Monday, June 18, 2018

Ilmuwan Saintifik dan Ilmuwan Cocoklogi

Dari situs World Science Festival yang didirikan oleh ilmuwan ternama Brian Greene, dilansir sebuah berita penemuan yang mengejutkan dunia fisika yang dapat menjelaskan kelahiran liar alam semesta kita. Dengan menggunakan teleskop BICEP2 di Kutub Selatan, para ilmuwan telah menemukan apa yang mereka yakini sebagai tanda dari gelombang gravitasi yang menyebarkan ekspansi alam semesta dengan cepat, dalam pecahan-pecahan terkecil, tepat di detik pertama setelah Big Bang. Jika hasil dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics dapat dibuktikan, implikasinya sangat mendalam.

“Sebagai salah satu yang telah memikirkan kemungkinan ini selama lebih dari 30 tahun, masih sulit untuk percaya bahwa kita benar-benar akan melihat sinyal dari waktu awal mula yang begitu dekat!” kata fisikawan teoritis dari Arizona State University, Lawrence Krauss kepada kita. “Jika hasilnya dapat dibuktikan, itu akan menjadi salah satu perkembangan yang paling penting dalam pemahaman empiris kita tentang alam semesta sepanjang masa.”

Fisikawan Stanford University, Andrei Linde, yang telah membantu membentuk teori inflasi sedari awal penelitian, terpukau oleh penemuan tersebut. Jika dapat dikonfirmasi, katanya, “maka hasilnya memiliki kekuatan untuk menyingkirkan semua alternatif yang ada atas teori inflasi, serta 90% teori inflasi yang telah eksis, sekaligus meletakkan versi utuh terbaik dari inflationary cosmology.”

Fisikawan Arizona State University, Paul Davies menyambut hasil baru sebagai bukti lebih lanjut untuk teori inflasi, tapi mengatakan bahwa penemuan tersebut tidak benar-benar menjadi bukti pertama dari gelombang gravitasi di ruang angkasa, ilmuwan lain telah mendeteksi yang dikatakan sebagai tanda-tanda dari emisi gelombang gravitasi secara tidak langsung dengan mengamati orbit yang membusuk dari suatu sistem yang mengandung dua bintang neutron (Russell Hulse dan Joseph Taylor memenangkan Penghargaan Nobel di tahun 1993 untuk Fisika dalam hal ini).

Namun, “itu cocok dengan dua teori umum mengenai relativitas dan inflasi. Ini benar-benar luar biasa bahwa fisika dasar dapat mengatakan sesuatu mengenai epos sederhana dari waktu, hanya sepersekian detik setelah Big Bang,” kata Davies.

Riak yang terdeteksi oleh BICEP2 juga bisa menjelaskan teori-teori selain inflasi dari awal mula alam semesta, menurut astronom Harvard University Dimitar Sasselov. “Sesuatu yang penting tampaknya telah luput dari perhatian kebanyakan komentator,” katanya, “Ini adalah percobaan besar untuk menetapkan kuantisasi gravitasi.” (Fisikawan teoritis telah berjuang untuk menggambarkan betapa gravitasi bekerja pada tingkat kuantum. Sejak teori inflasi dimulai dengan gagasan bahwa fluktuasi kuantum diamplifikasi oleh alam semesta yang berkembang pesat, pengungkapan rahasia inflasi bisa menjadi petunjuk untuk gravitasi kuantum juga). “Tetapi dalam segala hal, inflasi kosmik adalah pemenang besar,” kata Sasselov.

Teori inflasi kosmologi adalah teori tentang alam semesta abadi kita dan bagaimana dia terbentuk, menjelaskan bahwa setelah Big Bang, alam semesta mengalami periode ekspansi yang cepat. Teori ini begitu penting untuk memahami apa yang terjadi di dalam kosmos hari ini. Gagasan lama yang masih dipegang ini–yang tampaknya belum menunjukkan bukti, dan juga berguna sebagai fitur lain untuk membuktikan adanya semesta jamak–mendapat serangan yang kian meningkat. Melalui perdebatan informasi di kalangan arsitek dari teori inflasi dan pesaing utamanya, program ini mengeksplorasi upaya terbaik kita untuk memahami dari mana kita berasal. Teori inflasi bukanlah topik yang asing.

