Tuesday, April 24, 2012

Apa yang Membangunkan Lubang Hitam Super Masif ?

Cerita yang datang dari mata-mata di Bumi dan angkasa acap kali memberi kejutan dan pengetahuan baru bagi manusia.  Apa yang sudah diyakini ternyata bisa berbeda dari hasil pengamatan, dan itulah sains. Terus berkembang dan terus membaharui diri.


Galaksi-galaksi yang dilihat dalam cacah langit COSMOS.
kredit : CFHT/IAP/Terapix/CNRS/ESO

Kali ini hasil menakjubkan yang membuka mata manusia datang dari Very Large Telescope milik ESO dan XMM-Newton X-ray Space Observatory milik ESA. Selama ini, para astronom menduga kalau lubang hitam super masif yang mengintip dari galaksi-galaksi besar selama 11 milyar tahun tersebut bisa hidup dan aktif akibat terjadinya merger atau penyatuan dengan galaksi lain. Tapi tampaknya perkiraan itu tidaklah sepenuhnya tepat.

Di jantung galaksi-galaksi besar, mengintip lubang hitam super masif yang memiliki massa jutaan sampai milyaran massa Matahari. Lubang hitam di pusat galaksi ini seagian besar merupakan lubang hitam yang tenang. Tapi berkembangnya ilmu pengetahuan yang membawa manusia mengenali cerita alam semesta di masa lalu menunjukkan hal berbeda. Setelah menelusuri ke masa lalu, para astronom menemukan galaksi terang di masa awal alam semesta memiliki monster di pusatnya yang melahap materi dengan radiasi kuat ketika materi tersebut tertarik ke lubang hitam.

Pertanyaannya, materi apakah dan dari mana asal materi yang membangunkan lubang hitam yang sedang tidur tersebut dan memicu terjadinya letusan dahsyat di pusat galaksi?

Inti Galaksi Aktif itu Bukan dari Tabrakan
Sampai saat ini, para astronom selalu menduga kalau sebagian besar inti aktif diaktifkan ketika dua buah galaksi bergabung atau ketika dua galaksi bergerak saling mendekati sehingga menyebabkan materi yang terganggu kemudian menjadi bahan bakar bagi lubang hitam di pusat. Hasil yang didapat ke dua mata astronom di Bumi dan Ruang Angkasa ternyata menunjukkan kalau dugaan para astronom bisa saja salah untuk sebagian galaksi yang aktif.

Adalah Viola Allevato (Max-Planck-Institut für Plasmaphysik; Excellence Cluster Universe, Garching, Jerman) dan tim peneliti internasional dari COSMOS yang membawa para astronom pada paradigma yang baru tersebut. Viola dan rekan-rekannya meneliti lebih dari 600 galaksi aktif dalam proyek kolaborasi COSMOS.

Hasilnya, seperti yang sudah diduga inti aktif yang sangat aktif memang langka sementara sebagian besar galaksi aktif dalam kurun waktu 11 milyar tahun ternyata memiliki kecerlangan moderat. Yang mengejutkan, data baru menunjukkan kalau jumlah mayoritas ini berlaku umum. Galaksi aktif yang tidak terlalu terang ini ternyata tidak dipicu oleh penggabungan galaksi-galaksi.

Keberadaan inti galaksi aktif ini diungkap oleh pancaran sinar-X di sekeliling lubang hitam yang kemudian dilihat oleh teleskop landas angkasa XMM-Newton milik ESA. Galaksi ini kemudian diamati oleh Very Large Telescope milik ESO yang dapat mengukur jarak galaksi-galaksi tersebut. Hasil pengamatan memungkinkan para ilmuwan untuk membuat peta 3 dimensi keberadaan galaksi-galaksi aktif tersebut.

Butuh waktu lebih dari 5 tahun untuk menyelesaikannya namun hasilnya adalah sebuah peta yang menunjukkan keberadaan galaksi-galaksi aktif dalam sinar-X. Peta tersebut akan sangat berguna bagi para astronom untuk melihat distribusi galaksi aktif dan membandingkannya dengan dugaan yang berasal dari teori.

Peta tersebut menunjukkan perubahan dalam sebaran galaksi dengan bertambahnya usia, dari 11 milyar tahun yang lalu sampai dengan hari ini. Inti aktif banyak ditemukan dalam galaksi masif yang memiliki jumlah materi gelap yang besar. Hasil ini tentu saja jadi kejutan karena tidak sesuai dengan teori yang ada. Jika inti aktif merupakan hasil dari penggabungan atau tabrakan antar galaksi maka seharusnya mereka ditemukan dalam galaksi dengan massa moderat sekitar trilyunan kali massa Matahari. Pada kenyataannya, inti aktif ini justru ditemukan pada galaksi dengan massa 20 kali lebih besar dari nilai yang diprediksi oleh teori penggabungan.

Hasil terbaru tersebut memberi wawasan baru bagaimana lubang hitam super masif memulai saat makan mereka. Diindikasikan kalau lubang hitam medapatkan makanannya dari proses di dalam galaksi itusendiri seperti ketidakstabilan piringan dan letusan bintang sebagai teori yang berlawanan dari tabrakan galaksi.

Di masa lalu, sampai dengan 11 milyar tahun lalu, tabrakan galaksi hanya bisa memberi kontribusi sejumlah kecil presentase dari galaksi aktif dengan kecerlangan moderat. Pada masa itu, galaksi-galaksi memiliki jarak yang lebih dekat sehingga kemungkinan terjadinya penggabungan lebih sering terjadi dibanding masa sekarang.  Dan hasil terbaru ini jelas memberi nuansa baru yang mengejutkan.

Sumber:
Langit Selatan

No comments:

Post a Comment