Wednesday, October 3, 2012

Final Passage


Barbara Harris Whitfield adalah penulis artikel yang banyak diterbitkan dan telah menerbitkan lima buku, The Power of Humility (HCI), Full Circle: The Near-Death Experience and Beyond (Pocket Books), Spiritual Awakenings: Insights of the Near Death experience and Other Doorways to Our Soul (Health Communications, Inc.), and Final Passage: Sharing the Journey As This Life Ends (Health Communications, Inc.).  

Dia adalah thanatologist (thanatology adalah bidang studi tentang kematian dan menjelang kematian), pembicara populer, presenter lokakarya, yang juga pernah mengalami mati suri, dan terapis dalam praktek pribadinya di Atlanta, Georgia. Dia saat ini menjadi dewan Direksi untuk Jaringan Penelitian  Kundalini.

Barbara menghabiskan enam tahun waktunya untuk meneliti efek samping dari pengalaman mati suri(NDE) di University of Connecticut Medical School. Dia adalah anggota dewan eksekutif pada Jaringan Penelitian Kundalini dan telah duduk di dewan eksekutif pada Asosiasi Internasional untuk Near-Death Studies . Dia adalah editor konsultan dan kontributor untuk Journal of Near-Death Studies.

Barbara telah menjadi tamu di beberapa acara bincang2 utama di televisi termasuk Larry King Live, The Today Show, Unsolved Mysteries, Good Morning America, Oprah, dan CNN.

Artikel berikut ini adalah bab pertama dari bukunya Final Passage di mana dia memberikan kesaksiannya tentang pengalaman NDE nya dan efek yang mendalam yang dirasakannya.

Penyembuhan

Pekerjaan saya dengan orang-orang yang sekarat mungkin tidak akan pernah terjadi jika saya sendiri tidak mengalami kematian. Saya tahu bahwa ini kedengarannya aneh. Berapa banyak dari kita yang dianggap mati dan kemudian hidup kembali dan berbicara tentang hal itu? Tidak banyak -  mungkin kita berpikir seperti itu - tapi itu tidak benar. Pada tahun 1984, sebuah perusahaan jajak pendapat Gallup melaporkan bahwa satu dari sembilan belas orang di Amerika memiliki pengalaman mati suri(NDE). Dan angka-angka ini hanya termasuk orang dewasa saja. Sejak saat itu kita kemudian memperoleh data tentang NDE masa kanak-kanak, dan mereka hampir sama lazim seperti halnya pengalaman orang dewasa.

Saya ingin berbagi pengalaman NDE saya sendiri dengan Anda, terutama yang paling penting adalah memberitahu Anda tentang apa yang kita sebut review kehidupan. Penelitian kami menunjukkan bahwa hanya ada sekitar 20 persen dari data NDE yang mengalami review kehidupan. Sejak pengalaman NDE saya dua puluh tahun yang lalu, saya telah memfokuskan hati dan pikiran saya pada pengetahuan yang saya terima dari tinjauan kehidupan saya.

Beberapa data NDE melaporkan melihat review kehidupan mereka seolah-olah mereka sedang membuka halaman-halaman dalam buku. Yang lainnya menggambarkannya seperti sebuah film. Review kehidupan saya muncul seperti awan yang penuh dengan ribuan gelembung. Pada setiap gelembung ada satu adegan dari kehidupan saya. Saya merasa bahwa saya bisa meloncat dari satu gelembung ke gelembung lainnya, tapi secara keseluruhan adalah adanya perasaan urutan linier di mana saya dibebaskan untuk melihat semua ketiga puluh dua tahun kehidupan saya.

Selama review kehidupan, banyak dari kita mengalami tidak hanya perasaan kita sendiri, tetapi perasaan orang lain – seolah-olah semua orang lain yang berpartisipasi dalam kehidupan kita bergabung. Kita bisa merasakan segala sesuatu yang pernah kita lakukan atau yang mempengaruhi orang lain. Perasaannya adalah bahwa peristiwa itu tidak hanya berakhir pada indra kita. Ini adalah ilusi bahwa kita terpisah. Review mendalam tentang kehidupan kita menunjukkan kepada kita bahwa pada tingkat yang lebih tinggi dari kesadaran kita semuanya adalah saling terhubung.

Perspektif baru ini benar-benar memberi perubahan nilai-nilai dan sikap kita tentang cara kita ingin hidup. Sifat materialisme kita menjadi menurun dan nilai-nilai altruistik kita menjadi lebih besar dalam banyak jiwa orang yang pernah mengalami NDE. Hampir semua dari kita berbicara tentang rasa memiliki misi. Jika kita sudah spiritual sebelumnya, pergeseran nilai-nilai dan sikap ini tidak begitu nampak tapi tidak bagi seseorang seperti saya. Saya telah menjadi seorang ateis pada usia dini. Selanjutnya, perubahan pada diri saya menjadi jelas dan mendalam.

Keharusan untuk pembedahan

Saya lahir dengan kelainan di tulang pinggang saya yang disebut scoliosis. Kelainan ini tidak pernah mengganggu saya sampai pada tahun 1973 ketika tiba-tiba kelainan ini menjadi perhatian dalam hidup saya. Rasa sakit yang berasal dari punggung bagian bawah saya menjadi luar biasa, dan obat-obatan yang diberikan kewenangan pada untuk mengatur membuat mati rasa segalanya. Saya masuk rumah sakit empat kali dalam dua tahun berikutnya, setiap kali selama dua minggu dan dengan traksi dan suntikan Demerol untuk membantu mengurangi rasa sakit. Melihat kembali pada pengalaman tersebut sekarang, seperti saat mengalami NDE, saya percaya bahwa kehidupan saya saat itu telah berada diujung tanduk dan sakit punggung saya adalah metafora untuk kehidupan saya.

