Oleh: Archer Clear
Alam Semesta lebih nyata dari Tuhan-Tuhan imaginer, itu fakta dan
tidak ada pengetahuan yang lebih baik dari fakta, di luar itu saya lebih
senang menyebutnya tidak tahu. – Archer Clear
Bayangkan, bahwa kehidupan kita di atas planet ini bisa saja hilang
dalam seketika (instan), “monster-monster” pembunuh ada di sekitar kita,
lihat gunung ada volcano disana, lihat laut ada tsunami yang siap
menggulung setiap waktu, di darat ada gempa bumi, lihat ke langit ada
meteor, astroid yang setiap detik siap manghantam planet bumi.
Semua itu adalah alami, Natural Behavior is Uncertainty, sifat
ketidakpastian itu adalah bawaan alam yang masih belum dimengerti
secara baik oleh manusia, untuk itu jika mengacu pada teori Darwin,
bahwa bukan yang paling pintar atau yang paling kuat yang akan dapat
bertahan hidup di atas planet ini, tapi mereka yang paling bisa
melakukan adaptasi atas perubahan-perubahan yang ditawarkan oleh alam (nature).
Pertanyaannya, apakah kita sebagai manusia merupakan entitas yang
“penting” di alam semesta ini, jawabannya sudah sangat jelas “tidak
Penting” dan saya kira konsep-konsep tentang Tuhan, kehidupan setelah
kematian, surga dan neraka adalah ciptaan manusia untuk mengisi
ketidakmengertiannya atas apa yang terjadi dalam kehidupannya sejak hari
pertama hingga dia kembali menjadi bagian dari alam semesta ini.
Sains dan penalaran, mencoba menjawab berbagai fenomena alam itu
dengan metode observasi dan investigasi dan saya percaya hanya itu
perangkat-perangkat yang dibutuhkan oleh manusia untuk tetap bertahan
hidup di atas planet yang memang banyak menghadirkan ketidakpastian ini.
Paling tidak, ini yang saya mengerti hingga saat ini, dan saya percaya
masih banyak hal yang saya tidak mengerti tentang bagaimana alam semesta
ini bekerja, dari mana semua Ini berawal dan mengapa semua tampak
baik-baik saja?’ Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi sangat menarik,
karena esensi kehidupan itu bagi saya adalah mempertanyakan segala hal,
termasuk Tuhan sekalipun.
Bisa dikatakan semua itu hasil dari proses pencaharian manusia yang
kemudian diberi “label”, apapun bentuk dan nama label tersebut.
Ada satu hal lagi yang membuat sains menjadi sangat menarik, kita
tahu dan mengenal spesies simpanse dan species ini sangat dekat dengan
kita dalam hal struktur gen, 99% sama dan hanya 1 % saja yang membuat
beda antara kita dan simpanse. Ini artinya, 1 % membuat segalanya
menjadi sangat berbeda, simpanse adalah spesies yang cukup “genius” jika
dibandingkan dengan spesies yang ada dalam rantai kehidupannya, tapi di
atas simpanse ada spesies yang kita sebut sebagai manusia.
Saya jadi membayangkan bahwa di atas spesies manusia masih ada
spesies lain yang jauh memiliki kecerdasan dari pada manusia, taruhlah
1% berbeda dengan struktur gen yang kita miliki, kita akan dilihat
begitu bodoh oleh spesies tersebut, sama dengan saat kita melihat begitu
‘bodohnya’ spesies bernama simpanse.
Ini artinya, apa yang kita sebut sebagai kehidupan bukan hanya
terjadi di atas planet yang kita sebut dengan bumi ini, tapi kemungkinan
kehidupan itu begitu banyak di luar sana, di luar atau di dalam galaksi
bimasakti (Milkyway) tempat kita hidup. Kemungkinan ini menjadi sangat
beralasan, dengan alasan dan argumentasi yang sederhana.
Galaksi Bimasakti saja memiliki jumlah planet dan bintang yang begitu
banyak (triliunan), satu galaksi saja, ada begitu banyak galaksi di
luar sana yang berbeda dengan wajah galaksi kita, bagaimana mungkin kita
begitu sombong dengan mengatakan bahwa hanya ada satu kehidupan di atas
alam semesta ini, yaitu kehidupan di bumi? Inilah salah satu
argumentasi mengapa saya mengatakan bahwa kita di atas alam semesta ini
adalah spesies yang sama sekali tidak Penting, karena semua bisa hilang
secara instan, seperti ledakan besar supernova atau bahkan The Big Bang sekalipun. We dont know yet!
Tapi apa yang kita ketahui secara nyata adalah satu tsunami saja dan
membunuh hampir 300 ribu jiwa manusia di tahun 2004. Ini menjelaskan
satu hal, bahwa kita sama sekali tidak penting di alam semesta ini, kita
hanyalah bagian dari alam Semesta ini dan alam semesta ada pada diri
kita sendiri.
Uncertainty Principle
Karena kitalah yang membuat segalanya menjadi Penting apalagi jika
ditambah dengan nama Tuhan, maka pentingnya menjadi “Super” kuadrat.
