Sunday, May 20, 2018

MANTRA

Pertanyaan:

Osho terkasih, agama yang berbeda memiliki mantra yang berbeda, seperti: Om namo shivaya namo, Arihanta nam, Allahu akbar, Om mani padme hum. Dalam kondisi keberadaan manakah mantra-mantra besar ini lahir? Bagaimana dan dalam cara apa mereka terhubung dengan berbagai pusat dalam diri kami? Bagaimana seharusnya seorang pencari memilih mahamantra yang paling sesuai dengannya?

Jawaban OSHO:

Perjalanan seorang pencari bisa berlanjut dalam dua jalan; Satu adalah kekuatan/kesaktian, yang lainnya adalah kedamaian. Perjalanan menuju kekuatan bukanlah perjalanan menuju kebenaran, ini adalah perjalanan menuju ego - apakah kekuatan itu berasal dari uang, nama baik/kehormatan, atau dari membaca mantra. Untuk memiliki keinginan akan kekuatan berarti engkau tidak memiliki keinginan untuk kebenaran. Kekuatan apa pun yang engkau dapatkan, entah itu tubuh, pikiran atau jika itu disebut kekuatan spiritual, hanya akan memperkuat engkau, dan semakin kuat engkau, semakin engkau menjauh dari kebenaran. Kenyataan dari kekuatanmu adalah penegasan egomu dalam menghadapi kebenaran. Kekuatanmu akan berubah menjadi penghalang. Kekuatanmu pada kenyataannya akan menjadi kelemahanmu dalam dunia kebenaran. Jadi semakin kuat dirimu, semakin engkau menjadi impoten di pintu kebenaran.

Oleh karena itu pencarian kekuatan bukanlah pencarian dari pencari sejati. Tapi si pencari bergerak ke arah itu karena apa yang kita cari di dunia ini, kita mulai mencarinya juga di yang ilahi. Tujuan kita, sebenarnya, adalah untuk mendapatkan berbagai hal di dunia yang tidak bisa kita dapatkan di dunia ini. Jadi ada kelanjutan antara dunia kita dan moksha kita, pembebasan. Apa yang kita cari dan tidak bisa dicapai di pasar, hal yang sama kita cari di dalam kuil. Pencariannya itu sama. Apa yang kita cari dalam uang dan tidak bisa mencapainya, hal yang sama kita cari di dalam agama. Pencarian seperti ini tetap sama, dan orang yang mencari sama sekali belum berubah. Bila engkau gagal di satu tempat, engkau hanya mencoba untuk sukses di tempat lain.

Tapi mengapa di awalnya engkau ingin menjadi berkuasa? Keinginan untuk men"jadi"lah (the desire of becoming) yang membuatmu tidak bahagia. Bila engkau menghilang, kebahagiaan akan terjadi. Dalam ketidakhadiran madumu akan mengucur, tapi tidak satu tetes pun akan ada selama engkau ada.

Mantra memberi kekuatan. Dengan melantunkan mantra seseorang mengumpulkan kekuatan; Tidak ada keraguan tentang hal ini.

Mari kita mengerti apa yang dilakukan sebuah mantra. Sebuah mantra memusatkan pikiran, membawa semua sinar pikiran yang menyebar bersama-sama. Apa pun mantra yang engkau gunakan - Allahu Akbar, atau Om Namo Shivaya, atau Om Mani Padme Hum, atau hanya Ram, Ram, Ram - tidak ada bedanya. Engkau bisa membuat mantramu sendiri jika engkau mau, kata-kata dalam mantra sama sekali tidak penting. Kata-kata dan maknanya itu bukanlah mantra; Seluruh tujuan mantra adalah untuk memusatkan pikiranmu. Jadi setiap ungkapan biasa, kata apa pun yang tidak berarti, bisa menjadi mantra. Saat engkau mengucapkan mantra, semua energi yang digunakan dalam pikiranmu dilepaskan untuk mengalir ke dalam mantra.

Hanya mantra yang ada dalam pikiranmu; Semua jalan pemikiran lainnya ditutup, semua jalan keluar lain untuk energi mentalmu dimatikan; Tidak ada tempat lain untuk mengalir. Biasanya saat engkau berpikir, energimu mengalir dalam arus yang tak terhitung jumlahnya; Satu pikiran bergerak ke utara, yang lain ke selatan, yang lain ke timur, yang lain ke barat. Bila engkau berpikir engkau bepergian ke berbagai arah. Engkau bukan satu, engkau bukan satu kesatuan; engkau terbagi. Tapi saat engkau mengucapkan mantra, semua energi mulai mengalir ke satu arah.