Pada tahun 1975, pada usia tiga puluh dua tahun, saya telah diharuskan untuk kelima kalinya masuk rumah sakit. Saya terbangun setelah lima setengah-jam operasi disebuah tempat tidur yang melingkar. Tempat tidur ini aneh terlihat seperti roda Ferri untuk satu orang. Ada dua batang krom besar melingkar dengan pegangan di tengah. Tiga kali sehari para perawat akan menempatkan tiga atau empat bantal di atas saya dan kemudian yang lain mengangkat saya di atas bantal tersebut. Mereka akan mengikat dua penyangga itu bersama-sama dengan saya di tengah, seperti sandwich manusia, dan mengubah-ubah posisi tempat tidur. Tempat tidur akan memutar dan kemudian perlahan-lahan akan bergerak di sekitar perut saya. Bantal ini dibuat untuk bisa disetel karena saya sangat kurus. Saya telah kehilangan lebih dari lima belas kilo selama dua tahun rasa sakit dan menggunakan Valium untuk relaksasi otot. Operasi pada tulang belakang saya menghalangi semua gerakan saya. Saya tidak bisa bergerak. Tempat tidurlah yang menggerakkan saya. Alasan menggunakan tempat tidur ini, dan untuk bisa berputar ke depan dan menghadap ke bawah, adalah untuk mengeringkan paru-paru saya dan memungkinkan kulit di punggung saya untuk bernapas sehingga saya tidak akan mengalami kebakaran kulit. Saya tetap di tempat tidur ini selama hampir sebulan, dan kemudian saya diberi balutan tubuh penuh penyangga dari ketiak hingga ke lutut saya.

Sekitar dua hari setelah operasi, ada komplikasi di dalam dan saya mulai mengalami mati suri. Saya teringat terbangun di tempat tidur lingkaran ini dan melihat perut saya membesar. Tubuh saya sudah membengkak. Pembengkakan itu membuat sayatan operasi saya terbuka dan sakit. Saya memanggil perawat dan kemudian saya mulai berteriak.

Orang-orang berbaju putih bergegas masuk. Adegan itu dramatis seperti yang biasa Anda lihat di televisi. Saya tidak tahu apa yang terjadi karena saya belum menjadi seorang terapis pernafasan. Sepertinya semua orang sedang mendorong kereta dan mesin2, melemparkan benda-benda bolak-balik di atasku. Mereka memasangkan pada tubuh saya semua jenis mesin, tabung, monitor dan kantong infus dan darah.

NDE Pertama

Segala sesuatu yang sedang terjadi saat itu sangat sibuk dan luar biasa. Saya kemudian kehilangan kesadaran.

Saya terbangun di ruangan pada tengah malam. Lampu-lampu menyala redup. Suasana sangat tenang. Saya melihat ke atas dan ke bawah lorong dan tidak melihat siapa pun. Saya ingat waktu itu berpikir bahwa jika mereka melihat saya keluar dari tempat tidur lingkaran saya, saya akan mengalami kesulitan, karena saya tidak boleh bergerak. Maka saya pun berbalik untuk kembali ke kamarku dan menemukan diriku bertatapan langsung dengan speaker pengumuman. Hal ini tidak mungkin, pikirku. Saya ingat pernah melihat speaker itu ketika saya pertama masuk rumah sakit. Speaker itu dipasang pada langit-langit setidaknya tiga atau empat meter di atas kepalaku. Saya kemudian masuk ke kamarku dan melihat ke tempat tidur lingkaran itu dan melihat diri saya didalam tempat tidur tersebut. Saya kemudian tertawa karena sosok itu terlihat lucu dengan perban putih di sekitar hidung untuk menyangga sebuah tabung.

Tapi saya tidak lagi merasakan rasa sakit. Saya merasa tenang – sangat damai – suasana yang belum pernah saya rasakan sebelumnya.  Jadi saya berada di sekitar dia untuk sementara, tetapi saya menganggap bahwa itu bukan saya.

Selanjutnya, saya berada di kegelapan total. Saya tidak tahu bagaimana saya sampai di sana. Saya melayang dalam kegelapan dengan gerakan yang lembut. Saya tahu saya bergerak menjauh dari kehidupan ini. Saya telah meninggalkan kehidupan ini di belakang.

Kemudian saya merasakan ada uluran tangan di hadapan saya dan menarik saya ke sebuah tempat yang hangat. Saya menyadari itu adalah nenek saya. Saya biasa memanggil dia Bubbie. Dia menarik saya kedekatnya dalam pelukan yang indah. Dia telah meninggal empat belas tahun sebelumnya, dan saya belum pernah membayangkan bagaimana wujud dirinya setelah kematiannya. Tapi saya tahu bahwa saya sedang bersamanya.

Saya tiba-tiba menyadari bahwa apa yang saya percaya di masa lalu mungkin tidak nyata. Mungkin belief sistem saya benar-benar kacau. Mungkin ini adalah yang nyata dan segala sesuatu sebelumnya adalah ilusi.

Saat saya berpikir tentang dasar dari keyakinan saya sebelumnya, dan ketika saya menyadari bahwa nenek saya yang memegang saya adalah nyata, saya merasa seperti saya melepaskan sebuah beban derita yang meracuni. Dan ketika saya melepaskan, tiba-tiba ada adegan ulang saat nenek saya dan saya bersama selama sembilan belas tahun kami bersama-sama dalam kehidupan ini. Bukan hanya kenangan saya tentang dia – itu juga kenangan dia terhadap saya. Dan kenangan kita menjadi satu. Saya bisa merasakan dan melihat apa yang dia rasa, lihat dan rasakan. Dan saya mengetahui bahwa ia mendapatkan hal yang sama dari ingatan saya. Itu seolah kita berdua bersama-sama, mengulang segala sesuatu yang berarti bagi satu sama lain. Ini luar biasa.

