Monday, May 28, 2018

KISAH TIGA ORANG SUCI

Leo Tolstoy memiliki sebuah cerita, cerita yang indah, tentang tiga penduduk desa – yang tidak berpendidikan, tidak berbudaya. Mereka tinggal di tepi danau dalam isolasi total, di bawah pohon. Mereka semakin lama semakin terkenal sebagai orang suci.

Uskup agung gereja Ortodoks Rusia tentu saja marah, karena dalam agama Katholik engkau bisa menjadi orang suci hanya jika engkau mendapatkan sertifikasi dari Paus. Sangat lucu bahwa orang suci perlu disertifikasi - seolah-olah itu juga merupakan gelar, gelar kehormatan yang harus diberikan pada pria tersebut. Kata 'orang suci' dalam bahasa Inggris berasal dari 'sanksi'; itu harus diberi sanksi, bersertifikat.

Ketiga orang ini tidak bersertifikat dan mereka menjadi orang suci. Orang-orang mendatangi mereka dalam jumlah ribuan dan mereka tidak mendatangi uskup agung. Dia benar-benar kesal!

Suatu hari dia tidak bisa menahan dirinya lagi. Dia naik perahu motor dan menyeberangi danau. Ketiga orang miskin itu menyentuh kakinya dan mereka berkata, "Mengapa engkau harus melakukan perjalanan yang panjang dan membosankan ini? Engkau bisa memberi tahu kami dan kami akan datang."

Uskup menjadi sedikit tenang, melihat kesederhanaan mereka. Tapi dia berkata, "Engkau pikir engkau orang-orang suci?"
Mereka berkata, "Kami tidak tahu apa arti orang suci."
Dia bertanya, "Mengapa orang datang untuk menyembah kalian?"

Mereka berkata, "Itu adalah masalah bagi kami, kami tidak menginginkan mereka - itulah sebabnya kami jauh dari desa untuk tinggal di sini dalam keterasingan Tapi orang-orang itu gila, mereka pergi ke sini dan kami terus berkata bahwa kami tidak tahu apa-apa, kami hanyalah orang sederhana, orang miskin."

Sekarang uskup agung itu kembali ke sikap biasanya sebagai uskup agung. Dia berkata, "Kalau begitu dengarkan, katakan pertama-tama, apakah doamu?"

Ketiganya saling pandang dan saling berkata, "Engkau yang beritahu dia."

Uskup agung berkata, "Siapa saja boleh bicara, tidak ada masalah - katakan saja apa doanya."

Mereka berkata, "Kami sangat malu karena kami tidak tahu doa apa pun. Karena tidak tahu doa apa pun, kami telah menciptakan doa kami sendiri - mohon maafkan kami. Doa kami adalah: 'Tuhan, engkau bertiga, kami juga bertiga - kasihanilah kami.' Hanya itu - doa yang lebih panjang tidak dapat kami ingat. Ini sederhana dan berarti bagi kami: 'Engkau bertiga, kami bertiga - kasihanilah kami.' " (Dalam agama Katolik, dikenal Trinitas, yang terdiri dari Tuhan, Yesus dan Roh kudus).

Uskup agung itu harus tertawa. Dia berkata, "Ini adalah doa yang aneh! Aku akan memberi tahu engkau doa yang disahkan oleh gereja, dan engkau lupakan saja doa ini, ini bukan doa, ini semuanya omong kosong!"

Mereka berkata, "Engkau bisa mengajar kami, kami bersedia. Kesulitannya adalah, seharusnya tidak terlalu panjang, seharusnya tidak ada kata-kata besar, kalau tidak kami bisa melupakannya."

Uskup mengucapkan keseluruhan doanya. Ketiga orang itu sangat sedih, dan mereka berkata, "Tolong ulangi satu kali lagi - sangat sulit untuk diingat, tapi kami akan mencobanya dalam tiga bagian: satu bagian yang akan diingat seseorang, bagian lain yang akan diingat orang lain; Bagian ketiga orang ketiga akan ingat, dengan cara ini kami bisa melakukannya, engkau mengulanginya setidaknya satu kali lagi."

Uskup agung mengulangi doa itu satu kali lagi. Ketiganya menyentuh kakinya, dan dia sangat menikmatinya. Dia berpikir bahwa akan ada pertemuan yang sulit, tapi ini adalah orang-orang miskin, tidak tahu apa-apa. Dia masuk ke dalam kapalnya, sangat senang karena dia telah melakukan tindakan saleh untuk mengubah tiga orang idiot ke jalan yang benar dalam agama.

Di tengah danau ia terkejut; ketiganya datang, berlari di atas air! Dia sangat takut - kali ini dia benar-benar terkencing-kencing! Dia gemetar, "Ya Tuhan, apa yang terjadi."

