Sunday, October 14, 2012

The Second Coming


Lebih dari enam miliar manusia sedang menghuni planet kecil bernama Bumi, sebuah Surga hangat kecil yang berputar-putar tanpa henti di sekitar sebuah bintang biasa di tepi galaksi, bertahun-tahun cahaya dari yang lain.

Siapakah kita? Mengapa kita ada di sini? Darimana kita berasal? Apakah kehidupan kita di sini memiliki makna atau nilai? Apa tujuan dari penciptaan alam semesta yang luas ini yang diisi dengan galaksi-galaksi raksasa dan bintang-bintang? Apakah Tuhan yang besar menciptakan semua ini?

Pertanyaan-pertanyaan ini sudah ada sejak dahulu kala. Dari mana dan dari siapa jawabannya akan kita dapatkan?

Dari kami, klaim dari para pemimpin agama, yang mengutip otoritas kitab suci kuno meskipun mereka hanya tahu sedikit tentang penulisnya atau bagaimana itu dikumpulkan, dan lebih sedikit lagi tentang bagaimana mungkin tulisan itu telah berubah atau berevolusi melalui terjemahan, transkrip, atau politik. Namun, kita diberitahu untuk menerimanya sebagai kebenaran seperti banyak para fundamentalis agama yang mencoba untuk membuat budaya dan hukum mereka sesuai dengan keyakinan mereka.

Dari kami, klaim para ilmuwan, yang cenderung mengabaikan agama sebagai berisi begitu banyak takhayul, bukan mencari jawaban melalui teknologi dan lembaga penelitian ilmiah seperti Proyek Genesis NASA  -banyak yang mungkin setuju dengan pendapat astronom modern Carl Sagan bahwa ia akan bersedia percaya pada Tuhan jika ia bisa menemukan bukti untuk mendukung keyakinan itu.

Kita mungkin telah berkembang dari saat ketika otoritas keagamaan bisa memerintahkan penahanan atau kematian Galileo. Namun, sains dan agama masih terikat dalam perdebatan tentang sudut pandang mana dari penciptaan yang berlaku.

Namun, mengapa kita harus mengandalkan pencarian jawaban ke kedua pendapat diatas? Keduanya dibatasi oleh sistem keyakinan yang terbatas yang mencoba untuk mendefinisikan dari apa yang bagi kita mungkin atau dapat diterima. Para pengikutnya telah berulang kali menunjukkan keinginan untuk menyensor atau menghukum mereka yang menentang ortodoksi mereka. Tidak heran begitu banyak inovasi yang berasal dari organisasi di luar itu di mana orang terbebas untuk berpikir di luar kotak ortodoksi.

Tapi bagaimana dengan yang diluar itu? Bagaimana terbukanya kita untuk informasi baru yang menantang keyakinan kita tersebut? Seberapa terbuka kita dalam hal ini ?

Itulah pertanyaan yang saya hadapi pada bulan Agustus 2002 ketika saya pertama kali bertemu dengan malaikat Gabriel.

Pada musim panas itu saya telah belajar praktek penyembuhan energik yang disebut Reiki, yang kemungkinan berkaitan dengan seni penyembuhan kuno yang telah dipraktekkan oleh Yesus. Karena penasaran, saya melacak Master Reiki di Manhattan dan mulai belajar pada Robert Baker, dimana saya lalu belajar “menyalurkan” malaikat Jibril. Gabriel adalah malaikat yang di dalam Alkitab mengatakan kepada bunda Maria bahwa ia akan melahirkan seorang anak bernama Yesus yang adalah Anak Allah.

Gabriel adalah tokoh suci dalam Gereja Katolik di mana saya dibesarkan. Bahkan jika saya bisa menerima bahwa hal seperti itu mungkin, ide Gabriel diakui berkomunikasi melalui beberapa orang di luar gereja yang diakui tampak sangat tidak mungkin dan agak tidak sopan bagi saya. Mengapa Gabriel berkomunikasi melalui Robert Baker, dan mengapa hanya kepada sekelompok kecil orang yang berkumpul mingguan di rumah Baker dan bukannya kepada orang-orang yang menonjol secara rohani dan reputasi? (Meskipun saya menyadari bahwa utusan surgawi dalam Alkitab biasanya mengunjungi orang miskin dan tidak jelas, termasuk bunda Maria.) Seiring waktu, kecerdasan dan kelembutan Robert, sikap sederhananya bersama dengan kredibilitas yang ia ciptakan di kelas Reikinya memicu rasa ingin tahu saya, dan saya memutuskan untuk menghadiri salah satu sesi penyaluran hari Minggu malam itu.