Saya masih bisa memutar ulang memori ini setiap hari, dan memori itu sejelas seperti saat terjadi dua puluh tiga tahun yang lalu di NDE saya. Salah satu adegan favorit saya adalah ketika kami memasak bersama. Saya masih tiga atau empat tahun. Kami hanya berdua di dapur, tapi seluruh keluarga akan datang untuk makan malam, jadi ada banyak ekspektasi disitu. Bubbie mengangkat kursi kayu yang berat dari meja dapur ke dekat kompor kemudian menggendong saya dan menempatkan saya di atasnya. Dia berdiri di belakang dan sangat dekat dengan saya untuk membantu dan melindungi saya. Sekaligus ia akan menaruh sedikit campuran di tangan saya, dan saya akan membentuknya menjadi bola dan memasukkannya ke dalam panci besar air mendidih. Panci itu hampir setinggi saya saat saya berdiri di kursi. Bau tajam ikan meliputi sekeliling saya. Saya meletakkan tangan saya ke hidung saya dan berteriak Yuk! Dan dia tertawa. Setelah kami selesai, ia menarik kursi bersama dengan saya di atasnya ke tengah dapur. Saya berteriak dan tertawa karena merasa seperti dia membawa saya naik kereta. Dia mengelap tanganku dengan kain basah, tapi saya masih mencium bau ikan dan berteriak Yuk! lagi. Saua melihatnya mengambil lemon lalu dipotong menjadi dua. Dia mengusap setengah lemon di tangan saya dan kemudian menyekanya dengan kain basah. Kemudian ia menatap saya dengan cinta dan berkata, Jangan bergerak. Bubbie akan segera kembali. Dia datang kembali dengan sikat rambutnya dan menyisir rambutnya saya yang tampak seperti waktu yang sangat lama. Rasanya sangat menyenangkan. Lalu dia membentuk rambut saya menjadi ikal panjang, memutar rambut saya di sekitar jari-jarinya. Ketika ia selesai dan menurunkan saya ke lantai, saya kemudian berlari ke kamarnya dan melihat di cermin. Saya terlihat seperti Shirley Temple.

Ketika seluruh keluarga duduk untuk makan malam, dia mengatakan kepada semua orang bahwa saya yang telah membuat bakso ikan. Bibi saya menatapku, sangat terkesan. Dan ketika mereka mencicipinya, mereka menganggukan kepala dan memberitahu ibu saya bahwa saya adalah seorang ahli masak yang hebat.

Setelah kenangan kami berakhir, saya tinggal dengan nenek saya untuk sementara. Saya sangat mencintainya. Kemudian saya mulai bergerak menjauh. Saya tidak memiliki kontrol atas apa yang terjadi, tapi rasanya saya bergerak menjauh dari dia. Saya memahami bahwa dia akan menunggu saya untuk kembali lagi, dan bahwa di tempat ini dia adalah kekal. Begitu juga saya. Kehidupan saya adalah sebuah momen singkat dalam kekekalan, dan saya tidak punya kekhawatiran atau keraguan ketika realitas abadi yang lebih besar terbuka ini begitu sempurna. Selain itu, apa yang baru saja saya alami selama tiga puluh dua tahun itu begitu penuh rasa sakit dan konstriktif. Realitas baru ini terasa seperti terus menerus memperluas dan mengalir.

Pada waktu itu saya tidak menyebut tempat saya sebagai terowongan, tetapi kemudian, sebagai peneliti, saya menyadari bahwa kata terowongan adalah kata terdekat yang kita miliki alam fisik ini. Apa pun itu dimana saya bergerak melintasi dimulai dari sesuatu benar-benar gelap. Kemudian saya menjadi sadar bahwa ada energi yang berputar melalui kegelapan tersebut. Ketika saya melihat gerakan energi tersebut, cahaya warna abu-abu hampir putih  terpisah membentuk lingkaran. Keluar dari kegelapan muncul Cahaya, dan cahaya itu bergerak meliputi saya. Cahaya dan saya seolah bergerak ke arah yang sama, tapi itu jauh, jauh di depan.

Tangan saya seperti membesar.  Itu terasa seperti menjadi besar tak berhingga. Angin lembut membungkus seluruh tubuh saya, dan saya bisa mendengar suara mendengung rendah yang memanggil saya. Suara yang tidak biasa ini membawa saya ke dalam cahaya.

Tiba-tiba saya kembali dalam tubuh saya, kembali di tempat tidur lingkaran, dan itu sudah pagi. Dua perawat sedang membuka tirai saya. Cahaya matahari itu mengejutkan saya. Membuat sakit mata saya. Saya meminta mereka untuk menutup tirai kembali. Saya mencoba untuk memberitahu perawat saya dan beberapa dokter bahwa saya telah meninggalkan tempat tidur. Mereka mengatakan pada saya bahwa itu tidak mungkin dan saya dianggap telah berhalusinasi.

Review Kehidupan

 Sekitar seminggu kemudian saya meninggalkan tubuh saya lagi di tempat tidur lingkaran. Saya telah dianggap keluar dari masa kritis, tapi saya masih sangat lemah dan sakit. Wajahku telah diputar ke arah bawah. Saya merasa tidak nyaman. Sepertinya saya telah berada dalam posisi ini terlalu lama. Saya berusaha meraih tombol panggilan, tapi tombol itu terselip dibalik tempat tidur. Saya memanggil, lalu berteriak, kemudian menjerit panik, tapi pintu tertutup. Tak ada yang datang. Keringat saya membasahi tempat tidur. Saya menjadi histeris. Saya terpisah lagi dari tubuh saya.

