Wednesday, October 17, 2012

Asal-Usul Teori Evolusi

Dalam komentarnya terhadap The Descent of Man, karya Charles Darwin, modernis Arab, Jamaluddin al Afghani mengatakan bahwa “Abu Bakar ibnu Bashrun dalam karyanya mengenai alkimia menyatakan bahwa mineral berubah menjadi tanaman, dan tanaman menjadi hewan, dan bagian terakhir dari perubahan ini dan menjadi puncaknya adalah manusia. Bila ini adalah basis teori evolusi, maka para ilmuan Arab telah lebih dahulu menyatakannya sebelum Darwin.”

Beberapa penulis Arab memang telah tiba pada konsep evolusi; Usman Amar al Jahiz (wafat 869) dan Abu al Hasan Ali al Masudi (wafat 956) mengajukan evolusi “dari mineral ke tanaman, dari tanaman ke hewan, dan dari hewan ke manusia.” Al Masudi diusir dari Baghdad, mungkin karena mengajukan gagasan seperti ini.

Dalam bidang Zoologi, biologiwan Arab mengembangkan berbagai teori evolusi. John William Draper mengatakan bahwa teori evolusi versi Arab berkembang jauh lebih mendalam daripada kita karena meluas hingga ke abiogenesis, menuju ke mahluk inorganik atau mineral. Menurut Al Khazini, gagasan evolusi meluas diantara masyarakat di dunia Arab pada abad ke-12 dan diajarkan di sekolah-sekolah masa itu.

Biologiwan Arab pertama yang mengembangkan teori evolusi adalah al-Jahiz (781-869). Beliau menulis mengenai pengaruh lingkungan pada kemungkinan keberlangsungan hidup hewan, dan beliau pertama menjelaskan konsep perjuangan untuk hidup. Al Jahiz juga yang pertama kali membahas tentang rantai makanan, dan juga pendukung pertama determinisme lingkungan, dengan berpendapat kalau lingkungan dapat menentukan karakteristik fisik penghuni komunitas tertentu dan asal usul berbagai warna kulit manusia merupakan akibat dari lingkungan.

Ibn al-Haytham menulis buku dimana ia mendukung evolusionisme (walaupun bukan lewat seleksi alam), dan sarjana serta ilmuan Arab lainnya, seperti Ibnu Miskawayh, al Khazini, Abu Rayhan al Biruni, Nasiruddin Tusi, dan Ibnu Khaldun, membahas dan mengembangkan gagasan ini. Karya mereka diterjemahkan ke bahasa Latin dan mulai kembali muncul di Barat setelah Renaissans dan berpengaruh terhadap sains barat.

Al Fawz al Asghar dan Ensiklopedia Ikhwanul Safa karya Ibnu Miskawayh menunjukan gagasan-gagasan evolusi mengenai bagaimana spesies berevolusi dari materi, menjadi uap, dan kemudian air, lalu mineral, lalu tanaman, lalu kera, dan kemudian manusia. Karya ini dikenal di Eropa dan mungkin berpengaruh bagi Darwinisme. Menariknya, Ibnu Miskawayh hidup di abad ke-9 Masehi.

Karya terpenting Al Jahiz yaitu kitab al Hayawan merupakan tujuh volume anekdot, deskripsi puitis, dan peribahasa yang menjelaskan lebih dari 350 ragam hewan. Dalam karyanya, al Jahiz berspekulasi mengenai pengaruh lingkungan pada hewan, sebuah konsep yang dipandang sebagian orang sebagai pendahulu evolusi.

Keunggulan Darwin dalam evolusi bukan hanya karena ia menjelaskan lebih banyak daripada sekedar mengatakan kalau evolusi terjadi, tetapi ia menyajikan begitu banyak bukti disertai teori-teori yang mengusir berbagai teori evolusi lainnya di masanya. Teori evolusi lewat seleksi alam Darwin bukan hanya karena ia bukan lagi berbasis filsafat, ia mengatakan evolusi terjadi lewat seleksi alam.

Referensi
James A. Secord (ed). 2008. Charles Darwin Evolutionary Writings. Oxford University Press.
Ernst Mayr. 2001. What Evolution Is?
Wikipedia. Al Jahiz.

Referensi lanjutan
Jam?l al-D?n al-Afgh?n?, 1892. ‘madhab al-nushu’ wa-l-irtiqa.t (The School of Evolution and Progress), dalam Kh?.tir?t Jam?l al-D?n al-Afgh?n? [Works of Jamal al-Din al-Afghani] (Cairo, 2002)
Charles Darwin. The Descent of Man.

Sumber: FaktaIlmiah.com

No comments:

Post a Comment