Demikianlah ungkap para ilmuwan sejati yang melakukan riset dengan penelitian yang dapat diuji, diverifikasi, dan difalsifikasi. Berbeda dengan ilmuwan agama yang sering disebut kreasionis, atau sederhananya adalah para agamawan yang bertindak seolah saintifik, dan hobi mencocok-cocokkan fenomena alam dengan kitab suci. Bahkan hasil temuan sains pun kerap dicocok-cocokkan sehingga terkenal istilah yang belakangan populer, yaitu cocoklogi.

Untuk kasus alam semesta jamak, para kreasionis muslim berpendapat bahwa Alquran telah mengatakan soal alam semesta yang jamak. Mereka mengutip surat al-Fatihah ayat ke-2 (yang berbunyi al-Hamdulillahi Rabbi al-‘Alamiin) disebutkan kata “al-‘Alamiin” yang merupakan bentuk jamak dari kata bahasa Arab “al-‘Alam”. Dalam bahasa Arab, ada beberapa kata yang bentuk katanya “tunggal”, tapi juga bermakna jamak. Contohnya “Bahrun” atau laut. Bentuk katanya “tunggal”, tapi maknanya jamak karena lautan hakikatnya memang terdiri dari jutaan atau milyaran liter air. Pertanyaannya adalah mengapa Alquran menyebut kata ‘Alam dengan menggunakan bentuk jamak dari kata ‘Alam. Sederhananya, sudah jamak dibuat jamak lagi.

‘Alam = Alam atau Alam semesta (bahasa Indonesia) adalah sesuatu yang jamak maknanya karena demikian luas. Namun kemudian Alquran menggunakan kata ‘Alamiin sehinga artinya ada begitu banyak alam semesta, atau; ‘Alamiin = Alam semesta-Alam semesta-Alam semesta, dst.

Apakah ini berarti Tuhan sudah mengatakan sejak dulu kala bahwa ada alam semesta jamak?

Ada lagi yang berpendapat bahwa kata ‘Alam yang dimaksud dalam Alquran bukan alam fisik, melainkan alam non-fisik. Sains modern, dalam melakukan pengkajian alam semesta lebih cenderung menggunakannya dalam pengertian fisik atau di dalam kontinuum ruang-waktu. Jadi pengertian alam semesta secara sains adalah alam yang dapat menjadi sarana bagi makhluk berakal dengan melalui tanda-tanda atau fenomenanya yang tertangkap semua jenis indera-indera alamiahnya maupun perangkat buatan. Sedangkan kata “al-‘Alam” dalam kitab suci dimaknai pada tataran psikologis dan metafisis karena peran manusia dalam memahami alam semesta sebenarnya cenderung psikologis bukan mekanis. Apalagi bagi kreasionis muslim, sudah jelas bahwa semua alam semesta diciptakan oleh Tuhan. Di sinilah letak perbedaannya antara saintis yang murni sains dengan kreasionis yang menggunakan cocoklogi. Ada banyak kreasionis muslim terkenal, salah satunya seperti di awal tahun 2000-an, yaitu seorang bernama Harun Yahya dan Zakir Naik. Sekarang ini video dan buku-buku mereka banyak disebarkan dan ditonton ke seluruh negara-negara mayoritas muslim. Perdebatan pun berlanjut. Namun bagi masyarakat awam, ketika hendak melangkah untuk menghilangkan ke-awam-an mereka terhadap sains maka dengan mengkaji pengetahuan yang menggunakan akal sehat dan rasionalitas yang dapat memberikan pencerahan.


Sumber: https://tolakbigot.wordpress.com

No comments:

Post a Comment