Prinsip Ketidakpastian Heisenberg adalah salah satu fondasi
paling terkenal fisika quantum. Prinsip ini menyatakan bahwa tidak semua
atribut partikel quantum bisa diukur dengan akurasi tak terhingga.
Sampai sekarang, ini sering dijustifikasi oleh gagasan bahwa setiap
pengukuran pasti mengganggu partikel quantum, mendistorsi hasil
pengukuran selanjutnya. Namun, menurut riset baru, ini ternyata
penyederhanaan berlebihan.
Pengaruh pengukuran terhadap sistem quantum tidak selalu menjadi
penyebab ketidakpastian. Argumen prinsip ketidakpastian Heisenberg harus
ditinjau ulang – namun prinsip ketidakpastian itu sendiri tetap valid.
Temuan ini telah dipublikasikan dalam jural Nature Physics.
Posisi atau Momentum – Tidak Sekaligus
Tidak bisa dipungkiri bahwa beberapa kuantitas fisikal tak dapat diukur
pada waktu yang sama. Pertanyaannya, bagaimana fakta ini mesti
ditafsirkan. “Eksperimen pikiran Heisenberg yang terkenal mengenai
penggunaan sinar cahaya untuk mengukur posisi sebuah elektron masih
sering dikutip hari ini,” kata Jacqueline Erhart dari Institute for
Atomic and Subatomic Physics di Vienna University of Technology. Untuk
mengukur posisi sebuah partikel dengan presisi tinggi, cahaya berpanjang
gelombang amat pendek (dan karenanya berenergi tinggi) harus digunakan.
Ini mengakibatkan momentum ditransfer ke partikel – partikel ditendang
oleh cahaya. Oleh sebab itu, Heisenberg beragumen, mustahil mengukur
posisi maupun momentum secara akurat. Hal yang sama berlaku untuk
pasangan kuantitas fisikal lain. Heisenberg percaya bahwa dalam
kasus-kasus ini, error dalam satu pengukuran membawa pada disturbansi
pengukuran lain. Hasil kali error dan disturbansi, klaim Heisenberg,
lebih besar dari ambang tertentu.
Alam Memang Tak Pasti – Bahkan Tanpa Pengukuran
Namun, efek pengukuran terhadap sistem quantum dan disturbansi
pengukuran kedua bukanlah inti masalah. “Disturbansi semacam itu juga
hadir dalam fisika klasik – mereka tak harus terkait dengan fisika
quantum,” jelas Stephen Sponar (Vienna UT). Ketidakpastian berakar dalam
sifat quantum partikel. Partikel-partikel quantum tidak bisa
digambarkan seperti objek titik berkecepatan pasti. Justru, partikel
quantum berperilaku sebagai gelombang – dan untuk gelombang, posisi dan
momentum tidak bisa ditetapkan secara akurat pada waktu yang sama. Kita
bisa katakan bahwa partikel sendiri bahkan tidak “tahu” di mana
persisnya dirinya berada dan seberapa cepat dirinya bergerak – terlepas
partikel tersebut sedang diukur atau tidak.
Relasi Ketidakpastian Diperumum – Memperhitungkan Pengukuran
“Dalam rangka menguraikan ketidakpastian fundamental dan disturbansi
tambahan akibat proses pengukuran, partikel maupun perangkat pengukuran
harus diperlakukan dalam kerangka teori quantum,” kata Georg Sulyok
(Vienna UT). Ini dilakukan oleh fisikawan Jepang profesor Masanao Ozawa
pada 2003, menghasilkan prinsip ketidakpastian diperumum (generalized uncertainy principle).
Persamaan-persamaannya mengandung berbagai “jenis ketidakpastian”. Di
satu sisi, ketidakpastian timbul dari pengukuran, sebab itu mengganggu
partikel (ini adalah ketidakpastian yang digambarkan dalam eksperimen
pikiran posisi-momentum-pengukuran Heisenberg), di sisi lain,
persamaan-persamaan itu mengandung ketidakpastian quantum fundamental,
yang hadir dalam semua sistem quantum, terlepas ada pengukuran atau
tidak.
Neutron dan Pusingannya
Rancangan eksperimen canggih di Vienna University of Technology kini
memungkinkan kita mempelajari kontribusi pada ketidakpastian. Bukannya
posisi dan momentum partikel, yang diukur justru pusingan neutron.
Pusingan ke arah x dan pusingan ke arah y tidak dapat diukur secara
serempak, mereka memenuhi relasi ketidakpastian, sebagaimana posisi dan
momentum. Dengan medan magnet, pusingan neutron diputar ke arah yang
tepat, kemudian pusingan-pusingan itu diukur dalam dua eksperimen
berturutan. Dengan melakukan banyak pengukuran berperubahan kecil dan
pasti dalam alat pengukuran, fisikawan dapat mempelajari hubungan saling
mempengaruhi antara berbagai sumber ketidakpastian.
Disturbansi Kecil
“Semakin kecil error dalam satu pengukuran, semakin besar disturbansi
pengukuran lain – aturan ini masih berlaku. Tapi hasil kali error dan
disturbansi bisa dibuat kecil – bahkan lebih kecil dari yang
diperkenankan oleh rumusan asli prinsip ketidakpastian Heisenberg,” kata
profesor Yuji Hasegawa. Tapi sekalipun dua pengukuran hampir tidak
saling mempengaruhi, fisika quantum tetap “tak pasti”. “Prinsip
ketidakpastian tentu saja masih berlaku,” tegas para periset. “Tapi
ketidakpastian tidak selalu timbul dari pengaruh pengukuran yang
mengganggu, melainkan juga dari sifat quantum partikel sendiri.”
(Sumber: www.sciencedaily.com)
Sumber: Sainstory-Sains Social History
No comments:
Post a Comment