By : Archer Clear
“Learn from yesterday, live for today, hope for tomorrow. The important thing is to not stop questioning.” ―Albert Einstein, Relativity: The Special and the General Theory
“Learn from yesterday, live for today, hope for tomorrow. The important thing is to not stop questioning.” ―Albert Einstein, Relativity: The Special and the General Theory
“The most beautiful Experience we can have is the mysterious – the fundamental emotion which stands at the cradle of true art and true science.” ―Albert Einstein, Albert Einstein
Science atau dalam bahasa yang paling
umum dikenal dengan istilah ilmu Pengetahuan, bagi saya adalah sebuah
pencapaiaan terbaik yang dimiliki oleh manusia sejak 430 SM, di mana
seorang filsuf yunani bernama Democritus, mengajukan sebuah Hipotesis
tentang truktur terkecil dalam materi adalah atom yang itu kemudian
dapat dibuktikan, walau masih belum cukup akurat. Terkait dengan
struktur terkecil ini, yang ternyata bukanlah atom, melainkan masih ada
struktur yang membentuk atom seperti quark, dan di dalam quark masih ada
partikel yang bekerja, hingga string theory menawarkan satu hipotesis yang saya kira agak mirip-mirip dengan apa yang pernah dibayangkan oleh Democritus, yaitu dawai (string) yang bergerak secara bebas, uncertain dan tidak dalam posisi 3 dimensi ruang dan waktu, tapi diperkirakan bekerja pada 10 dimensi ruang dan 1 waktu (Baca: String Theory). Awesome!
Gambaran singkat di atas menandakan bahwa
sains, begitu menarik untuk dibaca perkembangannya. Kedua, era
Copernicus di mana saat itu mayoritas manusia yang hidup di atas planet
bumi, terutama di wilayah di mana Copernicus hidup, percaya bahwa bumi
adalah pusat dari tata surya, matahari dan planet-planet lainnya bekerja
mengelilingi bumi,teori ini dikenal dengan nama Geocentrism atau juga dikenal dengan nama Plotemaic Sytem
(Baca: Aristotlian Physic atau Plotemy) dan ini kemudian dibuktikan
keliru oleh observasi yang dilakukan Copernicus yang diperkuat oleh
Galileo, bahwa bumi bukanlah pusat dari tata surya, atau bahkan pusat
dari apapun. Hasil observasi membuktikan bahwa bumilah yang bekerja
mengelilingi matahari pada orbitnya dan bukan sebaliknya. Lagi-lagi
sains telah membuktikan dengan data dan fakta yang bisa diuji
kevalidannya. Awesome!
Ketiga, Isaac Newton adalah seorang
berkebangsaan Iinggris yang lahir pada 25 Desember 1642, yang
bertanggungjawab menemukan teori gravitasi sekaligus bertanggungjawab
menemukan calculus untuk menjawab pertanyaan sederhana yang mungkin pada
saat itu sulit dibayangkan oleh manusia, pertanyaan itu saking
sederhannya maka dia harus menciptakan sebuah model matematis yang
kemudian kita kenal sebagai calculus, pertanyaan itu adalah “Jika sebuah
apel jatuh dari atas pohon maka apakah secara bersamaan bulan juga
jatuh?” dalam versi aslinya “If the apple fall, does the moon also fall?”
terdengar begitu sederhana, namun tidak sederhana untuk menjawabnya,
(baca: Mathematical Principles of Natural Philosophy) Awesome!
Keempat, Albert Einstein adalah salah
satu manusia jenius yang pernah berjalan di atas planet bumi, di mana
dari pikiran dia lahir teori relativitas yang tidak mudah untuk
dimengerti oleh manusia-manusia kebanyakan termasuk saya sendiri. Namun,
itu tidak terlalu mengganggu saya, karena memang hanya mereka-mereka
yang secara khusus menghabiskan waktunya untuk mempelajari apa yang
ditemukan oleh Albert Einstein dan menterjemahkannya untuk kepentingan
peradaban manusia, jika kita bertanya apa yang sudah disumbangkan oleh
Einstein untuk manusia dan peradabannya, maka jawabannya “Everything”,
semua teknologi yang digunakan oleh manusia yang salah satunya adalah
GPS datang dari teori Einstein. Awesome!