Mereka sampai di perahu motornya dan berkata kepada uskup agung, "Tolong, satu kali lagi! Kami telah melupakan doanya."

Uskup agung berkata kepada mereka, "Engkau lupakan saja doaku, lanjutkan perjalananmu sendiri, aku salah untuk mengganggu kalian, tolong maafkan aku. Kembalilah ke 'Engkau bertiga, kami bertiga - kasihanilah kami.' Dari hari ini aku juga akan mengucapkan doa kalian, karena aku juga tiga - aku, istriku, anakku, cocok dan sederhana - dan itu berfungsi!"

Agama haruslah menjadi satu hal yang sederhana, manusiawi, dan perorangan, seperti cinta. Engkau tidak memiliki organisasi untuk cinta; Engkau tidak menciptakan gereja, sinagog, kuil, dan masjid untuk cinta. Tapi dalam cinta setidaknya dua orang terlibat - dalam doa engkau benar-benar sendirian.

Inilah keindahan dari kesendirian, kemurnian dari kesendirian, ketenangan yang tak tercemar, keheningan dari kesendirian di mana engkau menyadari keindahan semesta/kehidupan yang luar biasa, tentang kebahagiaan besar yang mengelilingimu.

OSHO ~ Socrates Poisoned Again after 25 Centuries – Talks in Greece, Chpt 10
---
Leo Tolstoy has a story, a beautiful story, of three villagers - uneducated, uncultured. They lived by the side of a lake in total isolation, under a tree. They were becoming more and more famous as saints.

The archbishop of the Russian Orthodox church of course was angry, because in Christianity you can be a saint only if you are certified by the pope. It is hilarious that a saint needs to be certified - as if it is also a title, an honorary degree that has to be conferred on the man. The very word 'saint' in English comes from 'sanction'; it has to be sanctioned, certified.
These three people were not certified and they had become saints. People were going to them in thousands and they were not coming to the archbishop. He was really pissed off!
One day he could not contain himself. He took a motor boat and went across the lake. Those three poor people fell at his feet and they said, "Why did you have to make this long, tedious journey? You could have informed us and we would have come."

He was cooled down a little, seeing their simplicity. But he said, "Do you think you are saints?"
They said, "We don't know what a saint means."

He asked, "Why do people come to worship you?"

They said, "That is a problem to us. We don't want them to - that's why we have come far away from the village to live here in isolation. But people are crazy; they go on coming here. And we go on saying that we don't know anything; we are just simple people, poor people."

Now the archbishop was back into his daily posture of being the archbishop. He said, "Then listen; first tell me, what is your prayer?"

All the three looked at each other and said, "You tell him."
The archbishop said, "Anybody can say, there is no question - just tell me what the prayer is."

They said, "We are very embarrassed because we don't know any prayer. Not knowing any prayer we have created our own - please forgive us. Our prayer is: 'God, you are three; we are also three - have mercy on us.' That's all - longer prayers we cannot remember. It is simple and meaningful to us: 'You are three, we are three - have mercy on us."

The archbishop had to laugh. He said, "This is a strange kind of prayer! I will tell you the prayer authorized by the church, and you forget this prayer. This is not prayer, this is all nonsense!"
They said, "You can teach us; we are available. The only difficulty is, it should not be too long, there should not be big words; otherwise we will forget it."

He told them the whole prayer. They were very sad, and they said, "Please repeat it one time more - it is very difficult to remember. But we will try it in three parts: one part one man will remember; the other part the other man will remember; the third part the third man will remember. This way we will make it. You repeat it at least one time more."

The archbishop repeated the prayer one time more. They all three touched his feet, and he greatly enjoyed it. He was thinking that there was going to be an encounter, but these were poor people, ignorant. He went in his boat, very happy that he had done a virtuous act of transforming three idiots to the right way of religion.

In the middle of the lake he was surprised; all three were coming, running on the water! He was so afraid - this time he REALLY pissed! He was trembling, "My God, what is happening."

They reached the motorboat and said to the archbishop, "Please, one time more! We have forgotten the prayer."
The archbishop said to them, "You forget my prayer; you continue your own. I was wrong to disturb you, please forgive me. Just go back to 'You are three, we are three - have mercy on us.' From today I am also going to do your prayer, because I am also three - I, my wife, my son. It fits and it is simple - and it works!"

Religions should be a simple, human, individual affair, like love. You don't have organizations for love; you don't create churches and synagogues and temples and mosques for love. But in love at least two persons are involved - in prayer you are absolutely alone.

It is the beauty of aloneness, the purity of aloneness, the unpolluted serenity, silence of aloneness in which you become aware of the tremendous beauty of existence, of the great blissfulness that surrounds you.

OSHO ~ Socrates Poisoned Again after 25 Centuries – Talks in Greece, Chpt 10

Sumber: OSHO FB

No comments:

Post a Comment