Sekitar dua puluh orang berkumpul di ruang tamu Robert. Robert, bertubuh ramping, berusia sekitar lima puluh tahun terlihat agak santai dengan rambut pirang keriting dan mata biru, ia duduk di kursi yang nyaman. Dia menundukkan kepala dan tampak tenang bermeditasi. Lalu ia duduk tegak dan mulai memutar lengan dan tubuhnya seakan diserang oleh suatu kekuatan yang kuat. Dengan mata tertutup dan tersenyum kecil, ia perlahan mengamati sekeliling ruangan, mengamati peserta. Tiba-tiba, ia seolah-olah didorong oleh sebuah kekuatan energi besar, ia mengumumkan dirinya sebagai Gabriel dan menyatakan, “Ini adalah sebuah sukacita berada dalam kehadiran ilahi dari Anda” Saya masih terkejut dan kecewa saat itu, karena saya menyadari bahwa saya tidak merasakan hal yang sama.

Mungkin saya mengharapkan sebuah pesan spiritual yang menghibur dari alam ilahi. Sebaliknya, Gabriel memberikan peringatan mengerikan bahwa masyarakat demokratis di dunia sedang dirusak oleh jaringan yang kuat oleh lembaga dan keluarga yang kaya di seluruh dunia yang mendominasi , industri keuangan, energi dan farmasi, serta sebagian besar pemerintahan dunia -termasuk pemerintah kita sendiri. Dia mengatakan akar leluhur jaringan ini berasal dari ratusan tahun yang lalu dan terhubung ke para Freemason dan sesuatu yang disebut Illuminati. Mereka mencoba untuk menciptakan tatanan dunia baru di mana kaum super-kaya yang jumlahnya sedikit mengontrol yang banyak.

Saya adalah seorang wartawan yang terlatih (Columbia Graduate School of Jurnalisme), menjabat sebagai wakil presiden organisasi layanan keuangan utama, dan selama dua puluh tahun menjadi konsulkan di banyak perusahaan Fortune 500 yang selalu berusaha untuk memisahkan fakta dari fiksi. Saya memiliki sedikit toleransi untuk penipuan atau misreprentasi. Saya merasa bahwa Gabriel telah membuat tuduhan jahat tentang organisasi dan institusi besar yang memilik prestise dan pengaruh, peringatan bahwa motivasi mereka adalah untuk membuat dan mengendalikan ekonomi dunia dan pemerintah-dengan kata lain, kita. “Bangunlah,” ia memperingatkan. Dan kita harus melakukan apa, aku bertanya-tanya? Menulis pada kongres?  Menelpon New York Times? Apakah Gabriel adalah sosok malaikat atau konspirasi omong kosong yang eksentrik?

Meskipun demikian, saya masih tertarik oleh banyak dari apa yang ia bahas dan saya kembali ke sesi Minggu berikutnya. Meskipun kadang-kadang Gabriel mengulang kembali subjek konspirasi hitam internasional tersebut, ia sering memberikan ceramah menarik tentang Tuhan, penciptaan, dan rencana “ilahi,” termasuk peran manusia di dalamnya. Dia menjelaskan konsep yang sangat kompleks dengan penuh wibawa dan kadang-kadang, suatu kecerdasan yang membangkitkan keseriusan saya. Dia juga memberi nasehat pribadi dalam segmen pertanyaan terbuka setelah kuliahnya.

Keyakinan saya terhadap keaslian Gabriel tumbuh bersama dengan hubungan saya dengan Robert selama pelatihan Reiki. Robert dan saya setuju bahwa ajaran-ajaran Gabriel terlalu penting untuk hanya terbatas pada jumlah kecil orang yang menghadiri pusat spiritualnya yang ia pimpin dengan mitra bisnisnya, Ronald Baker, di Manhattan. Saya mengusulkan bahwa kita akan menuliskan sebuah buku di mana saya akan mewawancarai Gabriel sebagai wartawan, bertanya hal-hal yang mau ditanyakan pada sosok utusan surgawi tersebut. Saya merasa terpanggil ketika Gabriel mengatakan kepada saya di sesi pribadi yang mengatakan bahwa ia telah mempersiapkan diri saya untuk pekerjaan ini melalui “banyak inkarnasi sebelumnya,” tapi saya tetap memiliki hak untuk memilih sesuai dengan kehendak bebas saya.