Ketika saya meninggalkan tubuh saya, saya pergi lagi keluar ke kegelapan, hanya kali ini aku terjaga dan bisa melihat bagaimana hal itu terjadi. Melihat ke bawah dan ke kanan, aku melihat diri saya berada dalam sebuah gelembung – di tempat tidur lingkaran – sedang menangis -. Lalu Saya melihat ke atas dan ke kiri, dan saya melihat diri saya yang lain ketika berumur satu-tahun dalam gelembung- menghadap ke bawah ke tempat tidur saya – sedang menangis sama kerasnya. Saya melihat ke kanan dan melihat diri saya kembali di tempat tidur lingkaran, kemudian ke kiri dan melihat diriku sendiri sebagai seorang bayi – bolak-balik sekitar tiga kali, lalu saya melepaskan. Saya memutuskan tidak ingin menjadi Barbara yang berumur tiga puluh dua tahun lagi, saya akan pergi ke gelembung tempat saya berumur satu tahun. Ketika saya pindah dari tubuh saya yang tiga puluh dua tahun di tempat tidur lingkaran, saya merasa seolah-olah saya terbebaskan diri dari kehidupan ini. Ketika saya melakukan, saya menjadi sadar adanya sebuah energi yang membungkus dirinya sendiri sekitar saya dan melalui saya, menyerap saya, mengangkat setiap molekul dari diri saya.

Sosok itu bukanlah seorang tua dengan janggut putih panjang. Saya membutuhkan waktu lama untuk menggunakan kata Tuhan. Bahkan, saya tidak pernah menggunakan kata apapun sampai aku melihat film Star Wars dan mendengar tentang The Force. Saat itu, saya sudah membaca fisika kuantum, mencoba untuk mencari tahu bagaimana saya bisa menjelaskan apa yang merupakan pembentuk diri saya. . . dan Anda.. .dan kita semua. Sekarang energi itu ada di sini, dan itu meliputi saya. Rasanya luar biasa. Tidak ada kata-kata dalam bahasa Inggris, atau mungkin dalam realitas ini, untuk menjelaskan Cinta Tuhan yang memancar ini. Tuhan benar-benar menerima segala sesuatu dalam peninjauan hidup saya. Dalam setiap adegan tinjauan kehidupan saya, saya bisa merasakan lagi apa yang saya rasakan pada berbagai waktu dalam hidup saya. Dan saya bisa merasakan segala sesuatu yang orang lain rasakan sebagai akibat dari tindakan saya. Beberapa merasa baik dan sebagian merasa tidak baik. Semua ini diterjemahkan menjadi pengetahuan, dan saya belajar, benar-benar mendapat pelajaran ! Informasi itu mengalir pada kecepatan sangat tinggi luar biasa yang mungkin akan membakar saya jika bukan karena energi yang luar biasa yang memelukku ini. Informasi-informasi dengan cepat masuk, dan kemudian cinta menetralisir penilaian saya terhadap diri saya sendiri. Dengan kata lain, Tuhan tidak pernah menghakimi saya. Tuhan memeluk saya dan membawa saya bersama-sama. Saya menerima semua informasi dari setiap adegan – persepsi dan perasaan saya – dan persepsi orang lain dan perasaan siapa pun yang berada di tempat kejadian. Tidak peduli bagaimana saya menilai diri dalam setiap interaksi, rasa dipeluk dan dicintai oleh Tuhan adalah interaksi yang lebih besar. Cinta yang diberikan Tuhan menjadi segalanya, segala perasaan, setiap bit informasi tentang segala sesuatu, sehingga semuanya menjadi baik-baik saja. Tidak ada yang baik dan buruk. Hanya ada saya dan orang-orang terkasih saya dari kehidupan ini yang mencoba untuk menjadi siapa dirinya, atau hanya mencoba untuk bertahan hidup.

Saya menyadari sekarang bahwa tanpa kekuatan Tuhan yang memeluk saya, saya tidak akan punya kekuatan untuk mengalami apa yang saya jelaskan kepada Anda.

Saya adalah kami pada titik ini, karena kita sesungguhnya adalah satu kesatuan, yang sangat suci – Tuhan dan saya menyatu menjadi satu kesatuan. Kami pergi ke tempat bayi saya menuju kiri atas saya di dalam kegelapan. Gambar bayi itu berada dalam gelembung dan gelembung ini berada di tengah awan dari ribuan gelembung. Pada setiap gelembung berisi adegan lain dalam hidup saya. Saat kami bergerak menuju bayi saya, seolah-olah kami terayun-ayun melalui gelembung. Pada saat yang sama ada urutan linier di mana kita menghidupkan kembali tiga puluh dua tahun kehidupan saya. Saya bisa mendengar diri saya berkata, tidak heran, tidak heran. Sekarang saya percaya ketidak heranan saya. Tidak heran bagi anda berarti adalah cara Anda sekarang memandang. Lihatlah apa yang telah dilakukan oleh Anda ketika Anda masih gadis kecil.

Ibu saya telah memiliki ketergantungan pada obat-obatan, seringkali marah, dan kasar, dan ayah saya tidak memiliki banyak waktu dan hanya sedikit campur tangan dalam masalah keluarga. Saya melihat semua trauma masa kecil ini lagi, dalam tinjauan kehidupan saya, tapi saya tidak melihatnya dalam potongan kecil dan terpisah, saya mengingat dari sudut pandang seperti orang dewasa. Saya melihat dan mengalaminya seperti saya mengalaminya pada waktu pertama kali itu terjadi. Bukan saja saya menjadi diri saya, saya juga menjadi ibu saya. Ayah saya. Dan adik saya. Kita semua menjadi satu. Sama seperti saya yang telah merasakan semua yang nenek saya telah rasakan sebelumnya, saya sekarang merasakan rasa sakit ibu saya dan menyadari penderitaan dari masa kecilnya itu. Dia tidak bermaksud untuk melakukan itu. Dia tidak mengetahui bagaimana untuk mencintai atau jenisnya. Dia tidak tahu bagaimana untuk mengasihi. Dia tidak mengerti apa tujuan hidup ini sebenarnya. Dan dia masih menyimpan kemarahan pada masa kecilnya sendiri, marah karena mereka dulunya miskin dan karena ayahnya menderita kejang grand mal hampir setiap hari sampai dia meninggal ketika dia berusia sebelas tahun. Dan kemudian ia marah karena ayahnya meninggalkannya.

