Istilah Tuhan telah menjadi agak terlalu sering digunakan dan
disalahgunakan. Meskipun demikian itu adalah sesuatu yang selalu menarik
imajinasi saya. Dan mungkin menjadi subjek terbaik untuk dibahas. Ia
telah disebut sebagai Semesta, Sumber, Brahman, Yahwe, Allah, Roh Tak
Terbatas dan banyak sebutan lainnya lagi.
Apa pun label yang diberikan itu tidak terlalu menjadi masalah, itu adalah inti dari imajinasi yang bisa ditangkap oleh manusia. Siapakah Tuhan? Di mana Dia berada? Apakah Dia nyata? Ini adalah pertanyaan yang saya telah tanyakan pada diri sendiri sejak saya bisa mengingat dan dalam pembahasan ini Anda akan bisa menemukan beberapa jawaban yang saya telah peroleh.
Apakah mungkin mengenal Tuhan?
Jawaban saya adalah ya dan tidak. Tuhan tidak dapat diketahui pada tingkat intelektual, tetapi Dia bisa dialami. Meskipun jalan menuju Tuhan adalah tak terhingga, harus saya katakan bahwa salah satu jalan favorit saya adalah yang diberikan oleh Deepak Chopra dalam bukunya How To Know God. Buku yang luar biasa ini menguraikan tentang tujuh langkah menuju Tuhan, perjalanan jiwa ke dalam misteri dari misteri.
Penulis terlaris Ageless Body, Timeless Mind ini membawa kita pada pemahaman yang benar-benar berani dan penting. How To Know God bukanlah buku tentang keagamaan, melainkan mengajak kita menemukan suara kecil di dalam diri kita yang lembut, yang mengajak kita untuk menemukan siapa diri kita sebenarnya. Bagi saya menemukan Tuhan selalu merupakan perjalanan pribadi.
Agama tidak pernah menjadi sesuatu yang membuat keseluruhan ajarannya masuk akal bagi saya. Walaupun mereka seringkali mengatakan bahwa Tuhan adalah sosok yang harus ditakuti, ini tidak pernah sesuai dengan apa yang bergaung dalam suara batin saya. Bagaimana Tuhan yang maha pengasih, namun harus ditakuti?
Pertanyaan seperti ini akhirnya membuat saya kehilangan minat terhadap ajaran tersebut. Tidak pernah masuk akal bagi saya untuk menerima kebenaran orang lain sebagai kebenaran saya sendiri. Siapa yang mengatakan mereka mengetahui kebenaran, dan siapa yang memberi mereka kewenangan untuk menentukan apa kebenaran itu? Sejauh yang saya tahu Tuhan memberi saya otak untuk berpikir dan memutuskan sendiri apakah itu kebenaran!
Pencarian kebenaran saya sendirilah yang menyebabkan saya membaca buku-buku yang tak terhitung jumlahnya tentang Tuhan, dimulai dengan buku Conversations With God yang ditulis oleh Neale Donald Walsch. Dalam buku-bukunya Neale melakukan percakapan nyata dengan Tuhan. Apakah percakapan itu benar nyata? Terserah pada Anda untuk memutuskan. Jadi saya telah membaca banyak buku tentang Tuhan, tetapi ada satu buku yang memberikan pemahaman yang sangat baik bagi saya, dan itu adalah buku Deepak Chopra berjudul How To Know God.
Di buku itu saya mendapatkan perasaan bahwa ada jalan yang sangat nyata yang mengarah kepada Tuhan, dan jalan tersebut telah diletakkan dalam langkah-langkah sangat jelas. Ini dimulai pada tahap pertama di mana respon menghindar-atau-melawan kita membawa kita ke pusat semua kekuatan dan kadang-kadang pada pengalaman yang tidak terduga, di mana otak mengalami Tuhan sebagai sesuatu yang murni, melampaui pikiran, keberadaan yang suci.
Dalam buku ini Deepak Chopra mengeksplorasi mistisisme, ecstacy agama, jenius, telepati, kepribadian ganda dan clairvoyance, menggambarkan wawasan dari psikologi, neurologi dan fisika, serta sumber dari agama-agama besar. Hasilnya adalah kesimpulan Chopra, yang diterapkan pada subjek terbesar dari semua yaitu Tuhan.