Pada tanggal 11 April 2003, kami telah memulai serangkaian wawancara yang diselesaikan pada bulan Desember 2004. Gabriel menasihati saya untuk melakukannya “seperti anak kecil,” dimana saya merasa nyaman dan mudah karena saya bukan seorang teolog dan hanya menginginkan jawaban atas pertanyaan yang saya selalu rasakan. Ketika wawancara berlangsung, tanggapan Gabriel kadang-kadang membawa saya ke dalam subjek-subjek yang saya tidak antisipasi, dan saya kadang-kadang merasa bahwa Gabriel-lah yang mengarahkan wawancara ini, bukan saya. Sejumlah subjek dikembangkan melalui lebih dari satu wawancara, sehingga memungkinkan saya untuk mengajukan pertanyaan lanjutan untuk memperjelas jawaban sebelumnya. Jadi, Anda mungkin menemukan bahwa pertanyaan yang muncul dalam pikiran Anda di titik-titik tertentu kemudian baru bisa dijawab ketika Anda terus membaca buku ini.

Selalu, materi ini tampak jelas setiap kali saya mempelajarinya. Ketika saya melakukan pengamatan pada Gabriel, dia menjelaskan materi yang diberikan dalam “lapisan energik” dan diturunkan secara bertahap ketika kita mereview hal tersebut sehingga kami tidak kewalahan. Jika beberapa bagian tampak terlalu sulit, membaca ulang buku ini akan menjelaskan hal tersebut. Atau, melewatkan hal tersebut sementara dan kembali setelah Anda telah membahas lebih banyak materi, karena hal itu mungkin akan terlihat lebih jelas.  Saya percaya bahwa ini adalah lebih dari sebuah buku untuk dipelajari daripada dibaca.

Gabriel menyarankan agar saya mengatur buku menurut subyek. Ketika salah satu subjek secara alami mengalir ke subjek lain, saya terkadang sulit untuk memisahkan mereka, seperti menarik tenunan rapat pada sebuah permadani. Bab Satu menyajikan wawancara pertama secara keseluruhan karena akan membentuk diskusi yang mengikutinya. Bab-bab bagian tengah secara subjek agak longgar, meskipun beberapa topik muncul kembali dalam beberapa bab sebagai pengembangan dan dapat muncul agak berulang-ulang. (Bagi saya pengulangan itu adala untuk membangun pemahaman.) Bab-bab akhir (semua berdasarkan tanggal) menghadirkan wawancara lengkap karena hal itu akan mengembangkan subjek yang tercakup sebelumnya.

Jadi apa yang Gabriel ajarkan kepada kita?  Saat saya meninjau ratusan halaman transkripsi wawancara , saya menyadari bahwa Gabriel pada dasarnya menceritakan kembali kisah penciptaan. Kisah-kisah penciptaan yang dipercayai banyak orang, katanya, sebagian besar adalah ”dongeng”. Dalam menceritakan versinya, Gabriel membahas berbagai macam subjek mulai dari tema-tema spiritual yang besar seperti asal-usul manusia dan pembahasan pada isu-isu yang lebih pribadi seperti penyembuhan dan kematian. Namun, bagi saya ajaran intinya berhubungan dengan pertanyaan: Siapa atau apakah itu Tuhan? Apakah sifat dan tujuan penciptaan? Siapakah kita? Mengapa kita di sini? Dan ia mengatakan dengan sangat khusus mengapa dia berkomunikasi dengan kami sekarang. Berikut adalah beberapa dari ajaran kunci:

Tuhan adalah semua yang ada. Setiap dari kita adalah bagian dari Tuhan, suatu ekspresi Tuhan. Sebagai bagian dari energi Tuhan, semuanya terhubung. Oleh karena itu, kita semua adalah satu.  Tuhan menggunakan alam semesta yang luas untuk mengalami keragaman yang tak terbatas melalui semua ekspresi yang tak terhitung dari penciptaan, termasuk kita. Oleh karena itu, Tuhan sedang mengalami diriNya sendiri melalui masing-masing kita.