Jika kita menggunakan lensa untuk memusatkan sinar matahari, api bisa tercipta. Api tersembunyi di dalam sinar matahari, tapi bila terpisah, paling banyak panas bisa tercipta, bukan api. Itulah saat mereka terkonsentrasi bersama-sama maka api muncul. Dengan cara yang sama, ada api besar yang tersembunyi dalam pikiranmu, tapi selama sinar pikiran terpisah-pisah, hanya sedikit panas yang ada di sana. Mantra adalah metode untuk memusatkan sinar pikiranmu bersama-sama. Di saat ini terjadi panas yang hebat, energi dalam jumlah yang sangat dashyat tercipta.

Jika engkau secara konsisten mempraktikkan mantra, banyak fenomena yang berkaitan dengan energi dan kekuatan akan mulai terjadi dalam hidupmu, dan mereka akan memberikan makanan yang hebat untuk egomu. Apa pun yang engkau ramalkan akan menjadi kenyataan, apa pun yang engkau jelaskan akan terjadi persis seperti yang engkau katakan; Jika engkau mengutuk hal itu akan terjadi; Jika engkau mengabulkan permintaan, itu akan menjadi kenyataan, karena begitu banyak energi dan kekuatan terkonsentrasi di dalam dirimu sehingga pernyataanmu mulai terwujud. Satu-satunya alasan perwujudan mereka adalah ketika seseorang dapat menginvestasikan kekuatan besar dalam hal-hal yang dia katakan, kata-katanya masuk langsung ke alam bawah sadar dari pendengar - panahnya terbang langsung ke hati orang lain. Dan ketika sesuatu mencapai ke jantung, itu mulai berlaku.

Misalnya engkau berkata kepada seseorang, "Besok pagi engkau akan jatuh sakit," dan anggaplah, dengan mengatakan ini, itulah satu-satunya hal di dalam dirimu - sebuah mantra; Tidak ada yang lain, tidak ada garis pemikiran lain, tidak ada gangguan. Jika kalimat ini, "Besok pagi engkau akan jatuh sakit," menjadi mantramu, pikiranmu benar-benar penuh dengan hal itu, maka saat engkau mengatakan ini kepada seseorang, kata-katamu akan menyentuh pusat hatinya. Sekarang dia tidak akan bisa tidur sepanjang malam; Dia telah melihat matamu, mendengar nada suaramu, menangkap isyaratmu, dan pikirannya sangat terkesan sehingga tidak mungkin dia menghindari apa yang telah engkau katakan kepadanya. Pikirannya akan terus kembali ke mantra ini. Dalam mimpinya malam itu dia akan melihat engkau dan mendengar kata-katamu, dan meskipun pikirannya akan mencoba untuk membantah bahwa tidak ada yang akan terjadi - "Mengapa takut akan orang ini? Tidak ada yang akan terjadi!" - namun beberapa kekuatan akan mendorongnya. Dia mengulangi mantranya - mantramu - bahkan dalam perjuangannya melawannya. Dia pasti jatuh sakit di pagi harinya! Setengah dari penyakit ini adalah ciptaanmu, dan setengahnya darinya sendiri.

Engkau bisa melakukan hal serupa di berbagai bidang kehidupan. Begitu kata-katamu mulai menjadi kenyataan, kepercayaan dirimu akan tumbuh dan engkau akan merasa semakin kuat. Semakin banyak kata-katamu menjadi kenyataan, semakin engkau merasa dirimu dipenuhi dengan kekuatan ilahi, beberapa siddhi (kesaktian)– kesaktian untuk melakukan mukjizat.

Keyakinan ini akan memperkuat mantramu, dan mantra itu akan meningkatkan kepercayaan dirimu; Perlahan engkau akan mengalami banyak kesaktian. Yoga telah menamai pengalaman kesaktian ini sebagai siddhi.

Siddhi ini adalah hambatan terbesar dalam perjalanan menuju kesadaran. Patanjali telah menyebutkannya di dalam Yoga Sutra, sehingga orang bisa menjauhkan diri darinya. Jangan pernah bergerak ke arah itu; Dan jika sudah, kembalilah - dan lebih cepat lebih baik, karena semua waktu yang dihabiskan bersama mereka terbuang sia-sia, dan setiap kali engkau berjalan lebih jauh ke arah itu, kembalinya menjadi semakin sulit.

