Kisah
asal usul untuk semua manusia modern, dibangun di atas tradisi sains
modern: tidak punya sosok pencipta, walau punya energi dan partikel yang
menakjubkan sama dengan para dewa dibanyak kisah asal-usul tradisional.
Kisah asal-usul modern adalah alam semesta sebagaimana adanya. "Rasa makna bukan berasal dari alam semesta, melainkan dari manusia sendiri", tulis David Christian. "Apa makna alam semesta"? tanya Joseph Campbell, ahli mitos dan agama. "Apa makna kutu"? Kutu itu ada, begitu saja, dan makna anda sendiri adalah bahwa anda ada".
Kisah asal-usul modern tulis DC bergolak dan jauh lebih besar daripada dunia banyak kisah asal-usul tradisional. Alam semestanya tak tenang, dinamis, berevolusi, dan besar sekali.
Ahli geologi Walter Alvarez mengingatkan kita mengenai besarnya alam semesta dengan bertanya ada berapa bintang di dalamnya. Sebagian besar galaksi punya sekitar 100 miliar bintang, dan jumlah galaksi di alam semesta bisa sebanyak itu pula. Artinya ada 10.000.000.000.000.000.000.000 (sepuluh pangkat dua puluh dua) bintang di alam semesta. Pengamatan terbaru menyebutkan bahwa boleh jadi ada lebih banyak lagi gakaksi di alam semesta, dan matahari kita adalah anggota biasa kelompok besar itu.
Kisah asal-usul modern itu terus disempurnakan, bahkan bagian-bagian yang ada masih harus diuji atau dirapikan. Jadi kata DC, seperti semua kisah asal-usul, kisah modern tidak akan kehilangan rasa misteri dan ketakjuban. Namun pemahaman kita dalam beberapa puluh tahun terakhir ini tempat kita hidup telah menjadi jauh lebih kaya dan karena itu boleh jadi makin meningkatkan rasa misteri karena seperti ditulis filsuf Prancis Blaise Pascal: "Pengetahuan itu ibarat bola; makin besar volumenya, makin besar kontaknya dengan yang tidak diketahui". Kisah asal-usul modern menjadi penting sebagai warisan bersama manusia, sehingga kita bisa mempersiapkan diri menghadapi tantangan dan kesempatan besar yang kita semua hadapi pada saat penting dalam sejarah bumi kita.
Inti dari gagasan kisah asal-usul modern kata DC adalah, bagaimana cara alam semesta kita terjadi, dan menghasilkan arak-arakan besar benda, gaya, dan makhluk termasuk kita. Kita tak benar-benar tahu apa yang menghasilkannya, atau adakah yang ada sebelum alam semesta kita ada. Namun kita sudah tahu bahwa ketika timbul dari buih energi, alam semesta kita begitu sederhananya.
Bagaimanapun, sebagian besar alam semesta kita adalah ruang dingin, gelap, kosong. Kendati begitu ada lingkungan-lingkungan istimewa dan tak biasa seperti di planet kita: ada lingkungan sempurna (Goldilocks: bubur bayi beruang), tidak terlalu panas atau terlalu dingin, tidak terlalu kental atau terlalu encer, tapi pas benar untuk evolusi kompleksitas. Di lingkungan itu, benda-benda yang makin lama makin kompleks bermunculan selama milliaran tahun.
Alam semesta awal tidak punya bintang, planet, dan makhluk hidup. Tapi kemudian, selangkah demi selangkah, hal-hal baru mulai muncul. Bintang-bintang terbentuk dari atom-atom hidrogen dan helium, unsur-unsur kimia baru tercipta dalam bintang sekarat, planet dan bulan terbentuk dari gumpalan es dan debu berisi unsur-unsur baru itu, dan sel-sel hidup pertama berevolusi di lingkungan kimia kaya di planet batuan. Kita sebagai manusia, tulis DC lagi adalah bagian dari kisah itu, karena kita merupakan produk evolusi dan diversifikasi kehidupan di planet Bumi, tapi sepanjang sejarah kita yang singkat namun luar biasa, kita sudah menciptkan banyak sekali bentuk-bentuk kompleksitas yang sepenuhnya baru sehingga hari ini kita tampak mendominasi perubahan di dunia kita.
Kemunculan sesuatu yang baru dan lebih kompleks daripada apa yang ada sebelumnya, sesuatu dengan sifat emergen, selalu tampak sama ajaib dengan kelahiran bayi, karena kecendrungan umum alam semesta adalah menjadi kurang kompleks dan lebih teratur. Kecendrungan ke arah peningkatan ketidakteraturan itu (entropi) akhirnya akan menang, dan alam semesta akan berubah menjadi semacam keacakan tanpa pola atau struktur. Namun itu masih lama sekali di masa depan. "Kelahiran alam semesta -- ambang batas kita yang pertama -- sama ajaibnya dengan semua abang batas lain di kisah asal-usul modern kita", pungkas DC.