Semuanya datang kembali, termasuk ketidakberdayaan ayah saya untuk menghentikan kegilaan tersebut. Jika ayah ada di rumah ketika ibu sedang meledak dan mengamuk, ia akan menutup semua jendela sehingga tetangga tidak akan mendengar dan kemudian ia akan pergi ke luar. Sekali lagi saya menyaksikan kemarahan kakak saya atas penganiayaan oleh ibu saya, dan kemudian ia berbalik dan menatap kepada saya. Saya melihat bagaimana kita semua terhubung dalam drama ini yang dimulai dengan ibu saya. Saya melihat bagaimana tubuh fisiknya mengepresikan rasa sakit emosionalnya. Saya melihat ketika saya tumbuh dan meninggalkan rumah orang tua saya ketika saya berumur delapan belas tahun. Pada saat itu saya telah melihat ibu saya menjalani 26 operasi, yang dua puluh limanya adalah atas pilihan sendiri.  Saya melihat diri saya sebagai seorang anak berdoa agar ada dokter yang bisa membantu ibu saya. Salah satu bagian dari tubuhnya atau yang lain selalu menderita kesakitan.

Ketika review hidup saya terus berlangsung, saya mengalami lagi ibuku sedang berpuasa karena dia diberitahu bahwa dia sudah gemuk. Lalu ia harus menjalani beberapa operasi untuk masalah usus dan sembelit, dan selama mereka tinggal di rumah sakit mereka memberi infus makanan karena dia begitu kurus.

Dia bahkan memendekkan jari-jari kakinya. Mereka menyebutnya operasi hammertoe. Alasan sebenarnya adalah karena ia memiliki koleksi sepatu bertumit tinggi yang berukuran empat setengah.(Dia selalu bersikeras untuk memakai sepatu hak tinggi meskipun bermasalah dengan punggung nya.) Kakinya menjadi berkembang (karena kita semua mengalami saat kita bertambah umur), tapi ia ingin tetap memiliki ukuran empat setengah. Saya melihat diri saya bersama dengan dia dalam sebuah gelembung sebagai ahli bedah ortopedi dia dan berkata, Florence, Anda memiliki dua pilihan. Dapatkan sepatu ukuran setengah lebih besar atau memperpendek jari kaki Anda!  Dia tertawa, tapi dia memilih operasi itu. Kakinya diplester gips selama enam minggu, dan harus minum lebih banyak obat penghilang rasa sakit bahkan dan pil tidur.

Saya juga melihat dia dirawat di rumah sakit jiwa. Selama waktu ini, sekitar tahun 1955, saya tidak bisa mengunjunginya selama tiga minggu. Saya baru berumur sebelas dan yakin saya telah melakukan sesuatu yang salah. Dalam satu gelembung aku bisa melihat diriku akhirnya diizinkan mengunjunginya. Saya terlihat besar untuk usia saya dan tinggi saya yang 155 cm lebih tinggi dari tingginya yang 150 cm. Dia beratnya sekitar 44kg. Saya lebih gemuk. Dia telah hidup sehari-hari dari kopi hitam, obat penenang, obat penghilang rasa sakit dan obat penenang.  Saya suka makan.

Dalam gelembung itu saya memohon pada dia untuk mengikuti saran dokter sehingga dia bisa pulang. Dia bilang, Oh, Sayang. Ini seperti pekerjaan. Saya sebenarnya tidak perlu di sini, tapi Ayah memiliki tiga (polis asuransi kesehatan) jadi saya menghasilkan uang ketika saya di sini. Blue Cross membayar semua biaya pengobatan, dan kita bisa menyimpan sisanya dari dua polis lainnya. Aku sekarang bisa merasakan bahwa dia serius mengatakan itu dan dia bersungguh-sungguh. Dia percaya itu. Saya terus menyaksikan dan menyadari bahwa tidak ada yang bisa membantu ibu saya karena dia tidak memiliki pemahaman yang realitas tentang mengapa dia ada di sana. Saya bisa mendengar diriku berkata, tidak heran, tidak heran. Dan kemudian energi dermawan yang memegang saya ini terus memeluk saya lebih ketat dan bahkan dengan lebih banyak cinta.

Kami terus menonton ibu saya yang terus menderita sakit, selalu mengunjungi dokter dan selalu menerima resep obat pembunuh rasa sakit, obat tidur dan obat penenang. Perasaan saya satu-satunya selama ini adalah rasa kesepian. Saya merasa sangat kesepian ketika ia berada di rumah sakit. Lalu saya melihat dia memarahi saya ketika dia ada di rumah. Sekarang saya bisa merasakan bahwa dia selalu memarahi saya karena dia membenci dirinya sendiri. Saya melihat diri saya berlutut di sisi tempat tidur saya, berdoa agar dokter membantu ibu saya. Yang saya tidak menyadarinya ketika sebagai seorang anak tetapi menyadarinya dalam review hidup, adalah bahwa dia tidak ingin orang lain membantunya. Dia pikir pekerjaannya dalam hidup adalah untuk mengunjungi dokter dan menjadi pasien. Dan ia menikmati dirawat di rumah sakit.

Saya telah melihat bagaimana saya telah menyerah untuk bertahan hidup. Saya lupa bahwa saya waktu itu masih kecil. Saya menjadi ibu dari ibu saya. Tiba-tiba saya tahu bahwa ibu saya punya hal yang sama yang terjadi di masa kecilnya. Ia merawat ayahnya selama sakit kejangnya, dan sebagai seorang anak ia menyerahkan dirinya untuk merawatnya. Sebagai anak-anak, dia dan saya sama-sama menjadi pengurus orang lain. Ketika review hidup saya terus berjalan, saya juga melihat jiwa ibu saya, bagaimana menyakitkan hidupnya, betapa kehilangan dia. Dan saya melihat ayah saya, dan bagaimana ia memasang penutup mata pada dirinya sendiri untuk menghindari kesedihan di atas sakitnya ibu saya dan usahanya untuk bertahan hidup. Dalam peninjauan hidup saya, saya melihat mereka adalah orang-orang baik yang terjebak dalam ketidakberdayaan. Saya melihat keindahan mereka, kemanusiaan mereka dan kebutuhan mereka yang tanpa perhatian saat masa kecil mereka sendiri. Saya mengasihi mereka dan mengerti mereka. Kita mungkin telah terjebak, tapi kita masih jiwa yang tersambung dalam tarian kehidupan kita oleh sumber energi yang telah menciptakan kita.