Maksudku adalah bahwa "dunia" berarti pencarian kekuasaan, pencarian siddhi; "Tuhan" berarti pencarian kedamaian, pencarian kekosongan - dan dalam pencarian ini engkau perlahan-lahan lenyap dan larut, menguap.

Tapi dalam mengejar siddhi engkau akan tetap berada di sana pada akhirnya, dan tidak akan ada jejak dari ketuhanan. Dalam mengejar kedamaian, pada akhirnya, engkau tidak akan tersisa; Hanya ketuhanan yang akan tersisa. Ini berasal dari kebutuhan bahwa salah satu dari keduanya harus menghilang, keduanya tidak dapat eksis secara bersamaan. Engkau dan Tuhan tidak bisa hidup berdampingan, itu tidak mungkin. Bila engkau ada, Tuhan tidak. Bila Tuhan ada, engkau tidak.

Ya, perjalanan kekuasaan dan kekuatan menuju siddhi akan memperkuatmu, dan inilah mengapa mereka yang mempraktikkan penggunaan mantra tampaknya begitu penuh dengan ego. Ego orang kaya bahkan tidak bisa dibandingkan dengannya, maupun politisi yang membanggakan dirinya sendiri pada posisinya. Dan ada alasan yang baik untuk ini. Uang bisa dirampas, uang bisa dicuri; apakah nilai uang itu? Dan orang tidak bisa terlalu mengandalkan jabatan politik. Itu di sini hari ini, besok mungkin tidak. Tapi kekuatan mantra lebih bisa diandalkan.

Tidak ada pencuri yang bisa mencurinya, tidak ada opini publik yang bisa mengubah statusnya. Kekuatan mantra hanya bergantung pada pikiranmu sendiri, bukan pada orang lain. Jadi engkau bisa merasa lebih kuat, lebih mandiri, berdiri di atas kedua kakimu sendiri.

Seorang pencari siddhi telah tersesat, meskipun akan banyak hal di dalamnya yang menarik minatnya - ego selalu siap untuk terpesona akan hal-hal seperti itu. Semut datang ke arahmu, dan melalui kesaktian engkau mengubah jalannya; Ego sangat terkesan dengan prestasi seperti itu, walaupun tindakan itu sendiri sama sekali tidak penting.

Ada seorang wanita di Rusia yang telah menjadi subyek banyak eksperimen ilmiah. Dengan kekuatan mentalnya, dia bisa memindahkan apa pun. Dia berdiri dua meter dari sebuah meja, memusatkan pikirannya selama lima belas menit, dan dia bisa memindahkan meja baik ke arahnya atau menjauh dari dirinya. Setiap detil telah diselidiki secara ilmiah, dan sekarang jelas bahwa tidak ada trik yang terlibat. Apa yang didapatkan wanita itu darinya? Selama lima belas menit percobaan itu, dia kehilangan berat badan satu kilogram, dan selama dua minggu dia begitu lemah sehingga ia harus beristirahat di tempat tidur. Tubuhnya kehilangan satu kilogram hanya dalam beberapa menit. Ketika engkau mengirimkankan energimu melalui konsentrasi mental, tubuhmu kehilangan energi itu.

Tapi tetap saja, wanita ini memperoleh kepuasan yang sangat besar dari prestasinya. Seluruh hidupnya terganggu olehnya, rumahnya berantakan, keluarganya sangat kesal. Dia tidak bisa merawat anak-anaknya, tidak mampu mengurus suaminya, tapi acaranya terus berlanjut karena terlepas dari semua ini egonya memperoleh kepuasan yang luar biasa besar. Fotonya diterbitkan di surat kabar, para ilmuwan datang untuk mempelajarinya, dan sebuah keajaiban sedang terjadi. Tapi apa gunanya keajaiban ini? Apa yang bisa didapat dari semua ini?

Meja itu bisa digerakkan dengan tangan, menggunakan energi hanya beberapa sel darah, alih-alih menggunakan pikiran dengan biaya satu kilogram berat badan dan dua minggu penyakit dan ketidaknyamanan!

Seseorang pernah mendekati Ramakrishna dan berkata, "Engkau seharusnya menjadi master yang hebat, tapi tidak ada tanda-tanda kesaktian besarmu, siddhimu. Masterku bisa berjalan di atas air, dia bisa berjalan melintasi sungai!"

"Berapa banyak waktu yang dihabiskan oleh mastermu untuk mempelajari seni ini?" Tanya Ramakrishna.