Semuanya adalah energi yang bergetar pada frekuensi yang berbeda, yang sebagian besar kita tidak dapat melihatnya. Getaran terendah yang kita rasakan sebagai materi- adalah merupakan sebagian kecil dari seluruh penciptaan. Seperti kita mencoba untuk memahami penciptaan dalam kisaran sempit yang dapat kita lihat, kita nyaris hanya menyentuh permukaan saja dari semua itu, seperti halnya sebuah radio yang hanya bisa menerima hanya satu sinyal saya, ia tidak bisa mendeteksi frekuensi lain yang tak terhitung banyaknya di sekitarnya.

Dalam dunia materi, manusia di bumi adalah bagian dari percobaan ilahi, yang dikatakan oleh Gabriel sebagai hal unik di alam semesta. Dia menunjukkan bahwa bumi diciptakan jutaan tahun yang lalu oleh dua belas sistem bintang yang menciptakan bentuk manusia (manusia yang unik di alam semesta) sebagai kendaraan yang mengijinkan Tuhan untuk mengalami perkembangan jiwa, dengan dua belas arketipe ilahi yang diwakili oleh dua belas sistem bintang tersebut. Kebangkitan ini adalah merupakan proses evolusi penemuan Tuhan dalam setiap diri kita (jiwa kita) yang memberikan Tuhan kesempatan untuk “mengalami dua belas aspek keilahian dalam kekuatan cinta.”

Setiap masing-masing dari kita sebagai jiwa telah memilih untuk datang ke sini dari salah satu sistem dua belas bintang untuk berpartisipasi dalam percobaan ini. Banyak guru spiritual telah datang untuk membantu dalam proses tersebut, termasuk Yesus yang kelahirannya diumumkan oleh Gabriel dua ribu tahun yang lalu. Yesus, kata Gabriel, mendemontrasikan pola penguasaan diri yang menghasilkan kebangkitan dan kenaikan jiwa manusia melalui serangkaian “inisiasi,” tujuh tahap evolusi jiwa (kelahiran, pembaptisan, transfigurasi, penolakan, penyaliban, kebangkitan, dan kenaikan) yang diakui oleh agama Kristen tetapi tidak benar-benar dimengerti.

Sekarang Gabriel menyatakan era dua-ribu-tahun yang baru ini, adalah jaman persatuan spiritual seluruh umat manusia. Zaman baru ini lahir pada tanggal 23 Januari 1997, ditandai dengan konfigurasi planet yang sejajar membentuk sebuah konfigurasi enam bintang, konfigurasi yang sama ketika Gabriel mengumumkan kelahiran Yesus dua ribu tahun yang lalu.

Dalam era baru ini, umat manusia akan mengikuti pola yang Yesus telah tunjukkan untuk membangkitkan jiwa, Kesadaran Kristus, di diri kita masing-masing. Hal ini, katanya, adalah Kedatangan Kedua/Second Coming. Ini bukan “Kristus, sebagai individu, yang datang untuk menyelamatkan Anda. Itu adalah kekeliruan. Apa yang ia beritahukan dulu adalah bahwa Kristus berada di dalam diri Anda. Anda adalah Kristus. Saat untuk evolusi telah datang menuju Kesadaran Kristus, jiwa, untuk membangkitkan seluruh umat manusia. Kami datang untuk memberikan proses langkah-demi-langkah untuk kebangkitan Kesadaran Kristus pada seluruh umat manusia. “

Pusat dari proses ini adalah persiapan tubuh kita, kuil jiwa kita, dengan “menaikkan getarannya pada tingkat getaran di mana tingkat getaran tubuh fisik sesuai dengan tingkat getaran jiwa. Bab “Latihan Energetic”  ini berisi latihan dari Gabriel yang diberikan kepada kita masing-masing membantu mempersiapkan tubuh kita, kuil bagi kebangkitan jiwa kita di era baru ini.

