Monday, May 21, 2018

KISAH BODHIDHARMA MEMILIH PENERUSNYA

Bodhidharma tinggal di China selama empat belas tahun. Dia dikirim oleh Masternya untuk menyebarkan pesan meditasi. Setelah empat belas tahun, dia ingin kembali ke Himalaya; Dia sudah tua dan siap untuk menghilang ke dalam salju abadi. Dia memiliki ribuan murid - dia adalah salah satu orang paling langka yang pernah ada di bumi - tapi dia memanggil hanya empat murid dan dia berkata, "Aku hanya akan mengajukan satu pertanyaan: apakah inti ajaranku? Siapa pun yang memberikanku jawaban yang benar akan menjadi penerusku."

Ada keheningan yang luar biasa, harapan yang luar biasa. Semua orang melihat pada murid pertama, yang paling terpelajar, yang paling tahu. Murid pertama berkata, "Melampaui pikiran adalah intisari ajaranmu.”
Bodhidharma berkata, "Engkau memiliki kulitku, tapi tidak lebih dari itu."

Bodhidharma kemudian berpaling kepada murid kedua yang berkata, "Tidak ada yang melampaui pikiran, semua hening. Tidak ada pembagian antara yang harus dilampaui dan yang harus melampaui. Inilah esensi ajaranmu."

Bodhidharma berkata, "Engkau memiliki tulang-tulangku."

Dan dia berpaling kepada murid ketiga, yang berkata, "Inti ajaranmu tidak bisa diungkapkan."
Bodhidharma tertawa dan dia berkata, "Tapi engkau sudah mengungkapkannya! Engkau telah mengatakan sesuatu tentang hal itu. Engkau memiliki sumsumku."

Dan dia berpaling kepada murid keempat yang hanya menangis dan diam saja, tidak ada jawaban. Dia jatuh di kaki Bodhidharma ... dan dia diterima sebagai penerusnya, meski dia belum menjawab apa pun.

Tapi dia sudah menjawab - tanpa menjawab, tanpa menggunakan kata-kata, tanpa menggunakan bahasa. Air matanya telah menunjukkan lebih dari bahasa apa pun yang bisa memuatnya ... dan rasa syukur dan kepenuhdoanya dan rasa terima kasihnya kepada Masternya ... apa lagi yang bisa engkau katakan?

Kumpulan besar dari murid yang hadir merasa sangat kecewa, karena ini adalah orang yang dipilih tidak pernah dihiraukan oleh siapa pun. Seorang cendekiawan besar telah ditolak; Seorang yang tahu banyak tidak diterima, dan seorang yang biasa saja...

Tapi kebersahajaan itu adalah satu-satunya hal yang luar biasa di dunia ... keingintahuan yang dimiliki anak kecil itu, pengalaman seperti anak-anak itu akan hal-hal misterius di sekelilingnya.

Ingat satu hal: di saat engkau mulai mengetahui sesuatu engkau bukan anak kecil. Engkau sudah mulai menjadi bagian dari dunia orang dewasa. Masyarakat telah menginisiasimu ke dalam peradaban; itu telah mengalihkan perhatianmu dari sifat dasarmu.

Ketika anak-anak dikelilingi oleh hal-hal yang misterius di sekitarnya, semuanya hanya misteri tanpa jawaban, tanpa pertanyaan, dia berada tepat di titik yang akhirnya dicapai oleh orang bijak/resi. “Garimo” (nama penanya), itulah mengapa sifat seperti anak-anak dibandingkan berulang kali dengan meditasi. Meditasi tidak akan diperlukan jika orang tetap berada dalam sifat seperti anak-anak yang mendasar.

Apakah engkau tahu akar kata 'meditasi'? - itu berasal dari akar yang sama dengan 'obat' (medicine). Ini adalah obat. Tapi obatnya hanya dibutuhkan jika engkau sakit. Meditasi dibutuhkan jika engkau sakit spiritual. Sifat seperti anak-anak adalah kesehatan spiritualmu, keutuhan spiritualmu; Engkau tidak perlu meditasi apa pun.

Disadur dari “Osho Om Mani Padme Hum - This place is for innocence.”

Sumber: OSHO FB

No comments:

Post a Comment