"Butuh waktu paling sedikit dua puluh tahun," jawabnya.

Ramakrishna berkata, "Ini adalah pemborosan waktu dan pemborosan kehidupan belaka. Aku bisa menyeberangi sungai - harganya dua sen. Dua puluh tahun untuk belajar melakukan sesuatu yang bisa dilakukan dalam beberapa menit dengan semurah dua sen! Dan jika tidak ada perahu engkau bisa berenang."

Tapi seseorang dapat dengan mudahnya menghabiskan dua puluh tahun untuk belajar berjalan di atas air. Engkau juga akan merasa tergoda untuk melakukannya. Tapi tentu saja, bisa menyeberangi sungai bukanlah motif sebenarnya. Maksud sebenarnya adalah bahwa ego akan naik tinggi jika engkau bisa berjalan di atas air. Duduk di perahu tidak melakukan apa pun untuk ego, dan berenang juga tidak – lagi pula hanya dua sen yang telah dihabiskan dan hanya sungai yang telah dilintasi. Tapi untuk berjalan di atas air! - ini hebat untuk ego! Orang ini tidak tertarik untuk menyeberangi sungai, ketertarikannya adalah memperkuat egonya.

Mantra adalah sumber kekuatan, dan itu benar bahwa semua agama telah merancang mantra, karena semua agama jatuh dari pencarian kedamaian ke pencarian kekuasaan/kesaktian. Mahavira mencari kedamaian, tapi apa yang perlu dilakukan orang-orang Jaina yang mengikutinya dengan perdamaian? Buddha berusaha untuk melarutkan dirinya dalam kekosongan, namun umat Budha tertarik pada keselamatan dan keamanan mereka, bukan pada melarutkan dan melenyapkan diri mereka sendiri.

Para individu itu, yang darinya agama-agama lahir, telah benar-benar mencapai kekosongan, tetapi mereka yang berkumpul di sekitarnya tidak melakukannya untuk menjadi kosong; Mereka tertarik pada hal lain, mereka tertarik pada hal yang sebaliknya. Oleh karena itu, mereka yang darinya agama lahir dan mereka yang jatuh ke tangannya selalu menjadi musuh - keinginan mereka berbeda sama sekali. Inilah sebabnya mengapa semua agama memburuk.

Pencarian kekuasaan membawa agama ke dalam batasan dunia. Dan tidak ada bedanya apakah itu Jainisme, Hinduisme, Budhisme atau Mohammedanisme (islam). Selama minatmu ada dalam mukjizat, pahamilah dengan baik bahwa pencarian agama belum muncul dalam dirimu. Engkau kagum ketika beberapa sadhu, beberapa baba, beberapa orang suci, menciptakan abu di telapak tangannya. Apa yang akan engkau lakukan dengan abu itu? Ada banyak abu tergeletak di jalan, atau engkau bisa membuat abu di rumah dengan biaya murah dengan membakar arang. Tapi jika seseorang menciptakan abu di telapak tangannya, dan ini sangat mengesankan dan menyenangkanmu sehingga engkau tergerak untuk menjadi pengikutnya, maka engkau tidak waras!

Perlu dipahami sifat dari daya tarik ini. Bahwa tidak ada yang akan berubah dari penciptaan abu ini adalah sesuatu yang engkau juga tahu. Tapi di dalam abu engkau sedang mencari sesuatu yang lain; Harapanmu adalah orang yang bisa menciptakan abu juga bisa menciptakan berlian. Dengan membuat abu, dia telah membakar keinginanmu. Harapanmu adalah jika dia bisa membuat abu, dia juga bisa menghancurkan penyakitmu. Jika dia bisa membuat abu, maka dia bisa memberimu kemenangan dalam Pemilu. Inilah sebabnya mengapa setiap politisi di Delhi memiliki gurunya. Semua orang, presiden dan perdana menteri juga termasuk, harus bergantung pada beberapa baba, beberapa mahatma, yang menciptakan abu dan melakukan mukjizat.