Ini terjadi ketika saya pertama kali menyadari bahwa kita tidak berakhir pada tubuh kita. Kita semua berada dalam sup energi besar kesadaran. Kita masing-masing adalah bagian dari kesadaran yang kita sebut Tuhan. Dan kita bukan hanya manusia. Kita adalah Roh. Kita adalah Roh sebelum kita datang ke kehidupan ini. Kita semua adalah spirit yang sedang berjuang sekarang, yang sedang mencoba untuk mengalami bagaimana berada dalam tubuh fisik. Dan ketika kita pergi dari sini, kita akan murni kembali menjadi Roh.

Ketika review hidup saya terus berlangsung, saya kemudian menikah dan punya anak dan melihat bahwa saya berada di tepi untuk mengulang siklus pelecehan dan trauma yang saya alami ketika sebagai seorang anak. Saya juga memiliki ketergantungan obat. Saya di rumah sakit. Saya menjadi seperti ibuku. Dan pada saat yang sama, energi ini membiarkan saya masuk ke semua pengalaman ini. Saya merasakan memori Tuhan dari kejadian ini melalui Mata Tuhan saat saya melihatnya melalui mata nenek saya. Saya bisa merasakan intelijensi ilahi dan itu mengejutkan. Tuhan mengasihi kita dan menginginkan kita untuk belajar dan bangkit untuk menyadari diri kita yang sesungguhnya – pada apa yang sesungguhnya penting. Saya menyadari bahwa Tuhan ingin kita mengetahui bahwa kita hanya mengalami sakit yang nyata jika kita mati tanpa hidup lebih dulu. Dan cara untuk hidup adalah dengan memberikan cinta kepada diri sendiri dan orang lain. Kami di sini untuk belajar tidak pernah menyimpan cinta kita. Tapi kita bisa menyembuhkan diri kita jika bisa kita memahami dan memberikan cinta kasih seperti cinta dimaksudkan untuk menjadi.

Ketika kehidupan saya dibukakan di depan mata saya, saya menyaksikan bagaimana parahnya saya telah memperlakukan diri saya karena itu adalah perilaku yang ditunjukkan dan diajarkan kepada saya ketika saya masih kecil. Saya menyadari bahwa kesalahan besar saja yang saya telah buat dalam tiga puluh dua tahun hidup saya adalah saya tidak pernah belajar untuk mencintai diri saya sendiri.

Dan kemudian saya kembali, tapi tidak di dalam tubuh saya. Saya berada di belakang ruang perawat. Saya melihat lingkaran logam dengan bantal di belakang kaca. Itu adalah bantal dimana saya buang air kecil pada saat saya terpisah dari tubuh saya. Saya melihatnya di mesin pengering.

Saya mendengar dua perawat berbicara tentang kasus saya dan tentang bagaimana perawat saya hari itu begitu marah setelah dia menemukan saya sehingga mereka disuruh pulang lebih awal. Kemudian mereka mengatakan bahwa saya akan berada dalam penyangga tubuh selama enam bulan, walaupun mereka telah mengatakan kepada saya hanya enam minggu, karena dokter saya berpikir bahwa saya mungkin tidak bisa menerima itu. Jadi mereka tidak mengatakan kebenaran.

Kemudian saya kembali ke tubuh saya, kembali di tempat tidur lingkaran. Kedua perawat yang sama datang untuk memeriksa saya dan saya berkata kepada mereka, bahwa saya telah meninggalkan tempat tidur lagi.

Tidak, Sayang. Anda berhalusinasi, kata mereka.

Saya tidak minum obat penghilang rasa sakit pada saat itu, jadi saya bersikeras, Tidak, saya tidak berhalusinasi. Saya meninggalkan tempat tidur.

Tidak, Anda berhalusinasi. Anda tidak bisa meninggalkan tempat tidur, kata mereka.

Silahkan hubungi perawat saya hari ini dan katakan padanya bahwa saya baik-baik saja, aku menjawab. Katakan padanya bahwa saya tidak marah padanya. Saya tahu bahwa ia dikirim pulang lebih awal. Dan jangan berbohong pada saya dengan mengatakan bahwa saya akan berada di penyangga tubuh ini hanya selama enam minggu. Katakan kebenarannya. Saya tahu saya akan berada di tempat ini selama enam bulan. Dan anda harus mencuci terlebih dahulu bantal tersebut sebelum Anda memasukkannya ke dalam pengering. Saya tidak peduli untuk diri saya sendiri, tapi saya perduli pada pasien berikutnya.

Mengikuti kata Hati

Sebulan setelah saya pulang dari rumah sakit, orang tua saya datang untuk mengunjungi saya. Mereka telah merawat anak saya pada bulan-bulan saat saya berada di tempat tidur lingkaran, jadi saya mengerti mengapa mereka tidak bisa mengunjungi saya di rumah sakit. Namun, saya tidak bisa mengerti mengapa mereka tidak datang ke rumah saya. Saya menghabiskan setiap hari di tempat tidur. Berat saya sekitar 42 kilo dan balutan tubuh saya beratnya lima belas kilo. Saya berharap mereka datang dan kemudian saya bisa memberitahu mereka tentang pengalaman saya. Akhirnya mereka datang, dan saya berkata tanpa berpikir betapa aku mencintai mereka dan bahwa segala sesuatu yang telah terjadi kepada kita adalah baik-baik saja. Saya bahkan mengatakan kepada mereka bahwa saya memaafkan mereka. Mereka menatap saya sepertinya saya benar-benar aneh dan cepat pergi. Setelah itu, saya bersikeras mengunjungi seorang psikiater, berharap dia akan memahami apa yang saya alami. Dokter yang saya kunjungi tidak mengerti. Tidak ada yang mengerti NDE waktu itu, sehingga saya menyadari bahwa saya tidak dapat membicarakan tentang hal itu. Saya menghabiskan waktu enam bulan berada di balutan tubuh, berpikir tentang NDE saya tetapi berusaha tidak memberitahu siapa pun. Ketika saya sudah keluar dari balutan tubuh dan melalui beberapa terapi fisik untuk mendapatkan kembali kekuatan saya, saya memutuskan untuk melupakan NDE itu dan mengikuti kata hati saya.