Persiapan untuk zaman baru, kesatuan dari seluruh umat manusia telah dimulai berabad-abad yang lalu. Komponen kuncinya adalah penciptaan Amerika Serikat, yang menjadi Yerusalem Baru, tanah yang dijanjikan, “tanah kebangkitan semangat baru,” , kata Gabriel, ditandai oleh kenyataan bahwa kata USA adalah bagian tengah pada kata Yerusalem.  “Niat aslinya adalah untuk menjadi sintesis bagi semua orang di dunia yang telah hidup di bawah penindasan dan datang ke sini untuk mencari kebebasan spiritual dan ekspresi individual mereka. Dalam niat aslinya, itu seharusnya menjadi sebuah kolektif  dari gagasan demokratis tentang kebebasan berbicara, kebebasan agama, kebebasan dari konstruksi sosial individu, sehingga setiap orang dan setiap grup dapat hidup bersama dalam harmoni dan perdamaian.

“Itu menciptakan kesadaran kolektif yang menyatukan segala bangsa di seluruh dunia untuk mulai mengharmonisasikan semua sistem kepercayaan ke dalam dunia baru tentang pembangunan spiritual. Sebuah dunia baru yang akan mengambil bagian-bagian terhadap segala sesuatu dan menciptakan sebuah harmoni keseluruhan untuk membawa dunia ke level baru tentang persatuan, kesatuan, persekutuan dan kebebasan, kebebasan spiritual. “Amerika Serikat, Pada dasarnya, adalah prototipe dari persatuan untuk mengembangkan umat manusia di dalam era dua-ribu-tahun yang baru.

Tapi “ini telah terdistorsi,” Gabriel memperingatkan, karena demokrasi kita sekarang didominasi oleh konsentrasi global yang sangat besar terhadap kekayaan dan kekuasaan yang sangat mengurangi kekuasaan dan pengaruh individu, yang merupakan dasar bagi keberhasilan dari masyarakat yang demokratis. Beberapa “mencari melalui keserakahan mereka untuk mengontrol dan mendominasi orang banyak, bukan menciptakan bagi banyak orang sebuah pengalaman tentang persamaan dan penyediaan, dukungan, kasih sayang, cinta dan kemakmuran”. Kekuatan Ini sedang bekerja untuk merusak persatuan umat manusia dengan mengembangkan konflik, pemisahan, dan perpecahan dan memperoleh kontrol melalui ketakutan. “Menciptakan perang terhadap terorisme, membuat mereka takut,” katanya, saat ini merupakan perwujudan dari strategi ini. Dia memberitahu pada kita untuk “bangkit” karena pemimpin kita telah “dibeli dan dijual” oleh konsorsium internasional yang kuat. Kita harus mengambil alih kembali demokrasi kita, pertama oleh diri kita sendiri, dan kemudian bersama-sama dalam kesatuan.

Kesatuan ini akan terjadi, katanya, apakah itu terjadi di planet kita saat ini atau tidak itu adalah  ”rencana evolusi Tuhan.” Kita diberi karunia kehendak bebas. Kita memiliki kekuatan untuk menciptakan “zaman keemasan baru atau bencana nuklir” Semua tergantung pada kita.

Dalam rangka menceritakan kisah ini, Gabriel terbukti menjadi pengamat yang berimbang, termasuk terhadap agama, kitab suci, perusahaan-perusahaan global, pemimpin pemerintahan, dan banyak lain. Dia mengatakan kepada kita bahwa agama yang telah berbuat banyak untuk membentuk norma-norma budaya masyarakat kontemporer yang sesungguhnya diciptakan oleh manusia, bukan Tuhan, dan bahwa sebagian besar apa yang dinilai sebagai moral atau amoral hanya mencerminkan sikap suku kuno, nilai-nilai budaya yang diajarkan dan kemudian diterima sebagai Firman Tuhan. “Tuhan tidak ada hubungannya dengan hal itu,” katanya.

Adapun peringatan tentang kekuatan broker internasional yang dapat dengan mudah dianggap sebagai “teori konspirasi,” tegas Gabriel mereka bukan hanya teori tetapi realitas berbahaya yang tidak hanya membahayakan kebebasan dan demokrasi, tetapi berusaha untuk meruntuhkan misi spiritual dari era baru ini.  “Kami tidak tertarik untuk menyimpan sapi suci Anda untuk membuat Anda merasa baik. Bukan tugas kami untuk membuat Anda merasa baik. Bukan tugas kami untuk mendukung kesombongan Anda. Adalah tugas kami untuk mengungkap kebenaran seperti apa adanya. Anda akan mengetahui kebenaran dan kebenaran akan membebaskan Anda!"

