Saturday, October 16, 2021

ZEN ADALAH ZEN

ZEN ADALAH ZEN. Tidak ada yang sebanding dengannya. Hal ini unik - unik dalam arti bahwa itu adalah hal yang paling biasa namun juga merupakan fenomena yang paling luar biasa yang telah terjadi pada kesadaran manusia. Zen adalah yang paling biasa karena ia tidak percaya pada pengetahuan, tidak percaya pada pikiran. Hal ini bukan filsafat, bukan juga agama. Ini adalah penerimaan terhadap semua yang ada dengan hati yang penuh, dengan sepenuhnya, tidak menginginkan dunia yang lain, supra-duniawi, supra-mental. Ia tidak memiliki ketertarikan dalam setiap omong kosong esoteris, tidak tertarik pada metafisika sama sekali. Ia tidak menginginkan pantai yang lainnya; pantai ini sudah lebih dari cukup. Penerimaan terhadap pantai ini yang begitu luar biasa dan melalui penerimaan yang sangat luar biasa itu maka ia men-transformasi/mengubah pantai ini - dan pantai ini pun menjadi pantai yang lain itu:

Tubuh ini adalah sang buddha;
Bumi ini adalah teratai surga.

Oleh karena itu ia biasa. Ia tidak ingin engkau untuk menciptakan jenis spiritualitas tertentu, jenis kesucian tertentu. Semua yang diminta hanyalah agar engkau menjalani hidupmu dalam kekinian, spontanitas. Dan kemudian yang biasa itu menjadi suci.

Keajaiban terbesar Zen adalah dalam me-transformasi/mengubah yang biasa menjadi suci. Dan itu sangat luar biasa karena cara hidup yang seperti ini belum pernah didekati sebelumnya, cara hidup INI tidak pernah sedemikian dihormati sebelumnya.

Zen melampaui Buddha dan melampaui Lao Tzu. Ini adalah puncaknya, transendensi, dari keduanya dari kejeniusan India dan dari kejeniusan China. Kejeniusan India mencapai puncak tertinggi di Gautama Buddha dan kejeniusan China mencapai puncak tertinggi di Lao Tzu. Dan pertemuannya ... esensi dari ajaran Buddha dan esensi ajaran Lao Tzu digabung menjadi satu dalam aliran yang begitu dalam sehingga tidak ada pemisahan yang dimungkinkan sekarang. Bahkan untuk membuat perbedaan antara apa yang menjadi milik Buddha dan apa yang milik Lao Tzu adalah mustahil, penyatuan itu telah begitu total. Hal itu tidak hanya sintesis, itu merupakan integrasi. Dari pertemuan inilah Zen lahir. Zen bukanlah Buddha atau Tao dan ya itu adalah keduanya.

Untuk menyebut Zen "Zen Buddhisme" adalah tidak benar karena ia jauh lebih dari itu. Buddha tidak begitu duniawi seperti Zen. Lao Tzu adalah sangat duniawi, tapi Zen tidak hanya duniawi: visinya adalah mengubah bumi menjadi surga. Lao Tzu adalah duniawi, Buddha adalah tidak duniawi, Zen adalah keduanya - dan dalam menjadi keduanya itulah maka ia telah menjadi fenomena yang paling luar biasa.

Masa depan kemanusiaan akan lebih dekat dan lebih dekat dengan pendekatan Zen, karena pertemuan Timur dan Barat hanya mungkin melalui sesuatu seperti Zen, yang duniawi dan tidak duniawi. Barat sangat duniawi, Timur sangat tidak duniawi. Siapa yang akan menjadi jembatan? Buddha tidak dapat menjadi jembatan; dia begitu sangat Timur, benar-benar bercita rasa Timur, sangat beraroma Timur, hal itu tanpa kompromi. Lao Tzu tidak dapat menjadi jembatan; dia terlalu duniawi. China selalu sangat duniawi. China lebih merupakan bagian dari jiwa Barat daripada jiwa Timur.

Ini bukanlah sebuah kebetulan bahwa China adalah negara pertama di Timur yang berubah menjadi komunis, untuk menjadi materialis, percaya pada filosofi tanpa ketuhanan, untuk percaya bahwa manusia hanyalah materi dan tidak ada yang lebih dari itu. Ini bukan hanya kebetulan. China telah menjadi duniawi selama hampir lima ribu tahun; sangat Barat. Oleh karena itu Lao Tzu tidak dapat menjadi jembatan; ia lebih seperti Zorba Yunani. Buddha sangat tidak duniawi engkau bahkan tidak dapat menangkap dan memegang dia - bagaimana ia dapat menjadi jembatan?

Ketika aku mengamati ke sekeliling, Zen tampaknya menjadi satu-satunya kemungkinan, karena dalam Zen, Buddha dan Lao Tzu telah menjadi satu. Pertemuan telah terjadi. Benih itu ada disana, benih dari jembatan besar yang dapat membuat Timur dan Barat menjadi satu. Zen akan menjadi titik-temu. Hal ini memiliki masa depan yang besar - masa lalu yang besar dan masa depan yang besar.

Dan keajaibannya adalah bahwa Zen tidak tertarik pada masa lalu maupun pada masa depan. Zen adalah ketertarikan sepenuhnya pada saat ini. Mungkin itu sebabnya keajaiban menjadi mungkin, karena masa lalu dan masa depan dijembatani oleh saat sekarang.

