Aku ingin engkau benar-benar sadar bahwa kematian itu bukanlah
akhirnya. Dalam semesta, tidak ada yang mulai dan tidak ada yang
berakhir. Lihat saja di sekitar ... malam hari bukanlah akhir, juga pagi
hari bukanlah awal. Pagi bergerak menuju malam dan malam bergerak
menuju pagi hari. Semuanya hanya bergerak ke dalam berbagai bentuk.
Tidak ada awal dan tidak ada akhir.
Mengapa itu harus sebaliknya dengan manusia? - manusia bukan pengecualian. Dalam gagasan menjadi luar biasa ini, dalam merasa menjadi lebih istimewa daripada hewan-hewan lain dan pepohonan dan burung-burung, manusia telah menciptakan nerakanya sendiri, rasa takutnya. Gagasan bahwa kita adalah makhluk luar biasa, kita adalah manusia, telah menciptakan sebuah kerenggangan antara dirimu dan semesta. Kerenggangan itu menyebabkan semua ketakutan dan kesengsaraanmu, menyebabkan kegelisahan dan kecemasan yang tidak perlu di dalam dirimu.
Dan semua yang disebut pemimpinmu, entah itu agama atau politik atau sosial, telah menekankan kerenggangan itu; mereka telah melebarkannya. Tidak pernah ada satu usaha pun dalam seluruh sejarah manusia untuk menjembatani kerenggangan itu, untuk membawa manusia kembali ke bumi, untuk membawa manusia kembali dengan hewan-hewan dan dengan burung-burung dan dengan pepohonan, dan untuk menyatakan kesatuan mutlak dengan semesta.
Itulah kebenaran dari keberadaan kita. Begitu kebenaran itu dipahami, engkau tidak khawatir tentang usia tua atau pun khawatir tentang kematian, karena dengan melihat ke sekelilingmu, engkau dapat benar-benar puas bahwa tidak ada yang pernah mulai, ia selalu ada di sana; tidak ada yang berakhir, ia akan tetap ada di sana.
Gagasan tentang menjadi tua mengisimu dengan kecemasan yang sangat besar. Itu berarti sekarang hari-hari dari hidupmu, dari cinta, dari perayaan semuanya sudah berakhir, bahwa sekarang engkau hanya tinggal nama. Itu tidak akan menjadi sukacita, tetapi hanya menyeret ke arah kuburan. Tentunya engkau tidak dapat menikmati gagasan bahwa engkau hanyalah beban dalam semesta, hanya berdiri dalam antrean yang bergerak setiap saat menuju kuburan.
Inilah salah satu kegagalan terbesar dari semua budaya dan semua peradaban di dunia bahwa mereka belum mampu memberikan kehidupan yang bermakna, sebuah keberadaan yang kreatif untuk masa tua mereka; bahwa mereka belum mampu menyediakan sebuah keindahan dan keanggunan yang halus, tidak hanya untuk masa tuanya, tetapi juga untuk kematian itu sendiri.
OSHO-The Great Pilgrimage: From Here to Here
Bab #20
Sumber: OSHO Indonesia
Tidak ada awal dan tidak ada akhir.
Mengapa itu harus sebaliknya dengan manusia? - manusia bukan pengecualian. Dalam gagasan menjadi luar biasa ini, dalam merasa menjadi lebih istimewa daripada hewan-hewan lain dan pepohonan dan burung-burung, manusia telah menciptakan nerakanya sendiri, rasa takutnya. Gagasan bahwa kita adalah makhluk luar biasa, kita adalah manusia, telah menciptakan sebuah kerenggangan antara dirimu dan semesta. Kerenggangan itu menyebabkan semua ketakutan dan kesengsaraanmu, menyebabkan kegelisahan dan kecemasan yang tidak perlu di dalam dirimu.
Dan semua yang disebut pemimpinmu, entah itu agama atau politik atau sosial, telah menekankan kerenggangan itu; mereka telah melebarkannya. Tidak pernah ada satu usaha pun dalam seluruh sejarah manusia untuk menjembatani kerenggangan itu, untuk membawa manusia kembali ke bumi, untuk membawa manusia kembali dengan hewan-hewan dan dengan burung-burung dan dengan pepohonan, dan untuk menyatakan kesatuan mutlak dengan semesta.
Itulah kebenaran dari keberadaan kita. Begitu kebenaran itu dipahami, engkau tidak khawatir tentang usia tua atau pun khawatir tentang kematian, karena dengan melihat ke sekelilingmu, engkau dapat benar-benar puas bahwa tidak ada yang pernah mulai, ia selalu ada di sana; tidak ada yang berakhir, ia akan tetap ada di sana.
Gagasan tentang menjadi tua mengisimu dengan kecemasan yang sangat besar. Itu berarti sekarang hari-hari dari hidupmu, dari cinta, dari perayaan semuanya sudah berakhir, bahwa sekarang engkau hanya tinggal nama. Itu tidak akan menjadi sukacita, tetapi hanya menyeret ke arah kuburan. Tentunya engkau tidak dapat menikmati gagasan bahwa engkau hanyalah beban dalam semesta, hanya berdiri dalam antrean yang bergerak setiap saat menuju kuburan.
Inilah salah satu kegagalan terbesar dari semua budaya dan semua peradaban di dunia bahwa mereka belum mampu memberikan kehidupan yang bermakna, sebuah keberadaan yang kreatif untuk masa tua mereka; bahwa mereka belum mampu menyediakan sebuah keindahan dan keanggunan yang halus, tidak hanya untuk masa tuanya, tetapi juga untuk kematian itu sendiri.
OSHO-The Great Pilgrimage: From Here to Here
Bab #20
Sumber: OSHO Indonesia
No comments:
Post a Comment