@AOS
Kisah asal-usul modern adalah alam semesta sebagaimana adanya. "Rasa makna bukan berasal dari alam semesta, melainkan dari manusia sendiri", tulis David Christian. "Apa makna alam semesta"? tanya Joseph Campbell, ahli mitos dan agama. "Apa makna kutu"? Kutu itu ada, begitu saja, dan makna anda sendiri adalah bahwa anda ada".
Kisah asal-usul modern tulis DC bergolak dan jauh lebih besar daripada dunia banyak kisah asal-usul tradisional. Alam semestanya tak tenang, dinamis, berevolusi, dan besar sekali.
Ahli geologi Walter Alvarez mengingatkan kita mengenai besarnya alam semesta dengan bertanya ada berapa bintang di dalamnya. Sebagian besar galaksi punya sekitar 100 miliar bintang, dan jumlah galaksi di alam semesta bisa sebanyak itu pula. Artinya ada 10.000.000.000.000.000.000.000 (sepuluh pangkat dua puluh dua) bintang di alam semesta. Pengamatan terbaru menyebutkan bahwa boleh jadi ada lebih banyak lagi gakaksi di alam semesta, dan matahari kita adalah anggota biasa kelompok besar itu.
Kisah asal-usul modern itu terus disempurnakan, bahkan bagian-bagian yang ada masih harus diuji atau dirapikan. Jadi kata DC, seperti semua kisah asal-usul, kisah modern tidak akan kehilangan rasa misteri dan ketakjuban. Namun pemahaman kita dalam beberapa puluh tahun terakhir ini tempat kita hidup telah menjadi jauh lebih kaya dan karena itu boleh jadi makin meningkatkan rasa misteri karena seperti ditulis filsuf Prancis Blaise Pascal: "Pengetahuan itu ibarat bola; makin besar volumenya, makin besar kontaknya dengan yang tidak diketahui". Kisah asal-usul modern menjadi penting sebagai warisan bersama manusia, sehingga kita bisa mempersiapkan diri menghadapi tantangan dan kesempatan besar yang kita semua hadapi pada saat penting dalam sejarah bumi kita.
Inti dari gagasan kisah asal-usul modern kata DC adalah, bagaimana cara alam semesta kita terjadi, dan menghasilkan arak-arakan besar benda, gaya, dan makhluk termasuk kita. Kita tak benar-benar tahu apa yang menghasilkannya, atau adakah yang ada sebelum alam semesta kita ada. Namun kita sudah tahu bahwa ketika timbul dari buih energi, alam semesta kita begitu sederhananya.
Bagaimanapun, sebagian besar alam semesta kita adalah ruang dingin, gelap, kosong. Kendati begitu ada lingkungan-lingkungan istimewa dan tak biasa seperti di planet kita: ada lingkungan sempurna (Goldilocks: bubur bayi beruang), tidak terlalu panas atau terlalu dingin, tidak terlalu kental atau terlalu encer, tapi pas benar untuk evolusi kompleksitas. Di lingkungan itu, benda-benda yang makin lama makin kompleks bermunculan selama milliaran tahun.
Alam semesta awal tidak punya bintang, planet, dan makhluk hidup. Tapi kemudian, selangkah demi selangkah, hal-hal baru mulai muncul. Bintang-bintang terbentuk dari atom-atom hidrogen dan helium, unsur-unsur kimia baru tercipta dalam bintang sekarat, planet dan bulan terbentuk dari gumpalan es dan debu berisi unsur-unsur baru itu, dan sel-sel hidup pertama berevolusi di lingkungan kimia kaya di planet batuan. Kita sebagai manusia, tulis DC lagi adalah bagian dari kisah itu, karena kita merupakan produk evolusi dan diversifikasi kehidupan di planet Bumi, tapi sepanjang sejarah kita yang singkat namun luar biasa, kita sudah menciptkan banyak sekali bentuk-bentuk kompleksitas yang sepenuhnya baru sehingga hari ini kita tampak mendominasi perubahan di dunia kita.
Kemunculan sesuatu yang baru dan lebih kompleks daripada apa yang ada sebelumnya, sesuatu dengan sifat emergen, selalu tampak sama ajaib dengan kelahiran bayi, karena kecendrungan umum alam semesta adalah menjadi kurang kompleks dan lebih teratur. Kecendrungan ke arah peningkatan ketidakteraturan itu (entropi) akhirnya akan menang, dan alam semesta akan berubah menjadi semacam keacakan tanpa pola atau struktur. Namun itu masih lama sekali di masa depan. "Kelahiran alam semesta -- ambang batas kita yang pertama -- sama ajaibnya dengan semua abang batas lain di kisah asal-usul modern kita", pungkas DC.
@AOS
No comments:
Post a Comment