari situ terus berjalan untuk membuat penemuan-penemuan baru sendiri.

Jelas suatu introduksi seperti ini hanya dapat memperlihatkan bagaimana karya Krishnamurti dilihat oleh satu orang tertentu, seorang ilmuwan, seperti saya. Untuk melihat sepenuhnya apa yang dimaksud oleh Krishnamurti, tentu diperlukan langkah selanjutnya, yakni membaca sendiri apa yang sesungguhnya dikatakannya, dengan kualitas perhatian sedemikian rupa dalam keseluruhan respons kita, ke dalam dan ke luar, seperti yang telah kita bahas di sini.

CATATAN BIOGRAFIS DAVID BOHM
David Bohm selama lebih dari 20 tahun menjabat Profesor FIsika Teoretik di Birkbeck College, Universitas London. Sejak menerima gelar doktornya di Universitas Berkeley, ia mengajar dan meneliti di U.C., Princeton University, University de Sao Paulo, Universitas Haifa dan Universitas Bristol.

No comments:

Post a Comment