Kesimpulan
Dalam pikiran saya, saya tidak pernah ragu bahwa Tuhan itu ada. Ini hanyalah apa yang suara hati saya mengatakan kepada saya. Membaca buku Deepak Chopra dan penulis lain seperti Eckhart Tolle membuat saya lebih menyadari, serta pengalaman saya sendiri tentu saja. Deepak Chopra memiliki kemampuan luar biasa untuk menjelaskan hal-hal supranatural sehingga bisa masuk akal bagi orang yang paling pesimis sekalipun. Meskipun itu tidak berarti bahwa mereka akan merubah pendapatnya. Kita semua berada pada tahapan yang berbeda dalam evolusi kesadaran kita dan banyak orang akan menyangkal keberadaan Tuhan. Menemukan Tuhan adalah sebuah perjalanan pribadi, tidak ada yang memandang realitas ini dengan cara yang persis sama. Dan untuk itu tidak semua orang mengalami Tuhan dengan cara yang sama. Fakta bahwa saya telah menemukan Tuhan tidak berarti bahwa saya meragukan keberadaanNya sebelumnya. Menemukan Tuhan adalah seperti sebuah keputusan daripada hal yang lain. Fisika kuantum modern telah mengukuhkan bahwa cara kita mengamati hal-hal ternyata mempengaruhi hal tersebut muncul. Oleh karena itu jika Anda tetap memahami bahwa hidup ini berarti dan Tuhan tidak ada, itulah yang akan Anda dapatkan. Sebagian besar tradisi kebijaksanaan mengatakan kepada kita bahwa pada dasarnya kita semua adalah satu, tidak ada pemisahan antara kita dan Tuhan.
Oleh karena itu kita adalah pencipta, diciptakan menurut gambar
Tuhan. Jika apa yang kita pilih untuk ciptakan adalah dunia tanpa Tuhan
dan makna, maka itulah yang akan kita alami. Kita bisa mendapatkannya
dengan cara apapun yang kita inginkan dan demikian pula jika kita tidak
percaya diri dan merasa tidak berharga. Sudah waktunya bagi kemanusiaan
untuk meningkatkan dan mengklaim tempatnya yang sah di dunia ini,
menciptakan dunia yang paling indah dan megah tak terbatas yang alam
sendiri mampu melakukannya.
Apa pun label yang diberikan itu tidak terlalu menjadi masalah, itu adalah inti dari imajinasi yang bisa ditangkap oleh manusia. Siapakah Tuhan? Di mana Dia berada? Apakah Dia nyata? Ini adalah pertanyaan yang saya telah tanyakan pada diri sendiri sejak saya bisa mengingat dan dalam pembahasan ini Anda akan bisa menemukan beberapa jawaban yang saya telah peroleh.
Apakah mungkin mengenal Tuhan?
Jawaban saya adalah ya dan tidak. Tuhan tidak dapat diketahui pada tingkat intelektual, tetapi Dia bisa dialami. Meskipun jalan menuju Tuhan adalah tak terhingga, harus saya katakan bahwa salah satu jalan favorit saya adalah yang diberikan oleh Deepak Chopra dalam bukunya How To Know God. Buku yang luar biasa ini menguraikan tentang tujuh langkah menuju Tuhan, perjalanan jiwa ke dalam misteri dari misteri.
Penulis terlaris Ageless Body, Timeless Mind ini membawa kita pada pemahaman yang benar-benar berani dan penting. How To Know God bukanlah buku tentang keagamaan, melainkan mengajak kita menemukan suara kecil di dalam diri kita yang lembut, yang mengajak kita untuk menemukan siapa diri kita sebenarnya. Bagi saya menemukan Tuhan selalu merupakan perjalanan pribadi.
Agama tidak pernah menjadi sesuatu yang membuat keseluruhan ajarannya masuk akal bagi saya. Walaupun mereka seringkali mengatakan bahwa Tuhan adalah sosok yang harus ditakuti, ini tidak pernah sesuai dengan apa yang bergaung dalam suara batin saya. Bagaimana Tuhan yang maha pengasih, namun harus ditakuti?
