Waktu kebangkitan besar ini, yaitu dekade menjelang dan melewati 2012 bagi saya adalah tentang cinta semata. Ini tentang perluasan kesadaran kita melampaui mitos penciptaan lama yang darinya kita tidak akan terpisahkan. Cinta adalah apa adanya kita. Terlebih, kita bukanlah korban dari nasib atau peluang atau karma, tetapi pencipta hebat segala sesuatu(tanpa kecuali) yang terjadi pada kita. Kita adalah pecahan kreatif atau percikan dari Sumber/Tuhan/Cinta. Semesta yang penuh cinta kasih ini dimuliakan untuk membantu kita mewujudkan mimpi kita, dan kita adalah dewa dan dewi yang sedang bekerja dan belajar, yang dapat membiarkan mimpi kita hadir atau tidak.
Saat ini banyak dari kita berpijak pada dua dunia berbeda : dunia yang umum penuh ketakutan, pergulatan, kesalahan, dan korban yang tercermin dalam media berita; dan dunia cinta, kesenangan, penyembuhan, dan kesadaran spiritual yang sedang muncul yang menggelembung di balik layar, di dalam kelompok “kreatif kultural” yang terus meluas yang memegang kesadaran baru. Begitu kita melangkah sepenuhnya ke dalam realitas baru ini, kehidupan sehari-hari menerima kualitas mistikal, dan kita merasa lebih hidup lagi. Kita menyadari bahwa dunia luar adalah cermin dunia dalam. Tidak ada pemisahan nyata antara dalam dan luar. Dengan semakin banyaknya kreatif kultural hidup dari perspektif yang meluas ini dan bergabung bersama dalam proyek kreatif dan inovatif, dunia akan beralih bentuk.
Selama beberapa milenia lalu, manusia telah dikuasai oleh ketakutan dan penilaian. Agama telah digunakan sebagai agen kontrol dan penyesuaian sosial. Keyakinan yang aneh dan benar-benar gila tentang Tuhan yang pemarah dan penilai telah mendarah daging ke dalam alam psikis manusia dan telah meyakinkan kita bahwa menjadi spiritual, atau patut untuk mendapatkan cinta, berarti menjadi baik. Karena itu, kita melakukan apa yang orang lain ingin kita melakukannya. Patuh dan menyesuaikan diri dengan peraturan eksternal dan ekspektasi sosial. Menempatkan kepentingan orang lain di atas kepentingan kita sendiri. Mengorbankan diri kita sendiri. Menolak diri kita sendiri. Mencoba untuk membuktikan diri kita layak dan istimewa.
Sebagian besar dari kita telah menginternalisasi suara dalam yang dingin , kritis, dan represif- Tuhan penilai di dalam diri- yang mengatakan pada kita tentang bagaimana harus berlaku, terus menerus mengkritik kita, bekerja sangat keras tanpa henti, dan menundukkan atau menolak perasaan sejati kita. Karena emosi dan kehendak adalah bahasa jiwa, ini sama dengan pembunuhan jiwa. Berapa jauh kita memberikan kekuatan kita pada penilaian dalam ini, kita terjinakkan dan terkunci. Kita merasa terperangkap dan tak berdaya. Daun jendela kita tertutup. Hasil tak terhindarkan lagi adalah kecemasan, depresi, sakit fisik, hubungan yang tidak berfungsi, atau ketidakbahagiaan yang bertahan lama dan tidak dapat kita jelaskan.
Kebangkitan besar adalah tentang perubahan ke dalam kosmologi yang matang di mana kita bukanlah cacing tanah yang menyedihkan dalam mencari keselamatan, bukan juga seseorang yang ditinggalkan secara kejam oleh Tuhan yang jauh(atau tidak hadir). Justru kita adalah makhluk yang hebat dan kreatif dalam wujud manusia. Kita adalah percikan sinar Tuhan dalam evolusi sadar. Secara paradoks, konsep yang dewasa tentang Tuhan dan kosmos ini telah muncul dari alam yang pernah menolak Tuhan sebagai hal yang tidak diperlukan dan tidak relevan, yaitu dunia ilmu pengetahuan. Pada kemajuan ilmu fisika dan biologi, visi psikoenergi terhadap realitas memandang “akal sehat” kita dalam cara yang bertentangan dengan seharusnya. Di dalam kosmologi baru ini, semesta adalah jejaring kesadaran energi yang saling terhubung. Ini adalah kesadaran yang menentukan runtuhnya fungsi gelombang kuantum, yang secara esensial berarti bahwa pikiran kita yang mengontrol apa yang terjadi di dalam kehidupan kita. Tidak ada korban peluang, atau nasib, atau karma, atau bawaan genetik. Justru, kita menemukan semesta di mana cinta begitu tak bersyarat sehingga ia mengatakan “ya” pada setiap kehendak yang kita miliki. Tidak ada pertanyaan diajukan. Tidak perlu mendapatkan atau layak menerima. Tidak ada keraguan apakah kita “dibolehkan” untuk memiliki hasrat itu.
Semesta memiliki sumber daya tak terbatas, dan ia dapat mengkoordinasi kebutuhan yang lebih tinggi dari setiap orang yang terlibat. Mintalah maka akan diberikan. Sesederhana itu.
Namun tidaklah sesederhana itu. Seperti yang diperlihatkan oleh ilmu pengetahuan baru, energi mengikuti pikiran. Kita mendapatkan apa yang kita fokuskan. Fokus pada masalah, dan masalah itu akan memburuk. Fokus pada ketakutan kita, dan ketakutan itu pada akhirnya akan mewujud. Fokus pada kehendak kita, dan kita akan menariknya ke arah kita. Fokus pada keterbatasan kita, dan kita tidak akan melangkah melampauinya. Apa yang kita harapkan, kita dapatkan. Kita membuktikan bahwa diri kita sendiri benar, terus menerus, kita dapat memiliki apapun yang kita inginkan, tetapi kita perlu mengirim sinyal konsistensi. Keyakinan, kehendak dan harapan kita harus koheren.
Apa yang membagi energi kita, yang menghasilkan sinyal yang tidak koheren dan kontradiktif ?
Ketakutan dan penilaian – tidak merasa cukup baik. Merasa tidak layak dan tidak pantas. Merasa bersalah dengan kehendak kita. Takut bahwa bila kita memiliki apa yang kita inginkan, kita akan mengurangi apa yang diinginkan orang lain. Mengatakan pada diri kita sendiri bahwa kita harus menjadi yang baik dan patuh, atau harus mendahulukan orang lain, atau harus melakukan yang terbaik dari apa yang kita miliki. Memercayai bahwa mimpi tidak dapat menjadi kenyataan atau bahwa kita akan memperoleh ganjaran kelak kalau kita menderita dan mengorbankan diri kita sendiri saat ini. Merasa cemas untuk membuat perubahan. Merasa takut bahwa hidup akan berantakan.
Seluruh pikiran negatif ini berakar dari kosmologi lama- dari Tuhan di langit yang menjentikkan jari, atau keyakinan bahwa dunia adalah tempat yang padat dan terbatas dan kita tak banyak memiliki kontrol terhadapnya.
Kebebasan, kebahagiaan dan pertumbuhan adalah hal yang paling penting dari spiritualitas yang matang dan dewasa yang didasarkan paradigma baru – spiritualitas cinta tak bersyarat, yang di dalamnya masing-masing kita adalah percikan kreatif dari Sumber kesadaran energi tak terbatas dan ada dimana- mana. Kebebasan, kebahagiaan dan pertumbuhan adalah trinitas suci baru. Kita adalah pencipta bersama dengan energi Sumber, yang berarti bahwa kita secara konstan melahirkan mimpi dan kehendak baru sehingga kita belajar tentang bagaimana memanifestasikannya dalam realitas fisik. Kita memilih untuk berada di sini dalam rangka untuk memiliki masa yang nikmat, mulia dan hebat.
Tujuan hidup adalah kebahagiaan. Karena basis kehidupan adalah kebebasan, bagaimana kita memilih untuk mendapatkan kebahagiaan adalah sepenuhnya terserah kita. Ini adalah planet kehendak bebas. Tidak ada penilaian tentang pilihan yang kita buat, sekarang atau kelak. Karena semesta yang berpadu dengan cinta, kebahagiaan dan kebebasan, maka hidup akan cenderung berjalan lebih halus dan mudah bila kita memilih untuk merasa bahagia, dari pada mencoba menjadi “baik” di mata orang lain.
Mencoba untuk menjadi baik membuat kita merasa sepi dan tak berdaya. Kapan saja kita mencoba untuk menjadi baik, kita membiarkan diri sendiri di kontrol oleh orang lain, aturan agama, tugas, kewajiban dan tekanan untuk patuh. Kita menundukkan atau menolak setiap perasaan dan kehendak yang tampak tak diterima oleh orang lain, membelokkan diri kita sendiri menjadi kue kering renyah, sambil mencoba mendapatkan pengakuan dan kekaguman. Kita menjaga jarak dari tuntunan emosional/intuitif kita sendiri – Tuhan di dalam diri kita – yang secara konstan membawa kita menuju pemenuhan kehendak. Hidup menjadi jalan yang tidak membahagiakan. Kapan saja kita menari mengikuti nada milik orang lain, kita mulai kehilangan diri sendiri dan menghempaskan potensi unik kita.
Mengikuti kebahagiaan kita bermakna menghormati feminim yang agung. Dengan menghormati sensualitas kita, seksualitas kita, kreativitas kita, kehendak kita dan melakukan apa pun yang membuat hati kita bernyanyi; kita mewujudkan jiwa kita. Kita melangkah memasuki kosmologi holistik yang muncul, yang melihat segala sesuatu sebagai keagungan dan sakral. Kita melumatkan batas antara surga dan bumi. Kebahagiaan membuat energi kita koheren, yang pada gilirannya menarik kebahagiaan, keajaiban dan sinkronisitas selanjutnya.
Gill Edwards adalah seorang psikolog klinis, penulis, dan penyembuh spiritual. Ia mengelola situs http://www.livingmagically.co.uk/
Sumber: Henkykuntarto’s Blog -Wellcome to my spiritual blog
No comments:
Post a Comment