Setiap orang yang menyimpan keinginan akan terkesan dengan keajaiban. Lihatlah para jutawan: setiap jutawan menyentuh kaki guru ini atau itu. Dia mungkin seorang jutawan, tapi kebenaran yang lebih dalam adalah bahwa dia ingin menjadi miliarder! Engkau tunduk pada keajaiban karena engkau memiliki beberapa keinginan, ada sesuatu yang engkau harapkan untuk diperoleh untuk dirimu sendiri. Dan tentu saja, pembuat keajaiban memberi harapan ini kepadamu dan membantumu berpegang teguh pada kepercayaan bahwa impianmu bisa menjadi kenyataan. Orang-orang tidak bahagia, mereka menghadapi banyak kesulitan - sakit, pengangguran, pekerjaan memburuk, ada masalah di pengadilan, dan seterusnya. Melihat abu yang diciptakan entah dari mana, harapan itu bangkit: "Jika itu menyenangkan hati baba ini, kesengsaraanku bisa dibuat hilang, dan kebahagiaan bisa tercurah kepadaku seperti abu yang sedang turun!"

Tapi kebahagiaan tidak pernah bisa tercurahkan hanya melalui pemberian orang lain. Kebahagiaan tidak pernah dilahirkan melalui seseorang selain dirimu sendiri. Berabad-abad sejarah memberikan bukti bahwa tidak ada orang lain selain dirimu sendiri yang bisa memberimu kebahagiaan. Tapi pikiran memiliki ilusinya sendiri; Pikiran mencari cara yang lebih murah dan lebih mudah.

Ini adalah satu keajaiban bahwa engkau telah datang ke sini untuk mendengarkan aku. Inilah yang aku sebut keajaiban ... karena tidak ada abu yang akan tercipta di sini, tidak ada alat pembuat keajaiban yang akan dibagikan. Aku tidak akan menyembuhkan penyakitmu, dan engkau juga tidak akan memenangkan Pemilu apapun karena berada di sini; Sebenarnya, tak satu pun ambisimu akan terpenuhi. Namun engkau telah datang - inilah yang aku sebut keajaiban! Tidak ada logika dalam kedatanganmu kepadaku, karena tidak ada satu pun dari semua yang engkau inginkan akan diberikan kepadamu. Sebaliknya, karena berada di sini, apa pun yang engkau miliki mungkin akan diambil, sampai pada akhirnya engkau sendiri larut. Namun engkau telah datang, dan aku harus setuju bahwa engkau pasti memiliki pencarian spiritual sejati: engkau jelas tidak datang untuk mencari abu, juga tidak begitu gila untuk mencoba berjalan di atas air!

Kebenarannya adalah engkau benar-benar bosan dengan duniamu, dan kebosanan ini nyata. Penderitaan/kesedihanmu telah sampai ke batas dunia ini, ke mana engkau ingin memasuki dunia spiritualitas yang berbeda. Engkau ingin memecahkan kontinuitas yang telah menentukan perjalananmu sampai sekarang. Engkau ingin melompat dari sana, engkau tidak tertarik untuk bergerak dalam kebiasaan yang sama. Jadi aku tidak memberimu mantra apa pun - juga tidak ada yang bisa aku berikan kepadamu, karena mantra diberikan saat pencarian untuk siddhi, untuk kekuatan dan kemakmuran.

Aku tidak akan memperkuat pikiranmu; aku akan melarutkannya, melenyapkannya. Aku akan memotongnya, dan kemudian menunggu lapisannya dikupas satu per satu. Sama seperti lapisan bawang yang terkelupas, maka lapisan pikiranmu akan berangsur-angsur jatuh sampai akhirnya seluruh bawang telah hilang. Tidak ada dari pikiran yang tersisa, dan engkau akan mencapai kekosongan itu. Buddha membandingkan pikiran dengan bawang merah, yang lapisannya dikupas satu demi satu sampai seluruh bawang telah hilang. Hanya ketika pikiran telah lenyap sama sekali, engkau muncul dalam sifat sejatimu...

Aku tidak akan memberimu mantra apa pun, dan selama aku tidak melakukannya, tidak ada agama yang bisa tumbuh di sekitarku. Jika aku memberimu mantra maka satu agama bisa muncul. Jika satu mantra datang maka kuil akan mengikuti. Ketika kuil datang, para imam mengikuti - dan keseluruhan jaring itu menyebar, dan benih dari semuanya adalah mantra.

Jika aku memberimu sebuah mantra, itu berarti aku menerima pencarianmu akan kekuasaan, aku mengatakan bahwa pencarianmu berharga. Jadi aku tidak akan memberi engkau mantra - baik Namokara maupun Omkara maupun Om Mani Padme Hum - karena dengan egomu diperkuat oleh mantra, engkau akan berbahaya.

OSHO ~ Nowhere to Go but In, Chpt 6

Sumber: OSHO FB

No comments:

Post a Comment