Why are we here? Kita ada disini karena bintang-bintang di
atas sana meledak, dan semua elemen hasil ledakan bintang-bintang itu
berinteraksi melalui proses evolusi yang panjang sehingga membentuk
berbagai jenis spesies dan tumbuhan termasuk manusia di dalamnya dan itu
masih terus berlanjut hingga saat ini dan sampai saat tak terhingga (infinity).
Perdebatan tentang kreasionis vs sains masih terus berlangsung hingga
saat ini, dan kalau diskor nilainya 1 untuk sains dan 0 untuk
penciptaan. Logikanya, sains mencari tahu, sementara penciptaan tidak
mencari tahu, karena sains memiliki alat seperti teleskop dan penciptaan
tidak memiliki alat, cukup dengan argumentasi bahwa semua ini ada
karena Tuhan ada sebagai pencipta yang maha segalanya.
Alam semesta ini sesungguhnya bukan persoalan keteraturan saja, alam
semesta ini juga bekerja menghancurkan dan membentuk yang baru, sama
halnya dengan manusia, ada yang membangun ada pula yang menghancurkan, what is nature does, human does to, karena kita memiliki sifat-sifat dasar dari alam semesta itu sendiri, membangun dan menghancurkan.
Saya kira, semua yang ada di atas alam semesta ini bergerak karena
semua itu adalah partikel, dapat dilihat atau tidak dapat dilihat oleh
mata Telanjang. Hidup itu bukan hanya milik spesies, tapi hidup bagi
saya adalah sesuatu yang ada, dan semua yang ada adalah kehidupan.
Jika kita membayangkan bahwa alam semesta adalah ruang dan waktu yang
sangat luas, itu artinya kita pun bisa membayangkan mekanika kuantum
yang juga sama luasnya dengan alam semesta yang kita bayangkan.
Dan apa yang kita lihat di alam semesta ini, bisa sangat berbeda sama
sekali dengan apa yang kita amati pada ruang dan waktu mekanika
kuantum, bagaimana partikel berperilaku dalam alam semesta, dan
bagaimana perilaku partikel yang bergerak pada dunia kuantum, inilah
yang dilihat atau diamati oleh Heisenberg dan Richard P. Feynman yang
tidak dipercayai oleh Albert Einstein bahkan hingga akhir kehidupannya.
Argumentasi yang paling mendasar mengapa sifat partikel adalah ketidakpastian (uncertainty),
masih belum ditemukan penjelasannya yang paling dekat dengan perilaku
asli dari partikel itu sendiri, untuk itu para ilmuan yang berkerja pada
proyek CERN mencoba melakukan sebuah eksperimen yang terbesar dalam
sejarah peradapan dan perkembangan sains manusia di Geneva, Swiss, tidak
lain untuk mencari tahu apa yang disebut oleh mereka sebagai (Higg
Boson) atau saya menyebutnya Super Particle.
Bagaimana kita ingin mengetahui sesuatu tanpa melewati proses
eksperimen dan observasi, jika hanya sekedar keyakinan saja? Saya kira
itu adalah jalan pintas dan jalan kemalasan yang banyak disenangi oleh
para manusia yang ingin hidup di alam dunianya sendiri. Manusia sebagai The Selfish Gene amat menjelaskan itu dengan sangat Baik.
Elemen utama dan paling Aktif di alam semesta ini terdiri dari,
Hidrogen, nitrogen, karbon, oksigen, dan helium. Saya kira tidak ada
jaminan dan tidak dikenal bahasa jaminan dalam sistem dan kerja alam
semesta, semua elemen berinteraksi tanpa tujuan, tanpa kepastian. Ada
atau tidaknya kita sebagai manusia tak menarik kepedulian alam semesta,
jika berpijak pada argumentasi Albert Einstein bahwa alam semesta ini
sangat luas. Bahkan, luasnya alam semesta ini tak terbayangkan oleh
imaginasi manusia yang paling canggih sekalipun.
Jika ingin mengetahui lebih jauh tentang alam semesta saya
merekomendasikan jika ada waktu menyaksikan serial televisi yang sangat
mendidik dari Carl Sagan, Judulnya sederhana Cosmos, yaitu gambaran
tentang unsur atau elemen yang membentuk alam semesta yang kita saksikan
saat ini. The origin of life ada di sana.
Apel yang jatuh jika merujuk pada temuan Newton terjadi karena ada
hukum gravitasi yang baru dikenal ketika Newton melakukan observasi
sekaligus eksperimen. Dan pertanyaan yang terbalik sekarang sedang
diajukan, jika apel itu jatuh dan tertarik ke arah bumi (Gravitational Force), bagaimana dengan elemen yang menarik benda ke atas?
Alam semesta ini berdiri di atas unsur kimia yang sangat kompleks.
