Tuesday, October 23, 2012

Detik-Detik Penciptaan Alam Semesta/Jagat Raya

Pada sepertiga pertama abad ke 20, para astronom mempertanyakan tentang sumber energy dalam planet dan mengusulkannya sebagai adanya proses terbalik nuklir fussion. Mereka menyebutnya sebagai nuclear fussion yaitu proses terjadi akibat fusi nukler unsure ringan untuk membentuk unsure yang lebih tinggi dalam ukuran nuklirnya.

Pada tahun 1957, empat orang astronom modern yaitu Margaret, Geoffrey Bur Bridge, M.William A-Fowler dan Fred Hoyle. Telah merampungkan pembuatan redaksi teori penciptaan beragam unsure nuklir di dalam bintang (synthesis of the element in star). Berdasarkan teori tersebut para Astronom dapat menafsirkann distribusi relative bagi beragam unsure pada bagian alam semesta yang terlihat. Disamping itu mereka juga bisa menafsirkan perekembangan alam semesta yang terlihat melalui asap yang komposisinya gas hydrogen dan sedikit atom helium, hingga terciptanya alam semesta seperti sekarang ini. Dalam komposisinya terdapat unsure yang paling ringan dan sederhana seperti hydrogen sampai dengan unsure yang paling berat dan rumit strukturnya yaitu Lawrencium, sesuai dengan system yang sangat akurat yang menjelaskan karakter unsure pada tempatnya dalam daftar sirkulasi elemen.

Telah terbukti secara ilmiah bahwa materi dan anti materi dengan beragam tingkatnya, tercipta dalam kuantitas yang sama setelah terjadi prose ledakan besar alam semesta yang menegaskan fakta penciptaan dari tiada dan kemungkinan kepunahan menjadi tiada lagi (bukan keabadian/faham atheis).

Pada tahun 1980 M.James W, Kronin dan Val Fitch memenangkan nobel award dalam bidang ilmu fisika, karena dapat membuktikan melalui eksperimen bahwa punahnya beberapa partikel dasar materi melalui anti materinya tidak terjadi secara keseluruhan dengan demikian materi tetap ada di alamsemesta ini dan tidakpunah seluruhnya.

Pada tahun 1983 M. William A. Fowler juga memenangkan penghargaan nobel dalam bidang ilmu fisika bedua dengan koleganya atas upayanya menjelaskan penciptaan nucleus atom berbagai unsure melalui penggabungan atom. Para ahli astronomi dan fisika dapat meletakan persepsi tentang penciptaan alam semesta sebagaimana berikut ini:

Beberapa saat setelah terjadinya ledakkan besar alam semesta (diperkirakan 10 pangkat minus 35 detik) dialam semesta pada satu sisi terdapat baryons dan anti baryons dalam jumlah yang sama dan disisi lain terdapat photon dalam jumlah yang sama juga.baryons dan anti baryons saling memusnahkan dan menjadi energy yang kembali menjadi sumber bagi penciptaan partikel-partikel dasar materi dan anti materi.

Teori yang menunjukkan kesamaan kuantitas materi dan anti materi pada alam yang terjangkau pengetahuan menegaskan bahwa perbedaan dalam kesamaan tersebut tidak melebihi satu per 100 juta. Hal ini menjelaskan dominannya materi dibanding anti materi di alam semesta ini. Yaitu dengan perubahan persentase dari photon sebagai hasil dari saling musnahnya unsur-unsur yang berlawanan, menjadi baryons.

Proses terjadinya melalui hasil satu baryons dari jumlah 1.000.000.000 photon. Hal ini juga menegaskan adanya latar belakang sinar yang terlihat sekarang pada alam semesta. Setelah punahnya sebagaian besar photon dan lawannya, alam semesta mulai meluas atau mengembang dan diperkirakan adanya kuantitas neutrino yang tersisa pada alam semesta kita ini, mengingat lemahnya interaksi dengan lawannya, sehingga tidak punah secara keseluruhan.

Sedetik setelah ledakan besar pada alam semesta, perhitungan teoritis memperkirakan bahwa kuantitas energy yang tersedia di bumi dapat membentuk partikel paling akurat seperti electron membawa muatan listrik negative dan lawannya positron yang membawa muatan listrik positif (electron and antielectron or positron). Sesama partikel-partikel ini salaing memusnahkan, dan meninggalkan lingkungan sinar dalam bentuk photon cahaya yang tersebar diseluruh alam semesta, yang bekasnya diketahui sekarang dengan istilah latar belakang sinar jagat raya, yang juga menunjukkan terjadinya proses berkurangnya masing-masing intensitas jagat raya dan suhunya secara terus menerus seiring dengan perjalanan waktu.

Lima detik setelah proses ledakan besar, perhitungan teoritis memperkirakan bahwa suhu alam semesta menurun sampai beberapa trilyun derajat absolute. Dan di alam semesta hanya terdapat beberapa partikel dasar seperti proton, neutron, electron, neutrino, dan photon.