Pertanyaan seperti ini akhirnya membuat saya kehilangan minat terhadap ajaran tersebut. Tidak pernah masuk akal bagi saya untuk menerima kebenaran orang lain sebagai kebenaran saya sendiri. Siapa yang mengatakan mereka mengetahui kebenaran, dan siapa yang memberi mereka kewenangan untuk menentukan apa kebenaran itu? Sejauh yang saya tahu Tuhan memberi saya otak untuk berpikir dan memutuskan sendiri apakah itu kebenaran!
Pencarian kebenaran saya sendirilah yang menyebabkan saya membaca buku-buku yang tak terhitung jumlahnya tentang Tuhan, dimulai dengan buku Conversations With God yang ditulis oleh Neale Donald Walsch. Dalam buku-bukunya Neale melakukan percakapan nyata dengan Tuhan. Apakah percakapan itu benar nyata? Terserah pada Anda untuk memutuskan. Jadi saya telah membaca banyak buku tentang Tuhan, tetapi ada satu buku yang memberikan pemahaman yang sangat baik bagi saya, dan itu adalah buku Deepak Chopra berjudul How To Know God.
Di buku itu saya mendapatkan perasaan bahwa ada jalan yang sangat nyata yang mengarah kepada Tuhan, dan jalan tersebut telah diletakkan dalam langkah-langkah sangat jelas. Ini dimulai pada tahap pertama di mana respon menghindar-atau-melawan kita membawa kita ke pusat semua kekuatan dan kadang-kadang pada pengalaman yang tidak terduga, di mana otak mengalami Tuhan sebagai sesuatu yang murni, melampaui pikiran, keberadaan yang suci.
Dalam buku ini Deepak Chopra mengeksplorasi mistisisme, ecstacy agama, jenius, telepati, kepribadian ganda dan clairvoyance, menggambarkan wawasan dari psikologi, neurologi dan fisika, serta sumber dari agama-agama besar. Hasilnya adalah kesimpulan Chopra, yang diterapkan pada subjek terbesar dari semua yaitu Tuhan.
Kesimpulan
Dalam pikiran saya, saya tidak pernah ragu bahwa Tuhan itu ada. Ini hanyalah apa yang suara hati saya mengatakan kepada saya. Membaca buku Deepak Chopra dan penulis lain seperti Eckhart Tolle membuat saya lebih menyadari, serta pengalaman saya sendiri tentu saja. Deepak Chopra memiliki kemampuan luar biasa untuk menjelaskan hal-hal supranatural sehingga bisa masuk akal bagi orang yang paling pesimis sekalipun. Meskipun itu tidak berarti bahwa mereka akan merubah pendapatnya. Kita semua berada pada tahapan yang berbeda dalam evolusi kesadaran kita dan banyak orang akan menyangkal keberadaan Tuhan. Menemukan Tuhan adalah sebuah perjalanan pribadi, tidak ada yang memandang realitas ini dengan cara yang persis sama. Dan untuk itu tidak semua orang mengalami Tuhan dengan cara yang sama. Fakta bahwa saya telah menemukan Tuhan tidak berarti bahwa saya meragukan keberadaanNya sebelumnya. Menemukan Tuhan adalah seperti sebuah keputusan daripada hal yang lain. Fisika kuantum modern telah mengukuhkan bahwa cara kita mengamati hal-hal ternyata mempengaruhi hal tersebut muncul. Oleh karena itu jika Anda tetap memahami bahwa hidup ini berarti dan Tuhan tidak ada, itulah yang akan Anda dapatkan. Sebagian besar tradisi kebijaksanaan mengatakan kepada kita bahwa pada dasarnya kita semua adalah satu, tidak ada pemisahan antara kita dan Tuhan.
Sumber: Henkykuntarto’s Blog -Wellcome to my spiritual blog
menemukan Tuhan adalah proses yang sangat menarik dan luar biasa. terimakasih untuk artikelnya, aos. salam, ruanguji
ReplyDelete