
Sebagian orang melompat ke ekstrim berlawanan, dan mengatakan bahwa sains dan agama adalah kerajaan-kerajaan yang sama sekali terpisah. Sains memperlajari fakta-fakta, sementara agama berbicara tentang nilai-nilai, dan keduanya tidak pernah akan bertemu. Agama tak mengatakan apa-apa tentang fakta sainstifik, dan sains harus diam berkenan dengan keyakinan agama.
Meskipun sains
memang berhubungan dengan fakta-fakta, agama tidak pernah mengurung
dirinya pada ketetapan-ketetapan etis. Agama tidak bisa memberi kita
pedoman praktis apa pun tanpa membuat klaim-klaim faktual tertentu juga,
dan di sinilah agama bisa bertabrakan dengan sains. Segmen yang paling
penting dari banyak dogma agama bukan prinsip-prinsip etis mereka,
tetapi justru pernyataan faktualnya seperti "Tuhan ada", "Jiwa dihukum
atas dosa-dosanya nanti di akhirat", "Bible ditulis oleh Tuhan, bukan
oleh manusia". Semua ini klaim-klaim faktual. Banyak di antara sebagian
besar perdebatan panas keagamaan dan banyak konflik antara sains dan
agama, melibatkan klaim-klaim faktual semacam itu, dibandingkan dalam
urusan etis.
@AOS
@AOS
No comments:
Post a Comment