Menurut laporan Daily Mail, Inggris, Universitas London Institut Fisika dan astronomi Stephen Feeney dan setelah melakukan studi terhadap latar belakang gelombang mikro kosmik (radiasi yang tersisa dari big bang) alam semesta, telah memperoleh kesimpulan mengejutkan. Tim mengatakan mereka telah menemukan bukti pola empat lingkaran konsentris yang ditemukan dalam latar belakang gelombang mikro kosmik, adalah “goresan alam semesta”. Ini menandakan alam semesta di mana kita berada setidaknya telah empat kali memasuki alam semesta paralel lainnya.
Penemuan ini berdasarkan teori pemuaian abadi alam semesta yang ada sekarang ini, juga dikenal sebagai teori Multi Alam Semesta. Teori ini berpendapat ruang yang luas dari alam semesta terbentuk oleh sangat banyak alam semesta independen, yang masing-masing alam semesta dapat memiliki sub-alam semesta dengan jumlah tidak terbatas. Alam semesta di mana kita hidup hanyalah salah satu jagad raya di alam semesta tak terhitung jumlahnya. Para ilmuwan percaya bahwa tabrakan antara alam semesta yang berbeda dapat meninggalkan jejak tertentu dalam radiasi latar belakang gelombang mikro kosmik alam semesta.
Temuan tersebut saat ini masih kontroversial. Penerbitan makalah penelitian ini mendapat respon dan masukan dari sejumlah astronom yang menganggap apa yang dilihatnya dalam peta radiasi dengan latar belakang kosmik gelombang mikro terlalu dini untuk suatu kesimpulan.
Tim Feeney sendiri juga mengakui: “Dalam sebuah peta radiasi berlatar belakang gelombang mikro kosmik dari sedemikian besar database untuk mencari data statistik memang tidak selalu dapat diandalkan Namun jika dikonfirmasi untuk memiliki data yang dapat diandalkan untuk masa depan, membuktikan telah terjadi tabrakan antar alam semesta, maka kita bukan saja akan memiliki informasi alam semesta kita sendiri bahkan juga memperoleh informasi tentang alam semesta lain.”
Struktur lingkaran konsentris yang ditemukan Vahe Gurzadyan dari Institut Fisika Yerevan Armenia melalui analisis probe WMAP struktur data. Credit: epochtimes.co.id |
Baru sebulan lalu, Vahe Gurzadyan dari Institut Fisika Yerevan Armenia dan seorang ahli fisika teoritis di Universitas Oxford, Inggris, Roger Penrose menerbitkan makalah penelitian bahwa bukti yang ditunjukkan satelit eksplorasi dari WMAP milik NASA Amerika Serikat menunjukkan waktu terjadinya radiasi latar belakang gelombang mikro kosmik alam semesta jauh lebih awal daripada big bang (ledakan besar). Ini menunjukkan waktu pembentukan alam semesta jauh lebih awal daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Penrose dan Gurzadyan mengatakan jejak yang ditinggalkan big bang sebelumnya, disimpan di dalam alam semesta pada latar belakang gelombang mikro kosmik (CMB). Latar belakang gelombang mikro kosmis dewasa ini masih dalam kondisi 300.000 tahun setelah big bang, sehingga menyimpan informasi alam semesta awal. Bahkan, Penrose dan Gurzadyan kali ini menemukan adanya pola lingkar konsentris didalam latar belakang gelombang mikrokosmis.
Penrose menjelaskan, bahwa pola lingkar konsentris dalam CMB ini menandakan bahwa alam semesta adalah siklus abadi yang berkesinambungan. Hal ini berarti bahwa setiap siklus diakhiri dengan sebuah big bang atau ledakan yang menghasilkan “aeon” baru, yang merupakan siklus baru alam semesta, terus menerus bersirkulasi seperti itu. Aeon itu pada gilirannya lahir dalam big bang yang muncul dari ujung Aeon sebelumnya, dan seterusnya, menciptakan siklus potensial tak terbatas tanpa awal dan akhir.
Penrose menamai teorinya sebagai Conformal Cyclic Cosmology, dia percaya, alam semesta bukan berasal dari big bang tetapi melalui sebuah siklus abadi yang berkesinambungan. Setiap kali kiamat dimulai lagi dari awal, dengan konsistensi tingkat tinggi. Berhubung perkembangannya dan proses terbentuknya benda, alam semesta menjadi kurang bersatu. Jika waktu yang cukup panjang telah berlalu, semua materi pada akhirnya akan tersedot ke dalam lubang hitam.
Stephen Hawking telah membuktikan bahwa lubang hitam akhirnya hilang dalam hembusan ledakan radiasi. Proses ini akan meningkatkan kesatuan alam semesta yang pada akhirnya kembali ke tingkat awal alam semesta. Big bang yang terjadi pada 13,7 miliar tahun yang lalu, bukanlah awal dari segalanya, ia hanya yang terbaru dalam serangkaian big bang. Dan ketika alam semesta menjadi lelah, mereka akan membangun dunia kembali melalui big bang. (Sumber: epochtimes.co.id)
Sumber: Astronomi.us - Blog Astronomi Indonesia
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete