Saya yakin bahwa setiap pikiran, kata dan tindakan dalam kehidupan fisik yang ada di alam semesta berasal dari satu-dua hal mendasar yang kita sebut, ketakutan dan cinta. Ini adalah awal dari Bilangan Binary alam semesta. Itu adalah seperti bilangan “0″ dan “1″ dari program komputer.
Kita mengetahui bahwa semua program komputer dirancang pada sistem binary, menggunakan kombinasi 0 dan 1. Gambar, huruf dan angka yang muncul di layar televisi dan komputer berasal dari sebuah proses yang menyebabkan gambar di layar untuk beberapa tempat terisi, atau tidak. Dengan kata lain, kumpulan dari 0 dan 1. Semua bentuk cetakan terdiri dari tidak lebih ruang yang tak terisi, atau ruang yang diberi tinta.
Demikian juga halnya, semua yang ada di alam semesta fisik terdiri dari ada atau kosong. Ini adalah Sistem Binary semua kehidupan materi. Kehidupan Metafisik, di sisi lain, berbentuk segitiga. Semuanya bentuk materi awalnya nampaknya, dipahami sebagai, sebuah dualitas, sedangkan semuanya metafisik, atau spiritual, dipahami sebagai yang segitiga.
Contoh dualitas materi termasuk laki-laki dan perempuan, atas-bawah, kiri-kanan, dan sebagainya. Contoh trinitas metafisika termasuk tubuh, pikiran dan jiwa, disini, disana dan di mana-mana, masa lalu, masa kini dan masa depan.
Proses yang disebut soliditas metafisika dari trinitas ke dualitas materi adalah proses reduksi. Mereka tereduksi dari bentuk trinitas ke bentuk dualitas. Sebenarnya, segala sesuatu tetap berada dalam trinitas, hanya bermanifestasi sebagai dualitas.
Akhirnya, pada tingkat ekspresi, pengalaman dan pemahaman, semua bentuk menjadi tidak berbentuk. Bahkan bentuk trinitas metafisik kenyataan larut ke dalam ketiadaan dari keseluruhan, dimana trinitas dianggap hanya sebagai sebuah variasi dari yang Satu.
Lingkaran ini memadat, melebur, memadat dan melebur suatu proses yang kita sebut lingkaran tanpa akhir dari Persepsi. Itu semua adalah bagaimana cara berpikir dari Tuhan sendiri, dan dengan demikian, bagaimana Tuhan melihat diriNya, bagaimana Tuhan mengalami diriNya sendiri.
Salah satu contoh bagaimana Semua yang Ada bermanfestasi sendiri di berbagai tingkatan persepsi adalah pengalaman dualitas manusia tentang panas dan dingin.
Kita sering mengatakan bahwa sesuatu “panas” atau “dingin.” Ini adalah pertimbangan dualitas yang menyatakan bahwa hal adalah ini atau itu. Di dunia fisik banyak orang yang memiliki cara untuk melihat hal-hal dan mengkategorikannya sebagai salah satu hitam atau putih. Ini adalah salah satu konfigurasi yang umum.
Eksplorasi yang dalam menunjukkan bahwa konfigurasi dualitas yang sederhana adalah yang terbaik. Kita menemukan bahwa ada lebih dari hanya “panas” atau “dingin,” tetapi ada juga yang tidak panas maupun dingin. (Air yang terlalu hangat untuk dipanggil “dingin” dan terlalu dingin untuk dipanggil “hangat” kadang-kadang disebut “hangat-hangat kuku.”)
Ada sebuah kondisi netral yang ada di antara dua kutub yang membentuk sistem biner dari benda materi. Netralitas ini adalah titik keseimbangan antara dua ekstrem dualitas.
Ini adalah mengenali keberadaan titik keseimbangan ini yang kita akui sebagai dasar dari seluruh kehidupan yang berujung pada trinitas. Segala sesuatu dalam hidup berwujud segitiga namun muncul sebagai garis lurus dengan “awal” dan “akhir.” Artinya, segala sesuatu dalam kehidupan fisik sebenarnya adalah sistem tertutup(segitiga) yang terlihat seperti sistem terbuka(garis).
Di Metafisika Realitas ini Lebih Jelas
Dalam tritunggal, tubuh, pikiran dan jiwa, pikiran merupakan titik keseimbangan antara tubuh dan jiwa. Badan dan Jiwa dapat dianggap sebagai dua ekstrim dalam sistem binari. Dalam pandangan dualitas, hal-hal adalah “fisik” atau “non-fisik.” Kita bisa menganggap sebagai materi atau non materi atau apa yang kita sebut “tubuh” atau “jiwa.” Dengan berpikir triangular kita dapat menyimpulkan bahwa setiap hal adalah keduanya yaitu tubuh dan jiwa. Sesungguhnya, ini adalah sebenarnya kita.
Kesadaran ini yang dibuat oleh pikiran, yang bertindak sebagai penghubung, atau titik keseimbangan, antara kedua sisi. Di dalam pikiran kita mengandung kedua hal yaitu tubuh dan jiwa, sehingga kita menyediakan kesempatan untuk mengalami keduanya.
Dari perspektif realitas tertinggi bahkan trinitas dari panas-dingin-dan hangat (untuk tidak mengatakan tentang, Body-Mind-Spirit) tidak ada. Kata-kata tersebut hanya ekpresi terbatas atau persepsi dari satu satunya yang Ada. (Dalam hal panas-hangat-dingin, yang tritunggal merupakan ekspresi dari satu hal yang disebut “Suhu.” Demikian juga, masa lalu-masa kini-masa depan hanya ekspresi atau persepsi yang terbatas dari satu hal yang disebut “keabadian.” Demikian juga, tubuh-pikiran-roh adalah ekspresi dan persepsi terbatas dari satu hal yang disebut kehidupan.)
Mari kita memanfaatkan contoh ini untuk menjelaskan dan menyatakan kebenaran universal dengan cara yang dapat diterima oleh pikiran manusia. Dalam contoh ini, kami akan menyebut ”Suhu” sebagai kondisi universal dari segala sesuatu. Dari sudut pandang universal sesuatu adalah tidak panas atau dingin, tetapi hanya ekspresi tertentu atau persepsi dari sesuatu yang disebut temperatur. Ekpresi atau persepsi tersebut bisa digambarkan sebagai “panas”, “dingin” atau “hangat,” tetapi hanya kata-kata hanya penjelasan. Menjelaskan sesuatu dalam cara tertentu tidak mengubah kenyataan bahwa tidak ada pemisahan di Keseluruhannya.
Dalam kehidupan fisik kita biasanya melihat (sesungguhnya, kita biasanya memilih untuk melihat) hanya sebagian dari Keselurhan, yang merupakan gambar holographik dari indra kita. Perspektif terbatas ini adalah apa memungkinkan kita untuk memilah data dari holograph dalam cara tertentu sehingga kita dapat mengalami diri sebagai bagian dari data itu sendiri.
Singkatnya, persepsi-cara kita melihat hal-adalah jalan kita untuk memisahkan dari Keseluruhan. Persepsi adalah fungsi pikiran, titik keseimbangan antara tubuh dan jiwa.
Ini merupakan penjelasan yang panjang dan agak rumit tentang paradigma cinta dan ketakutan sebagaimana yang kita alami di dalam kehidupan fisik seperti yang kita ketahui. Yang saya pahami adalah bahwa, dalam kehidupan fisik, semua emosi manusia berasal cinta atau ketakutan. Ini adalah dasar dualitas dari semua kehidupan fisik. Ini adalah faktor utama. Ini adalah “0″ dan “1″ seperti dalam komputer.
Suatu tempat di antara cinta dan ketakutan terdapat titik keseimbangan, di mana tidak satu atau yang lainnya yang mengalami dalam semua tingkatan. Ini adalah tempat netralitas, atau tidak melekat, yang digambarkan oleh banyak Master. Ini adalah tempat metafisik yang ada dalam pikiran dan bukan dalam kenyataan fisik. Ini merupakan titik keseimbangan antara dua, dan ini adalah tempat keseimbangan sempurna antara aspek positif dan negatif dari Binary Sistem kehidupan fisik dimana para Guru semua berada.