Saat ini bukanlah bagian dari waktu. Apakah engkau pernah berpikir tentang hal itu? Berapa lama saat ini? Masa lalu memiliki durasi, masa depan memiliki durasi. Apakah durasi dari saat ini? Berapa lama itu akan berakhir? Antara masa lalu dan masa depan dapatkah engkau mengukur saat ini? Saat ini tidak terukur; hampir tidak dapat terukur. Saat ini bukanlah waktu sama sekali: ini adalah penetrasi dari keabadian menuju waktu.

Dan Zen hidup di saat ini. Seluruh ajarannya adalah: bagaimana untuk berada di saat ini, bagaimana untuk keluar dari masa lalu yang telah berlalu dan bagaimana untuk tidak terlibat dalam masa depan yang belum terjadi, dan hanya menjadi berakar, berpusat, dengan yang ada saat ini.

Seluruh pendekatan Zen adalah tentang kekinian, tapi karena itulah maka ia dapat menjembatani masa lalu dan masa depan. Zen dapat menjembatani banyak hal: dapat menjembatani masa lalu dan masa depan, dapat menjembatani Timur dan Barat, dapat menjembatani tubuh dan jiwa. Ia dapat menjembatani dunia yang tak terjembatani: dunia ini dan dunia yang lain itu, yang duniawi dan yang suci.

~ OSHO, Ah, This! Talks on Zen Stories, Chapter #1: The Heart of Knowing is Now

🍀🍀

ZEN IS JUST ZEN. There is nothing comparable to it. It is unique -- unique in the sense that it is the most ordinary and yet the most extraordinary phenomenon that has happened to human consciousness. It is the most ordinary because it does not believe in knowledge, it does not believe in mind. It is not a philosophy, not a religion either. It is the acceptance of the ordinary existence with a total heart, with one's total being, not desiring some other world, supra-mundane, supra-mental. It has no interest in any esoteric nonsense, no interest in metaphysics at all. It does not hanker for the other shore; this shore is more than enough. Its acceptance of this shore is so tremendous that through that very acceptance it transforms this shore -- and this very shore becomes the other shore:

This very body the buddha;
This very earth the lotus paradise.

Hence it is ordinary. It does not want you to create a certain kind of spirituality, a certain kind of holiness. All that it asks is that you live your life with immediacy, spontaneity. And then the mundane becomes the sacred.

The great miracle of Zen is in the transformation of the mundane into the sacred. And it is tremendously extraordinary because THIS way life has never been approached before, THIS way life has never been respected before.

Zen goes beyond Buddha and beyond Lao Tzu. It is a culmination, a transcendence, both of the Indian genius and of the Chinese genius. The Indian genius reached its highest peak in Gautam the Buddha and the Chinese genius reached its highest peak in Lao Tzu. And the meeting...the essence of Buddha's teaching and the essence of Lao Tzu's teaching merged into one stream so deeply that no separation is possible now. Even to make a distinction between what belongs to Buddha and what to Lao Tzu is impossible, the merger has been so total. It is not only a synthesis, it is an integration. Out of this meeting Zen was born. Zen is neither Buddhist nor Taoist and yet both.

To call Zen "Zen Buddhism" is not right because it is far more. Buddha is not so earthly as Zen is. Lao Tzu is tremendously earthly, but Zen is not only earthly: its vision transforms the earth into heaven. Lao Tzu is earthly, Buddha is unearthly, Zen is both -- and in being both it has become the most extraordinary phenomenon.

The future of humanity will go closer and closer to the approach of Zen, because the meeting of the East and West is possible only through something like Zen, which is earthly and yet unearthly. The West is very earthly, the East is very unearthly. Who is going to become the bridge? Buddha cannot be the bridge; he is so essentially Eastern, the very flavor of the East, the very fragrance of the East, uncompromising. Lao Tzu cannot be the bridge; he is too earthly. China has always been very earthly. China is more part of the Western psyche than of the Eastern psyche.

It is not an accident that China is the first country in the East to turn communist, to become materialist, to believe in a godless philosophy, to believe that man is only matter and nothing else. This is not just accidental. China has been earthly for almost five thousand years; it is very Western. Hence Lao Tzu cannot become the bridge; he is more like Zorba the Greek. Buddha is so unearthly you cannot even catch hold of him -- how can he become the bridge?

When I look all around, Zen seems to be the only possibility, because in Zen, Buddha and Lao Tzu have become one. The meeting has already happened. The seed is there, the seed of that great bridge which can make East and West one. Zen is going to be the meeting- point. It has a great future -- a great past and a great future.

And the miracle is that Zen is neither interested in the past nor in the future. Its total interest is in the present. Maybe that's why the miracle is possible, because the past and the future are bridged by the present.

The present is not part of time. Have you ever thought about it? How long is the present? The past has a duration, the future has a duration. What is the duration of the present? How long does it last? Between the past and the future can you measure the present? It is immeasurable; it is almost not. It is not time at all: it is the penetration of eternity into time.

And Zen lives in the present. The whole teaching is: how to be in the present, how to get out of the past which is no more and how not to get involved in the future which is not yet, and just to be rooted, centered, in that which is.

The whole approach of Zen is of immediacy, but because of that it can bridge the past and the future. It can bridge many things: it can bridge the past and the future, it can bridge the East and the West, it can bridge body and soul. It can bridge the unbridgeable worlds: this world and that, the mundane and the sacred.

~ OSHO, Ah, This! Talks on Zen Stories, Chapter #1: The Heart of Knowing is No 

No comments:

Post a Comment