Pertama, saya mengajukan diri untuk bekerja di ruang gawat darurat rumah sakit di mana saya telah menjadi pasien. Saya punya banyak kesempatan disana untuk bersama dan menyentuh orang-orang yang sedang sekarat. Saya merasa nyata ketika saya bekerja di sana. Dan orang lain itu nyata, juga. Ketika di mana hidup dan mati berada di tepi setiap saat, hanya kebenaran yang bisa diucapkan. Kehidupan pribadi saya, bagaimanapun, berada di ujung lain dari spektrum. Suami saya, teman-teman dan anggota keluarga saya sebagian besar terperangkap dalam permainan mereka sendiri. Tak seorang pun tampak berkomunikasi dengan jujur. Ada begitu banyak penolakan terhadap perasaan. Saya tidak dapat menyangkal bahwa saya juga telah menjadi bagian dari itu – bagian dari materialisme dan bagian dari yang menolak perasaan. Tapi sekarang saya berbeda. Itu bukan kesalahan mereka. Saya telah berubah. Satu-satunya tempat saya terasa nyata selain berada rumah sakit adalah berada di sebuah kampus.

Saya menjadi seorang terapis pernafasan yang bekerja di ruang gawat darurat dan ICU, dan pasien saya bercerita tentang pengalaman mereka ketika mereka sekarat. Dan orang-orang yang kembali ke tubuh mereka mengatakan kepada sayatentang NDE mereka. Saya mulai menulis tentang semua ini, pada saat itu saya menyebut topik saya sebagai perawatan kebutuhan emosional terhadap pasien kritis. Anehnya, saya diundang untuk berbicara pada konferensi profesional dan diterbitkan dalam jurnal terapi pernapasan. Kebutuhan emosional pasien adalah hal baru dan menjadi topik panas dalam kesehatan di akhir 1970-an dan awal 1980-an.

Akhirnya, saya menjadi seorang peneliti dan bisa mencari jawaban yang saya sangat dambakan untuk bisa menemukan. Karena penelitian saya dilakukan di fakultas kedokteran universitas, semua jenis pengetahuan baru tersedia bagi saya. Saya bisa memetakan kembali tidak hanya ratusan pengalaman yang saya pelajari, tetapi juga salah satu pengalaman pribadi saya sendiri.  Sehingga Kisah NDE saya dalam buku dapat memiliki dasar dimana saya juga terlibat didalamnya dan menggambarkan cerita-cerita lain yang Anda baca.

Mengolah review kehidupan saya

NDE ini tidak pernah berakhir jika kita mengingatnya untuk terus mempengaruhi kita. Hal ini dapat terus tumbuh dalam hidup kita jika kita memeliharanya. It Itu terus ada untuk ditafsirkan oleh kita terhadap apa yang seharusnya kita lakukan di sini, tentang apa arti kehidupan ini.

Sebelum NDE dan tinjauan kehidupan saya,  saya mengetahui bahwa saya telah disiksa secara fisik dan emosional oleh ibu saya dan diabaikan oleh kedua orang tua. Saya hampir mengingat semuanya. Masalahnya adalah bahwa kenangan penyalahgunaan oleh mereka tersimpan dalam diri emosional saya. Dalam menangani rasa sakit emosional dan fisik itu, saya hanya berusaha menyimpannya di dalam tanpa berusaha menghapusnya. Saya menutupi diri emosional saya, jadi saya berusaha tidak merasakan apa-apa yang telah terjadi di masa kecil saya. Sayangnya, emosi itu terus muncul kembali dalam kehidupan dewasa saya. Setelah saya mengalami review kehidupan saya, saya bisa menghapus rasa sakit dari pengalaman masa lalu saya dan kembali mengikat potongan-potongan hidup saya bersama-sama. Saya bisa mulai belajar tentang semua perasaan baru yang muncul.

Psikiatri menyebut ini sebagai penyembuhan rasa sakit emosional yang tersimpan. Ini adalah pendekatan yang umum digunakan pada anak-anak untuk melalui saat-saat yang menyakitkan. Setelah kita tumbuh dewasa kita memiliki pilihan untuk menyimpannya atau mengingatnya atau berusaha menhilangkan semua kenangan tersebut meskipun menyakitkan. Dalam review kehidupan saya. Saya juga melihat awal dari penyalahgunaan tersebut terhadap cara saya bereaksi terhadap anak-anak saya. Bagi saya itu bukan hanya pilihan untuk melupakan atau penyembuhan. Saya harus memutus mata rantai penyalahgunaan ini. Saya harus menyelamatkan anak-anak saya dari apa yang saya telah lalui.

Mulai Terbangun

 Saya belajar dalam tinjauan hidup saya bahwa satu-satunya yang nyata adalah cinta, dan satu-satunya cara untuk berbagi cinta adalah dengan menjadi nyata. Menjadi nyata terjadi ketika kita mengakui perasaan kita dan terus berbagi kebenaran kita. Ketika kita merasakan perasaan kita adalah nyata, kita bisa membagi cinta kita keluar. Lalu hubungan kita dengan Tuhan dan diri kita menjadi sehat.

