Wednesday, August 21, 2019

HUBUNGAN AGAMA & SAINS

Ada dua interprestasi ekstrim tentang hubungan antara agama dan sains. Satu pandangan menjelaskan bahwa sains dan agama adalah musuh bebuyutan dan bahwa sejarah modern dibentuk oleh pertarungan hidup mati antara pengetahuan saintifik dan takhayul keagamaan. Pada saatnya nanti, cahaya sains akan menyingkirkan kegelapan agama, dan dunia semakin menjadi sekuler, rasional, dan makmur.

Sebagian orang melompat ke ekstrim berlawanan, dan mengatakan bahwa sains dan agama adalah kerajaan-kerajaan yang sama sekali terpisah. Sains memperlajari fakta-fakta, sementara agama berbicara tentang nilai-nilai, dan keduanya tidak pernah akan bertemu. Agama tak mengatakan apa-apa tentang fakta sainstifik, dan sains harus diam berkenan dengan keyakinan agama.

Meskipun sains memang berhubungan dengan fakta-fakta, agama tidak pernah mengurung dirinya pada ketetapan-ketetapan etis. Agama tidak bisa memberi kita pedoman praktis apa pun tanpa membuat klaim-klaim faktual tertentu juga, dan di sinilah agama bisa bertabrakan dengan sains. Segmen yang paling penting dari banyak dogma agama bukan prinsip-prinsip etis mereka, tetapi justru pernyataan faktualnya seperti "Tuhan ada", "Jiwa dihukum atas dosa-dosanya nanti di akhirat", "Bible ditulis oleh Tuhan, bukan oleh manusia". Semua ini klaim-klaim faktual. Banyak di antara sebagian besar perdebatan panas keagamaan dan banyak konflik antara sains dan agama, melibatkan klaim-klaim faktual semacam itu, dibandingkan dalam urusan etis.

@AOS

No comments:

Post a Comment