Saturday, November 10, 2018

Buddha dan Cerita yang Indah Tentang Kematian

Seorang wanita kehilangan putranya; hanya beberapa hari yang lalu suaminya juga meninggal. Kissa Gautami adalah namanya dan sekarang putra satu-satunya telah meninggal. Dia dalam keadaan sangat putus asa, tentu saja; anaknya adalah harapan satu-satunya. Buddha sedang berada di kota; orang-orang berkata, ”Janganlah menangis dan janganlah bersedih. Kenapa engkau tidak membawa anakmu kepada Buddha? Dia penuh belas kasih, dia mungkin menghidupkan kembali putramu.”

Wanita itu bergegas dengan membawa mayat anaknya. Buddha memandang wanita itu, mengatakan kepada wanita itu untuk menempatkan anak wanita itu di hadapan Buddha dan berkata kepadanya, “Ya, Aku akan menghidupkan kembali dia, tetapi engkau harus memenuhi satu syarat.”

Wanita itu berkata, “Aku siap untuk memberikan bahkan hidupku. Katakanlah kondisi apapun dan aku akan memenuhinya.”

Buddha berkata, “Ini adalah kondisi yang sederhana, Aku tidak pernah meminta kepada seseorang persyaratan besar, hanya persyaratan kecil, ini adalah hal yang sangat sederhana. Engkau hanya perlu pergi ke kota dan membawa beberapa biji mustard. Hanya ingat satu hal: Biji mustard haruslah berasal dari sebuah rumah yang dimana tidak seseorang pun pernah mati disana.”

Wanita itu berada dalam keadaan gila, dia tidak bisa melihat intinya. Bagaimana engkau dapat menemukan sebuah rumah dimana tak seorang pun pernah mati disana? Dia bergegas dengan harapan besar dan dia tahu bahwa setiap rumah memiliki biji mustard karena itu satu-satunya tanaman yang orang-orang tanam. Seluruh desa melakukan pekerjaan yang sama, menanam biji mustard – sehingga tidaklah ada masalah.

Dia mengetuk banyak pintu, orang-orang mengatakan, “Beberapa biji mustard Kita bisa membawa segerobak penuh biji mustard, tetapi kami tidak dapat memenuhi kondisi yang diminta?. Banyak orang telah mati di rumah kami jadi biji mustard kami tidak bisa memenuhinya”

Pada malam harinya wanita itu mulai sadar. Dia telah mengetuk banyak pintu; perlahan-lahan, Dia melihat intinya bahwa kematian tidaklah bisa dihindari – itu terjadi pada semua orang, bahwa tidak ada yang bisa melarikan diri dari kematian. Dia datang kembali, dia adalah seorang wanita yang sama sekali berbeda ketika dia datang kembali di malam hari. anak itu ada disana, Buddha sedang menunggu. Ia mengatakan, “Dimanakah biji mustardnya?”

Wanita itu tertawa, jatuh di kaki Buddha dan berkata, “Inisiasi aku ke jalanmu, karena aku telah memahami pesanmu, bahwa setiap orang harus mati. Hari ini anakku telah meninggal, beberapa hari sebelumnya suamiku meninggal, beberapa hari setelahnya aku akan mati. Sebelum aku mati aku ingin melihat yang tidak pernah mati itu. Sekarang aku tidak tertarik pada anakku yang dibangkitkan dari kematian. Sekarang aku sendiri tertarik dalam melihat hidup yang kekal.“

Buddha berkata, ”Itu adalah tujuan untuk mengirimmu, sehingga engkau bisa tersadarkan.”

Buddha menginisiasi (mengangkat sebagai murid) Kissa Gautami.

----------------------------------------------------------------------

There is a beautiful story:

A woman lost her young son; just a few days before her husband had died. Kissa Gautami was her name, and now her only son had died. She was in great despair, naturally; the child was her only hope. Buddha was staying in the town; people said, "Don't cry and don't weep. Why don't you take the child to the Buddha? He is so compassionate, he may revive him back to life."

The woman rushed with the dead body of the child. Buddha looked at the woman, told the woman to put the child in front of him and said to her, "Yes, I will revive him, but you will have to fulfill one condition."

The woman said, "I am ready to give even my life. Say any condition and I will fulfill it."

Buddha said, "It is a simple condition, I never make big requirements of people, only small requirements; this is a very simple thing. You just go into the town and bring a few mustard seeds. Just remember one thing: the mustard seeds should come from a house where nobody has ever died."

The woman was in an insane state, she could not see the point. How can you find a house where nobody has ever died? She rushed with great hope and she knew that every house has mustard seeds because that was the only crop the people were growing. The whole village was doing the same work, growing mustard seeds - so there was no problem.

She knocked on many doors, the people said, "A few mustard seeds? We can bring cartloads of mustard seeds, but we cannot fulfill the condition; many people have died in our house. So our mustard seeds won't do."

By the evening the woman came to her senses. She had knocked on many doors; slowly slowly, she saw the point that death is inevitable - it happens to everybody, that nobody can escape from it. She came back, she was a totally different woman when she came back in the evening. The child was there, Buddha was waiting. He said, "Where are the mustard seeds?"

The woman laughed, fell down at his feet and said, "Initiate me into your path, because I have understood your message, that everybody has to die. Today my son has died, a few days before my husband died, a few days afterwards I am going to die. Before I die I want to see the deathless. Now I am not interested in my child being raised from the dead. Now I am interested myself in seeing the eternal life."

Buddha initiated Kissa Gautami.

Osho – The Dhammapada: The Way of the Buddha, Vol 6

Sumber: OSHO Indonesia

No comments:

Post a Comment