Berabad-abad sebelum Musa lahir, para juru tulis
menuliskan kisah tentang petani miskin yang profertinya diambil oleh
seorang tuan tanah yang tamak. Sang petani datang ke hadapan pejabat
korup Fir'aun, dan ketika mereka gagal melindunginya, dia mulai
menjelaskan kepada mereka mengapa mereka harus memberikan keadilan dan
khususnya membela orang miskin dari orang kaya.
Dalam satu alegori, petani mesir ini menjelaskan bahwa harta orang miskin yang sedikit seperti napas yang mereka miliki, dan korupsi pejabat mencekik mereka dengan menyumbat lubang hidung mereka.
Dalam satu alegori, petani mesir ini menjelaskan bahwa harta orang miskin yang sedikit seperti napas yang mereka miliki, dan korupsi pejabat mencekik mereka dengan menyumbat lubang hidung mereka.
Seribu tahun sebelum Nabi Amos menegur para elite Israel karena tingkah
laku mereka yang menindas, Raja Babilonia Hammurabi menjelaskan bahwa
dewa-dewa besar menginstruksikannya untuk menegakkan keadilan di atas tanah,
untuk menghancurkan kejahatan dan keburukan, untuk menghentikan yang
kuat menindas yang lemah.
Para Yahudi skeptis mengamini bahwa Konfusius, Laozi, Buddha, dan Mahavira mendirikan kode etik universal jauh sebelum Paulus dan Yesus, tanpa mengetahui apa apa tentang tanah Kanaan atau nabi-nabi Israel. Konfusius mengajarkan bahwa setiap orang harus mengasihi orang lain sebagaimana ia mengasihi dirinya sendiri sekitar 500 tahun sebelum Rabi Hillel the Eder mengatakan bahwa ini adalah esensi dari Taurat.
Begitu juga, Buddha dan Mahavira sudah menginstruksikan pengikutnya untuk menghindari melukai tidak hanya semua manusia, tetapi juga makhluk hidup apa pun, termasuk serangga.
Etika dan aturan-aturan etis universal sudah ada jauh sebelum agama-agama mengumandangkan soal ini. Menurut para ilmuwan saat ini menunjukkan bahwa moralitas sebenarnya memiliki akar evolusi yang mendalam yang mengawali munculnya umat manusia selama jutaaan tahun. Semua mamalia sosial, seperti serigala, lumba-lumba dan monyet, memiliki kode etik, yang diadaptasi oleh evolusi untuk mendorong kerjasama kelompok.
Moralitas, seni, spritualitas dan kreativitas katanya adalah kemampuan universal manusia yang tertanam dalam DNA kita.
@AOS
Para Yahudi skeptis mengamini bahwa Konfusius, Laozi, Buddha, dan Mahavira mendirikan kode etik universal jauh sebelum Paulus dan Yesus, tanpa mengetahui apa apa tentang tanah Kanaan atau nabi-nabi Israel. Konfusius mengajarkan bahwa setiap orang harus mengasihi orang lain sebagaimana ia mengasihi dirinya sendiri sekitar 500 tahun sebelum Rabi Hillel the Eder mengatakan bahwa ini adalah esensi dari Taurat.
Begitu juga, Buddha dan Mahavira sudah menginstruksikan pengikutnya untuk menghindari melukai tidak hanya semua manusia, tetapi juga makhluk hidup apa pun, termasuk serangga.
Etika dan aturan-aturan etis universal sudah ada jauh sebelum agama-agama mengumandangkan soal ini. Menurut para ilmuwan saat ini menunjukkan bahwa moralitas sebenarnya memiliki akar evolusi yang mendalam yang mengawali munculnya umat manusia selama jutaaan tahun. Semua mamalia sosial, seperti serigala, lumba-lumba dan monyet, memiliki kode etik, yang diadaptasi oleh evolusi untuk mendorong kerjasama kelompok.
Moralitas, seni, spritualitas dan kreativitas katanya adalah kemampuan universal manusia yang tertanam dalam DNA kita.
@AOS
No comments:
Post a Comment