Seratus detik setelah ledakan besar,perhitungan teoritis memperkirakan suhu alam semesta menurun kurang lebih 1 trilyun derajat absolute, lalu proton dan neutron mulai bersatu dengan proses penggabungan atom untuk membentuk nucleus atom sejenis bagi masing-masing hydrogen, helium dan lithium secara berturut-turut. Perhitungan teoritis dan percobaan laboratorium menunjukkan bahwa nucleus pertama yang terbentuk adalah nucleus atom sejenis hydrogen berat yang dikenal dengan nama deuterium, dan nukeus atom sejenis helium.

Beberapa detik setelah itu perhitungan teoritis menunjukkan bahwa suhu alam semesta terus menurun sampai 100.000.000 derajat absolute yang mendorong kontinuitas proses penggabungan nuklir sampai terjadi perubahan 25% massa alam semesta menjadi gas helium dan 75% sisanya menjadi gas hydrogen. Hal ini member refleksi terhadap komposisi alam semesta yang ada sekarang, dimana prosentase komposisi dasar hydrogen masih sedikit bertambah 74% selanjutnya prosentase helium sebanyak 24%, sementara 105 elemen lain yang dikenal kurang dari 2%.

Karena itu para astronom modern berkeyakinan, bahwa penciptaan elemen dalam alam semesta,terjadi dalam dua fase secara berturut-turut.

Fase pertama terbentuk elemen ringan langsung setelah terjadinya ledakan besar alam semesta.

Fase kedua terbentuknya elemen berat ditambah dengan kuantitas baru sebagian besar elemen ringan. Hal itu terjadi dalam bintang terutama yang bersuhu sangat tinggi seperti supernova.

Sejak dari awal abad 20 telah terbukti secara ilmiah bahwa salah satu deskripsi alam semesta, tempat kita hidup dalam posisi selalu meluas hingga waktu. Artinya gugusan galaksi yang terdapat di alam semesta semakin menjauh dari galaksi kita dan dari antar galaksi yang ada.

Demikian pula telah terbukti secara ilmiah, bahwa penciptaan alam semesta yang sangat luas, sangat akurat kontruksi dan sangat terkontrol geraknya dan sangat disiplin dalam setiap urusannya berawal dari suatu titik yang sangat kecil mendekati nol yang sangat tinggi tingkat panas dan kepadatannya sampai-sampai tidak terjangkau oleh hukum fisika. Dari titik yang sangat kecil itulah alam semesta  yang dalam proses ledakan ini menghasilkan selaput tipis asap yang menjadi cikal bakal penciptaan langit dan bumi dengan segala isinya.

Radiasi Latar Belakang Kosmis

Pada tahun 1948 Goerge Gamow dan muridnya Ralph Adler, menyimpulkan bahwa jika teori big bang benar-benar terjadi maka pastilah ada fosil yang tersisa seperti yang diutarakan oleh Hoyle.

Menurut mereka radiasi latar belakang tingkat rendah pasti ada disegala arah karena setelah ledakan besar itu alam semesta mulai mengembang kesegala arah. Namun radiasi yang tercipta akibat ledakan itu tidak dapat dilacak balik ke suatu titik. Dengan ekspansi dinamis alam semesta, radias tersebut mestinya tersebar keseluruh penjuru.

Pada tahun 1960-an bentuk radiasi yang dibayangkan Gamow dan Adler menjadi penelitian sekelompok ilmuwan dengan peralatan akurat di Universitas Princeton, tetapi apa yang mereka cari telah ditemukan orang lain dengan cara menarik. Arno Penzias dan Robert Wilson adalah peneliti di Bell Telephone Company. Suatu hari secara tak terduga mereka mendeteksi gelombang mikro seragam yang diduga merupakan sisa energy termal di seluruh jagat raya bersuhu 3 derajat Kelvin setara dengan suhu 0 derajat Celsius diatas titik absolute. Awalnya mereka tidak bias menyingkap misteri itu, dan terpaksa menelephon teman mereka yang bernama Robert Dicke bersama timnya.

Begitu meletakkan gagang telephon, Dicke paham bahwa dia kalah atas penemuan yang akan mengantarkannya kepada hadiah nobel ini sudah menjadi hak orang lain. Survei terhadap radiasi kosmik 3 kelvin menunjukkan bahwa radiasi tersebut persis seragam disemua arah. Residu yang di yakini Hoyle tidak ada itu telah ditemukan dan hadiah nobelpun menjadi milik Penzias dan Robert Wilson.

Penjelajah Latar Belakang Kosmik (Cosmik Background Explorer, COBE) diluncurkan keangkasa pada tahun 1989. Data yang diterima dari KOBE membenarkan temuan Penzias dan Wilson. Maka proses yang dicetuskan Lemaitre pada tahun 1920-an telah dibuktikan dan disokong oleh temuan-temuan di tahun 1990-an.

1 comment:

  1. Dugaan atau anggapan itu selalu berusaha mendahului kenyataan, dengan cara pembenaran.

    ReplyDelete