Sedangkan para Guru berada sempurna di dalam keseimbangan dari Binary System, Tuhan berada di mana-mana di dalam sistem. Sesungguhnya Tuhan adalah sistem itu sendiri. Kata “Tuhan” adalah nama yang telah kita berikan kepada Sistem. Nama lainnya adalah “kehidupan”.
Seorang Master dapat digambarkan sebagai yang tidak berada dalam cinta maupun rasa takut, karena Guru berada pada keseimbangan sempurna antara dua, angka dua yang beralih menjadi tiga dengan menemukan netralitas. Tuhan dapat digambarkan sebagai baik yang tidak berada di dalam cinta maupun ketakutan karena Tuhan memegang totalitas dari ketiganya sebagai sebuah pengalaman tunggal. Adalah tidak perlu bagi Tuhan untuk mencari titik keseimbangan antara dualitas, sebab Tuhan adalah keduanya, tidak berpihak, dan di antara semuanya.
Para Master mencapai apa yang dianggap sebagai “Jalan Tuhan” dengan menarik titik keseimbangan antara dua kutub pengalaman dualitas dalam kehidupan fisik. Ini adalah cara Tuhan melihat untuk tidak menarik titik keseimbangan, tetapi segala sesuatu yang akan menjadi seimbang, dan mencakup serta meliputi semuanya dalam semua pengalaman. Tuhan, adalah jumlah total dari setiap dualitas, setiap trinitas, dan semua yang ada di manapun.
Perbedaan antara Master dan Tuhan dapat digambarkan sebagai perbedaan antara ”netralitas” dan “totalitas”. Master adalah Netral dalam segala sesuatu. Tuhan adalah Jumlah Total segala sesuatu.
Netralitas adalah garis keseimbangan sempurnya yang yang dicapai oleh Masters di dalam dunia fisik. Totalitas yang meliputi dari Segala Sesuatu.
Adalah mungkin dalam bentuk fisik, manusia, untuk berpindah dari keterpisahan menuju netralitas kemudian totalitas dalam berekspresi di kehidupan. Adalah mungkin bagi manusia untuk mengalami Kesatuan atas segalanya, dan dengan itu melampaui dualitas dan trinitas dari pengalaman terbatas.
Kita telah melewati pembagian antara Semuanya dan Ketiadaan - yang merupakan dualitas dari semua kenyataan fisik. Kita akan menjadi satu lagi dengan Keseluruhannya, tetapi jika kita tetap berada di dalam Kesatuan, kita tidak dapat mengalami Kesatuan, karena tidak ada apa-apa lagi selain Kesatuan, dan tidak ada yang bukan, Dia.
Ini adalah misteri yang belum terpecahkan dari kehidupan. Ini adalah rahasia yang belum diungkapkan. Ini adalah aspek proses Universal yang diekpresikan sendiri oleh kehidupan yang jarang dibahas dan jarang dijelaskan, bahkan di sekolah-sekolah yang lebih tinggi dari pengetahuan esoterik.
Setelah kita mengerti ini, kita berhenti untuk menginginkan bahkan Kondisi Abadi dari Penyatuan dengan keilahian, sebab kita memahami bahwa itu seperti sebuah pengalaman yang kekal, akan segera berakhir. Seperti lingkaran.
Ini adalah tempat dimana semua Dimulai dan yang Berakhir bertemu. Adalah yang tak dapat didefinisikan, tak dapat di lokasikan dalam ruang /waktu dalam Siklus Kehidupan di mana awal dan akhir adalah satu.
Ini adalah tempat Tuhan bersemayam. “Itu adalah apa yang dijelaskan dalam batin manusia dan literatur esoterik sebagai “Am / Not Am". Hal ini berarti seperti apa yang Tuhan katakan, “Aku adalah Alfa dan Omega.”
Sumber: Henkykuntarto’s Blog -Wellcome to my spiritual blog
No comments:
Post a Comment