Kelima, nama yang satu ini mungkin
sedikit kurang begitu sepopuler Albert Einstein, tapi dia adalah anak
muda yang sanggup membuat Einstein berpikir keras dengan teori barunya
dalam sains, terutama fisika, di mana dari tangan dia lahir prinsip yang
kita kenal dengan Uncertainty, yaitu Warner Heisenberg yang
sanggup menjelaskan mekanika kuantum dengan prinsip ketidakpastian yang
sampai saat ini masih sulit dipahami oleh siapapun, termasuk seorang
jenius Richard Feynman. Quantum Mechanic bagi ilmuwan teoritis
dewasa ini adalah sesuatu yang sangat unik, aneh, gila, di mana sanggup
menjungkirbalikkan semua preposisi yang pernah dibangun oleh manusia,
bahwa semua kejadian di alam semesta ini mesti ada penjelasan-penjelasan
yang masuk akal, selalu ada reason dibalik semua itu, tapi
adakah seorang manusia jenius yang bisa menjelaskan posisi partikel
secara akurat, di mana sebuah partikel bisa berada di banyak tempat
dalam waktu yang bersamaan? Atau menjelaskan paradok antara wave dan particle
? Semua ini masih sangat sulit dijelaskan oleh bahasa manusia, untuk
itu ada sebuah ungkapan yang cukup baru untuk menggambarkan apa yang
terjadi dalam realitas di mana semua itu dibentuk oleh interaksi
partikel pada skala subatomik, bahwa “Everything can Happen one way or another and there is no why. ” Awesome!
Lima alasan mengapa sains itu menjadi
sangat menarik dan menggairahkan adalah karena mengajak kita untuk
berpikir lebih terbuka, memberikan kita ruang yang sangat terbuka dan
bebas untuk mempertanyakan apa saja, karena tidak ada tabu dalam sains.
Ide segila apapun asal bisa dibuktikan maka itu jelas akan diterima oleh
sains. Misalkan, ketika string theory menawarkan sebuah
hipotesis tentang multiverse, banyak di kalangan ilmuwan yang skeptis,
tapi sikap tersebut juga diterima karena skeptis adalah salah satu
tradisi yang memang hidup secara merdeka dalam sains. Tanpa sikap itu
saya kira akan sulit lahir teori-teori baru dalam sains dan sains akan
mentok serta berakhir menjadi dogma seperti yang terjadi pada agama.
Mentok, stagnan, mandeg adalah sebuah kondisi di mana tidak ada
penjelasan pamungkas lagi, dan jika itu terjadi, maka bagi saya itu
adalah sinyal kematian dari sains itu sendiri, di mana curiosity sebagai sifat alamiah manusia menjadi sama sekali tidak penting lagi. Saya kira, perjalanan curiosity
manusia masih begitu panjang, bisa jadi di masa depan akan ada
model-model fisika baru yang melampaui mekanika kuantum, dan jika
dilihat pertumbuhannya, sains semakin menjadi perangkat yang menarik
untuk kepentingan survival dari spesies manusia itu sendiri.
Carl Sagan menulis sebuah kalimat yang sangat puitis untuk menggambarkan bagaimana nature paling dasar dari manusia itu sendiri;
“You’re an interesting species. An interesting mix. You’re capable of such beautiful dreams, and such horrible nightmares. You feel so lost, so cut off, so alone, only you’re not. See, in all our searching, the only thing we’ve found that makes the emptiness bearable, is each other.” ―Carl Sagan, Contact.
Memang tepat bahwa kita bukanlah spesies
yang istimewa yang pernah ada di alam semesta ini karena memang kita
tidak istimewa, dilihat dari sudut manapun, jika dibandingkan dengan
alam semesta ini. Kitalah yang memberikan lebel istimewa pada diri kita
sendiri dengan alasan-alasan yang juga kita ciptakan sendiri. Artinya,
alam semesta sama sekali tidak mengenal yang namanya keistimewaan itu,
alam semesta bisa saja menghilangkan spesies manusia dengan cara-cara
yang instan dan contoh untuk itu sudah terlalu banyak, saya tidak harus
menyebutkan satu persatu.
Science is Awesome walau di luar
sana anda mungkin berbeda dengan saya, tapi apakah perbedaan itu akan
mengurangi keistimewaan sains? Saya kira, sama sekali tidak!
Sumber: https://tolakbigot.wordpress.com
No comments:
Post a Comment