Apa yang dimengerti oleh manusia saat ini saya kira justru masih
menyisakan begitu banyak misteri yang belum terjawab. Ketidakmengertian
itulah yang menjadi daya terbesar sains untuk mencari penjelasan terbaik
atas semua yang terjadi di alam semesta ini. Tentang unsur-unsur utama
yang membentuk alam semesta ini bisa dicek secara akurat pada tabel
periodik di mana unsur-unsur yang paling dominan adalah hidrogen,
karbon, nitrogen, oksigen dan helium.
Berpijak pada argumentasi logis yang ditawarkan oleh Lawrence M.
Krauss bahwa kehidupan ini ada karena bintang meledak di atas sana, itu
dikenal dengan supernova. Unsur-unsur yang ada pada bintang juga ada
pada diri kita sebagai manusia dan spesies lain yang ada di planet ini.
Jika simpanse saja memiliki perbedaan 1% unsur genetik dengan manusia
lalu coba bayangkan sesuatu yang ada di planet lain dalam sistem tata
surya yang memiliki unsur genetik 1% berbeda dengan manusia, bisa
dibayangkan bahwa spesies jenis manusia ini begitu tampak bodoh di
hadapan mereka.
Pada skala kuantum malah jauh lebih sulit lagi untuk dibayangkan.
Makanya fisikawan sekelas Richard P. Feynman saja mengatakan tidak ada
yang benar-benar mengerti bagaimana dunia kuantum itu bekerja. Ini
artinya, pengetahuan yang dimiliki oleh manusia sampai abad ini masih
sangat primitif untuk bisa menjawab dari mana semua ini berawal. Nature is more smart then us.
The law of phisic
Manusia mencari penjelasan yang terbaik berdasarkan fakta dengan
metode observasi yang dapat diverifikasi secara independen, bahwa setiap
teori yang diajukan tersebut bekerja dalam realitas nyata, seperti
halnya gravitasi. Dalam sains tidak dikenal yang namanya statik, sains
bergerak dinamis untuk itu penemuan Newton dengan hukum gravitasinya
kemudian dilengkapi oleh Albert Einstein dengan hukum relatifitas umum
dan khususnya, saat ini para ilmuan bekerja untuk mencari rumus yang
jauh lebih sederhana untuk menjelaskan segalanya, teori dawai (string theory) dan theory of everything menjadi sangat menarik bagi para ilmuan terutama fisika dan fisika kuantum.
Tentang apa hukum yang menarik benda-benda ke atas itu menjadi
sesuatu yang misterius dan masih belum terjawab hingga saat ini. Satu
lagi, coba cek buku yang ditulis oleh Lawrence M. Krauss, The Universe from Nothing. Why There is Something rather than Nothing.
Sekali lagi alam semesta ini ada seperti apa adanya suka atau tidak
suka, dan pekerjaan terbesar dari manusia adalah mencari tahu bagaimana
semua ini bekerja.
Cara kerja alam semesta ini sebenarnya merujuk pada hukum Uncertainty-nya
Heisenberg, bahwa alam semesta sebenarnya bergerak tanpa tujuan, tanpa
kepastian. Perspektif itu hanya berlaku pada dunia manusia, bisa jadi
semua yang kita saksikan di alam semesta ini hanyalah perspektif dan
semua label yang ada dikarenakan kita sendiri yang membuatnya. Ada
begitu banyak yang tidak kita ketahui dan semua itu butuh
pemikiran-pemikiran jenius untuk menjelaskan bagaimana alam ini bekerja.
Tapi di ujungnya tetap saja ketidaktahuan yang menyelimuti pikiran
manusia-manusia jenius bahkan seorang Albert Einstein sekalipun.
Pada ruang dan waktu yang semuanya bergerak relatif ini–merujuk pada
teori Relativitas umum dan khusus Albert Einstein, jadi apa yang kita
sebut sebagai kepastian itu lagi-lagi adalah “Perspektif” dan
masing-masing otak memiliki perspektif yang berbeda akan sesuatu.
Sementara itu, ketidakpastian, atau dalam bahasa Warner Heisenberg
adalah sesuatu yang menjadi dasar dari kerja Alam semesta ini pada skala
kuantum.
Yang memberi label manusia penting dan spesial itu adalah manusia
sendiri. Alam semesta tidak mengenal apa itu kata penting,
ketidakpastian itu adalah realitas yang ditawarkan oleh alam. Jika Anda
mengamati gerak partikel pada inti atom pada skala yang diperbesar maka
Anda akan menemukan sebuah kenyataan bahwa dunia kuantum bukan hanya
gila, tapi sangat sulit untuk dijelaskan. Saya menghargai cara Anda
menjelaskan alam semesta ini dengan menggunakan pendekatan kreasionis
dan bagi saya alam semesta ini datang dari ketiadaan penjelasan, yang
mana para ilmuan masih terus mencari penjelasan paling mendekati
kenyataan dan penjelasan itu lebih dekat dengan temuan teleskop Hubble,
yakni the universe is expanding akan terus expanding dengan akselerasi yang semakin tinggi.
What we think we know actually tell us we don’t know anything – Archer Clear
No comments:
Post a Comment