Orang tua saya dan seluruh keluarga saya dan teman-teman tentu bukanlah perkecualian ketika mereka tidak memahami sikap baru saya. Saya mendapat dukungan dari Asosiasi Internasional Near-Death Studies (IANDS) selama dua belas tahun dan masalah terbesar bagi orang2 yang telah mengalami NDE adalah bahwa hampir tidak ada yang memahami kita. Kami mengalami perubahan mendasar dalam nilai-nilai dan sikap kita dan perlu berbicara tentang hal itu dalam sebuah kelompok yang mendukung. Hal ini seolah-olah seperti dimana sebelumnya hidup kita berada dalam warna hitam dan putih dan secara tiba-tiba ditampilkan dengan warna-warna. Kita tidak lagi takut akan kematian. Dan ini baru pertama dari banyaknya paradoks: Karena kita tidak lagi takut akan kematian, kita tidak lagi takut pada kehidupan. Kita mencintai kehidupan dengan cara yang baru. Kami lebih bersedia mengambil risiko untuk membantu orang lain. Kami bekerja dengan orang-orang yang sekarat karena kami bisa mendapatkan sebanyak yang kita berikan dengan membantu.

Penelitian kami juga menunjukkan bahwa sejarah trauma pelecehan masa kanak-kanak, dan penelantaran lebih sering terjadi di antara mereka yang mengalami NDE dibandingkan yang lain. Banyak orang yang telah saya wawancarai yang telah mengalami NDE berasal dari masa kanak-kanak yang kejam dan terlibat dalam kecanduan. Kita semua memiliki cerita yang sama. Kami berbicara tentang bagaimana setiap kali orang tua kita mulai minum minuman keras atau meminum obat. . . . . mereka bukan mereka lagi. Bahkan jika tubuh mereka masih ada, mereka pergi. Dan jadi kita telah menumbuhkan mati rasa. Karena orang tua kita telah mati rasa, begitu pula kami. Tapi NDE membawa kami kembali. Pengalaman itu mengingatkan kita tentang siapa kita. Dan untuk mengingat diri kita yang sebenarnya kita harus belajar untuk merasakan perasaan kita, berbagi kebenaran kita dan memberikan cinta kita. Saya menulis secara detail tentang faktor pelecehan kanak-kanak dalam buku terakhir saya, Spiritual Awakenings . Penyalahgunaan anak atau trauma selalu menarik bagi saya karena sejarah saya sendiri, dan karena saya mendengar tentang hal itu begitu sering dalam kelompok-kelompok pendukung atau ketika saya memberikan ceramah. Dan sekarang telah ditunjukkan secara statistik dalam penelitian. Saya juga menulis di Spiritual Awakenings bahwa kita tidak boleh menyalahkan siapa pun, namun kita harus memutus mata rantai kekerasan. Ketika kita mati, ketika kita kembali ke pengalaman kita hidup dari sudut pandang orang lain serta kita sendiri – hanya ada informasi dan perasaan, persepsi dan pengetahuan. Kita benar-benar tidak bisa menilai atau menyalahkan orang lain karena kita tiba-tiba bisa memahami dari sisi kita dan dari sisi orang lain. Kita menghakimi hanya di sini, di realitas duniawi. Di sana, bersama dengan Tuhan, saya belajar tentang tidak menghakimi ini. Pengetahuan tentang apa yang telah terjadi telah diserap langsung ke dalam diriku. Saya datang untuk percaya bahwa Tuhan tidak akan menghakimi, tetapi menginginkan kita untuk belajar sehingga kita tidak akan membuat kesalahan yang sama lagi. Pengalaman saya menunjukkan kepada saya bahwa Tuhan menginginkan kita untuk memperluas cinta, bukan ketakutan. Jika saya bisa memahami masa kanak-kanak saya, mengekspresikan dan mampu melepaskan emosi yang telah saya bawa sejak saya masih kecil, saya tidak akan mengulangi masa lalu saya. Orang tua saya telah mengulangi masa lalu mereka karena mereka tidak mengetahui cara yang lebih baik. Sebelum NDE dan tinjauan kehidupan saya, konflik cara lama dan emosi tersimpan ini mengendalikan saya. Tiba-tiba, saya seperti terlempar keluar waktu dan dipeluk dengan cara yang sama sekali berbeda. Sama cepatnya seperti saat saya kembali ke sini dan ingin menempa di tanah yang baru. Saya telah memiliki kesempatan besar dan sekarang saya ingin berbagi. Tapi saya tidak akan menyalahkan orang lain, dan tentunya saya tidak ingin menghakimi siapa pun, termasuk orang tua saya.

Dan sekarang, hampir dua puluh tiga tahun kemudian, orang tua saya telah meninggal – ayah saya meninggal pada akhir tahun 1992 dan ibu saya di awal 1994. Tinjauan kehidupan saya telah memberi saya banyak pelajaran terhadap cara saya membantu ayah saya saat kematiannya dan bagaimana cara saya melihat ibu saya meninggal. Bahkan, review kehidupan saya, apa yang saya pelajari di dalamnya dan, bahkan yang lebih penting lagi, adalah apa yang saya alami di dalamnya - energi ilahi yang menghubungkan kita semua – yang sejak itu telah mengatur semua hubungan saya. Dengan setiap orang yang saya temui dalam proses sekarat, saya juga menyaksikan energi spiritual ini. Saya telah memberikan ceramah pada ratusan pekerja rumah sakit, dan hampir semua orang setuju bahwa energi tersebut ada. Para pekerja perawatan sering menceritakan kisah mereka pada saya tentang adanya energi Cinta Tuhan saat kematian klien.

Dalam semua kisah dalam buku ini, saya merasa terhubung dengan energi ini melalui jantung hati saya. Ketika kita tersambung ke energi cinta Tuhan yang tidak terbatas, maka itu adalah kekuatan yang paling kuat di alam semesta.

Sumber: Henkykuntarto’s Blog -Wellcome to my spiritual blog

No comments:

Post a Comment