Friday, September 6, 2019

GELEDAH DIRIMU

Dunia ini bukan sekadar realitas fisik—ia adalah pancaran dari kesadaran, hasil dari pikiran yang dalam dan misterius. Dalam pandangan kuantum, dunia tidak bisa dilepaskan dari kesadaran yang mengamatinya. Tanpa kesadaran itu, dunia jasmani hanyalah jebakan, seperti jaring yang membatasi gerak. Namun setiap jaring punya celah. Temukan satu lubang itu, dan melompatlah—bebaskan dirimu.

Barangkali terdengar aneh mengatakan bahwa dunia ini diciptakan secara sadar, terutama ketika kenyataan fisik tampak begitu nyata dan tak terbantahkan. Tapi itulah kebenaran yang sederhana sekaligus radikal: kesadaran menciptakan dunia, termasuk segala sesuatu yang tampak padat dan material.

Maka, carilah jalan yang membebaskan kesadaranmu. Tidak ada satu jalan yang sama bagi semua, dan tidak ada satu kebenaran yang berlaku mutlak untuk setiap jiwa. Jalan spiritual mengajarkan bahwa manusia adalah makhluk multidimensi. Di balik lapisan fisik, terdapat dimensi halus yang menyimpan kekuatan luar biasa—sebuah kekuatan yang mampu memengaruhi dunia materi, bahkan mengubah arah peristiwa yang tampaknya terjadi "di luar sana."

Pikiran adalah penggerak materi. Dalam tubuh manusia, ini bukan teori—ini kenyataan. Pikiran dan perasaan kita menciptakan perubahan kimiawi dalam otak, yang kemudian memengaruhi seluruh tubuh. Ketakutan memicu hormon seperti kortisol dan adrenalin; cinta menghadirkan molekul yang membawa ketenangan dan kehangatan. Pikiran benar-benar menciptakan realitas biologis kita.

Karena itu, pemahaman bahwa pikiran memengaruhi materi bukan sekadar konsep spiritual—ia adalah alasan untuk bersatu, untuk memahami bahwa kehidupan yang bermakna harus dibangun dari berbagai sudut pandang, bukan hanya dari satu keyakinan atau satu pendekatan semata.

Sang bijak Vasishtha pernah menulis dalam sebuah sajak:

"Dengan kesadaran tak terbatas, alam semesta datang dan pergi seperti partikel debu dalam sinar matahari yang masuk melalui celah kecil di atap."

Jika kita sungguh ingin membawa kebaikan ke dunia, maka kita harus memilih jalan yang jernih dan sadar untuk ditempuh—jalan yang lahir dari pencarian batin yang tulus dan mendalam.

AOS

No comments:

Post a Comment