“Sejak menyingsingnya peradaban,” tulis Stephen Hawking dalam buku laris internasionalnya, A Brief History of Time,
“orang-orang tidak puas melihat peristiwa-peristiwa sebagai hal yang
tak terhubung dan tak terjelaskan. Mereka mengidamkan pemahaman akan
tatanan fundamental di dunia.
Video interaktif: Peta Theory of Everything.
Jelajahi misteri-misteri terdalam di perbatasan fisika fundamental, dan
ide-ide paling menjanjikan yang diajukan untuk memecahkannya. (Emily Fuhrman untuk Quanta Magazine, teks oleh Natalie Wolchover dan arahan seni oleh Olena Shmahalo)
Dalam pencarian deskripsi alam terpadu dan koheren—sebuah “theory of everything”—fisikawan
telah menemukan akar tunggang yang menautkan semakin banyak fenomena
berbeda. Dengan hukum gravitasi universal, Isaac Newton mengawinkan
jatuhnya apel dengan orbit planet. Albert Einstein, dalam teori
relativitasnya, menenun ruang dan waktu menjadi kain tunggal, dan
menunjukkan bagaimana apel dan planet jatuh sepanjang lengkungan kain.
Dan hari ini, semua partikel unsur terpasang rapi ke dalam struktur
matematis yang disebut Standard Model. Tapi teori-teori fisika kita
masih dipenuhi perpecahan, lubang, dan inkonsistensi. Ini masalah
mendalam yang harus dijawab dalam pengejaran theory of everything.