Hal yang paling menantang bagi saya adalah menerima dan mempraktekkan konteks spiritual Gabriel yang diciptakan untuk membantu kita menanggapi informasi dan tantangan yang ia sajikan kepada kita, beberapa yang saya temukan diakui cukup mengganggu. Daripada menilai peringatan sebagai masalah keadilan dan ketidakadilan, benar dan salah, katanya kita harus “mendekati mereka dari sudut pandang penebusan. Penebusan adalah tentang membawa hal hal tersebut ke dalam kesadaran. Dari hal tersebut Anda dapat menerima pembelajaran yang ditawarkan dan,  didalamnya menemukan bagian-bagian yang lebih besar dari diri Anda sendiri.

“Lihatlah sejarah pengalaman manusia sebagai pengalaman datang ke tempat keterjagaan dan kesadaran yang memungkinkan Anda untuk melihat dan mengalami realitas secara sadar. Yang kemudian memungkinkan Anda untuk menggunakan realitas itu untuk menemukan dan untuk tumbuh dan menjadi potensi yang lebih dari diri Anda. Tantangan mengungkapkan potensi Anda. Mereka menunjukkan tempat-tempat potensial yang diblokir atau digagalkan atau tidak disadari. Dalam apa yang Anda sebut pengalaman negatif atau frustrasi, terletak tantangan penebusan karena di dalamnya terletak jawaban atas apa yang Anda cari. Di balik setiap pengalaman negatif adalah penebusan, wahyu, dan inspirasi. “

Pada akhirnya, Gabriel adalah pembawa pesan kuno yang ditemukan dalam sastra metafisis era baru ini: Hidup adalah perjalanan penemuan diri, memperluas kesadaran, menggunakan semua perjalanan kehidupan-apa yang kita rasakan sebagai baik dan buruk- untuk membantu kita menemukan diri kita. Dalam perjalanan ini, Gabriel mengatakan bahwa masing-masing kita berfungsi sebagai “yang menemukan dan tidak menemukan diri sebagai bagian dari Tuhan yang mengalami dirinya sendiri melalui kita. Kenyataan bahwa Anda telah diberikan kehendak bebas bukanlah tanpa tujuan. Ini adalah pilihan cerdas … karena melalui kehendak bebas Tuhan mendapatkan pengalaman melalui pengalaman itu sendiri, pemenuhan Wujudnya. Ia mendapat pengalaman diriNya sendiri melalui proses evolusi dan penemuan. … “

Secara jelas, Gabriel menceritakan kisah penciptaan yang sangat berbeda dari yang diajarkan oleh kebanyakan agama atau sains. Apakah Anda menemukan bahwa pesan Gabriel ini menantang atau menegaskan keyakinan Anda, mungkin lebih bijaksana untuk mempertimbangkan nasihat dari guru spiritual Ram Dass:

“”Percayai hanya ajaran-ajaran yang secara intuitif dirasa benar dalam hati kita yang terdalam adalah kriteria final bagi saya dan perlindungan yang kita harus terapkan dalam sistem apapun, apa pun sumbernya. Bagi kosmologi, dengan sifat metafisika yang kita hadapi, yang tidak memiliki dasar ilmiah atau empiris. Kita benar-benar harus mencari validasi tertinggi dalam diri kita yang terdalam. “

Saya memulai perjalanan ini sebagai skeptis. Kebenaran intuitif dari ajaran Gabriel telah menemukan jalan mereka ke dalam “hati saya yang terdalam,” “Diri saya yang terdalam”. Ini adalah keinginan saya bahwa ajaran-ajaran Gabriel menemukan tempat di dalam diri Anda dan bahwa seluruh umat manusia mungkin suatu hari bergabung dalam damai, cinta, dan kesatuan dalam jaman baru dua-ribu-tahun ini.

Sumber: Henkykuntarto’s Blog -Wellcome to my spiritual blog

1 comment: