Tao Te Ching adalah salah satu karya filosofis dan spritual terbesar di dunia, dipuja oleh jutaan orang. Sebagai kitab tertua Taoisme dan sebuah karya meditatif, buku ini berisi tentang filosofi abadi kekuatan yang didasari prinsip harmoni dengan alam. Buku ini diadopsi sebagai manual kepemimpinan modern dan cocok untuk kehidupan kontemporer.
Tao Te Ching berarti “Jalan Kekuatan” atau “Jalan (Tao) dan Kebajikan(Te) Terbaik(Ching)”. Tao menentukan te, atau sikap seseorang yang sesuai dengan tao. Segala sesuatu yang bisa didefinisikan bukanlah tao, ini adalah jiwa abadi yang bergerak sepanjang hidup, menciptakan keutuhan esensial dengan semesta. Tao bukanlah “Tuhan”, Tuhan adalah entitas yang muncul dari tao.
Tao Te Ching melukiskan gambaran seseorang yang sepenuhnya menyatu dengan tao, yang berarti juga menyatu dengan alam semesta. Tao mempresentasikan “sebuah dunia keteraturan,dimana kita harus bekerja sama dengannya, bukan sebuah dunia dimana kita harus menjaga diri kita sendiri”. Dalam dunia seperti ini, kita tidak perlu lagi berjuang keras, karena kita tau bahwa keharmonisan, bukan kerja keras, yang mengantarkan hal-hal yang kita butuhkan.
Permikian tao mengatakan bahwa begitu kita berada dalam harmoni dengan tao, tindakan kita tidak lagi seperti “tindakan”. Ahli ilmu fisika Bohm menyebutnya sebagai bagian dari “yang terbentang”. Kontrasnya, tindakan regular yang melibatkan usaha akibat keinginan untuk mencapai sesuatu, biasanya melibatkan manipulasi atau bahkan eksploitasi. Sementara tindakan tao menyatukan semua kepingan.
Kepemimpinan Tao
Lao Tzu melihat ada dua tipe pemimpin: tipe konvensional, seorang prajurit yang menggunakan kekuatan untuk meraih tujuannya, disimbolkan dengan yang atau aspek maskulin; dan pemimpin penyembuh, disimbolkan dengan aspek feminim yin. Pemimpin tipe kedua ini memiliki konsep “kepemimpinan yang melayani”, dimana pemimpin mundur ke belakang agar orang orang mereka bisa bersinar.
Sebagian orang di dunia bisnis mengatakan bahwa semakin besar kekuasaan yang dimiliki seorang atasan, semakin sedikit mereka menggunakan kekuasaan itu. Ini dibuktikan oleh tim kerja, sinergi dan hierarki mendatar perusahaan-perusahaan terbaik saat ini, yang meningkatkan efektivitas dengan berbagi kekuasaan; organisasi seperti ini memiliki kesempatan yang lebih baik dalam menciptakan gagasan atau produk yang benar-benar bisa memperbaiki hidup.
Menurut Lao Tzu :
Orang yang bijaksana akan semakin menonjol, karena melihat diri mereka sebagai bagian dari Keseluruhan. Mereka bersinar, karena mereka tidak ingin dikagumi… Mereka meraih hal-hal besar, karena mereka tidak mencari kemasyuran… Kebijaksanaan mereka adalah siapa mereka, bukan pendapat mereka. Mereka menolak berdebat, sehingga tidak ada orang yang berdebat dengan mereka.Mendenngarkan , memberi, bekerja sama, terbuka, mencari hasil yang terbaik, aspek yin ini menyeimbangkan kekuatan yang yang membentuk peradaban sebagaimana kita kenal sekarang ini. Integrasi antara keduanya akan menjadi ciri pemimpin baru, yang memiliki kredibilitas bukan pada apa yang mereka katakan atau bahkan apa yang mereka capai sejauh ini: “Kebijaksanaan adalah siapa mereka.”
Kesuksesan Tao
Sebagai sebuah buku penuntun menuju kehidupan yang sukses, Tao Te Ching menawarkan nasihat yang terdengar sangat aneh. Pertimbangkan : “Menyerahlah maka engkau akan sukses.”
Bagaimana mungkin kita mendamaikan pernyataan diatas dengan pesan-pesan buku perenungan lain yang menyarankan langkah-langkah aktif yang harus diambil seseorang untuk meraih sukses? Seperti buku Awakend the Giant Within karya Anthony Robbins, sebuah buku pengembangan diri arkethipe modern yang memasukkan etika penciptaan diri total, didasari keyakinan bahwa kita tahu apa yang kita inginkan, apa yang akan membuat kita bahagia, dan potensi kita yang tidak terbatas.
Tao Te Ching, di sisi lain, berbicara tentang bagaimana mejalani hidup yang sederhana, tidak mencari kekuasaan, ketenaran atau kekayaan. Ada kegembiraan yang besar saat menjalani hidup saat ini, tidak berusaha memaksakan sesuatu untuk terjadi atau membuat orang lain melakukan hal-hal sesuai dengan cara kita. Buku ini berbicara tentang kekuatan ketepatan waktu :
Diamlah, dan biarkan lumpur mengendap. Tetaplah diam, sampai tiba waktunya untuk bertindakJalan mana yang lebih baik? Menggunakan fokus dan intensitas pantang menyerah untuk meraih sesuatu, atau mengalir mengikuti arus dan “membiarkan” sesuatu menampakkan dirinya sendiri. Ini jelas sesuatu yang mendasari keyakinan seseorang di dalam diri kita, atau dalam kecerdasan yang mengatur alam semesta(tao).
Dalam pikiran Lao Tzu, tao yang menciptakan segala sesuatu mampu memberi kita kedamaian, kegembiraan, dan kekuatan diri. Tekanan untuk bekerja keras tentunya muncul dari persepsi bahwa kita harus semakin menguasai dunia, atau sebagian kecil dari dunia, untuk merasakan keseluruhannya. Oleh karena itu kerja keras kemungkinan besar bukan jalan terbaik mencapai sukses, melainkan cara natural mengekspresikan identitas kita dengan menciptakan sesuatu. Bahkan tujuan yang kita usahakan seharusnya sudah diakui hanya sebagai simbol kesatuan yang lebih besar, sebagaimana disebutkan dalam Tao te Ching. Kesatuan ini digambarkan sebagai “jalan surga”.
Kata penutup
Pada awalnya Tao Te Ching mungkin terdengar tidak biasa, tetapi kemudian akan mengubah dan mungkin memperluas pemikiran kita tentang hidup dan sukses. Kita mungkin merasa perlu menyatukan pandangan kita ke dalamnya, dan tidak sebaliknya. Buku ini tidak bersifat naratif , melainkan meditasi yang dituang ke dalam bab-bab pendek yang terdiri dari beberapa baris, yang tampaknya satu sama lain tidak saling berhubungan. Ada salah satu bait yang mengesankan :
Seorang pengelana mungkin berhenti untuk menikmati makan dan musik yang indah, tetapi deskripsi tentang tao tampak seperti makanan lunak dan tidak ada rasanya. Tidak tampak seperti sesuatu yang istimewa. Tidak terdengar seperti sesuatu yang istimewa. Tetapi hiduplah dengannya, maka Anda tidak akan pernah bosan dengannya.
Sumber: Henkykuntarto’s Blog -Wellcome to my spiritual blog
No comments:
Post a Comment